Sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas terus mengalami perubahan, baik dalam hal kemajuan teknologi maupun prosedur layanan kesehatan yang digunakan. Sistem pelayanan kesehatan yang masih terpisah-pisah dan kurangnya komunikasi sering menimbulkan persepsi yang salah antar profesi Hal tersebut menimbulkan kerawanan terjadi kesalahan medik (medical error). Kasus kematian akibat medical error sangat tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan penyebab yang lain. The Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 40.000-100.000 klien meninggal akibat medical error di pelayanan kesehatan. Salah satu hal yang menjadi tantangan bagi institusi kesehatan adalah bagaimana agar bisa mendayagunakan tenaga kerja kesehatan yang ada secara optimal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, keluarga, dan masyarakat dengan biaya yang efektif. Kunci pelayanan yang komprehensif dengan biaya yang efisien adalah dengan meningkatkan kolaborasi yang efektif antar tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan WHO di dalam Framework of Action on Interprofessional Education and Collaborative Practice bahwa untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang menyangkut banyak aspek kehidupan tidak bisa dilakukan hanya dengan sistem uniprofesional. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana agar mahasiswa dapat memahami tentang Interprofessional Education dan Interprofessional Colaboration? 1.3 Tujuan Mahasiswa keperawatan sebagai salah satu tenaga kesehatan dapat melakukan kolaborasi terhadap sesama tenaga kesehatan dan menghasilkan usaha kesehatan yang ditujukan kepada pasien.