Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Edisi April 2020, Vol.3, No.

1
ISSN online 2615-8183 / print 2615-8191 Hal. : 61-70
DOI : 10.15575/jpib.v3i1.6478

The Bingah Scale: A Development of the Happiness Measurement Scale in


the Sundanese

Tasya Augustiya1*, Ayu Lestari2, Heru Budiman3, Raissa Maharani4, Mita Anggraini5
1,2,3,4,5
Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
e-mail: * tasyaaugustiyaxia1@gmail.com

Abstract / Abstrak Keywords / Kata kunci

This study was conducted to create an instrument that measures the conditions of Happiness;
happiness felt by the Sundanese in Indonesia. This scale is named the Bingah Psychometric
Scale. The measurement instrument modification approach was used in this study, properties;
where the researcher had chosen the theoretical construct that was relevant to the Scale development;
happiness construct in the Sundanese, then made new items that measured the Sundanese;
construct. This modification was carried out to get a more comprehensive The Bingah Scale
measuring instrument because it was adjusted to the language and culture where
the measuring instrument was used. The number of respondents involved in the
study amounted to 526 participants who were the representations of the
Sundanese who were selected using a purposive sampling technique. The results
showed that there were 21 items, both psychometrically and feasible to be used as
appropriate instruments to measure the condition of happiness in Sundanese.

Studi ini dilakukan untuk menciptakan sebuah instrumen yang mengukur kondisi Kebahagiaan;
kebahagiaan yang dirasakan oleh suku Sunda di Indonesia. Skala ini dinamai the Properti psikometri;
Bingah Scale. Pendekatan modifikasi alat ukur digunakan dalam penelitian ini, Pengembangan skala;
dimana peneliti telah lebih dahulu memilih konstruk teoretis yang relevan dengan Orang Sunda;
konstruk kebahagiaan pada suku Sunda, kemudian membuat item-item baru yang The Bingah Scale
mengukur konstruk tersebut. Modifikasi ini dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan alat ukur yang lebih komprehensif, karena disesuaikan dengan
bahasa dan budaya dimana alat ukur tersebut digunakan. Responden yang terlibat
dalam penelitian berjumlah 526 partisipan yang merupakan respresentasi dari
suku Sunda yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat 21 item baik secara psikometris dan layak
digunakan sebagai instrumen yang tepat untuk mengukur kondisi kebahagiaan
pada orang Sunda.

Pendahuluan penelitian dalam ranah positif agar rumpun


Kebahagiaan merupakan awal dari psikologi tersebut semakin berkembang pesat,
kesejahteraan di dunia. Hal itu dicetuskan oleh terutama setelah era-era sebelumnya bidang
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam keilmuan psikologi hanya berfokus kepada
konferensinya pada 28 Juni 2012 dengan ketidakbahagiaan dan penderitaan manusia
Resolusi menjadikan kebahagiaan sebagai dibandingkan optimalisasi fungsi-fungsi positif
tujuan asasi manusia. Pada Resolusi itu pula individu (Jahoda, 1985 dalam Ryff, 1989).
PBB menetapkan 20 Maret sebagai Hari Psikologi Positif adalah sebuah studi tentang
Kebahagiaan Internasional yang diperingati fungsi manusia dalam hal positif dan
dengan adanya pengukuran kebahagiaan pada berkembang pada beberapa aspek seperti
193 negara anggota PBB. Hal tersebut biologi, personal, relasional, kelembagaan,
dimaksudkan juga untuk menunjukkan bahwa budaya, dan dimensi global hidup (Seligman &
kebahagiaan merupakan sesuatu yang dapat Csikszentmihalyi, 2014).
diukur (Helliwell dkk., 2018). Resolusi PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
tersebut mendukung perkembangan Psikologi melalui Lembaga Jaringan Solusi Pembangunan
Positif yang sedang menekankan banyak Berkelanjutan, mengumumkan Finlandia

