Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Data

Data adalah kumpulan informasi yang diperoleh dari koleksi, dapat berupa angka, lambang atau sifat
(Pengertian Ahli, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online, data diartikan sebagai
keterangan yang benar dan nyata, dan sebagai keterangan atau bahan nyata yang dapat dibuat dasar
kajian (analisis atau kesimpulan). Data merupakan informasi atau keterangan yang sifatnya benar dan
nyata dan diperoleh dari hasil pengamatan. Implikasinya, data harus sesuai dengan kenyataan. Data
yang benar-benar harus dijamin kebenaran (dapat diandalkan), waktu yang tepat dan mampu
memberikan gambaran yang jelas dan lengkap dari masalah atau keadaan atau objek. Data yang
digunakan sebagai bahan analisis dan kesimpulan. Oleh karena itu, data yang tidak dapat digunakan
sebagai bahan analisis dan kesimpulan.

Data dalam layanan bimbingan dan konseling haruslah disetujui kebenaran, karena data tersebut layak
pada umumnya, data dalam layanan bimbingan dan konseling akan diimplementasikan untuk keperluan
layanan. Data dalam layanan bimbingan dan konseling juga diperoleh dengan salah satu yang
mendukung pengamatan. Selain itu, data yang diperoleh menggunakan berbagai teknik yang akan
diperoleh di bagian selanjutnya.

B. Jenis-Jenis Data dalam Layanan BK

Layanan Bimbingan dan Konseling mengunakan beberapa jenis data. Data-data tersebut berkaitan
dengan siswa, Lingkungan sekolah, dan lembaga-lembaga di luar sekolah. Berikut ini adalah beberapa
jenis data yang dikemukakan oleh para ahli.

Jenis-jenis data menurut Tohirin (2014) dibagi menjadi dua yaitu:

1. Data psikologis

Data psikologis tentang hal-hal kejiwaan dari siswa. Data ini memuat data kemampuan intelektual, bakat
khusus, arah minat, cita-cita hidup, dan sifat-sifat kepribadian.

2. Data sosial

Segala data yang berkaitan dengan kehidupan sosial termasuk dalam data sosial. Data ini memuat latar
belakang keluarga, status sosial siswa di sekolah, dan Lingkungan sosial siswa.

Prayitno dan Amti (2013) mengkategorikan data menjadi dua jenis, yaitu: data pribadi dan data umum.
Selanjutnya, mereka mengeluarkan jenis data dari data kelompok, dan mereka mengganggap data
kelompok sebagai bagian dari data umum karena sifat umum dari data kelompok.
1. Data pribadi

Data pribadi merupakan data yang berkaitan dengan individu atau siswa. Data pribadi harus dijaga
kerahasiaannya agar tidak dapat digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan agar
privasi siswa dapat diterima. Data pribadi harus diperbarui setiap tahun karena data selalu berubah
(dinamis). Data pribadi siswa yang bersumber dari siswa yang dimiliki. Data ini meliputi beberapa hal
yaitu:

Sebuah. Identitas pribadi: termasuk nama, gelar atau nama panggilan, tempat dan tanggal lahir,
alamat, kewarganegaraan, agama;

b. Latar belakang rumah dan keluarga

c. Kemampuan mental, bakat dan kondisi kepribadian

d. Sejarah pendidikan, hasil belajar, nilai-nilai mata pelajaran

e. Hasil tes moneter: terdiri dari data-data kelebihan dan kekurangmampuan siswa dalam mata
pelajaran atau pelajaran lain tentang sikap.

f. Sejarah kesehatan

g. Pengalaman ekstrakulikuler dan kegiatan di luar sekolah

h. Minat dan cita-cita pendidikan dan pekerjaan

saya. Prestasi khusus yang pernah didapat

Data pribadi siswa yang telah didperoleh, kemudian, dapat dihimpun dalam bentuk kartu pribadi siswa.

2. Data umum

Data umum adalah data yang mendukung berbagai informasi dan berbagai hal tentang “Lingkungan
yang lebih luas”. Lingkungan yang lebih luas yang diharapkan adalah lembaga-lembaga di luar sekolah
yang dapat memanfaatkan siswa untuk menunjang potensiensinya. Data-data yang umum digunakan
untuk layanan yang diarahkan dan informasi, penempatan dan penyaluran. Data umum mengenai
informasi pendidikan / jabatan, artikel tentang pendidikan dan jabatan, pengumuman tentang
penerimaan program pendidikan / pelatihan atau jabatan / pekerjaan tertentu. Sumber data-data
umum adalah lembaga pendidikan dan industri atau kantor yang dimiliki. Data umum biasanya
berbentuk buku, kumpulan leaflet, klipping, dan sebagainya.

