Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

PROMOSI KESEHATAN
Acute Coronary Syndrom

DISUSUN OLEH :

Dosen Pembimbing : Elsye Rahmawati,S.Kp., MKM


Kordinator : Ani Nuraeni, S.kp., M.Kes
Disusun Oleh :Fatimah Wanda (P17120119014)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMETERIAN KESEHATAN JAKARTA 1


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI NERS DAN PROFESI
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penugasan penyuluhan kesehatan
tentang “ Acute Coronary Syndrom “

Pembuatan penugasan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas Promosi
kesehatan . Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan untuk
itu dengan kerendahan hati dan sikap terbuka , penulis mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun.
     
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
pembaca pada umumnya.

Jakarta, 5 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sindroma coroner akut atau Acute Coronary Syndrome adalah penyakit tidak menular yang
terjadi pada infark/iskemik miokard yang terjadi secara akut. Etiologi ACS disebabkan karena penurunan
aliran darah coroner secara tiba-tiba sehingga menimbulkan ketidakseimbangan pompa darah masuk
dan keluar akibat adanya sumbatan formasi thrombus dari potongan plaq. Manifestaasi klinis pada
pemeriksaan EKG infark miokard akut dengan STEMI, NSTEMI, dan angina pektoris tidak stabil (UAP).
ACS masuk dalam kategori kegawatdaruratan jantung yang memerlukan implementasi tatalaksana tepat
dan cepat. Peran tenaga medis disini sebagai promotive dan preventif untuk menambah angka
keberhasilan tatalaksana juga kualitas hidup pasien.

Penelitian mengenai pemberian Pendidikan Kesehatan dalam upaya peningkatan pengetahuan dan
sikap prehospital delay time sindrom coroner akut pada kelompok resiko tinggi kelurahan tosaren
menyimpulkan bahwa pentingnya pemberian Pendidikan Kesehatan berpengaruh sebesar 70% akan
masyarakat sadar dengan ACS.

Pengetahuan yang baik mengenai faktor risiko kemudian diikuti dengan mengaplikasikan perilaku hidup
sesuai dengan yang dianjurkan maka akan mampu mencegah kekambuhan dan perawatan ulang bagi
mereka yang telah terdiagnosis ACS. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pasien tidak mampu
mengidetifikasi faktor risiko dan menerapkan perilaku hidup sehat SKA secara keseluruhan. Hal ini
menunjukkan pentingnya petugas kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
mengenai faktor risiko dan pola hidup sehat ACS termasuk materi tentang risiko mengalami
kekambuhan.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan Umum
Individu dewasa mengetahui tentang penyakit Acute Coronary Syndrom
Tujuan Khusus
1. Individu dewasa mengetahui definisi penyakit Acute Coronary Syndrom
2. Individu dewasa mengetahui penyebab penyakit Acute Coronary Syndrom
3. Individu dewasa mengetahui tanda dan gejala penyakit Acute Coronary Syndrom
4. Individu dewasa mengetahui perilaku yang harus diubah
BAB II

GAMBARAN KASUS

2.1 Pengkajian kebutuhan belajar


Seorang perawat di RS k melakukan pengkajian terhadap seorang individu dewasa laki-
laki yang memiliki resiko tinggi terhadap Acute Coronary Syndrom pada tanggal 5
oktober 2020 pada jam 10:00 pagi di ruang gawat darurat.

Pengkajian Faktor Predisposisi

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama : Tn.A Riwayat Keperawatan


Umur : 49 tahun a. Riwayat penyakit saat ini :
Gender : Laki-laki
Informan : Klien, Istri Klien 03:00 pagi pasien mengeluh Nyeri Dada seperti
Alamat : Koja-Jakut tertusuk-tusuk, nyeri tembus ke punggung
Status : Menikah menjalar ke area leher skala 6/10 durasi 30
Pendidikan: SMK tata boga menit pada saat istirahat nyeri sedikit menurun.
Pekerjaan: Dagang 09:00 nyeri timbul Kembali seperti sebelumnya
No RM : 123456789 namun tidak bisa hilang oleh istirahat. Dilakukan
Tgl MRS : 5 Oktober 2020 10:00 WIB pemeriksaan dengan hasil interpretasi NSTEMI.
Tgl pengkajian: 5 Oktober 2020 10:06 WIB
DX medis : ACS

b. Riwayat peyakit dahulu : HT sejak umur 39 tahun. DM dan CKD dibantah pasien

c. Faktor resiko : merokok sejak umur 20tahun namun pada saat nikah umur 25 tahun
berhenti merokok, tidak pernah olahraga, kebiasaan makan junk food.

