Anda di halaman 1dari 27

KEGIATAN BELAJAR 1

Pemanfaatan Media Kaset/CD Audio


dalam Pembelajaran

..............
Kawan, coba dengar apa jawabnya?
Mengapa di tanahku terjadi bencana?
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa

Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita


Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang......

(Dikutip dari penggalan lagu “Berita Kepada Kawan”


Ciptaan: Ebiet G. Ade)

Dapatkah Anda membayangkan untuk mata pelajaran


apa kira-kira lagu diatas kita gunakan dalam pembelajaran?
Tuliskan jawaban Anda dibawah ini!

Apa jawaban Anda? Apakah Anda menggunakannya


untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial? Atau Anda sedang
berpikir untuk menggunakannya dalam pelajaran Sains? Atau
pelajaran Agama? Semua benar. Anda dapat menggunakan
lirik lagu yang dibuat oleh Ebiet G. Ade untuk keperluan mata
pelajaran apapun yang menurut Anda sesuai dengan tema lagu
tersebut.
Dengan ilustrasi diatas, penulis ingin menunjukkan
bahwa salah satu bentuk penerapan lagu tersebut dalam
pembelajaran adalah untuk keperluan mata pelajaran Sains.
Kompetensi yang ingin dicapai adalah siswa mampu
menjelaskan bahwa manusia dan alam sekitar saling
mempengaruhi dalam kehidupan (www.pendidikan-
damai.org). Pesan yang ingin disampaikan melalui lagu
tersebut adalah agar siswa mampu menjelaskan bahwa manusia
dan alam diciptakan saling ketergantungan. Pada dasarnya,
kehidupan manusia dapat terjaga jika alam memenuhi
kebutuhannya. Sebaliknya, kelestarian alam terpelihara jika
manusia dapat memanfaatkannya dengan bijaksana.
Melalui lagu tersebut, Anda sebagai guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memahami hakikat hubungan
antara alam dan manusia melalui syair-syair yang langsung
menyentuh hati setiap siswa. Guru dapat meminta siswa
menjelaskan dengan kata-kata sendiri makna lagu tersebut dan
hubungannya dengan pelestarian alam. Lewat lagu, Anda juga
sedang mengasah kepekaan siswa dalam hal perasaan dan
sikapnya terhadap alam. Ini adalah bentuk penerapan
kecerdasan, yaitu kemapuan musikal. Setelah itu, anda dapat
meminta siswa mencari contoh-contoh kerusakan alam yang
ada disekitar tempat tinggal mereka atau yang mereka temukan
dari surat kabar, majalah atau buku-buku lain.
Bila anda akan memanfaatkan program audio dalam
pembelajaran, maka sangat penting bagi anda untuk
menentukan materi-materi yang sesuai bila disajikan melalui
suara/audio. Untuk memilihnya diperlukan kejelihan dan
pemahaman terhadap isi mata pelajaran sehingga dapat
ditentukan sejumlah topik yang cocok disajikan melalui
audio/CD.

A. MEDIA AUDIO DAN RADIO

Saudara mahasiswa, bila anda melihat gambar diatas,


Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan perangkat pemutar
kaset audio dan CD audio karna banyak rumah tangga telah
memliki alat tersebut. Mungkin selama ini anda
menggunakannya untuk mendengarkan lagu-lagu kesayangan
Anda. Tahukah Anda bahwa perangkat radio tape atau CD juga
dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa kita?
Anda mungkin pernah mengalami keadaan dimana
Anda mungkin harus mengadakan tentang bahasa daerah
(sebagai bagian dari program muatan lokal, misalnya), atau
mungkin Anda seorang guru Bahasa Inggris. Media
pembelajaran apa yang Anda gunakan? Atau Anda tidak bisa
menggunakan media sama sekali dan mengandalkan buku atau
bahan cetak saja?
Pada dasarnya media audio merupakan media yang
sangat tepat digunakan untuk membantu siswa belajar hal-hal
yang terkait dengan unsur suara. Meskipun demikian, itu
berarti bahwa mata pelajaran yang tidak berisi materi yang
terkait dengan unsur suara, tidak dapat dikombinasikan dengan
media audio.
Riwayat pemanfaatan media audio dimulai pada awal
abad 20, dimana rekaman suara dalam bentuk fonograf telah
digunakan disekolah-sekolah di Inggris, untuk mempelajari
Bahasa Perancis. Pada masa itu pula bahan ajar mandiri tentang
lagu-lagu rakyat dan lagu-lagu perjuangan disebarkan di
sekolah untuk dipelajari oleh para siswa. Rekaman tersebut
dilengkapi dengan buku dan bahan cetak yang dapat digunakan
oleh siswa bersama dengan rekaman suara.
Seiring dengan perkembangan teknologi, sejak tahun
1898, suara direkam dalam berbagai bahan seperti kawat baja,
pita magnetik, pita plastik, ataupun keping cakram/CD.
Penggunaan perangkat pemutar suara pun menjadi
beragam saat ini seperti pemutar kaset, pemutar cakram/CD
player dan MP3. Perangkat ini sangat terbuka untuk
dimanfaatkan dalam pembelajaran sesuai dengan kondisi yang
ada di masing-masing sekolah. Berikut dibahas tentang
penggunaan masing-masing jenis rekaman suara yang banyak
digunakan saat ini.

