PERTANYAAN :
1. Apakah perbedaan laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan non syariah?
Jawaban :
Setelah kita tahu tentang pengertian dan tujuan dari masing-masing laporan keuangan, maka kita dapat
menyimpulkan perbedaan antara laporan keuangan syariah dengan laporan keuangan konvensional.
Berikut beberapa perbedannya dilihat dari beberapa segi :
a. Aktivitas
Perbedaan yang pertama terletak pada aktivitas pembukuan kedua laporan tersebut. Laporan keuangan
syariah menerapkan aktivitas meliputi kewajiban, investasi tidak terikat serta ekuitas.
Sedangkan pada laporan keuangan konvensional menerapkan aktivitas berupa utang dan modal. Selain
itu, pada laporan keuangan konvensional juga tidak terlihat adanya penambahan investasi tidak terikat.
b. Sudut pelaporannya
Pada segi pelaporannya, laporan keuangan konvensional mengandung lebih sedikit unsur laporan
keuangan.
Unsur laporan keuangan yang terdapat pada laporan keuangan konvensional adalah laporan laba rugi,
laporan arus kas, laporan neraca, laporan perubahan modal (ekuitas), serta laporan catatan atas laporan
keuangan.
Bedanya dengan laporan keuangan syariah adalah, laporan keuangan syariah memiliki unsur laporan
arus kas, laporan laba rugi, laporan neraca, laporan perubahan modal.
Selain itu laporan keungangan syariah juga memiliki unsur laporan rekonsiliasi pendapatan serta bagi
hasil, laporan perubahan dana investasi, laporan sumber dana serta penggunaan dana zakat, laporan
penggunaan dana kebaikan.
c. Organisasi
Jika ditinjau dari segi organisasinya, maka keberadaan DPS (Dewan Pengawas Syariah) menjadi aspek
pembeda antara perusahaan yang menggunakan laporan keuangan syariah dengan perusahaan yang
menggunakan laporan keuangan konvensional.
Keberadaan DPS terdapat 3 orang profesi ahli hukum agama islam yang bertanggung jawab untuk
memberikan fatwa agama islam serta melakukan pengawasan dengan dewan komisaris perusahaan
yang juga berbasis syariah.
Sedangkan pada perusahaan yang menganut laporan keuangan konvensional, tidak terdapat DPS
ataupun aturan yang menjadi beban DPS.
Disini terdapat paradigma yang berbeda antara perusahaan yang menggunakan laporan keuangan
syariah dengan perusahaan yang menggunakan laporan keuangan konvensional.
Pada usaha syariah, paradigmanya adalah penekanan terhadap keyakinan bahwa setiap kegiatan
manusia memiliki akuntabilitas yang meletakkan akhlaq dan juga perangkat syariah sebagai tolak ukur
baik buruknya suatu kegiatan usaha.
Sedangkan pada perusahaan yang menggunakan laporan keuangan konvensional, tidak ada hal
semacam itu pada pelaksanaanya.
e. Penyelesaian Sengketa
Sebuah penyelesaian permasalahan akan diselesaikan secara berbeda, tergantung pada prinsip
perusahaan tersebut, apakah menganut syariah atau konvensional.
Pada perusahaan yang berbasis syariah, maka masalah akan diselesaikan dengan menggunakan aturan
dan hukum syariah islam. Lembaga yang mengatur hukum di Indonesia adalah Badan Arbritase
Muamalah (BAMUI).
Sedangkan pada perusahaan konvensional, penyelesaian masalah akan didadili di pengadilan negeri.
Sebagai contoh, perusahaan syariah memiliki masalah pada keuangan mereka, dikarenakan ketidak
jujuran akuntan mereka. Selanjutnya akuntan tersebut akan dibawa ke BAMUI untuk diadili.
Contoh di perusahaan konvensional, seorang akuntan membuat laporan palsu yang tidak sesuia dengan
kondisi keuangan perusahaan sesungguhnya. Kemudian akuntan tersebut akan dibawa ke pengadilan
negeri untuk diadili.
f. Pos pembukuan
Selanjutnya, pada pos pembukuan syariah terdiri dari piutang murabah, piutang salam, piutang isthisna,
dan piutang qardh. Ssedangkan pada pos pembukuan konvensional tidak terdapat hal-hal seperti itu,
yang ada hanya terdiri dari nama pemilik akun piutang dagang