Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS RASIO DENGAN VARIABEL EPS (EARNING PER SHARE),

ROA (RETURN ON ASSETS), ROE (RETURN ON EQUITY), BOPO (BIAYA


OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL) TERHADAP
HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN

Muhammad Hamidun Asri

Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya no. 100, Depok 16424, Jawa Barat
mhamidunasri@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan baik
secara parsial maupun simultan antara EPS (Earning Per Share), ROA (Return On
Asset), ROE (Return On Equity), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional)
terhadap harga saham pada sektor perbankan di BEI. Data yang digunakan adalah data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Teknik penetapan sampel dengan metode
purposive sampling. Pada tahap analisis dilakukan uji regresi linear berganda, uji
korelasi, uji determinasi, dan uji hipotesis melalui uji-f dan uji-t. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa EPS dan ROA berpengaruh positif terhadap harga saham yang
berarti bahwa setiap kenaikan EPS dan ROA akan menaikan harga saham, sedangkan
ROE dan BOPO mempunyai pengaruh negatif terhadap harga saham, artinya setiap
kenaikan ROE dan BOPO akan menurunkan harga saham. Hal tersebut disebabkan oleh
tidak efisiennya perusahaan dalam mengelola biaya operasional. Untuk meningkatkan
harga saham, sebaiknya perusahaan melakukan efisiensi (mengurangi BOPO), dan
meningkatkan ROA.

Kata Kunci: BOPO, EPS, Harga Saham, ROA, ROE.

Abstract

This study aims to determine whether there is a significant influence either partially or
simultaneously between EPS (Earning Per Share), ROA (Return On Asset), ROE (Return
On Equity), BOPO (Operational Income Operating Cost) to stock prices in the banking
sector in BEI. The data used are secondary data in the financial statements of companies
listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI) in 2010 until 2014. The technique of
determining the sample by purposive sampling method. In the analysis phase, multiple
linear regression test, correlation test, determination test, and hypothesis test are done
through f-test and t-test. The results show that EPS and ROA has positive effect on stock
price which means that every increase of EPS and ROA will increase stock price, while
ROE and BOPO has negative effect to stock price, it means that every increase of ROE
and BOPO will decrease stock price. It is caused by the inefficiency of the company in
managing operational costs. To increase the stock price, the company should make
efficiency (reduce BOPO), and increase ROA.

Keywords: BOPO, EPS, ROA, ROE, Stock Price.

Asri, Analkisis Rasio ... 275


PENDAHULUAN serta beberapa rasio keuangan yang
menggambarkan kekuatan manajemen
Saham sebagai salah satu alternatif dalam mengelola perusahaan. Risiko
media investasi memiliki potensi tingkat perusahaan tercermin dari daya tahan
keuntungan dan kerugian yang lebih perusahaan dalam menghadapi siklus
besar dibandingkan media investasi ekonomi serta faktor ekonomi makro
lainnya dalam jangka panjang. Tandelilin serta makro non ekonomi. Kinerja
(2007) menyatakan bahwa saham meru- perusahaan dan risiko yang dihadapi
pakan bukti kepemilikan atas asset peru- dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro
sahaan yang menerbitkan saham, dengan ekonomi. Perubahan faktor ekonomi
memiliki saham suatu perusahaan maka makro dan ekonomi mikro tidak akan
investor akan mempunyai hak atas dengan seketika mempengaruhi kinerja
pendapatan dan kekayaan perusahaan, perusahaan, tetapi secara perlahan dalam
setelah dikurangi dengan pembayaran jangka panjang (Fahmi, 2011).
semua kewajiban perusahaan (Tandelilin, Hasil kinerja perusahaan dapat
2007). Harga saham yang digunakan dicerminkan dari laporan keuangan suatu
dalam melakukan transaksi di pasar perusahaan tersebut. Laporan keuangan
modal merupakan harga yang terbentuk juga dapat memperlihatkan tingkat
dari mekanisme pasar yaitu permintaan profitabilitas perusahaan secara periodik
dan penawaran pasar (Jogiyanto, 2003). yang telah di update. Laporan keuangan
Harga saham juga didefinisikan sebagai perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar
harga atau nilai uang yang bersedia analisis fundamental. Analisis fundamen-
dikeluarkan untuk memperoleh atas suatu tal dapat mengukur tingkat profitabilitas
saham (Widiatmodjo, 2000). Harga perusahaan dari beberapa aspek. Pada
saham sangat dipengaruhi oleh hukum perusahaan publik yang terdaftar pada
permintaan dan penawaran (Anoraga, Bursa Efek Indonesia, rasio keuangan
2001). Makin banyak orang yang ingin yang sering dipakai dalam menganalisis
membeli, maka harga saham tersebut perubahan harga saham adalah EPS
cenderung bergerak naik. Sebaliknya, (Earning Per Share), ROA (Return On
makin banyak orang yang ingin menjual Asset), ROE (Return On Equity) dan
saham, maka saham tersebut akan BOPO (Biaya Operasional dan Penda-
bergerak turun (Rusdin, 2008). Faktor patan Operasional).
makro atau pasar yang dapat menyebab- Earning Per Share (EPS) adalah
kan fluktuasi harga saham adalah tingkat rasio yang menunjukkan seberapa besar
inflasi dan suku bunga, kebijakan keuang- keuntungan (return) yang diperoleh
an dan fiskal, situasi perekonomian dan investor atau pemegang saham per saham
situasi bisnis internasional, sedangkan (Darmadji dan Fakhuruddin, 2001).
faktor mikro perusahaan yang dapat Menurut Halim Earning Per Share (EPS)
menyebabkan fluktuasi harga saham adalah perbandingan antara keuntungan
adalah laba per lembar saham, rasio laba bersih setelah pajak yang diperoleh
terhadap harga per lembar saham, tingkat emiten dengan jumlah saham yang
bunga bebas resiko yang diukur dari beredar (Halim dan Hanafi, 2007). Siamat
tingkat bunga deposito pemerintah dan mendefinisikan Earning Per Share (EPS)
tingkat kepastian operasi perusahaan sebagai laba bersih yang berhasil di-
(Sartono, 2001). Secara fundamental har- peroleh perusahaan untuk setiap unit
ga saham dipengaruhi oleh kinerja saham selama suatu periode tertentu
perusahaan dan risiko yang dihadapi. (Siamat, 2004). Earning Per Share
Kinerja perusahaan tercermin dari merupakan rasio antara pendapatan
laba operasi dan laba bersih per saham setelah pajak dengan jumlah saham yang