1. Kaset Audio
Kaset audio adalah bahan magnetik yang digunakan
untuk merekam suara. Rekaman suara dalam bentuk kaset
audio merupakan alat yang sangat tepat digunakan untuk
pembelajaran siswa dalam bidang bahasa, cara berpidato,
pelajaran drama, musik, dimana unsur suara merupakan unsur
utama yang akan dipelajari. Rekaman suara tersebut dapat
dipelajari berulang-ulang sampai siswa mencapai kompetensi
yang diinginkan. Misalnya cara mengucapkan kata dalam
bahasa Sunda, menyanyikan lagu berbahasa Tapanuli, atau
memainkan alat musik sasando dan lainnya.
Pada masa sekarang, rekaman suara dalam bentuk pita
magnetik telah banyak digunakan untuk belajar mandiri seperti
penggunaan bahan ajar kombinasi cetak disertai dengan kaset
audio. Di sekolah-sekolah yang memiliki peralatan yang
memadai seperti laboraturium bahasa, siswa belajar melalui
rekaman suara yang diputar dengan pemutar kaset atau cakram.
Rekaman suara tersebut telah dirancang berisi instruksi-
instruksi yang harus dilakukan siswa selama proses belajar.
Dalam situasi yang lain, siswa juga dapat menggunakan
rekaman suara untuk belajar tentang mata pelajaran yang tidak
memutar unsur suara sebagai fokusnya. Kaset audio dapat
digunakan untuk mata pelajaran biologi, fisika, atau pelajaran
geografi melalui kombinasi kegiatan mendengarkan rekaman
suara, membaca bahan cetak dan mengerjakan kegiatan-
kegiatan yang diinstruksikan dalam rekaman suara. Program
semacam ini disebut dengan program tutorial audio. Tugas
guru adalah memantau proses belajar siswa dan memberikan
bimbingan kepada siswa mengalami hambatan dalam belajar.
Dalam sistem pembelajaran seperti ini, siswa menjadi
pusat dari proses belajar, dimana mereka aktif dan berinteraksi
langsung dengan rekaman audio dan bahan ajar lain (misalnya
contoh akar, contoh kaki laba-laba, air sirup, contoh tanah, dan
lain-lain). Kombinasi kegiatan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar menggunakan semua panca inderanya.
Terkait dengan produksi program audio, guru tidak
perlu lagi membuat sendiri program audionya karena banyak
program yang telah diproduksi secara luas. Guru hanya perlu
memilih program yang ada dipasaran untuk disesuaikan dengan
mata pelajaran. Guru hanya perlu menyiapkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dalam bentuk cetak untuk digunakan
oleh siswa sebagai panduan dalam belajar. Lain halnya bila
guru ingin memproduksi sendiri program audio, guru dapat
menggunakan tape recorder untuk merekam suara yang
diinginkan.
2. Keping Cakram (Compact Disc/CD)
Cakram atau compactdiscmerupakan teknologi lanjutan
dari pita magnetik dalam bentuk kaset audio. Cakram saat ini
sudah menjadi peralatan standar di setiap perangkat audio yang
dijual di pasaran. Cakram dapat diputar dengan pemutar kaset
audio, yang dilengkapi pemutar cakram/CD playeratau
komputer. Peraangkat pemutar cakram dapat digunakan untuk
sekaligus menampilkan suara dan gambar bila dihubungkan
dengan televisi/monitor dan mikrofon.
Bentuk CD yang amat banyak digunakan oleh siswa
kita adalah CD permainan/game, yang memang telah dikemas
dengan sangat menarik dan mampu membuat siswa kita
berjam-jam memainkannya. Apakah kita tidak termotivasi
untuk menggunakan CD sebagai alternatif media pembelajaran
bagi anak? Akankah anak hanya mengenal CD semata-mata
sebagai alat hiburan? Tentu tidak. Kita dapat memanfaatkannya
untuk medorong anak belajar secara mandiri dan belajar dari
berbagai sumber.
Seperti juga kaset audio, CD audio visual pembelajaran
juga saat ini banyak beredar dipasaran. Anda dapat memilihnya
berdasarkan mata pelajran yang anda inginkan. Anda dapat
memanfaatkannya untuk belajar siswa dan memadukannya
dengan kegiatan belajar lain, seperti mengobservasi benda
dilingkungan sekitar rumah atau sekolah, membuat laporan
tertulis, melakukan percobaan sederhana, dan lain- lain.
Bila disekolah anda tersedia peralatan
kamera/handycam dan anda rajin serta kreatif, anda dapat
membuat sendiri program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah anda. Hasilnya dapat transfer kedalam
bentuk CD dan dapat anda pasarkan pada sejawat guru yang
ada dalam kelompok kerja guru, misalnya.
B. MANFAAT MEDIA AUDIO

