Anda di halaman 1dari 28

OBSTETRI

“SYOK DALAM KEBIDANAN”

Disusun oleh:
Elysa Wahyu Setyaningrum
PO.62.24.2.19.171
Reguler XXI-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah nya lah, sehingga penulisan makalah ini, dapat terselesaikan dengan
baik. Dalam penyusunan makalah ini banyak tantangan dan hambatan yang saya alami,
namun berkat ketekunan dan doa semua itu dapat terlewati.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Saya
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.

Palangka Raya, 9 September 2020

Elysa Wahyu S

i
DAFTAR IS

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1

C. Tujuan Laporan...............................................................................................................1

D. Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian Syok..............................................................................................................3

B. Syok Hipovolemik..........................................................................................................3

C. Syok Septik ....................................................................................................................8

D. Syok Hemoragic ...........................................................................................................12

E. Syok Anafilatik.............................................................................................................14

F. Syok Neurogenik...........................................................................................................18

G. Syok Kardiogenik..........................................................................................................19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................23

A. Kesimpulan...................................................................................................................23

B. Saran..............................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Syock adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah
kedalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi
jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.(Prawirohardjo
Sarwono.2009, Ilmu Kebidanan Jakarta : Pt Bina Pustaka)
Syok Obstetri adalah syok yang dijumpai dalam kebidanan yang disebabkan
baik oleh perdarahan, trauma, atau sebab-sebab lainnya. Gejala klinik syok pada
umumnya sama yaitu tekanan darah menurun, nadi cepat dan lemah, pucat, keringat
dingin, sianosis jari-jari, sesak nafas, pengelihatan kabur, gelisah, dan akhirnya
oliguria/anuria. Klasifikasisyok antara lain syok hipovolemik, syok sepsis (endatoxin
shock), syok kardiogenik, dan syok neurogenik. Ada beberapa penanganan
kebidanan dalam menghadapi klien yang mengalami syok – syok tersebut, dimana
penanganan tersebut dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak dalam proses
peesalinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Syok Dalam Kebidanan ?
2. Apa itu Syok Hipovolemik?
3. Apa itu Syok Septik ?
4. Apa itu Syok Hemmoragic?
5. Apa itu Syok Anafilaktik ?
6. Apa itu Syok Neourogenik?
7. Apa itu Syok Kardiogenik?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian Syok dalam Kebidanan.
2. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Hipovolemik.
3. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Septik.
4. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Hemmoragic.

1
5. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Anafilaktik.
6. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Neourogenik.
7. Mengetahui dan memahami Apa itu Syok Kardiogenik.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Untuk mengetahui, menambah wawasan dan menambah referensi tentang syok
dalam kebidanan.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang pentingnya pengetahuan tentang syok dalam
kebidanan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Syok Dalam Kebidanan


Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat organ-organ vital. Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam
jiwa dan membutuhkan tindakan segera dan intensif (BPPPKMN, 2010).
Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan sirkulasi darah kedalam
jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan dan
tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme (Sarwono, 2012).
Penyebab syok dalam kebidanan terbanyak adalah perdarahan, lalu neurogenik,
kardiogenik, endotoksik, anafilaktik dan penyebab syok lain seperti emboli air
ketuban.
Gejala klinis pada umumnya sama yaitu tekanan darah turun, nadi cepat lemah,
pucat keringat dingin, sianosis jari, sesak, penglihatan kabur, gelisah dan oligouri.
Sifat khas syok dapat berubah pada berbagai derajat keseriusan, syok dibagi
menjadi 3 tahapan yaitu :
 Tahap nonprogresif (disebut juga tahap kompensasi). Pada tahap ini mekanisme
kompensasi sirkulasi yang normal pada akhirnya akan menimbulkan pemulihan
sempurna tanpa dibantu terapi dari luar.
 Tahap progresif. Pada tahap ini, tanpa terapi, syok menjadi semakin buruk sampai
timbul kematian.
 Tahap irreversibel. Ketika syok telah jauh berkembang sedemikan rupa sehingga
semua bentuk terapi yang diketahui tidak mampu lagi menolong pasien, meskipun
pada saat itu, orang tersebut masih hidup.

B. Syok Hipovolemik
1. Definisi

Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh


hilangnya darah dan cairan tubuh dalam jumlah yang besar, sehingga jantung

3
tidak dapat memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Syok hipovolemik harus
segera ditangani untuk mencegah kerusakan organ dan jaringan.

Syok hipovolemik sering kali disebabkan oleh perdarahan dan dehidrasi


berat. Syok hipovolemik akan ditandai dengan penurunan tekanan darah,
penurunan suhu tubuh, dan denyut nadi yang cepat tetapi lemah.   

2. Penyebab Syok Hipovolemik


Syok hipovolemik bisa terjadi saat tubuh kehilangan cairan, baik darah
maupun cairan selain darah. Berikut ini beberapa penyebab yang bisa membuat
tubuh kehilangan banyak darah secara tiba-tiba:

a) Adanya luka tusuk atau luka terbuka di kepala dan leher


b) Kecelakaan parah yang menyebabkan perdarahan di organ dalam perut seperti
ginjal, limpa, dan hati
c) Patah tulang di sekitar pinggul
d) Gangguan pencernaan, seperti tukak lambung atau luka yang muncul di
lambung
e) Kehamilan ektopik, kondisi dimana janin tumbuh di luar rahim
f) Sobeknya pembuluh darah besar di jantung
g) Abrupsio plasenta, yang menyebabkan plasenta lepas dari rahim
h) Komplikasi persalinan
i)Pecahnya kista ovarium
j)Endometriosis

Sementara itu, berikut ini kondisi yang bisa menyebabkan tubuh kehilangan
banyak cairan secara tiba-tiba:

a) Dehidrasi
b) Diare dan muntah-muntah
c) Demam tinggi
d) Berkeringat sangat parah
e) Penyakit ginjal dan konsumsi obat diuretik

4
f) Sirkulasi cairan di tubuh tidak lancar akibat penyakit seperti pankreatitis atau
sumbatan usus.
g) Luka bakar yang parah

3. Tanda-Tanda Syok Hipovolemik


Tanda-tanda syok hipovolemik yang muncul pada penderitanya bisa
berbeda, tergantung jumlah cairan yang berkurang, seperti berikut ini.

a) Gejala syok hipovolemik ringan hingga sedang


Beberapa gejala yang akan dirasakan apabila seseorang mengalami syok
hipovolemik ringan hingga sedang antara lain:

 Pusing
 Lemas
 Mual
 Linglung
 Keringat mulai mengucur banyak

b) Gejala syok hipovolemik yang parah


Sementara itu, pada kondisi yang semakin parah, beberapa gejala di
bawah ini bisa timbul:

 Tubuh mulai dingin


 Pucat
 Napas pendek-pendek
 Jantung berdebar kencang
 Lemas
 Bibir dan kuku mulai membiru
 Kepala terasa ringan, dan terasa pusing
 Linglung
 Tidak ada rasa ingin buang air kecil
 Denyut nadi teraba lemah
 Badan lemas

5
 Pingsan

Syok hipovolemik juga bisa terjadi akibat perdarahan yang terjadi secara
internal atau pada organ dalam. Saat hal ini terjadi, ada beberapa gejala khas
yang bisa muncul, seperti:

 Sakit perut
 Tinja berdarah
 Tinja berwarna hitam
 Ada darah di urine
 Muntah darah
 Nyeri dada
 Pembengkakan perut

4. Pembagian Syok Hipovolemik Berdasarkan Tingkat Keparahannya


Syok hipovolemik memiliki empat tingkat keparahan, dan masing-
masingnya bisa menunjukkan gejala yang berbeda. Tingkat keparahan ini
ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang sudah hilang. Semakin banyak cairan
yang hilang, maka semakin parah kondisinya.

a) Tingkat 1
Tingkat pertama adalah tingkat keparahan paling rendah. Kondisi ini
biasanya terjadi di awal dan bisa saja secara cepat langsung berkembang ke
tingkat keparahan berikutnya.Pada tingkatan paling awal ini, volume darah
sudah berkurang sebanyak 15% atau kurang lebih 750 ml. Karena pada fase ini
tekanan darah dan pernapasan biasanya masih normal, diagnosis terkadang jadi
sulit dilakukan.

b) Tingkat 2
Di tingkat selanjutnya, volume darah di tubuh sudah berkurang hingga
30% atau sekitar 1500 ml. Pada tahap ini sudah terlihat adanya peningkatan
detak jantung maupun frekuensi pernapasan. Tekanan darah biasanya masih
dalam rentang normal, tapi nilai diastoliknya mulai terlihat naik.Diastolik
merujuk pada angka yang berada di bawah penyebutan tekanan darah.

6
Misalnya tekanan darah adalah 120/80 mmHg, maka tekanan sistoliknya
adalah 120 dan diastoliknya 80.

c) Tingkat 3
Syok hipovolomelik tingkat 3 ditandai dengan hilangnya 30%-40% darah
atau setara 1.500-2.000 ml. Pada fase ini, tekanan darah sudah mulai menurun
drastis dan detak jantung pun semakin kencang dan frekuensi pernapasan
semakin cepat.

d) Tingkat 4
Tingkat 4 adalah tingkatan terakhir dan merupakan yang paling parah,
volume darah di tubuh sudah berkurang lebih dari 40% atau sekitar 2000 ml.
Orang yang mengalami kondisi ini umumnya sudah masuk ke fase kritis.
Tekanan darah sistolik sudah menyentuh angka 70 dan bisa terus turun. Detak
jantungnya pun akan semakin kencang. Semua tingkat keparahan syok
hipovolemik membutuhkan penanganan yang tepat. Jangan menunda untuk
mencari perawatan, meski yang dirasakan adalah gejala pada tingkat keparahan
paling rendah.

5. Pertolongan Pertama Untuk Syok Hipovolemik


Syok hipovolemik yang tidak segera ditangani bisa berujung pada
kematian. Sehingga, saat seseorang menunjukkan tanda-tanda syok seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, segera panggil bantuan medis.Lalu, sambil
menunggu bantuan datang, lakukanlah pertolongan pertama dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

a) Posisikan orang tersebut dalam posisi terlentang .


b) Ganjal posisi kaki agar sedikit naik dengan benda setinggi kurang lebih 30 cm.
c) Apabila ini adalah korban kecelakaan dan Anda curiga ia mengalami cedera
kepala, leher atau punggung, jangan pindahkan posisinya hingga bantuan
medis datang.
d) Jaga orang tersebut agar tetap hangat dan terhindar dari hipotermia.
e) Jangan berikan cairan apapun melalui mulut.

7
f) Jangan angkat kepala orang tersebut atau memberikan bantalan di bawah
kepalanya.
g) Bersihkan debu, tanah atau kotoran lain disekitarnya tanpa mencabut apapun
yang menancap di tubuh korban, termasuk pisau, kaca, kayu, atau yang lain.
h) Apabila di tubuh korban tidak terlihat ada benda yang menancap dan terlihat
cukup bersih dari kotoran dan debu, Anda bisa membalut lukanya dengan kain
untuk mengurangi perdarahan.
i)Jika memungkinkan, balut luka tersebut agak kencang untuk memberikan
tekanan pada jaringan agar proses perdarahan cepat berhenti.

6. Penanganan Lanjutan Untuk Syok Hipovolemik


Untuk menangani syok hipovolemik, tenaga medis akan langsung berusaha
untuk menggantikan cairan yang hilang dengan memasang infus dan melakukan
transfusi darah. Selain itu, tentu saja kondisi-kondisi lain yang menyertai syok
tersebut seperti luka atau cedera juga akan sambil ditangani. Dokter juga mungkin
akan memberikan obat antibiotik untuk mencegah infeksi atau sepsis. Obat untuk
meningkatkan kekuatan jantung juga akan diberikan agar organ ini bisa memompa
lebih banyak darah, sehingga sirkulasi di tubuh bisa kembali normal. Beberapa
obat yang mungkin akan diberikan antara lain:

a) Dopamine
b) Dobutamine
c) Epinefrin
d) Norepinefrin

Waktu adalah kunci yang sangat penting dalam penanganan syok


hipovolemik. Terlambat sedikit saja, cairan yang hilang bisa meningkat drastis
dan kondisi tubuh akan menurun dalam waktu cepat. Sehingga, mengenali gejala
dan tanda syok ini merupakan langkah krusial dan bekal yang sangat berguna jika
terjadi kejadian-kejadian darurat.

C. Syok Septik
1. Definisi

8
Syok Septik merupakan suatu gangguan menyeluruh pembuluh darah
disebabkan oleh lepasnya toksin. Penyebab utama adalah infeksi bakteri gram
negative. Sering dijumpai pada abortus septik, korioamnionitis, dan infeksi pasca
persalinan (Sarwono, 2008).
Syok septik adalah keadaan kolapsnya sirkulasi yang disertai dengan
diseminasi intravaskular bakteri atau produknya.
2. Etiologi
Syok septik dapat terjadi karena infeksi bakteri gram positif, virus, atau
jamur. Kebanyakan syok septik karena bakteri gram negative : Escherichia coli,
pseudomonas aeroginos, bacterioid, klebsiella species, dan serratia. Escherichia
coli, pseudomonas aeroginos, bacterioid yang mengeluarkan endotoksin adalah
fosfo-lipo-polisakarida yang lepas dari dinding sel yang mengalami lisis.
Gambaran yang sama juga terjadi karena eksotoksin dari streptokokus beta
hemolitik, anaerob, dan klostridia.
Syok septik dalam obstetric dapat disebabkan oleh hal – hal berikut :
a) Abortus septik
b) Ketuban pecah yang lama / korioamnionitis
c) Infeksi pascapersalinan : manipulasi dan instrumentasi
d) Trauma
e) Sisa plasenta
f) Sepsis puerperalis
g) Pielonefritis akuta
3. Patogenesis
Mikroorganisme mengeluarkan endotoksin yang dapat mengaktifkan system
komplemen dan sitoksin, mengawali reaksi inflamasi. Kejadian ini berhubungan
dengan DIC yang ekstensif karena antiplasmin tidak dapat mengatasinya. Sepsis
menyebabkan vasodilatasi, tahanan perifer pembuluh darah menurun., dan
hipotensi. Selanjutnya distribusi aliran darah kurang / jelek sehingga perfusi darah
ke organ tidak adekuat menyebabkan kerusakan jaringan multi organ dan
kematian. Mediator inflamasi meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga cairan
keluar dari pembuluh darah, khusus pada parenkim paru akan menyebabkan
edema pulmonum.

9
Selama sepsis produksi surfaktan pneumosit akan terganggu yang
menyebabkan alveolus kolaps dan mengakibatkan hipoksemia berat yang disebut
acute respiratory distreaa syndrome (ARDS).
Endotoksin lepas karena meningkatnya permiabilitas lisosomal dan
sitotoksik. Selanjutnya dalam beberapa menit dapat terjaid stimulasi medulla
adrenal dan saraf simpatis serta kontriksi arteriol dan venul. Selanjutnya
menyebabkan asidosis local yang dpaat menyebabkan dilatasi anteriol, tetapi
kontriksi venul jika berlanjut terus mengakibatkan pembendungan darah kapiler ,
perdarahan karena pembendungan pada gaster, hati, ginjal dan paru.
4. Faktor Resiko
Ketuban pecah yang lama, sisa konsepsi yang tidak keluar dan instrumentasi
saluran urogenital merupakan faktor resiko yang lain untuk terjadinya sepsis.
Syok septik akan menunjukkan gejala-gejala seperti menggigil, hipotensi,
gangguan mental, takikardia, takipnea, dan kulit merah. Bila syok tambah berat,
akan terjadi kulit dingin dan basah, bradikardia dan sianosis.
Penggunaan mifeprison intravaginal pada abortus medicinalis dapat
menyebabkan syok septik yang fulminant dan letal disebabkan infeksi clostridium
sordeli pada endometrium, suatu bakteri gram positif dan mengeluarkan toksin.
Mifeprison mempengaruhi pengeluaran dan fungsi kortisol dan sitokin
dengan jalan menduduki (blocking) reseptor progesterone dan glukokortikoid .
Kegagalan pengeluaran kortisol dan sitokin akan menghambat mekanisme
pertahanan tubuh yang dibutuhkan untuk menghambat penyebaran infeksi C
sordeli dalam endometrium. Pelepasan eksotoksin dan endotoksin dari C sordeli
akan mempercepat terjadi nya syok septik yang letal.
5. Gejala Klinis
Syok septik (endotoksik) terjadi dalam 2 fase utama yaitu fase refersibel dan
fase irrifersibel, Sedamgkan fase refersibel terdiri atas fase panas dan fase dingin.
Fase panas disertai dengan gejala-gejala hipotensi, takikardi, pireksia dan
menggigil. Kulit kelihatan merah dan panas. Pasien biasa nya masih sadar dan
leukositosis terjadi dalam beberapa jam.

10
Pada fase dingin dijumpai gejala dan tanda-tanda kulit dingin dan
mengeriput, sianosis, purpura,/jaundice, penurunan kesadaran yang progresis dan
koma.
Selanjutnya bila syok berlanjut terus pasien akan jatuh kedalam fase
irrefersibel dimana terjadi hipoksia sel yang berkepanjangan yang menyebabkan
gejala asidosis metabolic, gagal ginjal akut, gagal jantung, edeme pulmonum,
gagal adrenal dan kematian.

6. Upaya Pertolongan Syok Septik

Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, syok septik dapat berakibat
fatal. Penderita yang memiliki gejala dan tanda syok septik perlu mendapatkan
pengawasan yang ketat dari tim medis.

Untuk mengatasi syok septik, penanganan yang akan diberikan oleh dokter
mencakup:

a) Pemberian oksigen dan alat bantu pernapasan

Ketika mengalami syok septik, dokter akan memberikan tambahan


oksigen menggunakan alat bantu pernapasan, seperti nasal kanul atau intubasi
edotrakeal, agar jaringan tubuh tidak mengalami kekurangan oksigen.

b) Pemberian cairan

Untuk mengembalikan volume cairan tubuh yang terganggu saat terjadi


syok septik, pasien akan diberikan cairan infus. Pemilihan jenis cairan dan
jumlah cairannya akan disesuaikan dengan kondisi pasien serta pertimbangan
dokter.

c) Memberikan obat peningkat tekanan darah

Pada syok septik, keadaan hipotensi biasanya tidak membaik hanya


dengan pemberian cairan infus, sehingga dokter juga akan memberikan obat-
obatan untuk meningkatkan tekanan darah, seperti vasopressin.

11
d) Memberikan antibiotik

Pada syok septik, pemberian antibiotik diperlukan untuk mengatasi


infeksi bakteri yang menjadi penyebabnya. Jenis antibiotik yang diberikan akan
disesuaikan dengan jenis bakteri yang menginfeksi tubuh.

Selain itu, dokter dapat memberikan perawatan lain sesuai dengan


keadaan pasien, seperti cuci darah (terapi dialisis) jika terjadi kagagalan fungsi
ginjal, pembedahan jika memang ada lokasi infeksi yang perlu dioperasi, serta
pemberian obat-obatan untuk mengendalikan gula darah dan untuk
meringankan gejala.

Syok septik adalah kondisi yang membahayakan nyawa. Kita perlu


mengetahui gejala syok septik agar tidak terlambat mendapatkan penanganan
dari dokter.

D. Syok Hemoragic
1. Definisi
Syok Hemoragic adalah suatu syok yang disebabkan oleh perdarahan yang
banyak. Akibat perdarahan pada:
a) Kehamilan muda, misalnya: Abortus, Kehamilan ektopik dan penyakit
trofoblas (mola hidatidosa).
b) Perdarahan antepartum seperti plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri.
c) Perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri dan laserasi jalan lahir.
2. Fase-fase Syok Hemoragic
Adapun syok hemoragik terbagi atas fase-fase berikut :
a) Fase Syok
Perempuan hamil normal mempunyai toleransi terhadap perdarahan 500-
1000 ml pada waktu persalinan tanpa bahaya oleh karena daya adaptasi
fisiologik kardiovaskuler dan hematologik selama kehamilan. Jika perdarahan
terus berlanjut, akan timbul fase-fase syok sebagai berikut.
b) Fase Kompensasi

12
Rangsangan/refleks simpatis : Respons pertama terhadap kehilangan
darah adalah vasokontriksi pembuluh darah perifer untuk mempertahankan
pasokan darah ke organ vital.
Gejala klinik : pucat, takikardia, takipnea.
c) Fase Dekompensasi
Perdarahan lebih dari 1000 mlpada pasien normal atau kurang karena
faktor-faktor yang ada.
Gejala klinik : sesuai gejala klinik syok diatas.
Terapi yang adekuat pada fase ini adalah memperbaiki keadaan dengan cepat
tanpa meninggalkan efek samping.
d) Fase Kerusakan Jaringan dan Bahaya Kematian
Penanganan perdarahan yang tidak adekuat menyebabkan hipoksia
jaringan yang lama dan kematian jaringan dengan akibat berikut ini.
 Asidosis metabolik : disebabkan metabolisme anaerob yang terjadi karena
kekurangan oksigen.
 Dilatasi arteriol : akibat penumpukan hasil metabolisme selanjutnya
menyebabkan penumpukan dan stagnasi darah di kapilar dan keluarnya
cairan ke dalam jaringa ekstravaskular.
 Koagulasi intravaskular yang luar (DIC) disebabkan lepasnya tromboplastin
dari jaringan yang rusak.
 Kegagalan jantung akibat berkurangnya aliran darah koroner.
 Dalam fase ini kematian mengancam. Transfusi darah saja tidak adekuat
lagi dan jika penyembuhan (recovery) dari fase akut terjadi, sisa-sisa
penyembuhan akibat nekrosis ginjal dan/atau hipofise akan timbul.
3. Penanganan Syok Hemoragik Dalam Kebidanan
Bila terjadi syok hemoragik dalam kebidanan, segera lakukan resusitasi,
berikan oksigen , cairan infus, dan transfusi darah dengan “ crossmatched”.
Diagnosis plasentaprevia / solusio plasenta dapat dilakukan dengan bantuan
USG. Selanjutnya atasi koagulopati dan lakukan pengawasan janin dengan
memonitor denyut jantung janin. Bila terjadi tanda – tanda hipoksia, segera
lahirkan anak.

13
Jika terjadi atonia uteri pasca persalinan segera lakukan masase uterus,
berikan suntikan metil – ergometrin ( 0,2 mg) I.V. atau per infus ( 20 – 40 U/I),
dan bila gagal menghentikan perdarahan lanjutan dengan ligasi a hipogastrika atau
histerektomi bila anak sudah cukup. Kalau ada pengalaman dan tersedia peralatan,
dapat dilakukan embolisasi interna dengan bantuan transkateter. Semua laserasi
yang ada sebelumnya harus dijahit.

E. Syok Anafilaktik
1. Definisi
Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi
alergi yang berat. Reaksi ini akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara
drastis sehingga aliran darah ke seluruh jaringan tubuh terganggu. Akibatnya,
muncul gejala berupa sulit bernapas, bahkan penurunan kesadaran.
Syok anafilaktik dapat terjadi dalam hitungan menit setelah penderita
terpapar oleh penyebab alergi (alergen). Dalam kurun waktu 12 jam setelah syok
pertama, syok anafilaktik berpotensi untuk kembali terjadi (biphasic anaphylaxis).
Kondisi syok anafilaktik ini perlu mendapatkan penanganan secepatnya karena
dapat mengancam jiwa.
2. Penyebab Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas atau reaksi alergi
yang parah. Reaksi hipersensitivitas akan menyebabkan sistem imun (sistem
kekebalan) bereaksi tidak normal atau berlebihan terhadap bahan atau zat tertentu
(alergen). Reaksi sistem imun yang berlebihan pada syok anakfilaksis akan
menyebabkan gangguan aliran darah dan penyerapan oksigen pada seluruh organ
tubuh. Akibatnya, akan muncul sejumlah gejala dan keluhan.
Syok anafilaksis bisa dipicu oleh berbagai macam alergen. Beberapa alergen
yang sering memicu syok anafilaktik adalah:

a) Obat-obatan tertentu, seperti obat antibiotik, obat antiinflamasi nonsteroid


(OAINS), obat pelemas otot, atau obat antikejang
b) Makanan, seperti makanan laut, telur, susu, gandum, kacang, atau buah
c) Sengatan serangga, seperti semut merah, lebah, atau tawon

14
d) Bahan pengawet makanan
e) Tanaman, seperti rumput atau serbuk sari bunga
f) Bahan lain, misalnya debu lateks yang terhirup

Meskipun jarang terjadi, terkadang syok anafilaktik dapat dipicu oleh


olahraga dan ada juga syok anafilaktik yang tidak diketahui penyebabnya
(idiopatik).

3. Faktor risiko syok anafilaktik

Setiap orang bisa mengalami syok anafilaktik. Namun, ada beberapa kondisi
yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami syok anafilaktik,
yaitu:

a) Menderita asma atau alergi


b) Pernah mengalami syok anafilaktik sebelumnya
c) Memiliki anggota keluarga dengan riwayat alergi atau syok anafilaktik

4. Gejala Syok Anafilaktik

Gejala syok anafilaktik bisa timbul dalam beberapa menit atau jam setelah
penderita mengonsumsi, menghirup, atau terpapar dengan alergen.

Gejala awal syok anafilaksis bisa terlihat seperti gejala alergi. Gejalanya
berupa bersin-bersin dan munculnya ruam pada kulit. Namun, gejalanya akan
bertambah parah dengan cepat. Beberapa gejala yang muncul saat seseorang
mengalami syok anafilaktik adalah:

a) Muncul ruam seperti biduran, yang terasa gatal


b) Kesulitan bernapas, sesak napas, atau napas berbungi “ngik” (mengi)
c) Denyut nadi lebih cepat namun terasa lemah
d) Tekanan darah yang turun drastis, bisa menyebabkan lemas, pusing, dan terasa
ingin pingsan
e) Kram atau nyeri perut
f) Mual, muntah, atau diare

15
g) Sensasi kesemutan di kulit kepala, mulut, tangan, dan kaki
h) Tampak bingung, gelisah, atau sampai kesadaran menurun
i)Jantung berdebar-debar
j)Kesulitan menelan
k) Pembengkakan di kelopak mata, bibir, lidah, dan tenggorokan

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang


disebutkan di atas, karena syok anafilaksis adalah kondisi gawat darurat.
Penanganan sejak dini diperlukan agar kondisi dapat segera ditangani dan risiko
terjadinya komplikasi dapat dicegah.

5. Diagnosis Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik akan didiagnosis oleh dokter melalui pemeriksaan dan


tanya jawab tentang riwayat paparan alergen sebelumnya. Saat pasien datang
dengan keluhan dan gejala di atas, dokter akan melakukan pemeriksaan
menyeluruh dan memastikan tanda-tanda vital, yaitu tekanan darah, denyut nadi,
frekuensi napas, suhu, dan tingkat kesadaran pasien.

Dokter juga akan menanyakan kepada pendamping pasien atau keluarga


terdekat tentang riwayat penggunaan obat, konsumsi makanan, paparan zat dan
bahan tertentu, atau riwayat alergi pasien sebelumnya. Selanjutnya, sembari
melakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan penanganan untuk menstabilkan
kondisi pasien.

Setelah kondisi pasien stabil, dokter mungkin akan melakukan beberapa


pemeriksaan penunjang, seperti tes darah untuk mendeteksi peningkatan kadar
histamin dan tryptase atau tes alergi (skin prick test atau intradermal test) untuk
mendeteksi penyebab bahan yang menyebabkan reaksi alergi.

6. Pengobatan Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik merupakan keadaan gawat darurat yang harus segera


ditangani. Bila menemukan penderita terduga syok anafilaktik, segera hubungi
petugas medis untuk mendapatkan bantuan sekaligus arahan. Suntikan

16
epinephrine adalah salah satu pengobatan syok anafilaktik. Dokter akan
memberikan suntikan ini secepatnya pada pasien yang mengalami syok
anafilaktik.

Pengobatan syok anafilaktik bertujuan untuk menstabilkan kondisi pasien,


meredakan gejala, mencegah berulangnya syok anafilaktik, dan mencegah
komplikasi. Dibutuhkan pertolongan pertama dan pertolongan lanjutan untuk
memastikan keselamatan penderita syok anafilaktik.

Saat pasien yang mengalami syok anafilaksik tiba di rumah sakit, dokter
akan melakukan pertolongan untuk menstabilkan kondisi pasien. Beberapa
pertolongan awal yang bisa dilakukan adalah:

a) Membebaskan jalan napas (airway)


b) Pemberian oksigen tambahan (breathing)
c) Pemberian cairan infus (sirkulasi)
d) Pemberian obat ephinephrine atau adrenalin
e) Melakukan evaluasi berkala kepada pasien

Beberapa obat tambahan yang juga akan diberikan, seperti antihistamin,


kortikosteroid, obat agonis beta ntuk meredakan gejala dan mencegah kambuhnya
syok anafilaktik. Selanjutnya, pasien akan mendapatkan perawatan dan
pemantauan berkala. Jika pasien syok anafilaktik datang dengan henti napas dan
henti jantung, dokter akan melakukan resusitasi jantung paru.

7. Komplikasi Syok Anafilaktik

Jika terlambat ditangani, syok anafilaktik dapat menyebabkan kematian.


Komplikasi yang dapat timbul dari syok anafilaktik antara lain:

a) Gagal ginjal
b) Aritmia
c) Serangan jantung
d) Kerusakan otak
e) Syok kardiogenik

17
8. Pencegahan Syok Anafilaktik

Reaksi alergi dan anafilaksis sulit untuk dicegah, terutama bila kita tidak
mengetahui bahwa kita memiliki alergi terhadap zat tertentu. Namun, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya reaksi
alergi dan syok anafilaktik, antara lain:

a) Melakukan tes alergi di rumah sakit atau klinik


b) Membaca label keterangan pada kemasan makanan, terutama jika kita memiliki
riwayat alergi dengan bahan tertentu
c) Menggunakan penangkal serangga terutama ketika berada di luar ruangan
d) Menggunakan alas kaki saat berjalan ke luar rumah
e) Memberitahukan dokter tentang riwayat kesehatan, termasuk riwayat alergi
kita sebelumnya

F. Syok Neurogenik
Syok Neurogenik adalah syok yang akan terjadi karena rasa sakit yang berat
disebabkan oleh kehamilan ektopik yang terganggu, solusio plasenta, persalinan
dengan forceps atau persalinan letak sungsang di mana pembukaan serviks belum
lengkap, versi dalam yang kasar, firasat/tindakan crede, ruptura uteri, inversio uteri
yang akut, pengosongan uterus yang terlalu cepat (pecah ketuban pada
polihidramnion), dan penurunan tekanan tiba-tiba daerah splanknik seperti
pengangkatan tiba-tiba tumor ovarium yang sangat besar.
Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok
distributif, syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena
hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh, sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (cappacitance vessel).
Disebabkan oleh gangguan susuna saraf simpatik, yang menyebabkan dilatasi
arteriola. Dan kenaikan kapasitas vaskuler. Tekanan darah sistolik biasanya akan
turun hingga di bawah 80 sampai 90 mmHg walaupun curah jantung normal atau
menigkat. Pingsan yang biasa merupakan contoh syok neurogenik sementara.
Kerusakan medua spinalis servikalis merupakan sebab tersering syok neurogenik
traumatik.

18
Trauma pada otak sendiri hampir tak pernah menyebabkan syok.
Kenyataannya ia hampir selalu menimbulkan kenaikan tekanan darah. Biasanya
trauma kepala parah meningkatkan tekanan intrakranial dan mengurangi perfusi
serebral. Secara reflektorik ia merangsang pusat vasomotor untuk meningkatkan
vasokontraksi perifer dan meningkatkan tekanan darah. Pada tahap kematian otak
yang sangat lanjut, bisa terjadi hipotensi karena disfungsi pusat vasomotor dalam
medula oblongata, tetapi hanya terjadi di setelah pernapasan spontan berhenti
Pada pasien syok neurogenik, penanganan harus segera dilakukan guna
menghindari kerusakan organ secara permanen. Pengobatan syok neurogenik
bertujuan untuk menstabilkan tanda vital pasien, seperti tekanan darah, denyut
jantung, dan pernapasan, serta menghindari cedera atau kerusakan lebih lanjut.
Penanganan kasus syok neurogenik dimulai dengan meminimalkan
perubahan posisi tubuh pasien atau membuat pasien tidak bergerak sama sekali,
untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Selanjutnya, tekanan darah perlu
ditingkatkan dengan memberi cairan infus dan obat vasopresor yang dapat membantu
meningkatkan ketegangan pembuluh darah, seperti dopamin,
norepinephrine, epinephrine, dan vasopressin. Sedangkan untuk meningkatkan detak
jantung, dokter dapat memberi obat atropin.
Jika diperlukan, tindakan operasi tulang belakang akan dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan pada saraf tulang belakang yang mengalami cedera.

G. Syok Kardiogenik

1. Pengertian Syok Kardiogenik 

Syok kardiogenik merupakan kondisi gangguan jantung yang cukup parah


dan terjadi secara mendadak. Kondisi ini bisa menyebabkan jantung tak mampu
mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi tersebut umumnya
komplikasi dari serangan jantung dan membutuhkan pertolongan segera.

Syok kardiogenik sebenarnya kondisi yang cukup jarang terjadi. Dalam


sebagian besar kasusnya, wanita cenderung lebih rentan mengalami syok

19
kardiogenik ketimbang pria. Di sampng itu, rata-rata orang yang mengalami syok
ini berkisar di atas 65 tahun.

2. Faktor Risiko Syok Kardiogenik

Terdapat beberapa faktor risiko yang bisa memicu terjadinya syok kardiogenik.
Misalnya:

a) Masalah kardiovaskular, penyakit jantung, dan pembuluh darah seperti gagal


jantung, serangan jantung, hingga kerusakan katup jantung, bisa memicu
terjadi syok kardiogenik.

b) Usia, usia 65 atau 75 tahun ke atas lebih rentan terserang syok kardiogenik.

c) Mengidap kondisi medis tertentu seperti obesitas, diabetes, atau sepsis.

d) Riwayat menjalani prosedur medis seperti operasi bypass jantung.

e) Wanita, sebagian besar kasus syok kardiogenik lebih sering terjadi pada
wanita.

3. Penyebab Syok Kardiogenik

Kurangnya pasokan darah yang mengandug oksigen ke dalam jantung,


merupakan hal yang bisa menyebabkan syok kardiogenik. Kondisi ini bisa
menyebabkan rusaknya ventrikel bagian kiri yang memompa jantung. Pemicu
lainnya terjadi karena gangguan detak jantung yang meninggi atau menurun,
penekanan pada rongga jantung akibat penumpukan cairan dan gangguan pada
katup jantung.

4. Gejala Syok Kardiogenik

Seseorang yang mengalami syok kardiogenik, umumnya mengalami


berbagai keluhan. Gejalanya kira-kira mirip dengan gagal jantung, tapi kondisinya
lebih serius. Berikut beberapa gejala yang umumnya timbul:

a) Volume denyut nadi melemah.

20
b) Tangan dan kaki dingin.

c) Hilangnya kesadaran.

d) Tidak dapat membuang air kecil.

e) Napas menjadi pendek dan cepat.

f) Rasa linglung.

Segera bawa ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala tersebut.


Khususnya untuk yang berusia lanjut yang pernah mengalami serangan jantung,
gagal jantung, dan mengidap tekanan darah tinggi serta diabetes.

5. Diangnosis Syok Kardiogenik

Dokter akan mendiagnosis syok kardiogenik dengan melihat gejala-gejala


yang dialami pasien dan pemeriksaan fisik. Di samping itu, untuk memastikan
diagnosisnya, dokter juga akan melakukan berbagai pemeriksaan penunjang.
Misalnya, pemeriksaan tekanan darah, tes darah, elektrokardiogram (EKG),
ekokardiografi, angiografi koroner atau kateterisasi jantung, serta rontgen dada.

6. Komplikasi Syok Kardiogenik

Syok kardiogentik yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal. Kondisi
ini bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan pada hati, ginjal, atau
organ lainnya karena kekurangan oksigen. Komplikasi akibat penyakit ini juga
dampaknya bisa bersifat permanen.

7. Pengobatan Syok Kardiogenik

Pengobatan utnuk pengidap syok kardiogenik, yaitu:

a) Pengidap membutuhkan pasokan oksigen yang cukup untukmembantu


pernapasan dan minimalisir kerusakan jantung dan organ lainnya.

b) Membutuhkan alat bantu bernapas.

21
c) Memerlukan obat-obatan dan cairan yang diperlukan tubuh untuk disalurkan
menggunakan infus.

d) Prosedur medis terakhir adalah operasi yang terbagi pada 4 jenis operasi, yaitu
bedah bypass arteri jantung, operasi perbaikan cedera pada jantung,
pemasangan pompa jantung, dan transplantasi jantung.

8. Pencegahan Syok Kardiogenik

Cara utama menghindari syok kardiogenik adalah mencegah terjadinya serangan


jantung. Selain itu, ada pula upaya lainnya yang bisa dilakukan antara lain:

a) Berhenti merokok.

b) Mengaplikasikan pola gaya hidup sehat.

c) Menangani penyakit yang bisa menimbulkan tingginya risiko serangan jantung.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Syok merupakan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi
yang adekuat organ-organ vital. Syok adalah suatu keadaan disebabkan gangguan
sirkulasi darah kedalam jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi jaringan dan tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme.
Syok merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan
tindakan segera dan intensif .
Jenis-jenis syok dalam kebidanan ada 6, yaitu syok hipovolemik, syok septik,
syok hemoragik, syok anafilaktik, syok neurogenik, dan syok kardiogenik.

B. Saran
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih
baik.

23
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono.2009, Ilmu Kebidanan Jakarta : Pt Bina Pustaka


prawirohardjo sarwono. 2007
Mohtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Ed.1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
https://www.alodokter.com/gejala-gejala-syok-septik-dan-pertolongan-medis-yang-
diperlukan
https://www.alodokter.com/syok-anafilaktik
https://www.halodoc.com/kesehatan/syok-kardiogenik
https://www.alodokter.com/syok-neurogenik

24

Anda mungkin juga menyukai