d. Riwayat penyakit keluarga : tidak ada Riwayat keluarga ddengan penyakit jantung

a. Keadaan Fisik
Klien mengeluh nyeri dada dengan skala 6/10, nyeri seperti ditusuk-tusuk nyeri
dirasakan terus-menerus dilakukan terapi farmakologi aspilet 2x80mg dan CPG 4x75
mg saat dipuskesmas nyeri menurun. Compos mentis GCS E4M6V5. TD 126/69 HR
110x/mnt RR 20x/mnt SPO2 99% irama nafas teratur, tidak ditemuka bunyi jantung
tambahan
b. Kesiapan Belajar
Pada saat dikaji mengenai penyakitnya klien bingung dan ingin tahu mengapa bisa
terjadi nyeri. Pukul 11:00 nyeri mereda dokter memberitahukan bahwa Dx medis
pasien Acute coronary syndrome klien kaget menyangka dirinya terkena corona
virus.

c. Motivasi Belajar
Motivasi klien dalam hal penatalaksanaan nyeri tidak berulang sangat baik
d. Kemampuan Membaca
Dikaji dari latar belakang Pendidikan klien mampu membaca dan menulis, juga
pemeriksaan neurologis klien compos mentis GCS E4M6V5. Klien sangat kooperatif.

Pengkajian Faktor pemungkin


Steelah nyeri pasien menurun dan dipindahkan ke ruang ICU pemberian edukasi
kesehatan terhadap klien dan keluarga sangat dibutuhkan. Pemberi edukasi
kesehatan diberikan kepada klien oleh nakes yang kompeten dan telah memiliki
keterampilan memberikan penyuluhan dengan baik karena telah sering kali
dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan berupa leaflet dan
lembar balik.

Pengkajian Faktor Penguat


Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk PJK,
pemerintah fokus pada upaya promotif dan preventif dengan tidak meninggalkan
upaya kuratif dan rehabilitatif. Diantaranya dengan:
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sesuai dengan Instruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan pada kegiatan deteksi dini,
peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah dan sayur;
• Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda ke-
5 Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari
keluarga, diantaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada anggota
keluarga yang merokok;

2.2 Diagnosis Keperawatan


Berdasarkan data hasil pengkajian yang ditemukan , perawat berusaha
merumuskan diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa keperawatan tersebut
dirumuskan sebagai berikut :
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi , prognosis dan
kebutuhan klien berhubungan dengan kurang pemajanan/ mengingat ,
kesalahan interpretasi informasi.

2.3 Perencanaan Tindakan Keperawatan


Tindakan keperawatan yang di tetapkan untuk menyelesaikan diagnosa
keperawatan tersebut adalah berupa pendidikan kesehatan yang ditunjukkan
kepada Tn.A dan istri . Sebelum melaksanakan tindakan ini maka harus dibuat
terlebih dahulu RANCANGAN PEMBELAJARAN (SATPEL) .Berikut adalah rancangan
pembelajaran yang dikembangkan oleh perawat untuk diagnosa keperawatan.

Rancangan Diagnosa
 Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang
kondisi , prognosis dan kebutuhan klien berhubungan dengan kurang
pemajanan/ mengingat , kesalahan interpretasi informasi.

a. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan, Tn.A mampu memahami tentang
informasi penyakit Diare.
2. Tujuan khusus
Selama menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 40 menit, Tn.A akan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian ACS
dalam bahasanya sendiri dengan benar.
b. Menguraikan faktor penyebab terkena ACS
c. Menguraikan gejala dan tanda ACS.
d. Menguraikan bahaya ACS
e. Menguraikan perilaku yang harus diubah agar manifestasi klinis
cukup menurun
f. Menguraikan peningkatan gaya hidup sehat
g. Mendemonstrasikan upaya pola hidup sehat
b. Materi Belajar
 Pengertian ACS
 Faktor penyebab ACS
 Gejala dan tanda ACS
 Coping terhadap nyeri ACS
 Gaya hidup sehat
 Pola hidup sehat
c. Metode Belajar
 Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas.
d. Alat Bantu
 Leaflet berisi gambar dan point-point tentang ACS.
 Lembar balik berisi gambar dan point-point tentang ACS
e. Evaluasi Belajar
Evaluasi belajar akan dilakukan selam proses belajar dan pada akhir dari proses
pendidikan kesehatan. Cara evaluasi akan di lakukan dengan mengajukan pertanyaan
dan peragaan tindakan.
Evaluasi Awal
1. Pertanyaan Lisan
 Klien Mampu Menjelaskan pengertian ACS
dalam bahasanya sendiri dengan benar.
 Klien Mampu menjawab faktor penyebab terkena ACS
 Klien mampu Menguraikan gejala dan tanda jika terkena ACS
 Klien mampu Menguraikan bahaya ACS
 Menguraikan perilaku yang harus diubah agar manifestasi klinis cukup
menurun
 Klien mampu Menguraikan peningkatan gaya hidup sehat
 Klien mampu Mendemonstrasikan upaya pola hidup sehat