Secara umum, kaset/CD audio akan sangat membantu


siswa dan anda dalam hal berikut
1. Mempelajari materi kapan pun diinginkan
Kaset/CD audio dapat diperdengarkan kapan saja oleh
guru atau siswa anda tanpa tergantung pada waktu, seperti
halnya siaran radio.
2. Dapat diputar berulang-ulang.
Program kaset/CD audio dapat digunakan berulang-ulang
hingga siswa merasa telah memahami apa yang sedang di
pelajari. Secara umum, untuk pendidikan SD di Indonesia,
program audio belum menjadi program yang dapat
dipelajari secar mandiri oleh siswa.
3. Mendapatkan materi dari sumber lain
Siswa perlu dibiasakan untuk belajar dari sumber lain
selain guru. Diluar guru, banyak sumber belajar lain yang
sesungguhnya dapat mereka pelajari. Ini bukan berarti
bahwa guru dapat digantikan sepenuhnya dalam proses
pembelajaran.
4. Memilih materi yang diperlukan sesuai kebutuhan
Bila Anda memiliki rekaman lengkap suatu materi dalam
suatu kaset/CD audio, Anda tentu tidak harus
menggunakannya semua untuk pembelajaran. Anda dapat
memilih materi yang benar-benar sesuai untuk keperluan
Anda.
5. Memotivasi siswa untuk belajar
Media audio dapat digunakan sebagai variasi penyajian
guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya variasi
ini, siswa akan mendapatkan sesuatu yang berbeda dari
biasanya. Sesuatu yang disajikan secara berbeda dari biasa
akan dapat memancing keingin tauhan siswa sehingga
mereka termotivasi untuk memperhatikan dan
memperlajari materi. Selain itu, adanya suara yang
bervariasi menghindari siswa dari kebosanan.

C. BENTUK PEMANFAATAN MEDIA AUDIO

Bila Anda ingin memanfaatkan program audio dalam


pembelajaran, Anda perlu mempelajari bentuk-bentuk
pemanfaatan program audio. Menurut Rowntree (1994) ada 4
bentuk pemanfaatan audio, yaitu:
1. Mendengar dan melakukan;
2. Hanya mendengar;
3. Mendengar dan melihat;
4. Mendengar, melihat, dan melakukan.
Berikut, Anda akan dapat mempelajari uraian lebih
lanjut tentang bentuk-bentuk pemanfaatan program kaset/CD
audio dalam pembelajaran.

1. Mendengar dan Melakukan


Dalam hal ini, program kaset/CD audio menjadi sumber
materi pembelajaran dari topik yang ingin Anda bahas. Selagi
program tersebut diputar, siswa diajak melakukan gerakan atau
kegiatan tertentu tanpa perintah guru. Kendali kegiatan
dilakukan oleh program tersebut. Perhatikan contoh berikut.
Anda juga dapat menggunakan program audio untuk
mencapai berbagai kompetensi, antara lain sebagai berikut.
a. Anda ingin siswa dapat melakukan atau mempratekkan
cara pengucapan dalam sebuah drama
b. Anda ingin mengajarkan siswa agar dapat melakukan
gerakan-gerakan dalam tarian atau senam
c. Anda ingin siswa Anda dapat menghafal lagu wajin tanah
air.
d. Anda ingin mengenalkan beberapa lagu kebangsaan dari
negara lain.
e. Dan seterusnya.

Tugas anda sebagai guru adalah membimbing siswa


mempelajari materi. yang sedang dibahas. Penggunaan media
kaset/CD audio seperti ini sangat sesuai untuk digunakan
siswa-siswa di kelas rendah di mana ketergantungan mereka
kepada guru masih cukup besar. Dalam hal ini, Anda sebagai
guru yang menggunakan media audio masih menjadi sumber
utama dalam pembelajaran. Media audio dapat digunakan
untuk memperjelas konsep dan materi yang sulit Anda jelaskan
tanpa adanya suatu alat bantu pembelajaran.

2. Hanya Mendengar
Program kaset/CD audio juga dapat dijadikan sebagai
penyaji utama materi sebagai pengganti guru. Dalam program
ini, semua materi yang akan dipelajari, direkam dengan
menggunakan narasumber tertentu. Siswa di minta untuk
mempelajari materi sendiri. Program seperti ini meminta siswa
untuk mendengarkan dan mempelajari sendiri sepenuhnya
topik yang sedang dibahas.
Contoh :
a. Anda ingin mengajarkan siswa untuk mengucapkan kata-
kata dalam bahasa Inggris, suara denyut jantung, suara
hewan langka. Ucapan dan suara yang terdengar dari kaset
adalah sumber utama siswa mempelajari ucapan. Anda
tinggal memainkan rekaman jenis tersebut.
b. Anda ingin siswa mengenal jenis-jenis suara manusia.
c. Anda ingin siswa mengenalkan berbagai jenis nada.
d. Anda ingin memberi contoh cara melakukan wawancara
sebagai seorang wartawan cilik.
Dalam contoh diatas, program audio benar-benar
menjadi sumber utama untuk menjelaskan suatu materi yang
sulit bahkan tidak mungkin dicontohkan sendiri oleh guru.
Pengalaman siswa akan diperkaya dengan adanya narasumber
lain yang sangat membantu memperjelas materi.
Setelah mempelajari materi, siswa dapat diminta untuk
bekerja secara perseorangan mapun dalam kelompok. Dengan
demikian, siswa didorong untuk mampu belajar dari sumber
utama selain guru. Cara seperti ini dapat diterapkan di kelas 5
dan 6 dimana mereka dianggap sudah dapat mengatur sendiri
kebutuhannya dalam belajar. Meskipun demikian, guru tetap
harus berperan untuk membimbing siswa dengan memberikan
tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan siswa selama
mempelajari kaset/CD audio tersebut. Tugas-tugas tersebut
perlu Anda tindak lanjuti dengan kegiatan penyajian hasil oleh
siswa kepada teman-temannya yang lain di depan kelas.
Bila Anda menggunakan program yang direkam
sepenuhnya ke dalam format audio seperti ini, maka pilihlah
program yang tidak monoton karena kemungkinan siswa akan
cepat bosan. Anda dapat memilih program yang interaktif di
mana selama mendengarkan program, siswa juga sekaligus
diminta untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya
mencatat, menghitung atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
selingan. Selain itu, Anda juga dapat memilih program yang
berbentuk wawancara atau drama.

3. Mendengar dan Melihat


Dalam program seperti ini, sambil mendengarkan
program audio, siswa diminta memperhatikan gambar, teks
atau diagram yang tertulis pada bahan cetak. Kedua kegiatan
ini dilakukan tanpa bimbingan guru. Siswa langsung
berinteraksi dengan program audio dan bahan cetak yang
dibagikan.

4. Mendengar, Melihat, dan Melakukan


Program audio yang berfungsi sebagai tutor atau pelatih
adalah program yang berfungsi sebagai sumber materi
sekaligus sebagi pelatih atau tutor bagi siswa dalam
mengerjakan suatu kegiatan. Dalam program seperti ini siswa
dibimbing oleh narasumber dalam program audio untuk
melakukan kegiatan yang membutuhkan koordinasi antar
telinga, tangan bahkan mata. Siswa dalam hal ini sedang
melatih semua fungsi indranya tetapi tanpa didampingi guru.
Guru dalam hal ini adalah narasumber yang ada dalam program
tersebut. Perhatikan contoh berikut !
Anda meminta siswa untuk mempelajari satu program
audio tentang percobaan membuat sebuah alat penyaring air.
Dalam program tersebut, Anda dapat menguraikan cara
pembuatan saringan air dan bahan-bahan yang diperlukan .
Siswa sambil mendengarkan program audio, secara rinci
diminta mengikuti semua prosedur yang sudah dituliskan
dalam bahan cetak dan juga akan diuraikan oleh narasumber
dalam program. Siswa dapat menghentikan sebentar (pause)
atau mengulang program tersebut bila ia merasa belum
memahami materi petunjuk yang diberikan. Dalam program ini
pula, narasumber dapat meminta siswa untuk menghentikan
program dan memutarnya kembali.

Para mahasiswa, langkah-langkah apa yang perluu kita


siapkan bila kita akan memanfaatkan program audio dalam
pembelajaran? Anda masih ingat singkatan ASSURE dalam
modul 2 Kegiatan Belajar 2? Kriteria ini juga masih tetap
berlaku bila anda ingi memanfaatkan media audio. Heinich
(1996) memberikan beberapa petunjuk pemanfaatan program
audio, untuk memudahkan Anda mengingat kita singkat saja
menjadi 6 P, yang terdiri dari :
1. Putar program sebelum digunakan.
Sebelum digunakan dalam proses pembelajaran, kita
sebagai guru perlu terlebih dahulu memeriksa apakah program
audio yang akan kitamanfaatkan sudah sesuai dengan
kompetensi yang akan kita capai? Ketika menilai kualitas
program audio, Anda dapat menggunakan daftar cek pada
bagian akhir pembahasan ini.
2. Persiapkan Bahan/materi/alat.
Kita perlu berlatih menggunakan alat pemutar program,
baik itu tape recorder atau pemutar CD atau MP3. Tentukan di
bagian mana kita akan mulai, berhenti atau membutuhkan
kegiatan/materi lain. Ini sangat penting untuk anda lakukan
karena untuk siswa SD tetutama siswa di kelas rendah, Anda
mungkin perlu mengulang isi materi dari bagian-bagian
tertentu yang sulit dimengerti oleh siswa.
Lakukan latihan sebelumnya untuk mencegah
kekacauan pada saat digunakan. Persiapkan pula Lembar Kerja
Siswa (LKS) sebagai alat untuk mengaktifkan siswa. Bila
Anda ingin menggunakan alat bantu lain seperti buku sumber
buku lain atau gambar-gambar, harus pula Anda persiapkan
sebelumnya.
3. Persiapkan lingkungan belajar.
Hal penting lain yang perlu anda perhatikan adalah
mempersiapkan situasi kelas agar seluruh siswa dapat
mendengarkan program audio dengan baik. Bagi siswa dikelas
rendah yang perhatiannya masih sering terganggu oleh
berbagai hal di sekitarnya , maka Anda perlu mengulang-ulang
penyajian agar mereka dapat mendengarkan program dengan
jelas. Bila memungkinkan Anda dapat menggunakan mikrofon
saku untuk diletakkan didekat tape recorder atau pemutar CD
agar suara yang dihasilkan menjadi lebih keras. Bila disekolah
terdapat perangkat handphone untuk digunakan oleh siswa,
tentu akan sangat membantu. Bila ada siswa yang mempunyai
gangguan pendengaran, maka Anda harus memberikan
perlakuan yang berbeda agar ia dapat menerima materi yang
sama dengan siswa lain, misalnya dengan memberi kesempatan
ia mendengar sendiri program audio dengan bimbingan khusus
dari Anda.
4. Persiapkan siswa untuk belajar.
Sebelum menggunakan program audio, kita perlu
mengetahui pengetahuan awal siswa tentang topik yang akan
dibahas, kemampuan siswa dalam membaca, perbendaharaan
kosa kata siswa dan kemampuan mereka dalam menghitung.
Hal ini penting Anda perhatikan karena program audio
menuntut siswa untuk mendengar dan memahami isi materi
dan setelah itu mereka menjawab atau mengerjakan tugas
antara lain dengan menuliskan jawaban. Hal ini dapat
mendorong siswa untuk mengoptimalkan indra mereka. Bila
kemampuan anak dalam menulis belum memadai, maka Anda
dapat menggunakan cara lain untuk mengaktifkan siswa,
misalnya dengan meminta mereka menjawab secara lisan.
5. Persiapkan pengalaman belajar.
Sebelum progra audio digunakan, sangat penting pula
untuk memberi tahu siswa apa yang akan mereka lakukan di
kelas. Ceritakan kepada mereka mengapa mereka
menggunakan program audio dalam topik tersebut, kegiatan
apa saja yang akan mereka lakukan setelah mendengar
program tersebut. Bila ada kata-kata sulit atau kata-kata yang
belum dikenal oleh siswa, Anda perlu menuliskannya di papan
tulis atau Lembaar Kerja Siswa.
Agar siswa aktif selama penyajian program, sebelum
program disajikan Anda dapat memberikan pertanyaan-
pertanyaan kunci baik yang ditulis dipapan atau dalam LKS.
Bagi siswa SD di kelas rendah, pertanyaan dapat diajukan oleh
guru secara lisan dan siswa dapat pula menjawab secara lisan
atau melalui gambar.
6. Pemanfaatan program oleh siswa.
Program audio dapat pula digunakan secara individual
oleh siswa di luar jam pelajaran yang sudah ditentukan. Siswa
dapat mendengarkannya dirumah atau di perpustakaan bila
mereka memerlukan. Untuk topik-topik tertentu, siswa juga
dimungkinkan untuk membuat sendiri rekaman suara yang
dibutuhkan dengan menggunakan alat yang ada, misalnya tape
recorder, telepon seluler atau perangkat perekam suara lain
mereka memiliki. Dengan cara in, guru sekaligus juga melatih
kreativitas siswa dalam belajar.

Setelah semua proses pembelajaran berlangsung, tentu


saja kita perlu melihat sejauh mana semua kegiatan yang kita
lakukan sudah memberikan manfaat bagi proses pembelajaran
siswa. Inilah saatnya melakukan EVALUASI. Apakah program
audio yang digunakan sudah membantu siswa mencpai
kompetensi? Cara yang dapat Anda lakukan antara lain adalah
dengan kemajuan belajar yang di capai setiap siswa. Apakah
ada siswa yang mengalami kesulitan mengikuti penyajian
melalui program audio? Apakah tugas-tugas yang Anda
berikan dapat diselesaikan oleh siswa?
Secara lisan Anda juga dapat menanyakan kepada
mereka apakah program tersebut membuat mereka senang
belajar atau sebaliknya? Dengan berbagai masukan, tanggapan
dan hasil belajar siswa, Anda kemudian dapat memutuskan
apakah program tersebut akan tetap digunakan, atau akan
diperbaiki. Kemudian Anda juga dapat melihat apakah ada
materi lain yang harus ditambah atau dikurangi? Apakah ada
tugas yang harus diperbaiki?
Melalui langkah dari perencanaan, penggunaan di kelas
hingga evaluasi pemanfaatan program audio, Anda dapat
diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang
berbeda kepada siswa.
KEGIATAN BELAJAR 2
Pemanfaatan Media Radio

Pemanfaatan radio bagi kepentingan pendidikan di


Indonesia sudah di awali sejak tahun 1938. Pada tahun 1950,
Ki Hadjar Dewantara telah menyadari bahwa radio sangat
bermanfaat sebagai alat pendidikan. Berikut kutipan dari
tulisan beliau :
“Di seluruh Indonesia – asalkan disitu ada mesin untuk
mengadakan kekuatan elektris – akan datanglah orang-orang
mendengarkan matjam – matjam suara dari kotak radio yang
dikirim beberapa pusat radio dan tempat – tempat penjiaran :
pidato – pidato tentang ilmu pengetahuan, tentang agama,
tentang, kesenian, tentang keadaan dan lain – lain jang
semuanja itu bersifat makanan djiwa – fikiran kita. Pun djiwa
perasaan kita mendapat bagian : lagu – lagu Djawa, Indonesia,
Tionghoa, Arab, Eropa ............... semua itu besar pengaruhnya
pada hidup – perasaan, jakni memperdalam dan menertibkan,
lagi pula menghaluskan jiwa kita.”

(dari Karja Ki Hadjar Dewantara : Bagian Pertama, Majelis


Luhur Persatuan Taman Siswa, Yogyakarta 1977).

Pada masa itu, Ki Hadjar Dewantara sudah menyadari


pentingnya memasukkan unsur – unsur baik dalam program
audio kaset maupun radio dalam pendidikan, bukan hanya
sekedar “iseng” dan “kesenangan” belaka, tetapi sebagai alat,
untuk mengasah kepekaan jiwa. Hal ini sejalan pula dengan
teori Quantum Learning di mana proses belajar dalam diri
siswa akan berlangsung secara efektif bila dilakukan dalam
suasana yang menyenangkan, termasuk memberikan sentuhan
unsur musik di dalamnya (DePorter, Reardon & Singer –
Nourine, 2000). Pemanfaatan media masa, di antaranya
program radio sebagai salah satu sumber belajar dalam bidang
studi IPS juga sangat dianjurkan oleh Mangkoesapoetra
(http://artikel.us.mangkoes6-04-2.html).

