Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK AKSEPTOR INTRA UTERINE

DEVICES (IUD) DI KECAMATAN PURWOKERTO


TIMUR KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN 2013

Ema Wahyu Ningrum1) ,Sindhy Desitavani2)


1)
Prodi Kebidanan D3 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
2)
Mahasiswa Prodi Kebidanan D3 STIKES Harapan Bangsa Purwokerto

ABSTRACT

IUD is a long-term contraceptives with low side effects but demand is still less
than the syringe and pills. In Banyumas with EFA number as many as 1,752,846
people only 27 149 votes (11.12%) who use IUD. Based on the pre-survey, in
2013 the most IUD acceptors in District Purwokerto, Banyumas Regency East a
number of 1624 votes (24.06%).The purpose of this study to investigate the
characteristics of IUD acceptors in District Purwokerto, Banyumas Regency East
in 2013 based on education, occupation, age, and socio-economics.
This study was descriptive quantitative method with cross sectional approach.
This study uses secondary data. The population in this study were all IUD
acceptors in the subdistrict of East Purwokerto, Banyumas regency in 2013 which
amounted to 1,624 people. Sampling in this study using a quota sample with a
sample of 163 acceptors.From the results, the acceptor who choose IUD
contraception is women who are highly educated, working, aged> 35 years and
have a good social economy.

Keywords: Characteristics, Acceptors, Intra Uterine Devices

I. PENDAHULUAN penggunaan metode kontrasepsi di

Keluarga Berencana (KB) Indonesia sejauh ini telah cukup

adalah salah satu usaha untuk baik. Namun demikian, masih

mencapai kesejahteraan dengan jalan banyak Wanita Umur Subur (WUS)

memberikan nasehat perkawinan yang menghentikan penggunaan

pengobatan kemandulan dan suatu alat kontrasepsi dalam waktu

penjarangan kehamilan. Pencapaian tertentu. Kebanyakan hal ini

program Keluarga Berencana dan dikarenakan terganggu efek samping

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 18


alat kontrasepsi tersebut, sehingga 2.753.967 (57,56%), pil sebanyak

akseptor merasa kurang atau tidak 752.788 jiwa (15,74%), implant

cocok dengan alat kontrasepsi yang sebanyak 463.786 jiwa (9,69%), IUD

dipilihnya (BKKBN, 2007). 406.097 jiwa (8,49%), MOW

Jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 262.761 jiwa (5,49%),

di Indonesia adalah 45.905.815 jiwa. Kondom sebanyak 92.072 jiwa

Pasangan Usia Subur di Indonesia (1,92%), MOP sebanyak 52.679 jiwa

yang menggunakan metode Suntik (1,10%) (BKKBN Jateng, 2012).

16.203.682 jiwa (46,47%), Pil Kabupaten Banyumas

9.000.384 jiwa (25,01%), IUD memiliki luas wilayah 1.329,02 km2

sebesar 3.993.631 jiwa (11,28%), dengan penduduk sebanyak

Implant 3.077.417 jiwa (8,82%), 1.752.846 jiwa. Berdasarkan hasil

MOW 1.216.356 jiwa (3,49%), pra survey pada institusi BKKBN

Kondom 1.032.033 jiwa (2,96%), tahun 2012, jumlah akseptor

dan MOP 248.685 jiwa (0,71%) Keluarga Berencana sebanyak

(Depkes RI, 2012). 244.047 orang yang meliputi 140.829

Menurut data BKKBN orang (57,71%) akseptor suntik,

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 29.748 orang (12,19%) akseptor pil,

2012 jumlah Pasangan Usia Subur 28.250 orang (11,58%) akseptor

yang menjadi peserta KB aktif Intra Uterine Device, 27.149 orang

tercatat sebanyak 4.784.150 peserta (11,12%) akseptor implant, 8.246

dengan rincian masing-masing per orang (3,38%) akseptor kondom,

metode kontrasepsi suntik sebanyak 8.148 orang (3,34%) akseptor Medis

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 19


Operatif Wanita dan 1.677 orang Kecamatan di Kabupaten Banyumas

(0,69%) akseptor Medis Operatif peminat KB IUD cukup banyak.