3. Data kelompok

Data kelompok adalah data tentang berbagai aspek perkembangan dan kehidupan yang terdiri dari
siswa atau individu. Data ini menyertakan data hubungan sosial antar individu, sebaran prestasi belajar,
kondisi kebersamaan dan kerja sama dalam kelompok, dan lain-lain. Data kelompok bersumber dari
siswa. Data kelompok dapat ditulis dalam bentuk diagram, sosiogram, tabel, dan lain-lain.
C. Teknik Pengumpulan Data dalam Layanan BK

Data-data dalam layanan BK dikumpulkan melalui berbagai teknik. Teknik-teknik tersebut digunakan
sesuai dengan kepentingan data yang akan dihimpun. Setiap teknik memiliki instrumen khusus yang
mencirikan teknik tersebut. Pada bagian ini, penulis hanya akan menampilkan beberapa teknik dan
instrumennya secara singkat.

Secara garis besar, teknik pengumpulan data dalam layanan bimbingan dan konseling dibedakan
menjadi dua, yaitu teknik tes dan teknik non-tes. Teknik tes biasanya menggunakan instrumen yang
sudah terstandarisasi dalam hal cara penyelenggaraannya, cara pemeriksaannya, dan cara
menugaskannya. Sementara itu, teknik non-tes lebih fleksibel dalam hal penyelenggaraan, pemeriksaan
dan penafsiranya.

1. Teknik tes

Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan dianalisis dalam bentuk
skala angka atau klasifikasi tertentu (Cronbach, 1970 dalam Prayitno dan Amit, 2013). Teknik ini
menggunakan pertanyaan-pertanyaan, baik lisan dan tertulis, atau tugas-tugas yang harus disetujui oleh
orang yang dites (Prayitno dan Amit, 2013; Walgito, 2004). Pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas
tersebut disusun menjadi sebuah instrumen yang terstandarisasi dan memiliki validitas dan reliabilitas
yang baik. Tohirin (2014) menguraikan instrumen terstandarisasi berarti instrumen ini memiliki
keseragaman dalam cara penyelenggaraan, cara memeriksa dan cara penafsirannya. Selanjutnya, dia
menjelaskan tes harus memiliki validitas, yaitu ada kesesuian antara apa yang disetujui dalam tes
dengan aspek yang disetujui untuk dipertimbangkan, dan reliabiitas,

Ada bermacam-macam tes untuk mengumpulkan data tentang siswa. Meningkatkan, tes yang digunakan
untuk mengumpulkan data pribadi siswa yang terdiri dari kemampuan potensial atau kemampuan dasar,
seperti kecerdasan, bakat, minat dan sebagainya, serta untuk mengumpulkan data tentang prestasi
belajar siswa (Diones Aliaski Blog). Berikut beberapa tes yang digunakan dalam layanan bimbingan dan
konseling:

Sebuah. Tes hasil belajar ( tes prestasi )

Tes ini digunakan untuk mengukur apa yang telah dipelajari oleh siswa di berbagai mata pelajaran. Tes
kompetensi, tes untuk mengukur kompetensi siswa, dan tes kemampuan, tes untuk mengukur kelebihan
dan kelemahan siswa serta penyebab-kesulitan di siswa, merupakan contoh tes hasil belajar.

b. Tes bakat dan tes minat

Tes ini digunakan untuk mengungkapkan bakat yang diberikan individu dan minatnya. Tes ini penting
dalam bimbingan dan konseling karena dengan tes ini konselor dapat membantu dan menghubungkan
siswa ke jurusan yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
c. Tes kepribadian

Tes ini digunakan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian tertentu pada siswa seperti karakter, tempramen,
corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi sosial dengan orang lain dan bidang-bidang
kehidupan yang menarik perhatian dalam pertukaran diri. Inventaris kepribadian adalah salah satu tes
kepribadian. Ada pula tes proyeksi yang digunakan untuk mengukur sifat-sifat kepribadian melalui
reaksi-reaksi terhadap suatu kisah, penilaian, atau kata. Test Rorschach (Ro) dan TAT (Thematic
Apersception Test) adalah contoh tes proyeksi.

d. Tes intelegensi

Sesuai dengan namanya, tes intelegensi digunakan untuk mengungkapkan tingkat intelegensi atau
kecerdasan seseorang. Contoh-contoh tes intelegensi adalah Tes Binet, Test Weschsler, SPM, balok
(Kohsblock), dan AGCT.

2. Teknik non-tes

Teknik lain-lain untuk mengumpulkan data disamping teknik tes digolongkan ke dalam teknik non-tes.
Teknik ini umumnya digunakan untuk menghimpun data-data tentang tingkah laku, sikap, minat,
perhatian, karakteristik, dan lain-lain (Diones Aliaski Blog). Teknik tes dan non-tes bekerja saling
melengkapi dan membahas data yang sama dapat dikumpulkan melalui dua teknik ini.

Berikut adalah beberapa teknik non-tes bersama deskripsi singkatnya:

Sebuah. Angket / kuesioner

Angket / pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Berdasarkan orang yang mengisi,
angket dibedakan menjadi 2, yaitu angket langsung (mengisi yang mengisi siswa) dan angket tidak
langsung (dikumpulkan yang mengisi orang lain, misalnya orang tua siswa) (Tohirin, 2014).

b. Wawancara

Tanya jawab siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan lisan. Teknik ini memerlukan komunikasi
langsung, sehingga konselor dan siswa harus bertatap muka.

c. Observasi

Teknik ini dilakukan dengan melibatkan siswa baik langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai
siswa di lingkungan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah termasuk di rumah (Tohirin, 2014).
Observasi dapat dilakukan dalam dua cara. Pertama-tama pengobservasi ikut telibat dalam aktivitas
siswa, sehingga siswa tidak perlu diawasi kompilasi beraktivitas. Kedua, pengamat tidak terlibat dalam
aktivitas siswa.

d. Otobiografi
Teknik ini menuntut siswa menulis biografi / publikasi kehidupan yang dimiliki sendiri. Kemudian, data
didapat dari hasil tulisan tersebut. Untuk memudahkan, siswa dapat membuat catatan harian atau
membuat karangan tentang dirinya sendiri.

e. Catatan Anekdot

Catatan anekdot merupakan laporan singkat tentang berbagai peristiwa atau perilaku tentang siswa dan
Deskripsi objektif tentang perilaku siswa pada saat tertentu (Tohirin, 2014). Catatan anekdot yang ditulis
tentang peristiwa-peristiwa tertentu yang melibatkan siswa atau kumpulan siswa, misal tawuran,
pencurian, bolos sekolah, dan lain-lain.

f. Sosiometri

Sosiometri merupakan teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan-hubungan sosial dan
tingkah laku sosial siswa. Data yang diperoleh dari teknik ini adalah data tentang susunan hubungan
antar siswa, struktur hubungan siswa, dan Arah hubungan sosial.

D. Manfaat Data dalam Layanan BK

Menurut Winkel dan Hastuti, data dalam layanan bimbingan dan konseling memiliki 4 Manfaat yang
akan menunjang layanan bimbingan dan konseling. Winkel dan Hastuti (2010) membagi empat Manfaat
tersebut menjadi dua, yaitu Manfaat untuk konselor dan Manfaat untuk Konseli (klien). Keempat
Manfaat itu sebagai berikut:

Untuk konselor

1. Data dapat digunakan untuk mengetahui apakah kompetensi konselor mampu dan cukup bantuan
dalam memberikan konsensi dengan inti pertentangan yang telah diketahui.

2. Data yang digunakan sebagai sumber informasi yang lebih lengkap tentang sumber informasi
pribadi, sehingga konselor diharapakan dapat menyediakan layanan yang optimal.

Untuk konseli (klien)

3. Data dapat membantu menentukan program pendidikan atau karir yang sesuai dengan potensi
dan minat yang dimiliki.

4. Data dapat membantu mengkonsultasikan diri sendiri dan melakukan evaluasi diri sehingga
diharapkan dapat mendukung pengembangan yang optimal dan sesuai dengan bakat dan minat yang
dimiliki
(http://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/data-dalam-layanan-bimbingan-dan.html?
m=1)

Anda mungkin juga menyukai