Penggunaan secara resmi siaran radio pendidikan di


Indonesia dimulai dengan bantuan UNESCO pada tahun 1968
melalui serangkaian penelitian tentang kemungkinan
dibukanya radio pendidikan. Pada tahun 1973 – 1976,
percobaan siaran Radio Pendidikan di Jawa Tengah dan Daerah
Istimewa Yogyakarta dimulai (www.seamolec.org.id). Siaran
Radio Pendidikan tersebut ditujukan untuk menatar para
Sekolah Dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Seni Suara. Guru – guru yang dilatih
kemudian menerapkan hasil pelatihannya untuk mengajara di
tempat meraka masing – masing.

Sedangkan program Radio Pendidikan yang pernah


diuji-cobakan kepada siswa-siswa SD di Jawa Tengah pada
tahun 1973 – 1976 menunjukan bahwa hasil belajar mereka
sama dengan siswa yang belajar secara tatap muka. Program
Radio Pendidikan kemudian hanya ditujukan untuk melatih
guru-guru SD agar mereka terampil mengajarkan mata
pelajaran tertentu.

Dalam perkembangannya, pemanfaatan siaran radio


bagi kepentingan pendidikan pernah dilakukan oleh Radio
Republik Indonesia dengan siaran untuk Taman Kanak-Kanak
yang di asuh oleh Bapak dan Ibu Kasur. Program-program
sepesrti ini kemudian cukup banyak pula diikuti radio-radio
swasta lainnya. Dengan berkembang pesatnya jumlah Taman
Kanak-Kanak, program seperti ini mulai di tinggalkan karena
banyak anak pergi ke sekolah untuk bermain dan belajar
bersama guru.

Bagaimana dengan keadaan di wilayah anda ?


Di wilayah tempat tinggal anda tentu terdapat beberapa
stasiun radio. Cobalah cari, adakah stasiun radio secara khusus
menyiarkan program yang bersifat pendidikan (tidak harus
program formal seperti pelajaran di sekolah). Tuliskan nama
stasiun radio dan nama acaranya di sini.
..........................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................
......................................................................................................

Di negara-negara lainnya, program radio juga telah


digunakan meskipun belum dimanfaatkan secara luas. Sebagai
contoh, di Amerika Serikat, dari kira-kira 700 stasiun AM dan
FM yang ada, hanya 70 diantaranya yang merupakan stasiun
radio pendidikan. Tetapi di negara-negara seperti Meksiko,
Nikaragua, Venezuela, Iran, dan Australia telah memanfaatkan
program radio untuk melaksanakan pembelajaran kepada
jumlah pemirsa yang banyak (Knirk & Gustafson, 1986).

Di Meksiko, Progrom yang disebut Radio Primaria


diberikan kepada anak-anak dikelas 4, 5, 6 untuk mata
pelajaran Matematika dan Bahasa Spayol. Setelah proses
pembelajaran, mereka juga mengikuti tes yang sama seperti
siswa-siswa lain yang belajar dengan guru secara tatap muka
dengan hasil yang lebih baik untuk Bahasa Spayol dan hasil
yang sama dengan siswa lain untuk pelajaran Matematika.
Tetapi kasus lain pada suku Indian Tarahumara di Meksiko
juga memperlihatkan bahwa banyak siswa yang mengundurkan
diri dari program radio pendidikan untuk daerah sangat
terpencil.

Sementara itu, seiring berkembangnya teknologi


telekomunikasi, maka pemanfaatan program radiopun bergeser.
Pada masa tahun 1970 – 1990 an, radio masih menjadi sumber
informasi utama sebagian besar masyarakat Indonesia. Sejak
tahun 1990 an, dengan semakin banyaknya stasiun televisi
yang didirikan, maka peran radio dalam masyarakat
Indoensiapun mengalami pergeseran. Radio saat ini lebih
banyak berfungsi sebagai sumber informasi tentang berita-
berita terbaru dan dapat di dengarkan sambil bekerja atau
berkendaraan. Masyarakat mulai beralih kepada media televisi
yang menyajikan program-program yang lebih variatif dan
dapat disaksikan di rumah.

Untuk pendidikan SD, salah satu contoh yang sangat


menarik adalah adanya bantuan proyek Managing Basic
Education (MBE) dari USAID yang mendirikan radio
pendidikan SD di desa Sempu, Kecamatan Limpung,
Kabupaten Batam, Jawa Tengah. Radio yang mengudara pada
frekuensi 95,2 AM ini dikelola oleh guru-guru di SDN Sempu
terutama untuk membantu siswa mengerjakan pekerjaan rumah
dan tugas-tugas sekolah untuk mata pelajaran tertentu.
Penyiarnya adalah para guru dan siswa-siswa itu sendiri.