Pria.Pasangan Usia Subur merupakan Data BKKBN Kabupaten

sasaran utama program KB, salah Banyumas (2013), memperlihatkan

satu alat kontrasepsi yang bahwa akseptor KB IUD terbanyak

mempunyai efektifitas tinggi dalam di 3 kecamatan yaitu: 1) Kecamatan

mencegah kehamilan yaitu IUD Purwokerto Timur sebanyak 1624

(Suparyanto, 2012). Meski alat orang (24,06%),2) Kecamatan

kontrasepsi ini memiliki efek Purwokerto Selatan sebanyak 2087

samping rendah dan jangka orang (23,53%), 3) Kecamatan

pemakaian yang lama namun Purwokerto Utara sebanyak 1362

peminatnya masih kurang orang (23,28%).

dibandingkan suntik dan pil. Berdasarkan uraian di atas,

Hasil penelitian Anni Dacosta maka peneliti tertarik untuk

tahun 2011 yang berjudul mengadakan penelitian tentang

“Gambaran faktor-faktor yang “Gambaran Faktor-Faktor yang

mempengaruhi akseptor KB IUD di Mempengaruhi Pemilihan Alat

Puskesmas Rengasdengklok tahun Kontrasepsi Intra Uterine Devices di

2010” menyebutkan bahwa Kecamatan Purwokerto Timur

rendahnya akseptor KB IUD Kabupaten Banyumas tahun 2013”.

dikarenakan ibu yang berpendidikan II. METODE PENELITIAN

rendah dan ekonomi yang rendah. Rancangan penelitian

Meskipun demikian di beberapa menggunakan metode deskriptif

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 20


kuantitatif yaitu suatu metode Timur Kabupaten Banyumas tahun

penelitian yang dilakukan dengan 2013 yang berjumlah 1624 akseptor.

tujuan utama membuat gambaran Pada penelitian ini jumlah

atau deskriptif yang didasarkan atas populasi pada tahun 2013 adalah

perhitungan persentase, rata-rata dan 1624 akseptor, sehingga

perhitungan statistik lainnya. Dengan menggunakan 10% karena untuk

kata lain, penelitian kuantitatif memenuhi target. Sampel yang akan

melibatkan diri pada perhitungan saya teliti sebanyak x 1624 =

atau angka (Notoatmodjo, 2010).


162,4 jadi sampel yang diambil 163
Penelitian ini menggunakan
akseptor.
pendekatan waktu cross sectional
Pengambilan sampel
adalah berupa pengamatan terhadap
dilakukan dengan teknik quota
peristiwa-peristiwa yang telah terjadi
sampling mendasarkan diri pada
bertujuan untuk mencari faktor yang
jumlah yang sudah ditentukan.
berhubungan dengan penyebab
Dalam pengumpulan data, peneliti
(Arikunto, 2005).
menghubungi subjek yang memenuhi
Populasi merupakan
persyaratan ciri-ciri populasi, tanpa
keseluruhan obyek penelitian atau
menghiraukan dari mana asal subjek
obyek yang akan diteliti
tersebut selama masih dalam
(Notoatmodjo, 2005). Populasi
populasi (Notoatmodjo, 2010).
dalam penelitian ini adalah semua

akseptor KB Intra Uterine Devices di


III. HASIL PENELITIAN
Wilayah Kecamatan Purwokerto

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 21


1. Karakteristik Akseptor Intra kurang akan menghambat

uterine Devices (IUD) di perkembangan dan sikap seseorang

Kecamatan Purwokerto Timur terhadap nilai-nilai yang baru

Kabupaten Banyumas tahun diperkenalkan (Koentjaraningrat

2013 berdasarkan pendidikan dalam Nursalam 2001).