BAB III

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

 Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang


kondisi , prognosis dan kebutuhan klien berhubungan dengan kurang
pemajanan/ mengingat , kesalahan interpretasi informasi.

Pokok Bahasan : ACS

Sasaran : Tn.A

Tempat : Ruang ICU RS K

Hari/tanggal : 5 Oktober 2020

Waktu : 13:00

Pemberi Penkes : Fatimah Wanda

3.1 Tujuan Pembelajaran


1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan , Tn. A mampu memahami tentang
upaya.

2. Tujuan Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan selama 1 kali 40 menit , Tn A akan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian ACS dalam bahasanya sendiri dengan benar.
b. Menguraikan faktor penyebab jika terkena ACS.
c. Menguraikan gejala dan tanda terkena ACS.
d. Menguraikan perilaku yang harus diubah agar manifestasi klinis ACS cukup
menurun
e. Menguraikan peningkatan gaya hidup sehat
f. Mendemonstrasikan upaya pola hidup sehat

3.2 Materi Belajar


 Pengertian ACS
 Faktor penyebab ACS
 Gejala dan tanda ACS
 Coping terhadap nyeri ACS
 Gaya hidup sehat
 Pola hidup sehat
3.3 Metode Belajar
 Metode diskusi
Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi diatas.

3.4 Alat Bantu


 Leaflet berisi gambar dan point-point tentang ACS.
 Lembar balik berisi gambar dan point-point tentang ACS.

3.5 Kegiatan Pembelajaran

No Tahapan Waktu Kegiatan


Penyuluhan Audience
1. Fase Pra- 5 menit a. Mempersiapkan diri
Interaksi b. Mempersiapkan materi yang
akan disampaikan
c. Mempersiapkan media &
alat yang akan digunakan
d. Mempersiapkan ruangan
mempersiapkan klien

2. Fase Orientasi 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Menyimak
c. Kontak waktu c. Menyepakati
d. Menyampaikan tujuan d. Menyimak
pertemuan e. Menyimak
e. Menyampaikan topik yang
penyuluhan
3. Fase Kerja 25 menit  Menyampaikan materi  Menyimak dan
dengan klien dengan menjawab mengikuti
setiap point materi  Menyimak dan
a. Pengertian Diare menjawab
b. Faktor penyebab Diare
c. Gejala dan tanda dari Diare
d. Bahaya Diare
e. Upaya mengubah perilaku
f. Cara membuat oralit
g. Mendemonstrasikan
mencuci tangan yang benar.
4. Fase 5 menit a. Menyimpulkan materi  Menyimak
Terminasi bersama  Menjawab
b. Memberi evaluasi secara  Menyimak
lisan  Klien merasa
c. Memberi rencana tindakan senang
d. Memberi reward kepada
klien jika dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
e. Memberi salam penutup

f. Evaluasi

1. Bentuk evaluasi :
Pertanyaan Lisan:
-apa saja gejala dan tanda ACS ?
- apa perilaku yang harus diubah agar manifestasi klinis cukup menurun ?
- jelaskan bagaimana peningkatan gaya hidup sehat ?
- Apa saja upaya peningkatan pola hidup sehat
Peragaan tindakan :
- Tn.A diminta untuk mempraktikan cara coping saat nyeri datang dengan benar

2. Alat evaluasi :

Pertanyaan dan peragaan


3. Bentuk Soal
- Jawaban langsung
4. Jumlah soal : 5 soal
BAB IV
MATERI PENYULUHAN
4.1 Pengertian ACS

4.2 Faktor penyebab ACS

- Penyebab Utama :

Pola hidup yang tidak sehat berpengaruh terhadap kesehatan jantung

1. Merokok

Dalam satu batang rokok mengandung zat-zat kima yang mampu


mengkontaminasi tubuh seperti zat yang ada pada rokok dapat menaikan
karbondioksida. Oksigen menurun menyebabkan terganggunya kemampuann
jantung untuk memompa dengan baik. Nikotin dalam rokok mampu mendorong
produksi katekolamin efeknya frekuensi heart rate dan BP meningkat. Lama
kelamaan terjadilah thrombus atau dikenal dengan gumpalan darah yang menempel
pada pembuluh darah akibatnya terjadilah gangguan aliran darah. Kemudian
thrombus lepas jalan-jalan dipembuluh darah nutupin jalan pembuluh darah secara
mendadak.