Stasiun radio oleh siswa sekolah dasar

Dari berbagai contoh yang telah dikemukakan di atas,


dapat kita lihat bahwa pada dasarnya kemungkinan
pemanfaatan radio untuk pendidikan sangat terbuka terutama
karena luasnya sasaran pendengar yang dapat dijangkau. Untuk
itu, peran guru dalam melibatkan siswa untuk memanfaatkan
program radio sangatlah penting. Guru dapat menugaskan
siswa memperkaya pengetahuan dan keterampilannya dengan
menyimak siaran-siaran radio yang ada di wilayahnya masing-
masing.
Radio juga dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi
antar guru dan kepala sekolah untuk menyebarkan gagasan
baru dalam pembelajaran. Sebagai contoh, sekolah ingin
menerapkan gagasan keterbukaan dalam pencarian dan
penggunaan dana sekolah. Pendapatan yang diperoleh sekolah
di tuliskan di dinding sekolah sehingga siswa, guru-guru, orang
tua, dan komite sekolah mendapatkan informasi yang
transparan. Upaya ini perlu dukungan sepenuhnya dari kepala
sekolah, pemerintah setempat, masyarakat sekitar sekolah dan
juga kalangan lain yang peduli pada mutu pendidikan.
Dari sisi pembelajaran, media radio memiliki beberapa
kelebihan sesuai dengan karakteristiknya sebagai alat media
massa, yaitu :
1. Program radio ini masih memiliki pendengar tersendiri
karena pada dasarnya media ini dapat menjangkau
daerah yang luas.
2. Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi
pendengar melalui siaran langsung kepada pendengarnya.
Selain itu, program radio ini juga dapat menampilkan
berbagai bentuk sajian program seperti drama, diskusi,
ceramah atau dialog (Padmo, 2001).
3. Program radio juga sangat menarik karena diselingi lagu-
lagu dan dapat menghadirkan narasumber untuk
membahas topik tertentu.
4. Kelebihan lain dari media radio adalah kemampuannya
untuk memberikan informasi terkini (mutakhir).
5. Kelebihan lain adalah keluwesannya untuk dapat di
dengarkan di manapun sambil mengerjakan hal-hal lain.
Ini menunjukkan bahwa penggunaan radio lebih luwes
atau fleksibel bila dibandingkan dengan media lain. Ini
dimungkinkan karena saat ini siaran radio juga sudah dapat
diakses lewat telepon seluler dan radio-radio kecil bahkan
lewat internet. Media lain yang memiliki kemampuan
setara radio dalam menyajikan informasi terkini dan cukup
mudah diakses adalah siaran televisi.
6. Siswa dapat pula mendengarkan program radio di
manapun mereka inginkan.
Di samping kekuatannya, media radio juga memiliki
beberapa kelemahan antara lain :
1. Kemampuan manusia untuk mampu mendengarkan
program audio berkisar antara 10 – 15 menit. Sehingga,
perlu di rancang agar sebuah program tidak lebih dari
durasi tersebut. Kalaupun waktu lebih panjang, maka
program radio perlu dikemas dalam bentuk penggalan-
penggalan dan selingan.
2. Karena sifatnya yang auditif dan cepat menimbulkan
kebosanan, maka program radio sangat membutuhkan
rancangan yang menarik, misalnya dengan penggunaan
bahasa sehari-hari yang sudah dikenal oleh masyarakat
luas, pemberian contoh kasus aktual yang ada di
masyarakat. Selain itu, narasumber yang dihadirkan pun
harus memiliki kemampuan berbicara singkat dan jelas
agar tidak terkesan sulit dimengerti.
3. Pada program yang bersifat satu arah, sulit menghadirkan
interaksi emosi dan afeksi antara pembicara dengan
pendengar.
4. Siaran radio selalu sudah dijadwalkan sehingga
pendengar harus menyesuaikan pemanfaatannya
dengan jadwal tersebut. Masalah kesesuaian waktu
nampaknya menjadi kendala utama bagi pendengar.
Bandingkan bila kita membaca buku teks atau melihat
program video. Informasi yang kita dapat tentu tidak
semutakhir yang kita dengar lewat radio atau kita saksikan di
layar kaca. Salah satu bentuk pemanfaatan media radio saat ini
adalah di siarkannya program-program pendidikan Universitas
Terbuka di Radio Republik Indonesia (RRI). Program ini
ditujukan untuk para guru yang menjadi mahasiswa UT yang
mempelajari berbagai materi melalui program audio yang telah
direkam terlebih dahulu dan kemudian disiarkan secara luas.
Dalam program ini, siaran yang dilakukan bersifat satu arah
dalam arti tidak memberikan kesempatan kepada pendengar
untuk berpartisipasi aktif.
Bila anda ingin memanfaatkan program radio sebagai
sumber belajara alternatif, anda tentu perlu mempersiapkan
segala sesuatunya agar siswa dapat menyerap informasi yang
disampaikan. Anda perlu mencari jadwal siaran dari acara yang
ingin anda ikuti bersama siswa dan mempersiapkan perangkat
radio. Selain itu, anda juga perlu mempersiapkan Lembar
Kegiatan Siswa sebagai bentuk keikutsertaan siswa dalam
program tersebut.
Pemanfaatan program radio bagi pendidikan anak-anak
usia SD dapat dikatakan masih cukup sulit dilakukan untuk
siswa di kelas rendah. Hal ini disebabkan karena siswa di kelas
1, 2, 3, dan 4 masih berada pada taraf berfikir konkret (nyata).
Siaran radio yang bersifat “sekali dengar” tentu sulit untuk
diikuti oleh para siswa yang belum dapat mengontrol dirinya
untuk duduk manis mendengarkan siaran. Terlebih lagi karena
program radio merupakan program langsung yang biasanya
tidak dapat diulang kecuali program tersebut direkam dan
disiarkan sebagai siaran ulangan.
Saat ini, bentuk pemanfaatan program radio dalam
pembelajaran adalah sebagai alternatif sumber belajar selain
guru. Stasiun radio memiliki berbagai acara yang ditujukan
bagi berbagai kelompok pendengar seperti anak-anak, remaja,
ibu rumah tangga, karyawan dan lain-lain. Topik yang dibahas
pun berbeda-beda. Sebagai contoh, satu stasiun radio swasta
menyiarkan acara dialog yang berjudul “Remaja dan
Pencemaran Udara”. Acara ini dapat dikaitkan dengan mata
pelajaran Ilmu Pengetahun Alam (IPA/Sains). Acara ini
disiarkan pada pukul 09.00 sehingga dapat didengarkan oleh
siswa di kelas dan dibimbing oleh guru. Pada stasiun radio
tertentu, dialog interaktif juga cukup sering disiarkan. Dalam
program seperti ini, dengan bantuan guru, siswa dapat
berdialog dengan narasumber untuk bertanya.