276 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


beredar (Widoatmodjo, 2000). Tujuan perusahaan untuk menghasilkan keuntun-
perhitungan Earning Per Share (EPS) gan. ROA yang tinggi menarik investor
menurut Machfoedz adalah untuk melihat untuk menanamkan modalnya kepada
progres dari operasi perusahaan, menen- perusahaan.ini karena dianggap berhasil
tukan harga saham, dan menentukan menghasilkan laba yang tinggi dan
besarnya dividen yang akan dibagikan berdampak pada deviden yang akan
(Machfoedz, 2000). Menurut Darmadji, diterima oleh investor.
semakin tinggi nilai EPS semakin besar ROE merupakan rasio profitabilitas
laba yang disediakan untuk pemegang atau yang lebih dikenal dengan renta-
saham (Darmadji, 2001). Laba biasanya bilitas modal sendiri, yaitu rasio antara
menjadi dasar penentuan pembayaran laba bersih setelah pajak terhadap modal
dividen dan kenaikan nilai saham dimasa sendiri (equity) yang berasal dari setoran
datang (Prastowo dan Julianty, 2008). modal pemilik, laba ditahan dan cadangan
Apabila Earnings per Share (EPS) lain yang dikumpulkan perusahaan.
perusahaan tinggi, akan semakin banyak Return on Equity (ROE) mengukur
investor yang mau membeli saham kemampuan perusahaan memperoleh laba
tersebut sehingga menyebabkan harga yang tersedia bagi pemegang saham
saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004). perusahaan atau untuk mengetahui
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil besarnya kembalian yang diberikan oleh
penelitian Sasongko dan Wulandari perusahaan untuk setiap rupiah modal
menemukan bahwa EPS berhubungan dari pemilik. Semakin tinggi ROE
positif dan signifikan terhadap harga menunjukkan semakin efisien perusahaan
saham (Wulandari dan Sasongko, 2006). dalam menggunakan modal sendiri untuk
Oleh karena itu, EPS merupakan salah menghasilkan laba atau keuntungan
satu indikator yang dapat menunjukkan bersih. Keterkaitan antara return on
kinerja perusahaan, karena besar kecil equity (ROE) dengan harga saham dike-
kecilnya EPS akan ditentukan oleh laba mukakan oleh Higgins yang menjelaskan
perusahaan atau merupakan hasil yang bahwa adanya hubungan yang positif
akan diterima oleh para pemegang saham antara ROE dan harga saham perusahaan,
untuk lembar saham yang dimilikinya dimana ROE yang tinggi cenderung
atas keikutsertaannya dalam perusahaan. meningkatkan harga saham (Higgins,
Return on Assets menunjukkan 1990).
kemampuan perusahaan menghasilkan BOPO atau yang sering disebut
laba dari aktiva yang dipergunakan. rasio efisiensi digunakan untuk mengukur
Menurut Riyanto, ROA adalah rasio yang kemampuan manajemen bank dalam
menunjukkan kemampuan perusahaan mengendalikan biaya operasional terha-
menghasilkan laba bersih bagi semua dap pendapatan operasional. Menurut
investor dari modal yang diinvestasikan Surat Edaran Bank Indonesia
dalam keseluruhan aktiva (Riyanto, No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004,
2000). ROA digunakan untuk mengukur Biaya Operasional dan Pendapatan ope-
kemampuan manajemen perusahaan rasional (BOPO) diukur dari perban-
dalam memperoleh keuntungan (laba) dingan antara biaya operasional terhadap
secara keseluruhan (Dendawijaya, 2005). pendapatan operasional. Semakin kecil
Rasio ini juga memberikan ukuran yang rasio ini berarti semakin efisien biaya
lebih baik atas profitabilitas perusahaan operasional yang dikeluarkan bank yang
karena menunjukkan efektifitas mana- bersangkutan sehingga kemungkinan
jemen dalam menggunakan aktiva untuk suatu bank dalam kondisi bermasalah
memperoleh pendapatan. Semakin tinggi semakin kecil. Setiap peningkatan biaya
ROA maka semakin tinggi kemampuan operasional akan berakibat pada ber-

Asri, Analkisis Rasio ... 277


kurangnya laba sebelum pajak yang pada Alat Analisis
akhirnya akan menurunkan laba bank Alat analisis yang diguanakan da-
yang bersangkutan. lam penelitian ini adalah regresi linier
Berdasarkan latar belakang diatas, berganda, yaitu alat analisis yang digu-
maka tujuan penelitian ini adalah nakan untuk menganalisis pengaruh
bagaimana pengaruh EPS ( Earning Per anatara variabel bebas (EPS, ROA, ROE,
Share), ROA (Return On Asset ), ROE dan BOPO) terhadap variabel terikat
(Return On Equity), BOPO (Biaya yaitu harga saham. Untuk mempermudah
Operasional Pendapatan Operasional) ter- pelaksanaan perhitungan menggunakan
hadap harga saham baik secara parsial alat bantu SPSS versi 20. Adapun
maupun simultan. persamaan regresi berganda yang
dipergunakan sebagai berikut:
METODE PENELITIAN Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
(1)
Populasi dan Sampel
Penelitian ini menggunakan popu- Pada Persamaan 1, Y adalah harga saham,
lasi perbankan di Indonesia sebanyak 41 a merupakan onstanta, X1 adalah EPS, X2
bank. Metode pengambilan sampel yang adalah ROA, X3 adalah ROE, X4 adalah
digunakan dalam penelitian ini yaitu BOPO, e menyatakan kesalahan peng-
metode purposive sampling, yaitu popu- ganggu, dan b1-15 merupakan koefisien
lasi yang akan dijadikan sampel dalam korelasi.
penelitian ini adalah yang memenuhi
kriteria sampel yang telah ditentukan Uji Koefisien Determinasi
sebelumnya dan kemudian dipilih berda- Uji koefisien determinasi merupa-
sarkan pertimbangan tertentu. Berdasar- kan alat untuk mengukur seberapa jauh
kan kriteria yang telah ditentukan, maka kemampuan model dalam menerangkan
diperoleh 21 bank dari perusahaan variasi variabel terikat. Nilai koefisien
perbankan yang dapat dijadikan sampel determinasi adalah antara nol dan satu (0
penelitian selama tahun 2010 – 2014. < R2 < 1), nilai yang mendekati satu
berarti variabel-varibel bebas membe-
Jenis dan Sumber Data rikan hampir semua informasi yang
Data yang dikumpulkan dalam dibutuhkan untuk memprediksi variasi
penelitian ini adalah data sekunder yaitu variabel terikat.
jenis data yang diperoleh atau dikum-
pulkan secara tidak langsung dari sumber Pengujian Hipotesis
utama (perusahaan). Data penelitian ini Pengujian terhadap masing-masing
berupa laporan keuangan perusahaan hipotesis dilakukan dengan uji signifikan
yang terpilih menjadi sampel serta data variabel bebas (X) terhadap variabel
lainya yang berkaitan dengan penelitian terikat (Y) baik secara parsial maupun
ini. Sumber data dalam penelitian ini secara bersama-sama dilakukan dengan
diperoleh dari laporan keuangan pada uji statistik t (t-test) dan uji F (F-test)
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek pada level 5% (α = 0, 05).
Indonesia (BEI) tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014 melalui situs Bursa Uji t
Efek Indonesia (Bursa Efek Indonesia, Uji t digunakan untuk menguji apa-
2014) dan Bank Indonesia (BI) (Bank kah masing-masing variabel bebas secara
Indonesia, 2014). parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel terikat. Dengan meng-
gunakan derajat kepercayaan 95% (α =

278 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


0,05), apabila t hitung > t tabel, berarti yang signifikan. Tidak hanya pada par-
masing-masing variabel bebas secara tumbuhan kantor cabang, rasio kecu-
individual mempunyai pengaruh yang kupan modal minimum (CAR) perbankan
signifikan terhadap variabel terikat. Indonesia juga mengalami kenaikan dari
18,48% pada tahun 2013 menjadi 19,57%
Uji F di tahun 2014. Rasio likuiditas perbankan
Uji F digunakan untuk mengetahui Indonesia juga tumbuh, dari 89,07% pada
pengaruh simultan antara variabel bebas tahun 2013 menjadi 89,42% di tahun
terhadap variabel terikat. Dengan meng- 2014. Sementara itu, Return on Asset
gunakan darajat kepercayaan 95% (α = (ROA) yang menunjukkan kemampuan
0.05), apabila F hitung > F tabel, berarti bank dalam menghasilkan laba meng-
masing-masing variabel bebas secara alami perlambatan, yaitu dari 3,08% pada
bersama-sama mempunyai pengaruh yang tahun 2013 menjadi 2,85% di akhir tahun
terhadap variabel terikat. 2014. Di sisi lain, rasio BOPO yang
mengukur tingkat efisiensi manajemen
HASIL DAN PEMBAHASAN bank juga terlihat cukup baik, walaupun
terlihat fluktuatif. BOPO tahun 2010
Gambaran Umum Perbankan Di sebesar 85,5% lalu turun menjadi 80,5%
Indonesia pada tahun 2011. Kemudian tahun 2012
Pertumbuhan jumlah kantor bank kembali turun menjadi 74,10% dan
yang tersebar di seluruh daerah di 74,08% di tahun 2013. Namun di akhir
Indonesia, diharapkan dapat memudahkan tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi
akses masyarakat ke dunia perbankan 76,29%. Tingkat kredit bermasalah (NPL)
yang pada ujungnya mampu mendorong antara tahun 2010 sampai 2014 meng-
produktifitas perekonomian dan partum- alami fluktuasi. NPL tahun 2010 sebesar
buhan ekonomi. Tabel 1 menunjukkan 2,56% dan turun menjadi 2,17% pada
perkembangan jumlah bank dan jumlah tahun 2011 lalu turun kembali menjadi
kantor cabang bank, baik bank umum 2,16% pada tahun 2012 dan 1,68% pada
maupun BPR. tahun 2013. Pada Desember 2014 NPL
Berdasarkan Tabel 1, jumlah bank mengalami kenaikan menjadi 2,16%.
mengalami penurunan dari tahun ke Tabel 2 menunjukkan tabel kinerja
tahun, tetapi jumlah kantor bank (bank perbankan di Indonesia tahun 2010 –
umum dan BPR) mengalami kenaikan 2014.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Bank dan Jumlah Kantor Bank Tahun 2010 – 2014
Indikator 2010 2011 2012 2013 2014
BankUmum 122 124 120 120 119
BPR 1.706 1.660 1.653 1.635 1.643
Jumlah Bank 1.828 1.793 1.773 1.755 1.762
Bank Umum 13.837 14.797 16.625 18.588 19.948
BPR 3.910 4.172 4.425 4.678 4.895
Jumlah Kantor 17.747 18.969 21.050 23.236 24.843
(Sumber: Otoritas Jasa Keuangan , 2014)

Asri, Analkisis Rasio ... 279


Tabel 2. Kinerja Perbankan
Kinerja Perbankan 2010 2011 2012 2013 2014
CAR (%) 17,18 16,05 17,43 18,48 19,57
LDR (%) 75,21 78,77 83,58 89,07 89,42
ROA (%) 2,60 2,6 3,11 3,08 2,5
BOPO (%) 86,14 85,42 74,10 74,08 76,29
NPL (%) 2,56 2,17 2,16 1,68 2,16
(Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2014)