Hasil penelitian ini sejalan


Tabel 1. Karakteristik Akseptor
Intra uterine Devices dengan penelitian Dacosta tahun
(IUD) di Kecamatan
Purwokerto Timur 2011 tentang Gambaran faktor-faktor
Kabupaten Banyumas
tahun 2013 berdasarkan yang mempengaruhi akseptor KB
pendidikan

Pendidikan (f) (%)


Berdasarkan hasil penelitian di Dasar 42 25,77
Menengah 60 36,81
Kecamatan Purwokerto Timur Tinggi 61 37,42
Jumlah 163 100
Kabupaten Banyumas tahun 2013 IUD di Puskesmas Rengasdengklok

diketahui akseptor KB IUD tahun 2011 yang menyebutkan

berdasarkan kelompok pendidikan bahwa akseptor yang menggunakan

jumlah akseptor terbanyak adalah KB IUD menurut pendidikan adalah

pada ibu pendidikan atas sebesar 61 berpendidikan tinggi sebanyak 46

orang (37,42%). akseptor (67,65%). Hal ini

Dengan pendidikan tinggi menunjukkan bahwa ibu yang

seseorang akan cenderung berpendidikan tinggi memiliki

mendapatkan informasi, baik dari pengetahuan yang luas dan daya

orang lain maupun dari media massa, tangkap yang cukup baik dalam

sebaliknya tingkat pendidikan yang mendapatkan informasi. Pengetahuan

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 22


akseptor terhadap efektifitas IUD dalam rangka mendapatkan

akan menentukan dalam pemilihan penghasilan.Pekerjaan menurut

alat kontrasepsi IUD Glasier dan Gebbie (2005) adalah

(Maryani,2005). jadwal harian pemakai dan

2. Karakteristik akseptor Intra kemampuannya mentaati rutinitas

uterine Devices (IUD) di merupakan parameter penting dalam

Kecamatan Purwokerto Timur

Kabupaten Banyumas tahun Pekerjaan (f) (%)


Bekerja 137 84,05
Tidak Bekerja 26 15,95
2013 berdasarkan pekerjaan Jumlah 163 100
mengevaluasi pekerjaan. Wanita

Tabel 2. Karakteristik akseptor bekerja adalah wanita yang bekerja


Intra uterine Devices
(IUD) di Kecamatan dan sering bepergian tanpa dapat
Purwokerto Timur
Kabupaten Banyumas diperkirakan jam kerjanya.
tahun 2013 berdasarkan
pekerjaan Dacosta (2011) dalam

penelitiannya yang berjudul

Berdasarkan hasil penelitian Gambaran faktor-faktor yang

diketahui akseptor KB IUD mempengaruhi akseptor KB IUD di

berdasarkan kelompok pekerjaan Puskesmas Rengasdengklok tahun

didapatkan akseptor KB IUD yang 2011yang menyebutkan bahwa

bekerja lebih banyak yaitu sejumlah akseptor yang menggunakan KB

137 orang (84,05%). IUD menurut pekerjaan yang

Menurut Notoatmodjo (2005) terbanyak ibu sibuk (bekerja)

Pekerjaan adalah kegiatan yang sejumlah 53 orang (77,94%). Hal ini

dilakukan seseorang sampai saat ini dikarenakan ibu sibuk dan lebih

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 23


senang KB IUD karena lebih efektif tahun 2013
berdasarkan umur.
dan tidak memerlukan waktu untuk

kontrol dan efek samping sangat Umur (f) (%)


