PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
bukan lagi seorang anak dan juga bukan seorang dewasa dan merupakan
masa yang sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk
membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-
sifat yang sesuai dengan yang diinginkannya (Sumiati dkk, 2009). Pada masa
remaja banyak sekali perubahan-perubahan yang dialami oleh mereka baik itu
(Santrock, 2013).
aborsi yang tidak aman, penularan PMS dan HIV/AIDS, bahkan kematian
(BKKBN, 2009).
1
2
(PMS) (WHO, 2013). Data yang diperoleh dari population Council di dunia
penyakit menular seksual (PMS) di dunia sebanyak 448 juta orang (CDC,
2013).
(PKBI) DIY tahun 2016, 1078 remaja perempuan yang semestinya masih
pada usia 16-19 tahun. Dari angka 1078 remaja perempuan yang melahirkan
itu, 976 diantaranya berasal dari kehamilan yang tidak diiinginkan pada
Yogyakarta 228 kasus, kabupaten Sleman 219 kasus, Gunung Kidul 148
kasus, Kulon Progo 105 kasusyang merupakan dampak dari seks pranikah.
jumlah remaja di dunia saat ini mencapai ± 1,2 milyar atau 18% dari jumlah
remaja perempuan dan laki-laki berumur 15-24 tahun yang belum menikah
mulai berpacaran pertama kali pada umur 15-17 tahun (47% bagi remaja
perempuan dan 45% bagi remaja laki-laki). Dan hasilnya 8,3% remajalaki-
pranikah.
3
siswa SMA setuju dengan seks pranikah dan 71,08% yang tidak setuju
aborsi dan berujung pada kematian ibu menjadi persoalan serius yang harus
diperhatikan. Hal ini berkaitan semakin tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
akibat aborsi yang dilakukan oleh remaja yang merupakan satu indikator
remaja saat ini, misalnya status kesehatan, sangat berdampak buruk bagi
kualitas keluarga saat ini dan juga keluarga di masa mendatang. Dampak
buruk yaitu remaja yang tidak sehat baik fisik dan mentalnya dapat
melahirkan keturunan yang tidak sehat pula, misal menderita gizi buruk atau
sangat penting untuk mencegah masalah lainnya yang akan muncul apabila
kesehatan reproduksi remaja. Sikap adalah suatu kesiapan pada diri seseorang
untuk bertindak secara tertentu yang bersifat positif atau negatif terhadap
objek tertentu. Bila seks pranikah dipersepsikan sebagai sesuatu yang positif,
bahwa remaja yang melakukan hubungan seks pranikah memiliki sikap yang
putri dan remaja putra, perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka
informasi yang salah tentang seksual mudah sekali didapatkan oleh para
remaja, sehingga media massa dan segala hal yang bersifat prognosis akan
emosinya.
seks pranikah. Remaja lebih tertarik untuk mencari segala informasi yang
sikap diantaranya adalah adanya pengaruh orang lain yang dianggap penting.
Di antara orang yang biasanya dianggap penting bagi remaja salah satunya
Remaja yang tidak didampingi orangtua atau orang yang lebih dewasa dalam
penjelasannya sendiri tanpa tahu benar ataukah salah (Vashista & Rajshree,
arah yang benar dan mendampingi, serta mengontrol anak dalam setiap
Peran orang tua sebagai titik awal proses identifikasi diri bagi
(Aryani, 2010). Peran orang tua yang tidak memberikan informasi seputar
merupakan hal yang negatif, sehingga orang tua merasa malu untuk
remaja, perlu kiranya perhatian yang cukup terhadap masalah ini. Dari sini
masyarakat sangat ini menjaga anaknya di usia remaja, mereka tidak ingin
remaja putus sekolah (PKBI, 2013). Cara mengatasi masalah ini yaitu orang
dimana mereka bermain, kemana mereka pergi, dan harus selalu dipantau
6
walau dari jauh. Berilah kasih sayang yang lebih agar anak tidak merasakan
kesenjangan pada kelurga, ajak anak untuk berlibur serta masukan anak ke
dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan
dua sisi yaitu pendekatan kepada remaja dan pendekataan kepada keluarga
remaja melalui peran orang tua dalam keluarga (Kemenkes RI, 2014).
perempuan (Permenkes No. 28 pasal 21, 2017). Peran dan tugas bidan dalam
PHC (Primary Health Care) untuk kesehatan wanita yang menekankan pada
asuhan kesehatan reproduksi pada remaja dan sebagai fasilitator dan konselor
7
yang bisa dijadikan tempat mencari jawaban dari suatu permasalahan yang
besar yang tidak boleh dilakukan oleh umat muslim. Dan dilarang keras oleh
mengarah kepada zina, karena zina merupakan dosa yang sangat besar.
bulan juli tahun 2016 terdapat 1 siswi putri dan 1 siswa putra yang
Menurut guru BK, kurangnya pengawasan dari orang tua kepada anaknya
dalam pergaulan sehingga remaja bebas berpacaran dan pacaran anak muda
sendiri lebih bebas, mereka tidak segan lagi untuk bergandengan tangan dan
bahwa mereka sudah mempunyai pacar dan sering jalan berdua tanpa
8
sepengetahuan orang tua dan orang tua tidak memberikan informasi tentang
berciuman, dan berpelukan atas dasar suka sama suka dan saling mencintai
dan 2 orang siswi perempuan yang lain tidak setuju dengan perilaku seks
tentang “Hubungan peran orang tua dengan sikap seks pranikah pada siswa
B. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah “Adakah hubungan peran orang tua dengan sikap
2018?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan peran orang tua dengan sikap seks pranikah pada
2. Tujuan khusus
Negeri 1 Banguntapan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
orang tua dengan sikap seks pranikah pada siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Banguntapan.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Siswa
bahaya apa saja yang akan mereka dapat jika melakukan seks
b. Bagi Orangtua
pranikah.
Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah peran orangtua
dengan sikap seks pranikah. Karena peran orang tua merupakan salah satu
Negeri 1 Banguntapan.
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah bulan November 2017
sampai dengan Bulan Juni 2018, dengan lingkup kegiatan mulai dari studi
penelitian.
1siswi putri dan 1 siswa putra yang di keluarkan dari sekolah karena
F. Keaslian Penelitian
1. Diah Suci Haryani, Wahyiningsih, dan Kayat Haryani (2015) “Peran orang
antara peran orang tua dengan peilaku seksual pranikah remaja di SMKN 1
pada penelitian, dan analisa data. Persamaan dengan penelitian ini adalah
2. Saifuddin Zuhri dan Fanny Dwi S (2015) “Pola komunikasi orang tua
dengan anak pada kasus seks pranikah”. Jenis penelitian ini menggunakan
memiliki anak remaja berusia 18-21 tahun yang melakukan seks pranikah.
komunikasi otoriter dengan peraturan ketat yang dibuat oleh orang tua
3. G.A. Martha Winingsih (2015) “Pola asuh orang tua terhadap pengetahuan
kuesioner. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi
berarti ada hubungan pola asuh orang tua terhadap pemgetahuan seks
penelitian, dan analisa data. Persamaan dengan penelitian ini adalah teknik