Pendapatan perbankan Indonesia bank go public masih negatif hingga


jika didasarkan atas jenis kegiatan September 2001, dan kembali meningkat
didominasi oleh pendapatan bunga dari (positif) pada bulan Oktober 2001 yang
kredit, yaitu sebesar Rp403.926 miliar dapat dilihat pada Gambar 1.
atau 71,11% dari total pendapatan. Return On Assets (ROA) merupa-
Pendapatan operasional selain bunga kan aktiva suatu perusahaan didanai oleh
sebesar 26,13% dari total pendapatan pemegang saham dan kreditor, sehingga
yaitu Rp148.439 miliar, sedangkan total aktiva tersebut akan menjadi modal kerja
pendapatan komprehensif setelah taksiran bagi perusahaan dalam melakukan usaha-
pajak penghasilan tahun 2014 sebesar nya. Semakin tinggi rasio ini maka dapat
Rp112.160 miliar atau tumbuh 5,11% menentukan perusahaan semakin efektif
dari pencapaian tahun sebelumnya. dalam memanfaatkan aktiva untuk meng-
hasilkan laba bersih setelah pajak.
Return On Assets (ROA) Dengan demikian, semakin tinggi ROA,
Krisis yang melanda Indonesia pada kinerja perusahaan semakin efektif. Hal
pertengahan 1997 memberikan dampak ini selanjutnya akan meningkatkan daya
yang cukup berat bagi perbankan tarik perusahaan kepada investor, karena
termasuk dari segi pendapatan. Dengan tingkat pengembalian akan semakin
banyaknya bank yang mengalami keru- besar. Rata-rata return on asset (ROA)
gian akibat efek krisis tersebut memberi- tertinggi dicapai oleh BBRI dan BTPN.
kan dampak yang cukup lama bagi Gambar 2 menunjukkan rata-rata ROA
perbankan untuk dapat pulih dan kembali terhadap 21 perusahaan perbankan selama
mencetak laba. Hal ini antara lain periode 2010 – 2014.
tercermin dari pencapaian ROA bank-

Gambar 1. Return On Assets (ROA)


(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

280 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


Gambar 2. Grafik Return on Asset
(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

BOPO (Biaya Operasional Pendapatan rasio BOPO menjadi dibawah 100% dan
Operasional) perlahan-lahan terus menunjukkan kecen-
Rasio yang sering disebut rasio derungan membaik. Peningkatan efisiensi
efisiensi ini digunakan untuk mengukur bank-bank go public ini telah membantu
kemampuan manajemen bank dalam peningkatan laba yang dihasilkan. Gam-
mengendalikan biaya operasional terha- bar 3 menunjukkan Rasio BOPO dari
dap pendapatan operasional. Semakin September 2000 sampai Maret 2014.
kecil rasio ini berarti semakin efisien Gambar 4 menujukkan nilai biaya
biaya operasional yang dikeluarkan bank operasional terhadap pendapatan operasi-
yang bersangkutan sehingga kemung- onal (BOPO) 21 perusahaan selama 5
kinan suatu bank dalam kondisi bermasa- tahun. Terdapat 6 perusahaan yang mem-
lah semakin kecil. Kurangnya efisiensi punyai nilai BOPO dengan kategori baik
bank tercermin dari rasio BOPO yang yaitu AGRO, BACA, BNBA, INPC,
lebih besar dari 100%. Sejak April 2003 BVIC, MEGA.

Gambar 3. Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)


(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Asri, Analkisis Rasio ... 281


Gambar 4. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Return On Equity (ROE) perusahaan perbankan selama periode


Return On Equity merupakan rasio 2010 – 2014.
yang digunakan untuk mengukur kinerja Berdasarkan Gambar 5, terdapat 3
manajemen perusahaan dalam mengelola bank dengan nilai tertinggi yaitu BBCA,
modal yang tersedia untuk menghasilkan BBRI, dan BMRI.
laba setelah pajak. Semakin tinggi rasio,
maka semakin baik. Hal tersebut berarti Earning per Share (EPS)
posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Earning per Share digunakan
Dengan demikian, semakin tinggi ROE, untuk mengukur keberhasilan perusahaan
kinerja perusahaan semakin efektif. Hal manajemen dalam mencapai keuntungan
ini selanjutnya akan meningkatkan daya bagi para pemilik perusahaan, semakin
tarik perusahaan kepada investor, karena tinggi rasio ini maka keuntungan yang
tingkat pengembalian akan semakin didapat akan semakin besar. Gambar 6
besar. Gambar 5 menunjukkan rata-rata menunjukkan rata-rata Earning per Share
Return on Equity (ROE) terhadap 21 (EPS) terhadap 21 perusahaan perbankan
selama periode 2010 – 2014.

