..............
Kawan, coba dengar apa jawabnya?
Mengapa di tanahku terjadi bencana?
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa
1. Kaset Audio
Kaset audio adalah bahan magnetik yang digunakan
untuk merekam suara. Rekaman suara dalam bentuk kaset
audio merupakan alat yang sangat tepat digunakan untuk
pembelajaran siswa dalam bidang bahasa, cara berpidato,
pelajaran drama, musik, dimana unsur suara merupakan unsur
utama yang akan dipelajari. Rekaman suara tersebut dapat
dipelajari berulang-ulang sampai siswa mencapai kompetensi
yang diinginkan. Misalnya cara mengucapkan kata dalam
bahasa Sunda, menyanyikan lagu berbahasa Tapanuli, atau
memainkan alat musik sasando dan lainnya.
Pada masa sekarang, rekaman suara dalam bentuk pita
magnetik telah banyak digunakan untuk belajar mandiri seperti
penggunaan bahan ajar kombinasi cetak disertai dengan kaset
audio. Di sekolah-sekolah yang memiliki peralatan yang
memadai seperti laboraturium bahasa, siswa belajar melalui
rekaman suara yang diputar dengan pemutar kaset atau cakram.
Rekaman suara tersebut telah dirancang berisi instruksi-
instruksi yang harus dilakukan siswa selama proses belajar.
Dalam situasi yang lain, siswa juga dapat menggunakan
rekaman suara untuk belajar tentang mata pelajaran yang tidak
memutar unsur suara sebagai fokusnya. Kaset audio dapat
digunakan untuk mata pelajaran biologi, fisika, atau pelajaran
geografi melalui kombinasi kegiatan mendengarkan rekaman
suara, membaca bahan cetak dan mengerjakan kegiatan-
kegiatan yang diinstruksikan dalam rekaman suara. Program
semacam ini disebut dengan program tutorial audio. Tugas
guru adalah memantau proses belajar siswa dan memberikan
bimbingan kepada siswa mengalami hambatan dalam belajar.
Dalam sistem pembelajaran seperti ini, siswa menjadi
pusat dari proses belajar, dimana mereka aktif dan berinteraksi
langsung dengan rekaman audio dan bahan ajar lain (misalnya
contoh akar, contoh kaki laba-laba, air sirup, contoh tanah, dan
lain-lain). Kombinasi kegiatan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk belajar menggunakan semua panca inderanya.
Terkait dengan produksi program audio, guru tidak
perlu lagi membuat sendiri program audionya karena banyak
program yang telah diproduksi secara luas. Guru hanya perlu
memilih program yang ada dipasaran untuk disesuaikan dengan
mata pelajaran. Guru hanya perlu menyiapkan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dalam bentuk cetak untuk digunakan
oleh siswa sebagai panduan dalam belajar. Lain halnya bila
guru ingin memproduksi sendiri program audio, guru dapat
menggunakan tape recorder untuk merekam suara yang
diinginkan.
2. Keping Cakram (Compact Disc/CD)
Cakram atau compactdiscmerupakan teknologi lanjutan
dari pita magnetik dalam bentuk kaset audio. Cakram saat ini
sudah menjadi peralatan standar di setiap perangkat audio yang
dijual di pasaran. Cakram dapat diputar dengan pemutar kaset
audio, yang dilengkapi pemutar cakram/CD playeratau
komputer. Peraangkat pemutar cakram dapat digunakan untuk
sekaligus menampilkan suara dan gambar bila dihubungkan
dengan televisi/monitor dan mikrofon.
Bentuk CD yang amat banyak digunakan oleh siswa
kita adalah CD permainan/game, yang memang telah dikemas
dengan sangat menarik dan mampu membuat siswa kita
berjam-jam memainkannya. Apakah kita tidak termotivasi
untuk menggunakan CD sebagai alternatif media pembelajaran
bagi anak? Akankah anak hanya mengenal CD semata-mata
sebagai alat hiburan? Tentu tidak. Kita dapat memanfaatkannya
untuk medorong anak belajar secara mandiri dan belajar dari
berbagai sumber.
Seperti juga kaset audio, CD audio visual pembelajaran
juga saat ini banyak beredar dipasaran. Anda dapat memilihnya
berdasarkan mata pelajran yang anda inginkan. Anda dapat
memanfaatkannya untuk belajar siswa dan memadukannya
dengan kegiatan belajar lain, seperti mengobservasi benda
dilingkungan sekitar rumah atau sekolah, membuat laporan
tertulis, melakukan percobaan sederhana, dan lain- lain.
Bila disekolah anda tersedia peralatan
kamera/handycam dan anda rajin serta kreatif, anda dapat
membuat sendiri program pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan sekolah anda. Hasilnya dapat transfer kedalam
bentuk CD dan dapat anda pasarkan pada sejawat guru yang
ada dalam kelompok kerja guru, misalnya.
B. MANFAAT MEDIA AUDIO
2. Hanya Mendengar
Program kaset/CD audio juga dapat dijadikan sebagai
penyaji utama materi sebagai pengganti guru. Dalam program
ini, semua materi yang akan dipelajari, direkam dengan
menggunakan narasumber tertentu. Siswa di minta untuk
mempelajari materi sendiri. Program seperti ini meminta siswa
untuk mendengarkan dan mempelajari sendiri sepenuhnya
topik yang sedang dibahas.
Contoh :
a. Anda ingin mengajarkan siswa untuk mengucapkan kata-
kata dalam bahasa Inggris, suara denyut jantung, suara
hewan langka. Ucapan dan suara yang terdengar dari kaset
adalah sumber utama siswa mempelajari ucapan. Anda
tinggal memainkan rekaman jenis tersebut.
b. Anda ingin siswa mengenal jenis-jenis suara manusia.
c. Anda ingin siswa mengenalkan berbagai jenis nada.
d. Anda ingin memberi contoh cara melakukan wawancara
sebagai seorang wartawan cilik.
Dalam contoh diatas, program audio benar-benar
menjadi sumber utama untuk menjelaskan suatu materi yang
sulit bahkan tidak mungkin dicontohkan sendiri oleh guru.
Pengalaman siswa akan diperkaya dengan adanya narasumber
lain yang sangat membantu memperjelas materi.
Setelah mempelajari materi, siswa dapat diminta untuk
bekerja secara perseorangan mapun dalam kelompok. Dengan
demikian, siswa didorong untuk mampu belajar dari sumber
utama selain guru. Cara seperti ini dapat diterapkan di kelas 5
dan 6 dimana mereka dianggap sudah dapat mengatur sendiri
kebutuhannya dalam belajar. Meskipun demikian, guru tetap
harus berperan untuk membimbing siswa dengan memberikan
tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan siswa selama
mempelajari kaset/CD audio tersebut. Tugas-tugas tersebut
perlu Anda tindak lanjuti dengan kegiatan penyajian hasil oleh
siswa kepada teman-temannya yang lain di depan kelas.
Bila Anda menggunakan program yang direkam
sepenuhnya ke dalam format audio seperti ini, maka pilihlah
program yang tidak monoton karena kemungkinan siswa akan
cepat bosan. Anda dapat memilih program yang interaktif di
mana selama mendengarkan program, siswa juga sekaligus
diminta untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya
mencatat, menghitung atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
selingan. Selain itu, Anda juga dapat memilih program yang
berbentuk wawancara atau drama.