BAB I II III Diagnosa Keperawatan
BAB I II III Diagnosa Keperawatan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan memberikan
pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan kesejahteraan individu. Dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan, seorang perawat akan melewati lima
tahap, yakni pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
pendokumentasian.
Pada dasarnya diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan
intervensi yang menjadi tanggung gugat perawat. Perumusan diagnosa
keperawatan adalah bagaimana diagnosa keperawatan digunakan dalam proses
pemecahan masalah. Melalui identifikasi, dapat digambarkan berbagai masalah
keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Di samping itu, dengan
menentukan atau menyelidiki etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor yang
menjadi kendala dan penyebabnya. Dengan menggambarkan tanda dan gejala,
akan memperkuat masalah yang ada.
Dewasa ini tak jarang ditemukannya kesalahan dalam perumusan diagnosa
keperawatan baik oleh mahasiswa keperawatan yang sedang melakukan praktik
maupun oleh perawat professional. Hal ini dapat diakibatkan oleh banyak factor
diantaranya data yang kurang akurat, pengetahuan pelaku perumus diagnosa yang
kurang, dan masih banyak lagi. Terlebih lagi banyak kalangan yang berpikir
bahwa diagnosa keperawatan serupa dengan diagnosa medis dan tak jarang
beberapa perawat menetapkan diagnosa keperawatan dengan menambahkan
diagnosa medis didalamnya dan melupakan syarat serta komponen yang
seharusnya terdapat dalam diagnosa keperawatan sehingga berdampak pada
pelayanan keperawatan yang diterima oleh klien.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini, adalah:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan?
1.2.2 Apa sajakah perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa
medis?
1.2.3 Bagaimanakah sejarah diagnosa keperawatan?
1.2.4 Apa sajakah syarat dan komponen dari diagnosa keperawatan?
1.2.5 Bagaimanakah proses perumusan diagnosa keperawatan?
1.2.6 Apa sajakah macam-macam diagnosa keperawatan?
1.2.7 Apa sajakah sumber kesalahan dalam diagnosa keperawatan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data
terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status
kesehatan.
Dari pernyataan diatas didapatkan perbedaan antara diagnosa medis dan
diagnosa keperawatan sebagai berikut:
NO DIAGNOSIS KEPERAWATAN DIAGNOSIS MEDIS
Berfokus pada faktor-faktor yang
Berfokus pada respon atau reaksi
1 bersifat pengobatan dan penyembuhan
klien terhadap penyakitnya.
penyakit .
Berorientasi pada kebutuhan
2 Berorientasi kepada keadaan patologis.
individu.
Berubah sesuai dengan perubahan Cenderung tetap, mulai dari sakit
3
respon klien . sampai sembuh .
Mengarah kepada fungsi mandiri Mengarah kepada tindakan medis yang
4 perawat, dalam melaksanakan sebagian dapat dilimpahkan kepada
tindakan keperawatan dan evaluasi perawat.
4
Pada tahun 1973 konferensi nasional pertama untuk klasifikasi diagnosa
keperawatan diselenggarakan untuk menentukan fungsi keperawatan dan
menentukan sistem klasifikasi. Beberapa tahun kemudian, peserta konferensi
tersebut membangun sebuah taksonomi yang kini ada 13 ruang lingkup,47 kelas,
dan 188 diagnosa keperawatan. Pada tahun 1982 sebuah persatuan professional,
North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) didirikan dengan
tujuan untuk mengembangkan, memperhalus, dan mempromosikan taksonomi
terminology diagnosis keperawatan untuk digunakan secara luas oleh perawat
professional (Kim, McFarland dan McFarlance, 1984). Selanjutnya pada tahun
2003 , NANDA berubah nama menjadi NANDA International (NANDA-I) agar
lebih mencerminkan penggunaan diagnosa keperawatan internasional untuk
komunitas kesehatan secara global.