Gambar 5. Grafik Return On Equity


(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

282 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


Gambar 6. Grafik Earning Per Share Perbankan Selama Periode 2010 – 2014
(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Berdasarkan Gambar 6, nilai peroleh penghasilan dari saham tersebut.


Earning Per Share (EPS) selama 5 tahun Nilai perusahaan dapat diukur melalui
BBRI dan BMRI memiliki nilai tertinggi. nilai harga saham di pasar, berdasarkan
Hal ini menandakan kedua perusahaan terbentuknya harga saham perusahaan di
tersebut sangat mapan (mature) atau pasar yang merupakan refleksi penilaian
memiliki lembar saham terbatas. oleh publik terhadap kinerja perusahaan
secara riil. Gambar 7 menunjukkan harga
Harga Saham saham pada perbankan selama periode
Harga saham adalah tanda 2010 – 2014.
penyertaan modal pada perseroan terbatas Berdasarkan Gambar 7, harga sa-
seperti yang telah diketahui bahwa tujuan ham tertinggi didapat oleh BBCA dan
pemodal membeli saham untuk mem- harga saham terendah dimiliki oleh INPC.

Gambar 7. Grafik Harga Saham Perbankan Selama Periode 2010 – 2014


(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Asri, Analkisis Rasio ... 283


Gambar 8. Hasil Uji Normalitas
(Sumber : Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Tabel 3. Tabel Koefisien


Unstandardized
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error
1 (Constant) 2.978 1.201 2.478 .013
EPS .894 .087 10.207 .000
ROA 1.048 .263 3.976 .001
ROE -1.199 .251 -4.759 .000
BOPO -6.793 1.016 -6.680 .000
(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Uji Normalitas Data regresi yang digunakan untuk mengukur


Untuk menguji apakah distribusi tingkat variabel (Y) berdasarkan beberapa
data normal atau tidak, dapat dilakukan tingkat variabel (X) serta taksiran peru-
dengan melihat grafik normal probability bahan variabel (Y) untuk setiap satuan
plot yang membandingkan distribusi variabel (X). Hasil analisis regresi linier
kumulatif dari data sesungguhnya dengan dapat dilihat pada Tabel 3.
distribusi kumulatif dari distribusi Berdasarkan Tabel 3, persamaan
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat regresi pada penelitian ini sebagai beri-
pada Gambar 8. kut:
Berdasarkan Gambar 8, grafik nor- Y = 2.978 + 0.894EPS + 1.048ROA
mal probability plot membentuk pola – 1.199ROE – 6.793BOPO
grafik yang normal. Hal ini terlihat dari (2)
titik yang menyebar disekitar grafik
normal dan penyebarannya mengikuti Pada Persamaan 2, nilai konstanta sebesar
garis diagonal. Oleh karena itu, disim- 2.978 artinya jika variabel EPS, ROA,
pulkan bahwa model regresi memenuhi ROE, dan BOPO dianggap konstan atau
asumsi normalitas. tetap maka harga saham sebesar 2.978.
Nilai koefisien regresi variabel EPS
Persamaan Regresi Berganda sebesar 0.894 artinya jika terdapat
Analisis Regresi Linier Berganda penambahan satu satuan pada variabel
digunakan untuk mencari nilai persamaan EPS dan variabel lainnya dianggap

284 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


konstan, maka terdapat kenaikan harga Hasil penelitian ini mendukung
saham sebesar 0.894. Nilai koefisien penelitian dari Rachmawati dan Kristi-
regresi variabel ROA sebesar 1.048 janto yang menyatakan bahwa variabel
artinya jika terdapat penambahan satu bebas EPS (Earning Per Share), ROA
satuan pada variabel ROA dan variabel (Return On Asset), ROE (Return On
lainnya dianggap konstan, maka terdapat Equity), BOPO (Biaya Operasional Pen-
kenaikan harga saham sebesar 1.048. dapatan Operasional) berpengaruh signi-
Nilai koefisien regresi variabel ROE fikan secara simultan terhadap harga
sebesar -1.199 artinya jika terdapat saham (Rachmawati dan Kristijanto,
penambahan satu satuan pada variabel 2009).
ROE dan variabel lainnya dianggap kons-
tan, maka terdapat kenaikan harga saham Uji Regresi Secara Parsial (Uji t )
sebesar -1.199. Nilai koefisien regresi Untuk membuktikan pengaruh dari
variabel BOPO sebesar -6.793 artinya masing masing variabel bebas secara
jika terdapat penambahan satu satuan parsial atau individu terhadap variabel
pada variabel BOPO dan variabel lainnya terikat dengan menggunakan analisis uji-t
dianggap konstan, maka terdapat ke- . Dalam penelitian ini, uji-t digunakan
naikan harga saham sebesar -6.793. untuk mengetahui pengaruh secara parsial
Variabel yang paling dominan berpenga- yaitu EPS (X1), ROA (X2), ROE (X3),
ruh terhadap harga saham adalah variabel BOPO (X4) terhadap harga saham (Y).
ROA karena variabel ROA memiliki nilai Pada Tabel 3, nilai t-hitung variabel
beta yang paling tinggi yaitu sebesar EPS sebesar 10.207 dan menggunakan
1.048. taraf signifikan α = 0,05 maka nilai t-
tabel adalah 1.662. Nilai t hitung > t-
Analisis Koefisien Determinasi (R2) tabel (10.207 > 1.662) artinya variabel
Analisis determinasi dalam regresi EPS secara signifikan mempengaruhi
linear berganda digunakan untuk harga saham. Hasil penelitian ini
mengetahui persentase pengaruh variabel mendukung penelitian dari Talamati dan
bebas (X1,X2,X3,X4) secara serentak Pangemanan yang menyatakan bahwa
terhadap variabel terikat (Y). Nilai R variabel bebas EPS (Earning Per Share)
sebesar 0,569 yang artinya korelasi antara berpengaruh signifikan secara simultan
variabel EPS, ROA, ROE, da BOPO terhadap harga saham (Talamati dan
terhadap Harga Saham sebesar 0,569 atau Pangemanan, 2015).
57%. Hal ini berarti terjadi hubungan Nilai t hitung variabel ROA sebesar
yang erat antara variabel terikat dengan 3.976 dengan nilai t-tabel sebesar 1.662,
variabel bebas. Nilai (Adjusted R maka dapat disimpulkan bahwa nilai t
Square) sebesar 0,565 atau 56 %. Hal ini hitung > t-tabel (3.976 > 1.662) yang
menunjukan bahwa persentase pengaruh artinya variabel ROA secara signi-fikan
variabel bebas EPS (Earning Per Share), mempengaruhi harga saham. Hasil
ROA (Return On Asset), ROE (Return On penelitian ini mendukung penelitian dari
Equity), BOPO (Biaya Operasional Pen- Rachmawati dan Kristijanto yang menya-
dapatan Operasional) terhadap variabel takan bahwa variabel bebas ROA (Return
terikat (Harga Saham) sebesar 56%, On Asset) berpengaruh signifikan terha-
sedangkan sisanya sebesar 44% dipe- dap harga saham (Rachmawati dan Kristi-
ngaruhi oleh variabel lain yang tidak janto, 2009).
dimasukan dalam model penelitian ini.

Asri, Analkisis Rasio ... 285


Tabel 4.Hasil Uji Simultan (Uji F)
Sum of Df Mean F Sig.
Model
Squares Square
Regression 659.861 4 164.965 137.077 0.000
1 Residual 738.365 415 1.779
Total 1398.225 419
(Sumber: Hasil Olah Data Sekunder, 2015)

