RINGKASAN
RINGKASAN
Disusun oleh :
Husnulfianti Unus
(C 301 18 201)
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan
juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung
jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja
dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan
setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja"
dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau
praktisi. Dengan harapan sang ahli dapat menemukan perannya dalam
memberikan pengajaran/ intruksi.
Teori sifat berasumsi bahwa orang mewarisi sifat dan ciri-ciri tertentu
yang membuat mereka lebih cocok untuk menjadi pemimpin. Teori sifat
mengidentifikasi kepribadian tertentu atau karakteristik perilaku yang sama
pada umumnya pemimpin. Sebagai contoh, ciri-ciri seperti ekstraversi,
kepercayaan diri dan keberanian, semuanya adalah sifat potensial yang bisa
dikaitkan dengan pemimpin besar. Jika ciri-ciri khusus adalah fitur kunci
dari kepemimpinan, maka bagaimana menjelaskan orang-orang yang
memiliki kualitas-kualitas tetapi bukan pemimpin? Pertanyaan ini adalah
salah satu kesulitan dalam menggunakan teori sifat untuk menjelaskan
kepemimpinan. Ada banyak orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang
terkait dengan kepemimpinan namun tidak pernah mencari posisi
kepemimpinan. Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan
seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang
dimiliki pemimpin itu.
Teori manajemen juga dikenal sebagai teori transaksional, fokus pada peran
pengawasan kinerja, organisasi dan kelompok. Teori ini berdasarkan pada
sistem imbalan dan hukuman. Teori manajemen sering digunakan dalam
bisnis, ketika karyawan berhasil mereka dihargai, ketika mereka gagal
mereka ditegur atau dihukum.
Teori X mengasumsikan :
2. Teori Z
• Menurut Wiliam Quchi (1973:12), teori Z berintikan bahwa produktivitas
akan meningkat apabila melibatkan para pekerja. Lebih jauh ditegaskan
bahwa ciri-ciri organisasi tipe Z antara lain ; pola umum masa jabatan yang
panjang, berulang kali dan tegas melakukan pemerikasaan,
bekesinambungan antara pemakaian sistem informasi manajemen,
perencanaan formal, manajemen berdasarkan sasaran, serta teknik
kuantitatif dan penilaian pokok persoalan didasarkan pengalaman serta
pembuatan keputusan dilakukan dengan pertimbangan organisasi sebagai
keseluruhan memakai data yang relevan.
Pendapat Lain:
Gaya ini menganggap bawahan tahu senyatanya apa yang diharpkan dari
pimpinan dan pengarahan yang khusus diberikan oleh pimpinan. Dalam
model ini tidak ada partisipasi dari bawahan atau anggota.
.
Gaya dalam Kepemimpinan
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk
mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku
atau kepribadian.
c. Mod el Si t u asi on al
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang
tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk
menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi
kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin
yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-
bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat
digunakan adalah memberitahukan, menjual, mengajak bawahan berperan
serta dan melakukan pendelegasian.
d. Model " Jalan- Tujuan "
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang
mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu
mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus
dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan
kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut
harus merupakan faktor motivasional bagi bawahannya.