Anda di halaman 1dari 8

IV.

Prosedur tindakan USG, CTG, Kuretase (tugas 7)

a. USG
1. Tujuan tindakan USG
Bertujuan untuk mendeteksi berbagai kelainan yang ada pada abdomen kandung
kemih Jantung ginjal hepar uterus atau pelvis Untuk konfirmasi kehamilan untuk
mengetahui usia kehamilan. Untuk membedakan antara kista dan tumor. Untuk menilai
pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan titik untuk mengetahui secara
Dini ancaman kehamilan titik untuk mengetahui adanya masalah placenta. Untuk
mengetahui cairan ketuban

2. Indikasi USG
1. Indikasi obstetri
Bagaimana keadaan Janin, plasenta, Ketuban?
Indikasi ginekologi onkologi
Apakah ada indikasi kecurigaan terhadap adanya tumor misalnya Miomau Metri, kistoma
ovarii?
Indikasi endokrinologi dan reproduksi
Untuk melihat keadaan genitalia Interna pada pasien infertile
Indikasi non obstetrik
Misal rujukan pasien dengan indikasi metastasis dari organ ginekologi

3. Persiapan USG
Persiapan pasien (dapat disajikan dengan gambar)
Persiapan alat (dapat disajikan dengan gambar)

Persiapan Petugas USG (dapat disajikan dengan gambar)


4. Evaluasi setelah selesai tindakan

a. CTG (cardiotokografi)
1. Tujuan tindakan CTG

2. Indikasi CTG

Karya topografi atau ktg karena berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas
perinatal misalnya pertumbuhan janin terhambat gerakan janin berkurang atau
kehamilan postterm 42 preeklamsi atau hipertensi kronik diabetes melitus kehamilan
DM yang memerlukan terapi atau insulin ketuban pecah pada kehamilan sama
Suspect selisih sinus yang plasenta ini ada persiapan tindakannya itu

3. Persiapan Tindakan CTG


Persiapan pasien (dapat disajikan dengan gambar)

Persiapan alat (dapat disajikan dengan gambar)

Persiapan Penolong (dapat disajikan dengan gambar)


4. Evaluasi setelah tindakan

c.Tindakan kuretase
1. Tujuan tindakan kuretase

sebagai diagnostik suatu penyakit rahim


                               Yaitu mengambil sedikit jaringan lapis lendir rahim, sehingga dapat
diketahui penyebab dari perdarahan abnormal yang terjadi misalnya perdarahan
pervaginam yang tidak teratur, perdarahan hebat, kecurigaan akan kanker
endometriosis atau kanker rahim, pemeriksaan kesuburan/ infertilitas.
    2.   Kuret sebagai terapi
                                           Yaitu bertujuan menghentikan perdarahan yang terjadi pada
keguguran kehamilan dengan cara mengeluarkan hasil kehamilan yang telah gagal
berkembang, menghentikan perdarahan akibat mioma dan polip dengan cara
mengambil mioma dan polip dari dalam rongga rahim, menghentikan perdarahan
akibat gangguan hormon dengan cara mengeluarkan lapisan dalam rahim misalnya
kasus keguguran, tertinggalnya sisa jaringan plasenta, atau sisa jaringan janin di dalam
rahim setelah proses persalinan, hamil anggur, menghilangkan polip rahim (Damayanti,
2008).

2. Indikasi Kuretase

Perdarahan pervaginam pada peristiwa Blood spontan dan janin intra uterin kelainan
kongenital berat yang menyebabkan gangguan anatomis atau gangguan mental hebat
Mola hidatidosa kelainan medis yang menyebabkan seorang wanita tidak boleh hamil
penyakit jantung yang disebabkan siang bersama karsinoma sel yang hanya pada
korban kekerasan atau insect yang menjadi hamil kegagalan kontrasepsi yang persiapan
tindakan kurangnya persiapan pasien persiapan alat sama penolong situs informasi
setelah tindakan belum

3. Persiapan Tindakan Curetase


Persiapan pasien (dapat disajikan dengan gambar)

Sebelum menjalani kuret, dokter atau perawat akan menanyakan kondisi dan riwayat
kesehatan Anda. Pastikan dokter mengetahui jika Anda:

Alergi terhadap obat-obatan atau bahan tertentu.