< 20 tahun 0 0
20-35 tahun 41 25,15
kecil. Hal ini sejalan dengan hasil
>35 tahun 122 74,85
Jumlah 163 100
penelitian dimana akseptor KB IUD

lebih banyak di dominasi oleh ibu Berdasarkan hasil penelitian


bekerja, dimana mereka diketahui akseptor KB IUD
menginginkan alat kontrasepsi yang berdasarkan kelompok usia yang
efektif jangka panjang tanpa tertinggi pada kelompok usia > 35
mengganggu rutinitas bekerja tahun sejumlah 122 akseptor
mereka. Sehingga pada ibu bekerja (74,85%). Yang berarti bahwa
diluar rumah banyak yang sebagian besar akseptor KB IUD
menggunakan KB IUD karena adalah ibu usia > 35 tahun.
jangka panjang pemakaian dan waktu Menurut hasil penelitian
kontrol yang sangat jarang. Hartono (1991) yang dikutip Andi
3. Karakteristik akseptor Intra (2001), bahwa semakin tua seseorang
uterine Devices (IUD) di semakin bijaksana dan matang
Kecamatan Purwokerto Timur sehingga ibu yang berumur lebih
Kabupaten Banyumas tahun yang cenderung lebih
2013 berdasarkan umur. memperhatikan kesehatannya.
Tabel 3. Karakteristik akseptor Hasil penelitian ini
Intra uterine Devices
(IUD) di Kecamatan bertentangan dengan penelitian
Purwokerto Timur
Kabupaten Banyumas Dacosta (2011), menyatakan bahwa

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 24


akseptor yang menggunakan KB IUD, atau lebih baiknya KB MOW

IUD usia 20 – 35 tahun sejumlah 46 (Manuaba,2010).

ibu (67,65%). Karena pada usia 20 – 4. Karakteristik akseptor Intra

35 tahun adalah usia produktif untuk uterine Devices (IUD) di

menggunakan kontrasepsi dan ibu Kecamatan Purwokerto Timur

lebih memilih kontrasepsi IUD Kabupaten Banyumas tahun

dikarenakan sangat efektif dan efek 2013 berdasarkan sosial

samping sangat kecil. Pemilihan alat ekonomi.

kontrasepsi yang tepat sesuai usia ibu Tabel 4. Karakteristik akseptor


Intra uterine Devices
selain untuk mengatur kehamilan (IUD) di Kecamatan
Purwokerto Timur
Sosial (f) (%) Kabupaten Banyumas
Ekonomi tahun 2013 berdasarkan
Baik 108 66,26 sosial ekonomi.
Cukup 51 31,29
Kurang 4 2,45
Jumlah 163 100
Berdasarkan hasil penelitian
juga berfungsi untuk menjaga
akseptor KB IUD berdasarkan
kesehatan. Pada wanita yang usianya
kelompok sosial ekonomi didapatkan
masih tergolong usia reproduksi
akseptor KB IUD terbanyak adalah
yaitu 20-35 tahun dapat
yang tingkat kesejahteraan baik yaitu
menggunakan KB IUD agar jarak
sejumlah 108 akseptor (66,26 %).
kehamilan tidak terlalu dekat dan
Penggolongan tingkat kesejahteraan
baik untuk pemulihan alat
ini didasarkan pada penggolongan
reproduksinya. Sedangkan pada
sosial ekonomi akseptor KB sesuai
wanita usia tua > 35 tahun
dengan yang digunakan oleh
disarankan untuk menggunakan KB
BKKBN yaitu baik berarti sosial

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 25


ekonomi baik atau sejahtera, cukup mengenai kemampuan seseorang.

berarti cukup sejahtera, dan kurang Tingkat penghasilan mempengaruhi

berarti kurang sejahtera (BKKBN, akseptor dalam memperoleh

2011). informasi KB IUD sehingga ibu

Menurut Pendit (2006) sosial mempunyai kemampuan untuk

ekonomi erat kaitannya dengan menggunakan KB IUD. Penghasilan

faktor biaya yaitu apakah suatu 2 juta berarti memiliki sosial

metode yang diinginkan ekonomi baik yang berarti tergolong

membutuhkan biaya besar hanya keluarga sejahtera (Dahlan, 2007 ).

