Anda di halaman 1dari 15

DISTOSIA BA

HU
Kelompok 1

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Nama kelompok 1

Dhea Amanda
Elysa Wahyu S
Ling Ling Wei
Ristika Wildianti N
Siska Wahyuni
Vivi Dhuke Dandare
yang dimaksud dengan distosia bahu
Apa saja tanda dan gejala distosia bahu

etiologi distosia bahu


diagnosis pada distosia bahu

Apa patofisiologi distosia bahu


Apa saja komplikasi distosia bahu

Bagaimana penatalaksanaan distosia bahu


contoh asuhan kebidanan SOAP pada kasus distosia bahu
DEFINISI
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anter
ior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat
masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat pro
montorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tul
ang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu adalah peristiwa di
mana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan se
telah kepala janin dilahirkan.
Tanda dan Gejala Terjadi
nya Distosia Bahu
1. Pada proses persalinan normal kepala lahir melalui gerakan
ekstensi. Pada distosia bahu kepala akan tertarik kedalam dan t
idak dapat mengalami putar paksi luar yang normal.
2. Ukuran kepala dan bentuk pipi menunjukkan bahwa bayi gem
uk dan besar. Begitu pula dengan postur tubuh parturien yang b
iasanya juga obese.
3. Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan tra
ksi tidak berhasil melahirkan bahu.
Sebab-sebab dystocia bahu dapat dibagi
menjadi tiga golongan besar

1. Distosia karena kekuatan-kekuatan yang


mendorong anak keluar karena kuat .

Etiologi a.
b.
Karena kelainan his
Karena kekuatan mengejan kurang kuat,

Distosia
Bahu 2. Distosia karena kelainan letak atau kelainan anak,
misalnya letak lintang, letak dahi, hydrochepalus atau
monstrum.

3.Distosia karena kelainan jalan lahir : panggul sempit,


tumor-tumor yang mempersempit jalan lahir.
Diagnosis Distosia Bahu
Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria
objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu
interval waktu antara lainnya kepala dengan seluruh tubuh
.1. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala
persalinan dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24
detik, pada distosia bahu 79 detik.
2. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila
interval waktu tersebut lebih dari 60 detik.
Patofisiologi Distosia Bahu

1. Setelah kelahiran 2. Dorongan pada saat ibu


kepala, akan terjadi meneran akan menyebabkan bahu
putaran paksi luar yang depan (anterior) berada dibawah
menyebabkan kepala pubis, bila bahu gagal untuk
berada pada sumbu mengadakan putaran
normal dengan tulang menyesuaikan dengna sumbu
belakang bahu pada miring dan tetap berada pada
umumnya akan berada posisi anteroposterior, pada bayi
pada sumbu miring yang besar akan terjadi benturan
(oblique) dibawah ramus bahu depan terhadap simfisis
pubis. sehingga bahu tidak lahir
mengikuti kepala.
Komplikasi Distosia Bahu
1. Komplikasi pada ibu : 2. Komplikasi pada bayi :
Menurut Benedetti dan Gabbe (1978) ; Pada bayi, distosia bahu antara lain dapat
Parks dan Ziel (1978), komplikasi yang menyebabkan komplikasi sebagai berikut:
terjadi pada ibu sebagai berikut : a. Distosia bahu dapat disertai morbiditas dan
a. Distosia bahu dapat menyebabkan mortalitas janin yang signifikan.
perdarahan postpartum. b. Kecacatan pleksus brachialis transien adalah
b. Perdarahan tersebut biasanya disebabkan cedera yang paling sering dijumpai.
oleh atonia uteri, rupture uteri, atau karena
c. Selain itu dapat juga terjadi fraktur klavikula,
laserasi vagina dan servik yang merupakan
risiko utama kematian ibu. fraktur humerus, dan kematian neonatal.
1. Prosedur Non-invansif

a. Perubahan Posisi Ibu


Penatalaksanaan Perubahan posisi ibu dapat
membantu membebaskan bahu
Distosia Bahu janin. Namun demikian, prasat
tertentu telah terbukti berguna, dan
akan dijelaskan berikut ini.

b. Prasat McRoberts
setelah diagnosis distosia Maneuver ini terdiri dari:
bahu ditegakkan, maka membantu ibu berbaring telentang,
tindakan harus segera melepaskan kaki dari penyangga
dilaksanakan untuk dan melakukan fleksi sampai
kearah dada, sehinggapaha
mencegah tingkat morbiditas menempel pada abdomen ibu.
dan mortalitas yang lebih Tindakan ini dapat menyebabkan
tinggi. Penatalaksanaan sacrum mendatar, rotasi simfisis
terdiri dari dua prosedur, yaitu pubis kearah kepala maternal dan
mengurangi sudut inklinasi.
prosedur non-invasif dan c. Tekanan Suprapubik
prosedur manipulatif. Tekanan harus dilakukan pada sisi
punggung bayi, ke arah dada
bayidengan posisi ibu litotomi
berlebih (McRoberts). Prasat ini
membantu adduksi bahu dan
mendorong bahu anterior menjauh
dari simfisis pubis.
2. Prosedur Manipulatif
a. Mengubah Posisi Ibu
Apabila posisi McRoberts tidak
Penatalaksanaan Your Picture Here berhasil dilakukan, posisi merangkak
telah terbukti bermanfaat. Mengubah
Distosia Bahu posisi ibu dengan maneuver Gaskin
yaitu dengan melakukan perubahan
posisi saat ibu dalam posisi
berbaring, ibu langsung diminta
untuk berputar dan mengubah
setelah diagnosis distosia menjadi posisi merangkak
bahu ditegakkan, maka
b. Episiotomi
tindakan harus segera Episiotomi yaitu insisi jaringan
dilaksanakan untuk perineal yang bertujuan untuk
mencegah tingkat morbiditas melebarkan pintu vulva selama
kelahiran janin.
dan mortalitas yang lebih
tinggi. Penatalaksanaan c. Perasat Rubin
terdiri dari dua prosedur, yaitu Perasat ini mengharuskan bidan
mengidentifikasi bahu posterior
prosedur non-invasif dan janin, kemudian ditekan kedepan
prosedur manipulatif. kearah dada janin, sehingga
merotasi bahu anterior menjauh
dari simpisis pubis.
2. Prosedur Manipulatif
d. Perasat Woods
Perasat Woods mengharuskan
Penatalaksanaan Your Picture Here bidan memasukkan tangannya ke
dalam vagina, dan mengidentifikasi
Distosia Bahu dada janin, tangan kanan di
belakang bahu posterior janin.
Kemudian, melakukan rotasi bahu
posterior 180 derajat secara“crock
screw”,maka bahu anterior yang
setelah diagnosis distosia terjepit pada simfisis pubis akan
bahu ditegakkan, maka terbebas.
e. Pelahiran Lengan Posterior
tindakan harus segera Perasat ini dilakukan dengan
dilaksanakan untuk melahirkan lengan posterior
mencegah tingkat morbiditas terlebih dahulu untuk melahirkan
bahu
dan mortalitas yang lebih
tinggi. Penatalaksanaan f. Perasat Zavanelli
terdiri dari dua prosedur, yaitu Prasat Zavanelli adalah perasat
yang dilakukan apabila perasat
prosedur non-invasif dan sebelumnya tidak berhasil
prosedur manipulatif. dilakukan. Penolong
mengembalikan kepala janin
dengan membuat kepala janin
menjadi fleksi dan secara perlahan
penolong mendorong kepala
kedalam jalan lahir/vagina,
2. Prosedur Manipulatif

Penatalaksanaan
Distosia Bahu
. Simfisiotomi
Simfisiotomi adalah pemisahan
setelah diagnosis distosia simfisis pubis melalui pembedahan
bahu ditegakkan, maka yang bertujuan memperbesar pelvis
tindakan harus segera untuk kelahiran janin. Metode ini
dilaksanakan untuk biasanya dilakukan pada kasus
mencegah tingkat morbiditas disproporsi cephalopelvik, dengan
tingkat morbiditas dan mortalitas
dan mortalitas yang lebih yang tinggi, sehingga seiring dengan
tinggi. Penatalaksanaan majunya teknologi, saat ini prasat ini
terdiri dari dua prosedur, yaitu tidak dilakukan lagi.
prosedur non-invasif dan
prosedur manipulatif.
Contoh kasus diktosia bahu
kami ambil dari kasus berikut

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/pdfslide.n
et_kasus-distosia-bahu-soap-fix.pdf
Thank you
Mohon Maaf Jika Ada Kesalahan

Anda mungkin juga menyukai