Pertama kali ANA Standard of Nursing Practice (1973) menggabungkan
diagnosa keperawatan pada tahun 1971, dan tetap terdapat dalam Nursing Scope
and Standard of Practice (ANA,2004). Scope of Nursing Practice (1987) yang
diterbitkan oleh ANA, menjelaskan keperawatan sebagai diagnosa dan
penatalaksaan respons manusia terhadap kesehatan dan penyakit, membantu
memperkuat definisi diagnosis keperawatan. Pada tahun 1980 dan 1995, ANA
memasukkan diagnosis sebagai kegiatan terpisah dalam publikasi Nursing: A
Social Policy Statement (ANA,2003). Akibatnya, Nurse Practice Acts dari
sebagian besar negara bagian memasukkan diagnosis keperawatan sebagian dari
ruang lingkup praktik keperawatan.
Pengunaan standar formal pernyataan diagnosis keperawatan memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan bahasa yang
sama dalam memahami kebutuhan klien bagi semua anggota tim
pelayanan kesehatan.
2. Memungkinkan perawat untuk mengomunikasikan apa yang mereka
lakukan sendiri, dengan profesi pelayanan kesehatan lainnya dan
masyarakat.
3. Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara pelayanan
kesehatan lainnya.
5
4. Membantu perawat terfokus pada bidang praktik keperawatan.
5. Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.
2) Etiologi (E/penyebab)
Keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :
perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
Unsur-unsur dalam identifikasi etiologi:
a. Patofisiologi penyakit : adalah semua proses penyakit, akut
atau kronis yang dapat menyebabkan / mendukung masalah.
b. Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan,
isolasi sosial)
6
c. Medikasi (berhubungan dengan program pengobatan atau
perawatan): keterbatasan institusi atau rumah sakit, sehingga tidak
mampu memberikan perawatan.
d. Maturasional :
o Adolesent : ketergantungan dalam kelompok
o Young Adult : menikah, hamil, menjadi orang tua
o Dewasa : tekanan karier, tanda-tanda pubertas
7
(NANDA Internasional,2007). Faktor resiko merupakan petunjuk
yang menunjukan diagnosa keperawatan risiko dapat ditegakkan
pada kondisi klien, factor risiko membantu dalam memilih diagnosa
risiko yang benar sama halnya dengan karakteristik definisi dalam
hal diagnosa keperawatan aktual.
8
2.5.2 Mengindentifikasi masalah klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status
kesehatannya, atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh
perawat sesuai dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak bermasalah,
pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang
mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar
mempunyai masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
9
label, definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan
(Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
2.6.2 Diagnosa keperawatan risiko dan risiko tinggi (Risk and High-Risk
Nursing Diagnoses)
Keputusan klinis bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan
untuk mengalami masalah bila tidak diantisipasi oleh tenaga keperawatan,
dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
10
optimal. Sebagai contoh, potensial peningkatan adaptasi yang terkait dengan
keberhasilan pengobatan kanker adalah diagnosis kesejahteraan, dan
perawat beserta keluarga bekerjasama untuk beradaptasi dengan stresor
yang berhubungan dengan kelangsungan hidup penderita kanker. Dalam
pelaksanaanya, perawat menggabungkan kekuatan klien dan sumber daya
yang ada ke dalam rencana perawatan, dengan tujuan untuk meningkatkan
tingkat adaptasi.
11
Lakukan pemeriksaan dalam beberapa langkah dengan terfokus pada
satu sistem tubuh sebelum memulai pemeriksaan lengkap dari kepala
hingga kaki.
Tinjau ulang pengkajian klinis anda di ruang kelas maupun klinik.
Tentukan keakuratan data anda dengan mevalidasi beberapa kali hasil
yang anda dapat guna meminimalkan risiko ketidakakuratan
Teratur dalam pemeriksaan, memiliki formulir dan peralatan
pemeriksaan yang sesuai dan siap digunakan.
