Anda di halaman 1dari 18

Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan

BAGIAN KEDUA: TA’ARUF DAN KHITBAH ............ 25


Pengertian Ta’aruf ................................................. 26
Rambu-Rambu Ta’aruf .......................................... 29
Ta’aruf Melalui Media Sosial . ................................ 33
Khitbah (Meminang) ............................................. 36
Karakteristik Khitbah . ............................................ 44
Macam-Macam Khitbah ........................................ 46
Syarat Sah Khitbah ................................................ 49
Anggota Tubuh Terpinang
Yang boleh di Pandang .................................... 50
Hukum Memandang Wanita Terpinang ............... 53
Kapan Waktu Melihat Wanita Terpinang . ............ 53
Empat Mata dengan Wanita Pinangan ................ 54
Hukum Pandangan Wanita Terpinang
Terhadap Laki-Laki Peminang ........................ 56
Hikmah di Syariatkan Khitbah .............................. 57

BAGIAN KETIGA: PACARAN DAN NIKAH ............. 59


Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah . ............... 60
Inilah Janji Allah untuk Anda
yang Berani Menikah ....................................... 65
Bagaimana yang Telanjur Pacaran? ..................... 69
Beruntung Pernah Pacaran
atau Tidak Pernah Pacaran? ........................... 77
Tobat dari Pacaran ................................................. 81

vi
Daftar Isi

Berbagai Sisi Pacaran Itu Terlarang . .................... 83


Yang Mengharuskan Tobat . .................................. 84
Lalu Bagaimana tentang seseorang
yang Melakukan Dosa Berulang Kali? ............ 89
Jauhilah Lingkungan yang Buruk
demi Memperkuat Tobat ................................. 95
Segeralah Bertobat kepada Allah! ........................ 96
Tingkatan Manusia yang Bertobat kepada Allah 103
Janji Allah kepada Orang yang Bertobat . ............ 108
Peran Orangtua dalam Pacaran ........................... 118
Hikmah sang Mantan ............................................ 121

BAGIAN KEEMPAT: NASIHAT BAGI LAKI-LAKI


DAN PEREMPUAN ........................................... 127
Nasihat bagi seorang Laki-Laki ............................ 129
Laki-laki yang Sejati . ............................................. 136
Nasihat Mulia bagi seorang Wanita ..................... 139
Wanita Pra-Islam ................................................... 139
Wanita Pasca-Islam ............................................... 141
Wanita adalah Karunia, Bukan Musibah ............. 143
Hak dan Kedudukan Wanita ................................. 144
Mutiara yang Harus Dijaga ................................... 148
Mumpung Masih Muda Jadilah Wanita Salehah 162

vii
Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan

BAGIAN KELIMA: JOMBLO MULIA ........................ 169


Menjadi Jomblo yang Mulia dan Bahagia ............ 170
Cara Mudah Menjadi Jomblo
yang Mulia dan Bahagia . ................................ 171
Keistimewaan seorang Jomblo ............................. 184

BAGIAN KEENAM: KISAH DAN TELADAN . ........... 193


Kisah si Saleh dan Salehah ................................... 194
Sebuah Pengakuan ................................................ 200
Ketika Allah Menegurmu
dengan Kasih Sayang-Nya .............................. 210
Bercinta Berkat Bismillahirrahmanirrahiim ........ 217

BAGIAN KETUJUH: MUTIARA DAN HIKMAH ........ 221


Aku Mencintaimu Karena Allah ............................ 222
Cinta yang Hakiki ................................................... 225
Diam dalam Cinta .................................................. 229
Yuk, Berhijrah ......................................................... 234
Pesan untuk yang Mencari Pasangan Hidup . ..... 239
Indahnya Niat sebelum Pernikahan ..................... 241
Andai Aku Tidak Pacaran . ...................................... 246
Mendoakannya adalah Tanda Cinta
Paling Dalam .................................................... 251

viii
Daftar Isi

Daftar Pustaka ...................................................... 255

Tentang Penulis .................................................... 263

ix
t ama
Pe r
Bagian

j a r a h
Se
C i n t a
dan
Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan

Mengungkap Sejarah Pacaran


Kita mungkin sering mendengar, atau bahkan meng-
alami sendiri sebuah proses yang diawali dengan
mengekspresikan rasa suka kepada lawan jenis, ke-
mudian rasa itu bersambut, ditindaklanjuti dengan
perilaku-perilaku romantis, dan selanjutnya menda-
patkan pengakuan publik bahwa mereka telah berpa-
caran. Mungkin ada juga yang prosesnya tidak seperti
demikian, tapi secara teknis seperti itulah kira-kira
proses terjalinnya sebuah hubungan yang sekarang
kita kenal dengan istilah pacaran. Rasa-rasanya me-
mang pacaran sudah menjadi hal yang lazim, mulai
dari anak-anak sampai kalangan lansia, dari hiruk-
pikuk kota sampai kepelosok-pelosok desa, semuanya
telah memahami apa itu pacaran.

Jika ditinjau lebih jauh sebenarnya pacaran merupa-


kan bagian dari kultur Barat. Karena biasanya masya-
rakat Barat membenarkan adanya fase-fase hubung-
an heteroseksual dalam kehidupan manusia sebelum
menikah, seperti puppy love (cinta monyet), dating
(kencan), going steady (pacaran), dan engagement
(tunangan).

Namun, jika ditinjau dari negeri kita sendiri, sejarah-


nya juga berbeda. Secara etimologi, pacaran ternyata
berasal dari kata pacar (daun pacar), dalam bahasa


Bagian Pertama: Sejarah dan Cinta

bugis dikenal dengan nama “pacci”. Dahulu, dalam


masyarakat Melayu khususnya, ada budaya memakai-
kan pacar air (masyarakat Melayu biasa menyebutnya
inai) pada dua orang muda mudi yang ‘ketahuan’ sa-
ling tertarik oleh keluarganya.

Biasanya sang pemuda mengirimkan “sinyal atau


isyarat” atas ketertarikannya dengan mengirim “tim
atau utusan” pembaca pantun untuk sang gadis puja-
annya. Nah, utusan tadi akan berpantun tepat di de-
pan halaman rumah sang gadis. Mirip dengan budaya
Meksiko atau mungkin orang Meksiko menirunya dari
budaya Melayu yang dibawa oleh Vasco Da Gama, si
Portugis yang sangat terkenal di Meksiko yang konon
pernah mampir di Melayu.

Jika si gadis menyambut pantun sang pemuda dan


keduanya ingin meneruskan hubungan mereka maka
orangtua keduanya memberikan pacar air (inai) di
tangan keduanya. Inai tersebut sebagai tanda bahwa
keduanya telah memiliki hubungan. Kemudian inai
yang ada di tangan keduanya akan hilang selama tiga
bulan dan selama waktu itulah sang pemuda mem-
persiapkan segala kebutuhan untuk melamar sang
gadis. Jika sampai inai di tangan mereka hilang dan
belum juga ada lamaran atau konfirmasi lebih lan-
jut tentang hubungannya, maka si gadis berhak un-
tuk memutuskan hubungan tersebut dan menerima


Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan

pinangan laki-laki lain. Jangan membayangkan se-


lama tiga bulan tersebut mereka berpacaran seperti
pacarannya anak zaman sekarang. Mereka sangat
terjaga sebelum pernikahan terjadi.

Berbeda dengan pandangan Islam sendiri, dalam


salah satu tausyiahnya, Habib Segaf bin Mahdi bin
Syaikh Abubakar bin Salim menyinggung perihal tra-
disi pacaran. Menurut beliau, tradisi pacaran bermula
di zamannya Nabi Nuh as. Nabi Nuh as. diperintah-
kan Allah Swt., untuk membuat bahtera, karena saat
itu Allah hendak memberikan azab kepada kaumnya
yang durhaka. Setelah bahtera itu dibuat, Nabi Nuh
mulai menyerukan kepada umatnya untuk turut serta
dalam bahteranya. Saat itulah terlihat umatnya yang
membangkang, yaitu mereka yang tidak mengindah-
kan seruan nabinya sendiri karena Allah hendak me-
nurunkan banjir bandang.