Kemungkinan sedang hamil.
Sedang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki riwayat kelainan darah.
Selain hal tersebut, dokter biasanya akan meminta Anda untuk puasa selama 6-8 jam
sebelum tindakan kuret dilakukan. Anda akan diminta berbaring dengan posisi kedua
kaki terbuka, selama kuret.
Umumnya sebelum proses kuret dimulai, pasien akan dibius agar tidak merasakan sakit.
Jenis bius yang akan diberikan tergantung kepada jenis kuret yang akan dilalui. Bius
lokal akan membuat daerah di sekitar leher rahim kebas atau tidak merasakan apa
pun. Bius epidural akan membuat tubuh dari pinggang ke bawah menjadi kebas.
Sementara itu, bius total akan membuat Anda tidak sadar sepanjang prosedur.

Setelah dibius, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina, dan membersihkan
leher rahim menggunakan antiseptik. Kemudian, berikut tahapan yang akan dijalani
pasien kuret:

Dilatasi
Langkah pertama yang akan dilakukan adalah dilatasi. Ini adalah proses pelebaran leher
rahim menggunakan obat, atau dengan menempatkan alat bernama laminaria yang
akan menyerap cairan pada leher rahim dan mengembang, sehingga dapat
melebarkan leher rahim untuk mempermudah proses kuret.

Kuretase
Pengangkatan lapisan dan isi rahim dengan alat tipis serupa sendok bernama kuret.
Sebuah alat bernama kanula juga bisa digunakan untuk mengisap jaringan yang tersisa
di dalam rahim. Namun, jika kuret dilakukan untuk tujuan pemeriksaan, dokter hanya
akan mengambil sedikit jaringan sebagai sampel, untuk kemudian diuji di
laboratorium.

Persiapan alat (dapat disajikan dengan gambar)

2.Persiapan Alat – alat Kuretase

Alat Kuretase
1. Busi Hegar
Untuk merangsang pembukaan portio pada pasien abortus inkomplitus dan insipien
2. Speculum Slim
Untuk membantu membukanya vagina saat pelaksanaan Kuret.
3. Cocor Bebek
Untuk membuka Vagina sehingga bisa melihat keadaan portio dan Uterus
4. Sendok Kuret
Untuk mengumpulkan hasil sisa jaringan konsepsi yang teringgal di rahim.
5. Sonde
Untuk mengukur kedalam Uterus
6. Tenakulum
Untuk menjepit portio pada saat pelaksanaan Kuret
7. Oval Klem
Untuk menjepit dinding rahim

Alat – alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic (suci
hama) berisi :
Speculum dua buah
Sonde (penduga) uterus
Cunam muzeus atau Cunam porsio
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (kuret)
Cunam abortus kecil dan besar
Pinset dan klem
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
3.Penderita ditidurkan dalam posisi lithotomi
4.Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan
ketalar.
Persiapan Penolong (dapat disajikan dengan gambar)

4. Evaluasi setelah tindakan


Setelah prosedur, kondisi pasien akan dimonitor selama beberapa jam untuk memastikan pasien
sudah pulih sepenuhnya dari obat bius dan untuk mendeteksi apakah terjadi komplikasi, seperti
perdarahan hebat. Mengantuk, mual, dan muntah adalah efek yang mungkin terasa apabila pasien
menjalani bius total.

Umumnya pasien dapat langsung pulang dalam beberapa jam setelah prosedur, namun disarankan
untuk ditemani dan diantar oleh keluarga. Normalnya, pasien dapat kembali melakukan aktivitas
seperti biasa setelah 24 jam.

Sebagian pasien dapat merasakan mual dan kram selama setidaknya satu hari. Sebagian lagi bahkan
dapat mengalami perdarahan lewat vagina selama kurang lebih 1-2 minggu. Karena itu, disarankan
untuk menggunakan pembalut atau pantyliner setelah menjalani kuret.

Daftar pustaka

Johns Hopkins Medicine. Dilation and Curettage (D and C).

Mayo Clinic (2016). Dilation and curettage (D&C).

American Pregnancy Association (2017). D&C Procedure After A Miscarriage.

Stoppller, M. Medicine Net (2016). Dilation and Curettage (D and C).

Bowen, M. Net Doctor UK (2013). Dilation and curettage – D&C.

Web MD (2016). D and C (Dilation and Curettage).

Anda mungkin juga menyukai