12
kondisinya. Berikut ini adalah taktik untuk mengurangi kesalahan dalam
pernyataan diagnosis, yakni:
1. Kenali respon klien, bukan diagnosa medis (Carpernito-
Moyet,2005)
2. Karena diagnosa medis membutuhkan tindakan medis, sangat
tidak bijak bila memasukkan diagnosa medis kedalam diagnosa
keperawatan.
3. Kenali pernyataan diagnosis NANDA –I dibandingkan gejala.
4. Kenali diagnosa keperawatan dari kelompok karakteristik
definisi karena satu gejala tidak cukup untuk mengindentifikasi
masalah.
5. Kenali etiologi yang dapat ditangani dibandingkan tanda klinis
atau masalah kronis.
6. Anda dapat memilih tindakan yang diarahkan menuju koreksi
etiologi masalah karena pemeriksaan diagnostic atau disfungsi kronis
bukan merupakan etiologi atau kondisi yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan.
7. Kenali masalah yang disebabkan oleh pengobatan atau
pemeriksaan diagnostic, daripada terapi atau pemeriksaan itu sendiri.
8. Klien mengalami banyak respons terhadap pemeriksaan
diagnostic dan terapi medis yang termasuk dalam bidang keperawatan.
9. Kenali respon klien terhadap peralatan dibandingkan peralatan
itu sendiri.
10. Kenali masalah klien dibandingkan masalah anda dengan
pelayanan kesehatan.
11. Diagnosa keperawatan selalu berpusat pada klien dan menjadi
dasar untuk pelayanan yang diarahkan oleh tujuan.
12. Kenali masalah klien dibandingkan tindakan keperawatan.
13. Kenali masalah klien dibandingkan tujuan.
14. Anda selalu menetapkan tujuan semala tahap perencanaan pada
proses keperawatan. Berdasarkan identifikasi masalah klien yang
13
akurat, tujuan akan menjadi dasar untuk menentukan apakah
penyelesaian masalah telah tercapai.
15. Gunakan pertimbangan professional dibandingkan dugaan.
16. Buat diagnosa keperawatan berdasarkan data objektif dan data
subjektif klien, dan jangan sertakan kepercayaan dan nilai-nilai
pribadi Anda.
17. Hindari pernyataan yang tidak sesuai hukum (Carpenito-
Moyet,2005)
18. Pernyataan yang bersifat menyalahkan, mengabaikan, atau
malpraktik berpotensi menimbulkan tuntutan hukum.
19. Kenali masalah dan etiologi untuk menghindari pengulangan
pernyataan.
20. Pernyataan seperti ini mengandung arti yang tidak jelas dan
tidak memberikan arahan untuk pelayanan keperawatan.
21. Kenali satu masalah saja dalam pernyataan diagnostik.
22. Setiap masalah memiliki hasil harapan yang berbeda,
kebingungan selama langkah perencanaan terjadi saat anda
memasukkan banyak masalah dalam satu diagnosa keperawatan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai respon individu,
keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui proses pengumpulan data
terhadap masalah kesehatan yang aktual maupun potensial guna menjaga status
kesehatan. Dalam merumuskan diagnosa komponen yang harus diperhatikan
adalah problem, etiologi, dan sign atau symptom dengan syaratnya, yakni:
Perumusan harus jelas dan singkat dari respon klien terhadap situasi atau
keadaan yang dihadapi
Spesifik dan akurat (pasti)
Dapat merupakan pernyataan dari penyebab
Memberikan arahan pada asuhan keperawatan
Dapat dilaksanakan oleh perawat
Mencerminan keadaan kesehatan klien
Proses yang terdapat dalam merumuskan diagnosa adalah sebagai berikut:
Klasifikasi & Analisis Data
Mengindentifikasi masalah klien
Memvalidasi diagnosis keperawatan
Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan baik
untuk mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat lebih
berhati-hati dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien guna
memberikan pelayanan keperawatan yang tepat pada klien.
15
DAFTAR PUSTAKA
16