Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Hadratul mukhtaramiin
Para alim ulama’ yang saya taati
Dewan juri yang saya hormati
Serta rekan – rekanku senasib dan seperjuangan yang berbahagia

Puji syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT dan semoga shalawat serta salam
senantiasa tersanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Dewan juri yang saya hormati


Pada kesempatan kali ini perkenanlah saya menyampaikan khitobah dengan tema “
Berdakwah Ala Santri ”, saya angkat dengan tajuk “Hakikat Santri sebagai Agen perubahan
yang Rahmatan lil ‘Alamiin “.
Hadirin yang berbahagia
Rasanya sudah tidak asing lagi jika kita mendengar kata Santri, salah satu sosok yang
berperan penting dalam Kemerdekaan. Bermula dari K.H Hasyim Asy’ari 22 Oktober 1945
menyerukan sebuah deklarasi “ Resolusi Jihad “, yang mana para Santri bersama para Ulama’
dan rakyat bersatu, bersama-sama melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran Surabaya
dan tak lama kemudian dampak besar yang memunculkan hari Pahlawan Nasional..
MasyaaAllah, Resolusi tersebut berhasil memberi energi dan semangat patriotisme yang sangat
dahsyat kepada seluruh umat Muslim pada saat itu.
“tidak ada hari perlawanan 10 november, tdk ada hari pahlawan Nasional 10 november kalau
tidak ada Resolusi Jihad. Tdk ada resolusi Jidah kalau tdk ada NU, tdk ada NU kalau tidak
SANTRI”.
Hadirin yang dirahmati Allah
Hakikatnya kita semua di peringatkan dengan adanya hari santri untuk memperbarui semangat,
memper-erat persatuan, memperdalam kesatuan demi mewujudkan cita – cita bersama,
menciptakan kedamaian bersama, membangun hidup bermasyarakat yang sejahtera, hingga kita
semua bisa tenang dan nyaman menjalin hubungan vertikal yakni Ibadah. Maka dari itu sebagai
rasa hormat kita atas jasa KH.Hasyim Asy’ari dan para Ulama’ 22 Oktober ditetapkan menjadi
Hari Santri Nasional yang kita peringati setiap tahunnya.

Hadirin yang dirahmati Allah


Sebelum saya lanjutkan, boleh tanya ga nih sama temen – temen ? Temen – temen tau ga nih
siapa sih yang disebut santri dan gimana sih dakwah ala santri itu sebenernya? Ada yang tau?
Baik saya akan sedikit sharing nih ke temen-temen, menurut pendapat dari K.H Mustafa Bisri
yang akrab disapa Gus Mus “ santri bukan hanya yang mondok saja, tapi siapapun yang
berakhlak seperti santri, dialah santri “. Subhanallah, adapun cara berdakwah ala santri itu
bermacam – macam, tidak melulu ceramah, karena di era milenium seperti saat ini banyak sarana
untuk berdakwah, bisa dengan menulis artikel, khattil qur’an, tilawatil qur’an dan masih banyak
lagi. Namun terdapat 3 karakter utama yang melekat pada diri santri untuk mampu berperan
mendakwahkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Sebagai Kaifiyah dakwah santri dalam
menyikapi tantangan global saat ini “ Al Qodloyah al Ma’asiyah “, dalam kebersamaan, hidup
bermasyarakat dan bernegara, yakni :
- Santri mampu menjelaskan dan menjadi pembeda, menanamkan pemikiran yang moderat
‘Tawasuth’
- Santri juga mampu menyeimbang antara ilmu duniawi maupun ilmu ukhrawi “Tawazun”
- dan yang terpenting Santri selalu mengedepankan Toleransi, “Tasammuh”
3 hal tadi selaras dengan firman Allah dalam Q.S Al Baqarah ayat 143 yang berbunyi :
َ ِ‫وا َو َسطًاأُ َّمةً َج َع ْل ٰنَ ُك ْم َو َك ٰ َذل‬
‫ك‬ ۟ ُ‫َش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْمٱل َّرسُولُ َويَ ُكونَٱلنَّا ِس َعلَى ُشهَدَٓا َءلِّتَ ُكون‬

Artinya: “ Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil
dan pilihan) agar kamu menjadi saksi atas manusia pada umumnya dan supaya Allah menjadi
saksi atas kamu sekalian. ” MasyaaAllah.

Teman – teman yang saya cintai


Berbekal dari 3 hal tadi yang dikuatkan dengan firman Allah dalam Surah Al Baqarah ayat 143
tadi, maka sebagai santri yang cerdas, hendaknya mampu mengkolaborasikan 3 komponen yakni
dakwah, kesenian, dan juga teknologi. Dengan tujuan agar mampu untuk tetap mengikuti
perkembangan zaman dan juga dakwah yang disampaikan mampu menyentuh nurani seluruh lini
kehidupan masyarakat. Terlebih saat ini kita tengah dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang
mana menurut data dari tagar.id, sebanyak 27 Pesantren dari 10 Provinsi di Indonesia,
terkonfirmasi 1.489 santri positif Covid-19, 969 dinyatakan sembuh, 519 dalam perawatan, dan 1
orang meninggal dunia. Innalillahi wainna ilahi raajiuun. Disinilah tantangan seorang santri
yang sesungguhnya, bagaimana mereka dituntut mampu untuk tetap mendakwahkan Islam
sembari menyerukan ajakan untuk terus menjaga kesehatan dengan mematuhi protokol kesehatan
yang ada, dan tak lupa untuk senantiasa memohon petunjuk dari Allah.

Teman – teman yang saya banggakan


Dari hal tadi dapat kita tarik benang merah bahwasannya santri tidak hanya dituntut pandai
dalam pelajaran pelajaran agama, namun juga mampu berdakwah dengan mengedepankan sikap
3T, yakni tawasuth, tawazun, dan tasamuh. Oleh karena itu, marilah kawan, kita sebagai generasi
muda yang tangguh hendaknya mampu meneladani semangat dari kiprah santri dalam
mensyiarkan agama Islam. Dakwah mereka yang tidak lagi fanatisme, ekstrimis, ataupun Rasis.
Namun dakwah yang menjunjung tinggi penerapan 3 karakter santri, maka inshaAllah
bersamaan dengan itu akan terwujud generasi yang hebat bermartabat sebagai volunter revolusi
dakwah yang Rahmatan lil ‘alamiin.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan saya mohon
maaf atas segala kekurangan.
Selamat hari santri 22 Oktober 2020
Santri sehat Indonesia kuat

Ihdinasshiratal mustaqiim
Wassalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai