Anda di halaman 1dari 9

INTERPROFESSIONAL EDUCATION (IPE)

March 15, 2017 1:34 pm Category: Agenda & Event, Pendidikan & Pelatihan

Perubahan paradigma menjadi sebuah pelayanan kesehatan yang berorientasikan pasien


sudah lama digaungkan dalam peningkatan mutu. Pasien seharusnya menjadi subjek
pemberian pelayanan bukan sebuah objek, sehingga membutuhkan solusi dan terobosan yang
menjadikan sebuah mutu pelayanan yang lebih baik.

RS Universitas Airlangga sebagai rumah sakit di bawah naungan Kementerian RisetDikti saat
pertama dan satu-satunya dari 24 RS PTN terstandarisasi sebagai RS Pendidikan. Dalam
menjalankan fungsi utamanya dalam pendidikan kesehatan maka interprofesional education
sejak dalam pendidikan klinik menjadi titik tekan utama yang diharapkan dapat menopang
kualitas inter-professional collaboration (IPC) dalam dunia pelayanan khususya di rumah
sakit.

Kolaborasi antar profesi kesehatan adalah satu usaha untuk peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. WHO telah membuat sebuah grand design tentang pembetukan karakter
kolaborasi dalam sebuah bentuk pendidikan formal yaitu berupa interprofessional education.
Interprofessional education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh
dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan
dan pelaksanaanya dapat dilakukan dalam semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana
maupun tahap pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional.

Beberapa ahli mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam pembentukan kolaborasi.
Seperti halnya pendapat Mendez et. al.,(2008) IPE merupakan hal yang potensial sebagai
media kolaborasi antar profesional kesehatan dengan menanamkan pengetahuan  dan skill
dasar antar profesional dalam masa pendidikan. IPE merupakan hal yang penting dalam
membantu pengembangan konsep kerja sama antar profesional yang ada dengan
mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi yang terlibat di dalamnya.

Referensi : http://rumahsakit.unair.ac.id/website/interprofessional-education-ipe
IPE Untuk Tingkat Kesehatan Papua Yang Lebih Baik
January 30, 2015 willi_putra

0 Comment

Interprofessional education (IPE)

Tuntutan pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin meningkat seiring meningkatnya


kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Keith (2008) menyatakan kunci dari pelayanan
kesehatan yang bermutu dengan biaya yang efisien adalah dengan meningkatkan kolaborasi
yang efektif antar tenaga kesehatan. World Health Organization (WHO) (2010)
menyebutkan, salah satu upaya untuk mewujudkan kolaborasi antar tenaga kesehatan adalah
dengan memperkenalkan sejak dini praktik kolaborasi melalui proses pendidikan.

APA ITU IPE ?

Interprofessional education (IPE) adalah salah satu konsep pendidikan yang dicetuskan oleh
WHO sebagai pendidikan yang terintegrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi.

Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE) (2002) menyebutkan,


IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar dari profesi
kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan.

PERKEMBANGAN IPE DI INDONESIA

Penelitian IPE pada mahasiswa dan dosen pengajar di Indonesia sudah mulai dilakukan di
institusi pendidikan tinggi formal yang menyelenggarakan program pendidikan lebih dari satu
program. Sejak 2010 penelitian tentang persepsi dan kesiapan terhadap IPE pada mahasiswa
dan dosen pengajar sudah dilakukan, yaitu oleh A’la, Fauziah di tahun 2010 dan Aryakhiyati
di tahun 2011 tentang persepsi dan kesiapan terhadap IPE pada mahasiswa dan dosen
pengajar Fakultas Kedokteran UGM menunjukkan hasil yang positif. Mayoritas mahasiswa
tahap akademik menunjukkan kesiapan yang baik terhadap IPE (sebanyak 92,8%) dan
sebanyak 86,8% mahasiswa memiliki persepsi yang baik terhadap IPE (A’la, 2010).
Mahasiswa tahap profesi menunjukkan tingkat kesiapan yang baik terhadap IPE (sebanyak
87,97 %) dan sebanyak 83,46% menunjukkan mereka berada pada tingkat persepsi yang baik
terhadap IPE. Mayoritas dosen pengajar FK UGM menunjukkan nilai kesiapan terhadap IPE
pada kategori baik (79.45%). Kemudian di tahun 2011 Penelitian yang dilakukan oleh
Sedyowinarso dkk., menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang
baik terhadap IPE sebanyak 73,62% dan sebanyak 79,90% mahasiswa memiliki kesiapan
yang baik terhadap IPE.

PENDIDIKAN KESEHATAN DI PAPUA BUTUH IPE?

Kita tahu bersama bahwa jumlah tenaga kesehatan di Papua masih sangat minim, begitu juga
dengan penyebarannya yang tidak merata sehingga masih banyak penduduk yang belum
tersentuh pelayanan kesehatan di pedalaman-pedalaman Papua. Namun, ini bukan satu-
satunya tantangan tenaga kesehatan yang ada di Papua, ini hanya bagian kecil karena masih
ada tantangan-tantangan lain yang lebih kompleks.

WHO di dalam Framework of Action on Interprofessional Education and Collaborative


menyatakan bahwa banyak sistem kesehatan di negara-negara di dunia yang begitu
terfragmentasi pada akhirnya tidak mampu mencapai kebutuhan kesehatan di negara itu
sendiri. Hal ini kemudian disadari karena permasalahan kesehatan sebenarnya menyangkut
banyak aspek dalam kehidupan, dan untuk dapat memecahkan satu persatu permasalahan
tersebut atau untuk meningkatkan kualitas kesehatan itu sendiri, tidak bisa dilakukan hanya
dengan sistem uniprofesional. Kontribusi berbagai disiplin ilmu ternyata memberi dampak
positif dalam penyelesaian berbagai masalah kesehatan.

IPE adalah salah satu upaya pendekatan untuk menemukan solusi untuk menghadapi
tantangan dan permasalahan kesehatan yang terjadi di Papua. Bekal tentang kolaborasi dapat
diterapkan sejak tahap pendidikan melalui IPE. Mahasiswa akan terlatih untuk ambil bagian
di dalam sebuah tim, bagaimana bisa berkontribusi, mendengar pendapat, dan berdiskusi
demi tujuan, bukan hanya dengan mahasiswa jurusan yang sama tetapi juga dengan
mahasiswa program kesehatan lain. Pembelajaran IPE yang berjalan baik diharapkan dapat
menghasilkan profesional di bidang kesehatan yang mampu berkolaborasi dengan profesi
kesehatan lain, sehingga dapat berperan serta dalam pembangunan kesehatan dan
peningkatan dalam sistem layanan kesehatan secara signifikan di Indonesia dan secara khusus
di tanah Papua.

MANFAAT IPE UNTUK DUNIA KESEHATAN

Melalui riset collaborative practice dapat meningkatkan:

 Akses kepada serta koordinasi layanan kesehatan


 Penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai
 Outcome kesehatan bagi pasien penyakit kronis
 Pelayanan serta keselamatan pasien

Di samping itu, collaborative practice dapat menurunkan:


 Total komplikasi yang dialami pasien
 Jangka waktu rawat inap
 Ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan (caregivers)
 Staff turnover
 Biaya rumah sakit
 Rata-rata clinical error
 Rata-rata jumlah kematian pasien

KESIMPULAN

Dengan semakin berkembangnya dunia dimana globalisasi yang terjadi, juga kebijakan
sistem kesehatan nasional dan sistem pendidikan kesehatan yang berlaku, maka kedepan IPE
juga akan diterapkan dalam sistem pendidikan kesehatan di Papua. Pembelajaran IPE yang
berjalan baik diharapkan dapat menghasilkan profesional dibidang kesehatan yang mampu
berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain sehingga dapat berperan serta dalam
pembangunan kesehatan yang sesuai dan tepat di tanah Papua.

Willi Fragcana Putra

@Willi_Putra

REFERENSI :

Barr, H. (1998). Competent to collaborate: towards a competency-based model for

interprofessional education. Journal of Interprofessional Care, 12(2):181-186

Buring et al. (2009). Interprofessional Education: Definitions, Student Competencies, and


Guidelines for Implementations. American Journal of Pharmaceutical Education, 73 (4)

(CAIPE). 2002. Available: http://caipe.org.uk/about-us/the-definition-and-principles-


ofinterprofessional-education [Accesed: June 30 2014]

Sedyowinarso, M et al. 2011. Persepsi dan kesiapan mahasiswa dan dosen profesi kesehatan
terhadap model pembelajaran pendidikan interprofesi. Proyek HPEQ-DIKTI.

World Health Organization. The Framework of Action on Interprofessional Education and


Collaborative practice. Geneva: World Health Organization;2010
 

Inter-Process Communication (IPC) atau Komunikasi antar proses adalah cara atau
mekanisme pertukaran data antara satu proses dengan proses lainnya, baik itu proses yang
berada di dalam komputer yang sama, atau komputer jarak jauh yang terhubung melalui
jaringan. IPC terdiri atas protokol yang menjamin sebuah respons dari sebuah permintaan.
Contoh dari IPC adalah Socket dalam sistem operasi keluarga UNIX, message dalam sistem
operasi RISC OS, port dalam sistem operasi Mach, Named Pipe dalam OS/2, Dynamic Data
Exchange (DDE) dalam sistem operasi Windows, SPX dalam sistem operasi Novell, IAC
dalam sistem operasi Apple Macintosh (khususnya AppleEvents) dan beberapa komponen
perangkat lunak seperti CORBA atau Component Object Model (COM).

Meskipun IPC secara otomatis dilakukan oleh program, sebuah fungsi yang sama juga dapat
dilakukan secara interaktif ketika pengguna melakukan operasi copy-cut-paste dari satu
proses ke proses lainnya dengan menggunakan clipboard.

Pendekatan
Metode Penjelasan Singkat Sistem Operasi/Lingkungan
Sebuah berkas yang disimpan pada disk,
atau disintesis oleh file server sesuai
File Hampir semua sistem operasi
permintaan. Dapat diakses oleh beberapa
proses.
Sebuah pesan sistem yang dikirim dari
suatu proses ke proses lain. Dapat
Sinyal digunakan sebagai metode sinkronisasi. Hampir semua sistem operasi
Biasanya tidak digunakan untuk transfer
data.
Aliran data yang dikirim melalui antarmuka
jaringan, untuk proses yang berbeda pada
Socket komputer yang sama maupun pada Hampir semua sistem operasi
komputer berbeda pada jaringan. Biasanya
ber-orientasi byte.
UNIX Mirip dengan Socket internet, tetapi seluruh
Semua sistem operasi yang
domain komunikasi terjadi dalam kernel dan
mendukung standar POSIX
socket menggunakan sistem file sebagai alamat.
Sebuah saluran data satu arah. Data yang
ditulis pada ujung tulis (write end) dari Semua sistem operasi yang
Pipe
pipa dibufer oleh sistem operasi sampai mendukung standar POSIX
data pada ujung baca (read end) dibaca.
Sebuah pipe yang di-implementasi melalui
sebuah file pada sistem file daripada
Named melalui input dan output standard. Semua sistem operasi yang
pipe Beberapa proses dapat membaca dan mendukung standar POSIX
menulis file sebagai sebuah bufer untuk
komunikasi antar proses.
Shared Beberapa proces diberi akses pada blok Semua sistem operasi yang
memory memory yang sama, yang dimana membuat mendukung standar POSIX
sebuah bufer bersama untuk proses-proses
berkomunisaki satu sama lain.
Memungkinkan beberapa program untuk
Digunakan dalam paradigma Message
Message berkomunikasi menggunakan message
Passing Interface (MPI), Java RMI,
passing queue dan/atau saluran yang tidak diatur
CORBA, atau lainnya
sistem operasi.
Semua sistem operasi yang
Sebuah berkas yang dipetakan pada RAM
mendukung standar POSIX; Mungkin
Memory dan dapat dimodifikasi dengan mengubah
dapat menyebabkan kondisi kompetisi
map alamat-alamat memory secara langsung
(race condition) jika sebuah berkas
daripada mengeluarkan (output) ke aliran.
sementara (temporary file) digunakan.
Aliran data mirip dengan socket, namun
biasanya menjaga batas pesan (dalam
maksud ukuran pesan dipatenkan sebelum
Message
pesan dikirim ke penampungan pesan dan Kebanyakan sistem operasi
queue
proses yang menulis/membaca pesan
layaknya berkomunikasi menggunakan
suatu unit pesan).
Mailbox Beberapa sistem operasi
Di era global seperti saa
t ini, seorang tenaga kesehatan
dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu
.P
elayanan yang bermutu
dapat diperoleh dari
kolaborasi
yang baik
antar profesi seperti dokter, perawat,
&
apoteker dalam kerjasama ti
m (Keith, 2008).
Salah satu upaya dalam
mewujudkan kolaborasi yang efektif antar profesi perlu
diadakannya praktik
kolaborasi sejak dini melalui proses pembelajaran yaitu dengan
melatih
mahasiswa pendidikan kesehatan menggunakan
strategi
Interprofessional
Education
(IPE)
(WHO, 2010).
Menurut
the Center for the Advancement of Interprofessional
Education
(CAIPE, 2002), dan
American College of Clinical Pharmacy
(ACCP, 2009), IPE merupakan suatu proses pendidikan dua atau
lebih disip
lin
ilmu yang berbeda untuk melaksanakan pembelajaran interaktif
dalam
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan
, serta
prakt
ik disiplin ilmu
masing
-
masing.
Pendidikan interprofessional umumnya diterima dengan baik oleh
mahasiswa pendidikan kesehatan
(Sundari, 2013 & Fallatah
,
2015).
Menurut
Hammick
(2007), dalam buku
A Best Evidence Systematic Review of
Interprofessional Education
mengatakan bahwa pelaksanaan IPE dalam proses
pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, hal
tersebut
2
dip
erkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Fallatah
(2015),
bahwa persepsi yang baik terhadap IPE dapat meningkatkan
kerjasama antar
tim dalam memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pasien.
Hasil survei
institusi
dari 42 negara menyatakan
sudah
melakukan
strategi
Interprofessional Education
(IPE) dan memberikan dampak positive
bagi sistem kolaborasi antar profesi dalam dunia kesehatan serta
dapat
meningkatkan perawatan dan kepuasan pasien, bukan hanya bagi
negara terkait
tetapi juga bila digunaka
n dinegara
-
negara lain (WHO,
2010).
Di Indonesia
sendiri IPE juga mulai dikenal, ini terbukti dari keterlibatan
Indonesia sebagai
partner dalam
Kobe University Interprofessional Education for Collaborating
Working Center
(KIPEC)(HPEQ Project,2011). Tetapi pengembangan kurikulum IPE
belum dikembangkan secara merata di instansi pendidikan(WHO,
2010).Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari model
Interprofessional Education(IPE), yaitu membantu mempersiapkan
mahasiswa pendidikan kesehatan untuk mampu terlibat dan
berkontribusi secara aktif dalam memecahkan permasalahan
(problem solving), serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan(HPEQ Project,2011& Barr,
2012)

Anda mungkin juga menyukai