Suasana di dalam ruangan salah satu stasiun radio


yang sedang menyiarkan acara dialog interaktif

Setelah acara selesai, guru dapat menugaskan siswa


menyajikan apa yang mereka dengarkan dari program radio
tersebut. Setelah itu, guru bersama-sama dengan siswa dapat
menghubungkan isi dari acara dialog radio dengan materi yang
sedang dipelajari saat itu.
Contoh lain pemanfaatan radio untuk pembelajaran
adalah dengan menghubungkan satu topik dari suatu mata
pelajaran dengan satu acara dari satu program radio. Perhatikan
contoh berikut :

Mengenal Radio Komunitas Berbasis Pendidikan di SMA


Nurul Jadid Paiton, Kamis, 18 Mei 2006, 09:00 WIB
Paiton, SMA Nurul Jadid Paiton, Kabupaten
Probolinggo memiliki sebuah radio komunitas. Namanya
Radio SMANJ@FM yang mengudara di frekuensi 93,8 MHz.
Walau berada di ujung wilayah kabupaten dan jangkauan
siarnya terbatas, pengelolan radio ini tergolong profesional.
Buktinya, mereka sampai punya penyiar asing. Di antara deret-
deret ruang kelas di SMA Nurul Jadid, ada satu ruang yang
tampak berbeda. Ruang yang terlihat bersih itu dipenuhi
peralatan elektronik. Itulah ruang studio SMANJ@FM yang on
air sejak empat tahu lalu.
Misalnya radio ini didirikan dengan tujuan membantu
proses belajar para siswa. Selain itu, ada harapan radio ini juga
menjadi alat komunikasi efektif lingkungan sekolah dengan
masyarakat sekitar. ”radio ini memang didirikan untuk
kepentingan belajar siswa dan komunikasi dengan masyarakat
sekitar”. Kata Ali Ishaq, penanggung jawab radio ini.
Namanya radio komunitas milik SMA, pengelolanya
juga anak SMA. Tetapi mereka tetap mendapat pendamping
dari para guru dan sejumlah mahasiswa IAI Nurul Jadid.
Yang patut dibanggakan, walau usianya baru empat
tahun, radio ini sudah memiliki jaringan kerjasama dengan
AVI (Australian Volunteer INternational). Yakni, sebuah non
governmental organization di Australia yang bergerak di
bidang pendidikan. Selain AVI, radio ini juga berhasil
membangun jaringan dengan KGRE (Kang Guru Radio
English). KGRE in sebuah radio swasta terkemuka milik
Pemerintah Australia.
Selama ini KGRE juga cukup akrab di telinga
pendengar radio di Indonesia. Terutama bagi merek ayang suka
mendengar program bahasa Inggris untuk meningkatkan skill-
nya.
Jaringan tersebut benar-benar dimanfaatkan oleh para
pengelola Radio SMANJ@FM. Dalam sebagian besar
siarannya mereka menggunakan bahasa Inggris. Dan salah
satunya adalah siaran bahasa Inggris hasil kerjasama dengan
KGRE.
“Kami memang menyiarkan siaran berbahasa Inggris
hasil kerjasama dengan KGRE. Itu disiarkan dua kali dalam
seminggu,” ungkap Didik P. Wicaksono, wakasek Kesiswaan
SMA Nurul Jadid. Berkat jaringan itu pula aktivitas Radio
SMANJ@FM kini rutin masuk liputan majalah KGRE.
Kebanggaan lainnya, berkat jaringan dengan AVI dan
KGRE, radio ini jadi punya penyiar asing. Tiga orang, yakni
Mr. Alistair Welsh, Mrs. Julienne Welsh, dan Mr. Paul O’Hare.
Ketiganya dari Australia. Selain menjadi native speaker di
sekolah tersebut, ketiganya juga rutin siaran di Radio
SMANJ@FM.
Dan siaran-siaran Radio SMANJ@FM terbukti
memang bermanfaat besar bagi para pelajar dan masyarakat
sekitar yang memiliki minat khusus dalam bahasa Inggris.
“Radio SMANJ@FM ini sangat membantu saya dalam
mempelajari bahasa Inggris,” kata Isi’anah, seorang siswi SMA
yang ringgal di Paiton.
(Radar Bromo)

Dari contoh di atas, guru dapat mengaitkan langsung


proses pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yang
dilakukan di kelas dengan program yang ada di radio tertentu.
Guru juga sesugguhnya dapat mengusulkan program-program
yang sejalan dengan kurikulum sekolah. Hal ini tentu
membutuhkan kerjasama yang baik antara pihak sekolah
dengan pengelola radio dan pihak lain yang terkait.
Bagi siswa d kelas rendah, cara seperti ini juga
mungkin dilakukan tetapi dengan melibatkan orang tua murid
di rumah. Dengan bantuan orang tua, anak dapat ditugaskan
untuk mencari satu jenis acara dari salah satu stasiun radio di
wilayah tempat tinggalnya. Dengan bantuan orang tua pula
anak mengikuti program yang disiarkan dan melaporkan
hasilnya kepada guru.

Anda mungkin juga menyukai