2.Obesitas
IMT >27.Berat badan berlebih dapat menyebabkan peningkatan kolesterol
(lemak jenuh).
3. Stress
Hubungan antara stress (situasi kecemasan dan depresi) yang terjadi secara
terus menerus mampu meningkatkan tekanan darah dan kadar katekolamin
sehingga terjadilah penyempitan arteri coroner.
4. Inaktifitas fisik
Inaktivitas fisik atau olahraga orang yang tidak berolahraga memiliki 2x resiko
terkena SKA.

Faktor yang tidak dapat diubah :

- Umur :
Seseorang yang berusia 60 tahun memiliki resiko rentan. Semakin bertambah
usia pembuluh darah pun mengalami perubahan struktur dan fungsi
sehingga elastisitasnya berkurang.
- Genetik
Genetik atau faktor keturunan bisa dari beberaa generasi sebelumnya yang
mempengaruhi 4x lebih besar terkena ACS
4.3 Gejala dan tanda ACS
N nyeri datang mendadak terus-menerus lebih dari 20 menit menjalar kearah
belakang dada, bahu, arah rahang, leher, biasanya lengan kiri. Rasanya
seperti ditusuk-tusuk, bagian tukak lambung juga nyeri. Keringat dingin,
mual, nafas tidak teratur.
N
4.4 Coping terhadap nyeri ACS

4.5 Gaya hidup sehat

Cek kesehatan secara berkala


Monitor tekanan darah, denyut nadi, BB TB lingkar perut, cek gula darah dan
koesterol secara berkala
Enyahkan rokok
Bagi perokok usahakan berhenti merokok, hindari asap rokok
Rutin olahraga
Minimal 30 menit/ hari dalam 3-5 x/minggu
Diit makanan yang bergizi seimbang
Konsumsi buah sayur 5 porsi/ hari
Konsumsi gula,garam, lemak (GGL) sesuai anjuran
- Gula tidak lebih dari 4 sendok teh/org/hari
- Garam tidak lebih dari 1 sendok the/org/hari
- Lemak/Minyak tidak lebih dari 5 sendok makan/org/hari
- Kurangi konsumsi GULA putih/coklat/merah, madu dan
sirup.Kurangi makanan yang mengandung gula tinggi seperti
permen, soft drink (minuman kaleng), kue-kue basah, es krim, kue
kering.Gantikan dengan buah segar atau jus buah tanpa
gulaPerhatikan makanan/minuman dengan kandungan gula
tersembunyi. Baca labelnya bila ada sukrosa, glukosa, maltosa,
dekstrosa, laktosa, fruktosa atau sirup maka ada kandungan gula
tinggi. Kurangi konsumsi GARAM tinggi  seperti pada keripik
kentang,kacang asin, keju, pangan kemasan, buah kering. Perhatikan
garam kandungan tinggi tersembunyi seperti sodiumpospat,
monosodium glutamat, sodium nitrat,dll pada pangan kemasan. Baca
label kemasan. Kurangi konsumsi LEMAK,  pilih daging tanpa
lemak, ikan, unggas, kacang kering dan kacang polong sebagai
sumber protein, kurangi daging merah. Buang lemak pada daging
sebelum dimasak, kurangi telur, jeroan, gunakan produk susu rendah
lemak. Baca label pada pangan kemasan.
- Istirahat cukupSesuai dengan kebutuhan anda (tidur 7-8 jam perhari
pada orang dewasa)
- Kelola stress Relaksasi, berbicara dengan orang lain, rekreasi,
aktivitas bersama keluarga, berbuat sesuai kemampuan dan minat,
berpikir secara positif dan bijaksana, hidup tertib dan teratur, serta
merencanakan masa depan sebaik-baiknya
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-
p2ptm/stroke/page/7/terapkan-perilakucerdik-untuk-hidup-sehat

4.6 Pola hidup sehat

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai