Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP KEBIDANAN

“Teori Kebidanan menurut Ela Joy Lehrman”

Disusun oleh:

Kelompok III

Dhea Amanda : PO.62.24.2.19.169

Elysa Wahyu Setyaningrum : PO.62.24.2.19.171

Ling Ling Wei : PO.62.24.2.19.174

Neneng Liestyani : PO.62.24.2.19.177

Nurafika Diana Putri : PO.62.24.2.19.180

Pingky Lesti : PO.62.24.2.19.182

Rama Meskiawati : PO.62.24.2.19.185

Yolanda : PO.62.24.2.19.200

Prodi : DIII Kebidanan

Reguler : XXI-A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur, alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah “Teori Kebidanan menurut Ela Joy Lehrman” ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR..............................................................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN........................................................................................................................1

A.  LATAR BELAKANG.............................................................................................................2

B.  RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN………………………………………………………………………………...3

A.  TEORI KEBIDANAN  MENURUT  ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN.....................3

B.  PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL  ATAU PEMBERIAN ASUHAN


KEBIDANAN PADA IBU...........................................................................................................6

BAB III

PENUTUP……………………………………………………………………………………...10

A. KESIMPULAN.......................................................................................................................10

B. SARAN....................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Sejarah menunjukan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak
adanya peradaban umat manusia. Profesi ini telah mendudukan peran dan posisi seorang
bidanmenjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya sangat mulia, memberi
semangat, membesarkan hati, mendampingi, serta menolong ibu yang melahirkan sampai ibu
dapat merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah dalam naskah kuno telah tercatat
bidan dari Mesir (Siprah dan Poah) yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi-
bayi laki-laki bangsa Yahudi yag diperintahkan Fraun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukan
sikap moral yang tinggi dan memebela yang lemah. Seiring dengan berjalannya waktu, dalam
pelayanan kebidanan terjadi pula perkembangan dalam bentuk-bentuk model kebidanan di
Indonesia. Model teori kebidanan Indonesia diadopsi dari teori yang bersumber dari masyarakat
dan beberapa model negara dengan didasarkan dari teori yang telah ada.

Teori adalah ide yang direncanakan dalam pikiran dan dituangkan kedalam gambaran
berupa objek tentang suatu kejadian atau objek yang digunakan oleh peneliti untuk
menggambarkan fenomana sosial yang menarik perhatiannya. Teori berfungsi sebagai jalur
logika atau penalaran yang digunakan oleh peneliti untuk menerangkan hubungan pengaruh antar
fenomena yang dikaji.

Dalam lingkup dunia kebidanan dikenal berbagai teori-teori yang mendasari praktek para
bidan-bidan tersebut. Uraian teori kebidanan yang diutarakan oleh empat orang perawat
kebidanan dan seorang bidan yang menjadi landasan utama dalam praktik bidan masa kini. Salah
satunya adalah Joy Lehrman yang akan kami bahas dalam makalah ini.

1
A.   LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 dibandingkan
dengan angka kematian ibu di negara maju yang berkisar 10 per 100.000 kelahiran hidup.

Faktor penyebab tinggi angka kematian tersebut antaralain perdarahan, eklamsi,


aborsi tidak aman, trauma kehamilan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan,
infeksi, dan eklamsi. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah anemia,
kurang energi, dan keadaan 4 terlalu (terlalu muda, tua, sering, dan banyak). Kematian ibu
juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori mendasar, seperti
ketidakberdayaan dan taraf pendidikan yang rendah.

Banyak kematian ibu dapat dicegah dan diturunkan, misalnya kematian akibat
perdarahan dengan perssalinan cepat dan tepat dan dengan ditolong oleh tenaga-tenaga
kesehatan yang terlatih dan terdidik.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pada makalah ini kami akan membahas
kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan (pelayanan antenatal) Menurut Teori Ela Joy
Lehrman pada Ibu ”

B.   RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana teori kebidanan menurut Ela Joy Lehrman


b. Bagaimana penerapan atau asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu 

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.  TEORI KEBIDANAN  MENURUT  ELA JOR LERHMAN DAN MORTEN

Dalam teori ini Lehrman menginginkan agar bidan dapat melihat semua aspek praktik
memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.

Lehrman mengemukakan  8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal :

1.      Asuhan yang berkesinambungan

Seorang bidan harus memeberikan asuhan kepada wanita secara terus-


menerus mulai dari awal kehamilan, persalinan, nifas dan post artum agar klien
dapat melewati masa-masa ini dengan baik.

2.     Keluarga sebagai pusat asuhan

Keluarga adalah salah satu pusat asuhan yang sangat penting karena
keluarga adalah orang terdekat klien yang dapat memantau kien secara terus
menerus, sehingga dalam hal ini seorang bidan harus mempunyai komunikasi
yang baik dengan keluarga terutama memeberikan asuhan-asuhan yang dapat
membantu sang ibu menjalani asuhan-asuhan tersebut di rumah pada saat sang
bidan tidak dapat memantau seara langsung, keluargalah yang berperan.

3.     Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan

Memberikan informasi kepada klien adalah salah satu bentuk asuhan


yang sangat penting. Selain itu, konseling juga merupakan bagian yang sangat
penting dalam pemberian asuhan kepada klien. Konseling bertujuan agar bidan
dan klien dapat memahami satu sama lain, sehingga bidan dapat memberikan
asuhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.

3
4.     Tidak ada intervensi dalam asuhan

Artinya dalam pelayanan atau memberi asuhan, pelayan kesehatan tidak


memberikan asuhan yang tidak seharusnya. Maka dalam hal ini sang bidan
harus mulai menganalisa, mengkaji dan memebrikan asuhan yang sesuai.

5.      Fleksibilitas dalam asuhan

Penerapnnya adalah seorang bidan dalam melakukan praktiknya tidak


boleh kaku saat melakukan tindakan atau pada saat memeberikan asuhan, agar
pasien merasa nyaman dengan tindakan yang bidan lakukan.

6.       Keterlibatan dalam asuhan

Dalam memebrikan asuhan, seorang pelayan kesehatan atau bidan harus


ikut berpatisipasi atau terlibat dalam melaksanankan asuhan. Contohnya dengan
membantu sang ibu untuk memberi nutrisi yang baik untuk janin dengan
memebrikan beberapa makanan bergizi atau bisa juga dengan membantu sang
ibu memandikan bayi. Intinya adalah pelayan kesehatan atau bidan tidak hanya
menyampaikan teori-teori saja tapi juga harus terlibat dalam praktik asuhan
tersebut.

7.       Advokasi dari pelayanan kebidanan

Tenaga kesehatan menerapkan teori ini dengan selalu memeberikan


inform consent atau oersetujuan sebelum melakukan tindakan kepada klien
sehingga ada persetujuan dari kedua belah pihak

8.       Waktu

Seorang bidan yang profesional akan selalu memberikan pelayanan atau


asuhan tanpa mengenal waktu dan bidan tersebut mampu meyelesaikan
asuhannya sesuai dengan batas waktu atau tepat waktu agar asuhan-asuhan yang
diberikan tidak tertunda-tunda.

4
Asuhan Partisipatif

Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi dan perencanaan pasien
klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam
pemeriksaan fisik, misalnya palpasi; klien akan melakukan palpasi pada tempat tertentu
atau ikut mendengarkan denyut jantung.

Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian diuji
cobakan oleh Morten pada pasien postpartum.

Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8


komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :

 Tehnik terapeutik
 Pemberdayaan
 Hubungan sesama

Tehnik Terapeutik

Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan


penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mengkaji, mengklarifikasi, sikap yang tidak
menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian ijin.

Empowerment (pemberdayaan)

Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan bidan melalui penampilan dan
pendekatan akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi, memvalidasi,
menilai dan memberi dukungan.

Lateral Relationship (hubungan sesama)

Menjalin hubungan yang baik terhadap klien bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya nampak akrab, misalnya sikap empati atau
berbagi pengalaman.

5
B.   PENERAPAN PELAYANAN ANTENATAL  ATAU PEMBERIAN ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU

1.      KEHAMILAN

Masa kemahilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dhitung dari hari pertama haid
terakhir.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional ibu serta perubahan


sosial dalam keluarga. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilakn kelahiran bayi sehat, cukup bulan, melalui jalan lahir (normal), namun
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan atau
asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kelahiran normal. Ibu hamil sebaiknya dianjurkan
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa drinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.

Tujuan asuhan antenatal adalah :

 Memperhatiakan perkembangan kemhamilan demi kesehatan ibu dan tumbuh


kembang bayi.
 Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
 Mengenali sejak dini ketidaknormalan atau komplikasi yang terjadi pada kehamilan
ibu.
 Mempersiapkan proses persalinan yang cukup bulan, normal dan keselamatan ibu dan
bayi.
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan ibu dapat memberikan ASI
eklusif.
 Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar bayi
dapat tumbuh secara normal.

6
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa kehamilan ibu adalah :

1.      Mengumpulkan data-data dari ibu, seperti :

a) Biodata
b) Riwayat kehamilan
c) Riwayat kebidanan
d) Riwayat kesehatan dahulu dan sekarang
e) Riwayat sosial ekonomi

2.      Melakukan pemeriksaan fisik, contohnya :

a) Tekanan darah
b) Denyut jantung ibu
c) Gerakan janin

3.     Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan


kemungkinan keadaan darurat, seperti :

a) Mempersiapkan pertolongan dan tempat kelahiran serta keuangan


untuk persiapan persalinan.
b) Mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi seperti, tempat dan
transportasi ke tempat rujukan, mempersiapkan donor darah,
finansial, dan memilih pembuat keputusan jika pihak pertama tidak
ada ditempat.

4.     Memberi konseling pada ibu tentang gizi, perubahan fisiologi,


menginformasikan pada ibu untuk mencari pertolongan segera pada saat
mendapati tanda-tanda bahaya, merencanakan dan mempersiapakn kelahiran
yang bersih dan aman di rumah, menjaga kebersihan diri.

7
2.      PERSALINAN

Persalian adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan yang normal adalah jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
tanpa disertai adanya penyulit.

Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa persalinan ibu adalah :

1.      Membantu ibu dalam persalinan jika ibu terlihat gelisah

2.      Memberi dukungan emosional pada ibu.

3.      Memberikan informasi atas kemajuan persalinannya.

4.      Memeberikan perhatian yang lebih kepada ibu.

5.      Menyarankan ibu untuk sering berjalan.

6.      Melibatkan suami atau ibunya untuk memberi semangat sang ibu.

7.      Mengajarkan teknik bernafas.

8.      Memberi minum yang cukup kepada ibu agar kebutuhan energinya tercukupi
dan mencegah dehidrasi.

9.      Bidan harus melakukan pemantauan sesering mungkin hingga bayi dilahirkan.

3.      MASA NIFAS

Masa nifas dimulai beberapa jam setelah lahirnya janin dan mencakup 6 minggu
berikutnya.

8
Asuhan antenatal yang diberikan bidan pada masa nifas kepada ibu adalah :

1.      Membersihkan bayi yang sudah dilahirkan.

2.      Mendekatkan bayi kepada ibu.

3.      Menganjurkan ibu untuk memeberi ASI awal kepada bayinya.

4.      Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

5.      Memastikan ibu dapat menyusui bayinya dengan baik.

6.      Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

7.      Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami ibu atau


bayinya.

8.      Memberikan konseling untuk KB

9.      Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan diri

9
BAB III

PENUTUP

A.   KESIMPULAN

Dari pembahasan kasus ibu diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan kebidanan
antenatal pada ibu harus diberikan sesuai dengan prosedur masing-masing tahap (kehamilan,
persalinan dan nifas) dengan melibatkan keluarga dan masyarakat. Sehingga asuhan yang
diberikan benar dan bermanfaat.

B.   SARAN

Meskipun Makalah ini telah rampung mulai dari bab pertama hingga bab terakhir,
tapi penulis yakin masih banyak pembahasan yang belum terurai secara sempurna, maka
dari itu penulis berharap rekan-rekan mahasiswa bisa memanfaatkan makalah ini sebagai
bahan pijakan untuk diskusi demi melengkapi referensi pengetahuan tentang Kebidanan dan
segala aspek yang berhubungan dengannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/bintangjohan/dasar-pemikiran-fokus-dan-tujuan-bint

Yulifah Rita, Surachmindari. 2013.Konsep Kebidanan Untuk Pendidikan Kebidanan.


Jakarta:Salemba Medika.

Asrinah,dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Estiwidani Dwana,dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya.

Mufdlilah,dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta:Medical Book.

11

Anda mungkin juga menyukai