Nilai t-hitung variabel ROE sebesar ROE, dan BOPO secara bersama–sama
-4.759 dengan nilai t-tabel sebesar 1.662, berpengaruh terhadap harga saham.
maka dapat disimpulkan bahwa nilai t
hitung > t-tabel (-4.759 > 1.662). Oleh SIMPULAN DAN SARAN
karena itu, variabel ROE secara signi-
fikan mempengaruhi harga saham. Hasil EPS dan ROA berpengaruh positif
penelitian ini mendukung penelitian dari terhadap harga saham yang berarti bahwa
Rachmawati dan Kristijanto (2009) yang setiap kenaikan EPS dan ROA akan
menyatakan bahwa variabel bebas ROE menaikan harga saham, sedangkan ROE
(Return On Equity) berpengaruh signi- dan BOPO mempunyai pengaruh negatif
fikan secara simultan terhadap harga terhadap harga saham, artinya setiap ke-
saham. naikan ROE dan BOPO akan menu-
Nilai t-hitung variabel BOPO sebesar runkan harga saham. Hal tersebut dise-
-6.680 dan nilai t-tabel 1.662, maka babkan oleh tidak efisiennya perusahaan
dapat di simpulkan bahwa nilai t hitung dalam mengelola biaya operasional.
> t-tabel (-6.680 > 1.662). Artinya Untuk meningkatkan harga saham, se-
variabel BOPO secara signifikan mem- baiknya perusahaan melakukan efisiensi
pengaruhi harga saham. Hasil penelitian (mengurangi BOPO) dan meningkatkan
ini mendukung penelitian dari Rachma- ROA.
wati dan Kristijanto (2009) yang menya-
takan bahwa variabel bebas BOPO DAFTAR PUSTAKA
berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap harga saham. Anoraga, P. (2001). Pengantar Pasar
Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft
Uji Regresi Secara Simultan (UJI F) Indonesia.
Uji ini digunakan untuk mengetahui Bank Indonesia. (2014). Retrieved from
apakah variabel bebas (X1,X2,X3,X4) www.bi.go.id.
secara bersama-sama berpengaruh secara Bursa Efek Indonesia. (2014). Retrieved
signifikan terhadap variabel terikat (Y). from www.idx.co.id
Hasil uji simultan dapat dilihat pada Darmadji, T. dan Fakhruddin, M. (2001).
Tabel 4. Pasar Modal Indonesia, Pendekatan
Tabel 4 menunjukan nilai F hitung Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
sebesar 137.077. Dengan menggunakan Dendawijaya, L. (2005). Manajemen
taraf signifikan α = 0,05 dan derajat Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
kebebasan (df) = (n-k-1 = 78) sehingga Dharmastuti, F. (2004). Analisis
diketahui F-tabel adalah 2.33 sehingga Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan
nilai F hitung lebih besar dari F tabel dan Terhadap Harga Saham Perusahaan
nilai signifikansi sebesar 0.000<0.05 Go Pulbik di BEJ. Jurnal Manajemen
yang menandakan bahwa EPS, ROA, Fakultas Ekonomi Universitas
Atmajaya, 1(1).

286 Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 22 No.3, Desember 2017


Fahmi, I. (2011). Analisis Laporan Riyanto, B. (2001). Dasar-Dasar
Akuntansi. Bandung: Alfabeta. Pembelanjaan Perusahaan (Ed. 4).
Halim, A. dan Hanafi, M. (2007). Yogyakarta: BPFE.
Analisis Laporan Keuangan (Ed. 3). Rusdin. (2008). Pasar Modal (Cetakan
Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kedua). Bandung: Alfabeta.
Higgins, R. C. (1990). Analysis for Sartono, A. (2001). Manajemen
Financial Management. Singapore: Keuangan Teori dan Aplikasi.
McGraw-Hill Book Co. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Jogiyanto, H. (2003). Teori Portofolio Siamat, D. (2004). Manajemen Lembaga
dan Analisis Investasi. Yogyakarta: Keuangan (Ed. 4). Jakarta: Fakultas
BPFE. Ekonomi Universitas Indonesia.
Machfoedz, M. (2000). Pengaruh Krisis Surat Edaran Bank IndonesiaNomor
Moneter pada Efiensi Perusahaan 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004.
Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Talamati, M. R. dan Pangemanan, S. S.
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 14(1), (2015). The Effect Of Earnings Per
37 - 49. Share (EPS) & Return On Equity
Otoritas Jasa Keuangan. (2014). (ROE) On Stock Price Of Banking
Retrieved from www.ojk.go.id Company Listed in Indonesia Stock
Prastowo, D dan Julianty, R. (2008). Exchange (IDX) 2010-2014. Jurnal
Analisis Laporan Keuangan (Konsep EMBA, 3(2), 1086 – 1094.
dan Aplikasi) (Ed. 2). Yogyakarta: Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi
UPP STIM YKPN. Dan Manajement Portofolio (Ed. 1).
Rachmawati, T. dan Kristijanto, D. Yogyakarta.
(2009) Pengaruh Return on Aset Widoatmodjo, S. (2000). Cara Sehat
(ROA), Return on Equity (ROE), Net Investasi di Pasar Modal. Jakarta: PT
Interest Marjin (NIM), dan Rasio Jurnalida Aksara Grafika.
Biaya Operasional Pendapatan Wulandari dan Sasongko, N. (2006).
Operasional (BOPO) Terhadap Harga Pengaruh Economic Value Added dan
Saham Bank di Bursa Efek Indonesia. Rasio-Rasio Profitabilitas terhadap
Jurnal Ilmu Ekonomi dan Manajemen, Harga Saham. Empirika, 19(1), 64 –
6 (1), 67 – 94. 80.

Asri, Analkisis Rasio ... 287

Anda mungkin juga menyukai