satu kali atau serangkaian biaya

ringan selama beberapa waktu. IV. KESIMPULAN

Menurut hasil penelitian 1. Karakteristik pendidikan

Dacosta tahun 2011, bahwa akseptor akseptor Intra uterine Devices

yang menggunakan KB IUD (IUD) sebagian besar adalah

terbanyak adalah yang berpendidikan perguruan tinggi

berpenghasilan lebih dari 2 juta sebanyak 61 akseptor (37,42%).

sejumlah 29 orang (42,65%), hal ini 2. Karakteristik pekerjaan akseptor

dikarenakan penghasilan Intra uterine Devices (IUD)

mempengaruhi pola kontrasepsi yang sebagian besar adalah ibu

digunakan untuk keefektifan bekerja sejumlah 137 akseptor

kontrasepsi. Kemampuan ekonomis (84,05%).

yang diterima atau diperoleh 3. Karakteristik umur akseptor

seseorang merupakan ukuran terbaik Intra uterine Devices (IUD)

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 26


sebagian besar adalah ibu yang Hartanto. 2004. Keluarga Berencana
dan Kontrasepsi. Jakarta :
berusia > 35 tahun sejumlah 122 Pustaka Harapan.

akseptor (74,85%). Healt, 2009. Faktor-faktor yang


Mempengaruhi Tingkat
4. Karakteristik sosial akseptor Pengetahuan.

Intra uterine Devices (IUD) Kusumaningrum, R. 2011. Faktor-


faktor Yang
sebagian besar memiliki sosial Mempengaruhi Pemilihan
Jenis Kontrasepsi Yang
ekonomi baik sejumlah 108 Digunakan Pada
Pasangan Usia Subur.
akseptor (66,26%).
Manuaba, I. 2002. Ilmu Kebidanan
Penyakit Kandungan Dan
DAFTAR PUSTAKA Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Jakarta: EGC.
Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta Maryani, H. 2005. Cara Tepat
Memilih Alat Kontrasepsi
Dacosta, A. 2011. Gambaran Keluarga Berencana Bagi
Faktor-Faktor yang Wanita. Puslitbang
Mempengaruhi Akseptor Pelayanan dan Teknologi
KB IUD di Puskesmas Kesehatan. Depkes RI.
Rengasdengklok tahun
2010. Terdapat pada: Mochtar R. 2004. Sinopsis Obstetri.
http://www.blogger.com//a EGC Jakarta.
nnisadacostaAmd.keb/Side
2side Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan
Diakses pada tanggal 27 Dan Perilaku Kesehatan.
Desember 2013 Edisi 1. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Glasier, A. & Gabbie, A. 2005.
Keluarga Berencana Dan ------------------. 2005. Metodologi
Kesehatan Reproduksi, Penelitian Kesehatan.
Jakarta:EGC. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. 2003.Konsep &
Handayani, 2010.Buku Ajar Penerapan Metodologi
Pelayanan (KB) Keluarga Penelitian Ilmu
Berencana.Jogjakarta: Keperawatan. Jakarta:
Pustaka Rihama. Salemba Medika.

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 27


Prawirohardjo. 2006. Ilmu Diakses tanggal 25
Kandungan. Yayasan Bina Februari 2014
Pustaka. Jakarta.
Sugiyono. 2006. Statistika Untuk
Prawirohardjo. 2007. Buku Panduan Penelitian. Bandung:
Praktis Pelayanan Alphabeta.
Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka. Jakarta. Suparyanto. 2012. Gambaran
Pengetahuan Pasangan
Pendit, 2006. Ragam Metode Usia Subur Tentang KB
Kontrasepsi. Jakarta:EGC. AKDR. Jogjakarta. FK
UGM. Karya Tulis Ilmiah.
Setiadi. 2012. Hasil dan Analisis
Data. Terdapat pada: Varney. 2004. Buku Ajar Asuhan
http://Adysetiadi.files.word Kebidanan. Jakarta : EGC.
press.com/2012/06/hasil-
dan-analisa-data.pdf

Viva Medika | VOLUME 06/NOMOR 10/FEBRUARI/2013 28

Anda mungkin juga menyukai