Dari sekian banyak umatnya, yang taat atas ajakan


nabinya hanyalah segelintir saja. Selain dari kalangan
manusia yang turut serta, Nabi Nuh as., juga meng-
ajak para binatang dari berbagai jenisnya dengan
pasangannya masing-masing. Hal itu karena mereka
akan memulai kehidupan yang baru usai banjir ban-
dang yang disurutkan Allah Swt. Nabi Nuh as., menye-
rukan:


Bagian Pertama: Sejarah dan Cinta

“Wahai umatku dan seluruh hewan yang turut serta


bersamaku, tahanlah kamu sekalian dari melakukan
hubungan badan. Karena bahtera ini sudah terlalu
penuh menampung aku dan kalian. Kita akan memu-
lai kehidupan baru saat banjir bandang ini berhenti.
Wahai Tuhanku damparkanlah kami di tempat yang
penuh keberkahan. Karena sesungguhnya Engkaulah
Zat sebaik-baik pemberi tempat.”

Himbauan tersebut disampaikan dan didengarkan


oleh seluruh penumpang bahtera Nabi Nuh. Tapi ada
saja yang melanggarnya, sepasang Anjing terlihat
sedang mesra berduaan dengan pasangannya. Hal itu
akhirnya dilaporkan oleh seekor kucing kepada Nabi
Nuh as. Mendapat laporan seperti itu, Nabi Nuh pun
memperingatkan kedua Anjing tersebut untuk tidak
melakukannya kembali. Karena ada niat serta kesem-
patan, kedua anjing tersebut mengulangi perbuatan-
nya hingga menjurus pada saling cumbu-mencumbu.
Si kucing, yang memang kerjaannya tukang ngintip,
melihat kejadian itu dan melaporkannya kembali ke-
pada Nabi Nuh as.

Saya tidak menyebutnya bahwa seorang yang berpa-


caran itu sama halnya dengan si anjing. Namun, per-
caya atau tidak, silakan Anda renungi dan dipahami
sendiri, yang pasti kisah-kisah semacam ini memang
benar-benar terjadi di zaman Nabi Nuh as.


Selamat Tinggal Pacaran, Selamat Datang di Pelaminan

kemuliaan cita-citanya tersebut didorong oleh sema-


ngat orangtuanya yang selalu mengajarkan ilmu dan
keteladanan dalam hal agama. Ia hidup di kalangan
keluarga yang sangat sederhana, sejak kecil ia diajar-
kan oleh orangtuanya untuk hidup mandiri.

Saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 di Uni-


versitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Di kalangan akademisi ia juga dikenal sebagai aktivis
serta aktif di berbagai bidang keilmuan dan organisa-
si, seperti, Ketua The Association of Smart Student UIN
Maliki Malang, Pengurus HTQ (Hai’ah Tahfizh Quran)
UIN Malang, pengurus Cabang IPNU kota Malang,
pengurus UKM SR (Seni Religius), pengurus Pergerak-
an Mahasiswa Islam Indonesia, Lembaga MONSTER
(Motivation Spiritual Center) Kota Malang, dan Tim
Riset Sains Islam Unit Mahasiswa UIN Malang. Ia juga
aktif dalam melakukan penelitian dan mengikuti ber-
bagai seminar serta konferensi, baik nasional maupun
internasional.

E-mail : athock_illah@ymail.com
Twitte : @athoillah11
Facebook : Athock Illah (Atho’ Illah)
Belajar Islam Bersama-sama
dan Atho’ Illah 2
BBM : 57A1B34B

264
Tentang Penulis

Instagram : @athock_illah
WA/CP : 0852-3079-7600
: 0857-4533-0003
Website : www.atho’illah.com

265

Anda mungkin juga menyukai