61
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

sebagai negara paling bahagia di dunia dalam 2 penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
tahun berturut-turut, pada Rabu 20 Maret 2018. Saraswati (2014) mengenai perbandingan
Rilis daftar yang bertepatan dengan Hari kebahagiaan pada beberapa Suku di Indonesia,
Kebahagiaan Internasional tersebut dirilis pada penelitian tersebut didapatkan bahwa
berdasarkan pada Laporan Kebahagiaan Dunia kebahagiaan orang dengan latar belakang suku
2018 yang mengukur 'kesejahteraan subjektif', Sunda memiliki skor terendah yang berarti
yaitu seberapa bahagia seseorang merasakannya paling tidak bahagia dibandingkan dengan
dan alasannya. Sementara pada hasil tersebut, suku lainnya, diantara hasilnya adalah Minang
Indonesia berada di peringkat 96 dari 156 (174.40), Batak (173.76), Jawa (173.40), dan
negara, persis berada di bawah sesama negara Sunda (172.89).
Asia Tenggara, yaitu Vietnam, dan di atas Fakta ilmiah yang menyatakan bahwa suku
beberapa negara ASEAN lainnya, seperti Laos Sunda tidak bahagia disebabkan adanya
dan Myanmar (Helliwell dkk., 2018). kesenjangan ekonomi antara kelompok dengan
Berdasarkan Indeks Kebahagiaan yang dirilis perekonomian tinggi dan yang rendah (Jaenudin
oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan & Tahrir, 2019). Sejumlah inovasi yang telah
bahwa Maluku Utara merupakan provinsi dilakukan untuk meningkatkan indeks
paling bahagia di Indonesia. Provinsi tersebut kebahagiaan di Jawa Barat telah dilakukan,
memiliki Indeks Kebahagiaan dengan angka seperti peningkatan ruang publik atau taman-
75.68 dimana suku Abui merupakan suku yang taman, interaksi melalui media sosial, menemui
paling bahagia di Indonesia. Alasan yang warga tidak mampu, hingga program Kekasih
membuat Maluku Utara menjadi provinsi yang Juara. Ketidakbahagiaan orang Sunda yang
paling bahagia adalah mereka memiliki ditunjukkan oleh data BPS dan penelitian
kepuasan hidup yang baik dan juga sosial yang sebelumnya tidak selaras dengan nilai-nilai
baik (BPS, 2017). Hal tersebut sesuai dengan yang ada pada kehidupan orang Sunda. Dalam
definisi kebahagiaan yang dikemukakan oleh perkembangannya, budaya Sunda terdiri atas
Argyle dan Hills (2002) bahwa kebahagiaan sistem kepercayaan, mata pencaharian,
merupakan suatu hal dimana seseorang sering kesenian, kekerabatan, bahasa, ilmu
merasakan emosi positif berupa kegembiraan pengetahuan dan teknologi, serta adat istiadat
serta merasa puas terhadap diri dan (Fathurroja dkk., 2018; Perceka dkk., 2019;
kehidupannya. Selain itu, Argyle dan Hills Rahman dkk., 2018). Sistem-sistem tersebut
(2002) serta Hills dan Argyle (2001) juga melahirkan nilai-nilai yang dianut oleh
mendefinisikan kebahagiaan sebagai masyarakat Sunda secara turun-temurun.
kesejahteraan atau kebahagiaan psikologis, Budaya Sunda memiliki nilai-nilai yang
dimana konstruksi multidimensinya terdiri dari dijunjung tinggi oleh masyarakat Sunda yang
unsur-unsur emosional dan kognitif dalam hal tercermin dalam pameo silih asih (saling
pengaruh positif dan negatif yang terpisah, serta mengasihi), silih asah (saling memperbaiki
merupakan gabungan dari perasaan, suasana diri), dan silih asuh (saling melindungi). Nilai
hati dan respon emosional individu terhadap lainnya yang juga melekat pada budaya Sunda
berbagai kesenangan dan kepuasan. yaitu nilai kesopanan, rendah hati terhadap
Sementara itu, terdapat 8 provinsi yang sesama, kebersamaan, gotong-royong, dan
berada di bawah Indeks Kebahagiaan Indonesia, konsep kepuasan hidup sederhana yang tersurat
yakni Bengkulu, Jambi, Kalimantan Barat, dalam wangsit Prabu Siliwangi sebagai sosok
Sulawesi Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, manusia Sunda yang agung dan pinilih dalam
Nusa Tenggara Timur, dan Papua (BPS, 2017). merumuskan konsep hidupnya yang selalu
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Jawa cukup dengan apa yang telah didapatkannya
Barat berada pada urutan 29 dari 34 Provinsi (Fitriyani dkk., 2015).
dalam indeks kebahagiaan di Indonesia, dimana Peneliti melakukan survei awal untuk
permasalahan tersebut sesuai dengan hasil mengetahui kondisi kebahagiaan suku Sunda

62 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

dimana peneliti melakukan survei terhadap 14 dan budaya belum banyak dilakukan di dunia,
orang yang berasal dari suku Sunda di berbagai termasuk di Indonesia.
daerah. Pada hasil data awal tersebut Di Indonesia, penelitian mengenai
menunjukkan bahwa masyarakat Sunda kebahagiaan dalam pendekatan budaya telah
bahagia. Ketika diberikan pilihan rentang angka dilakukan oleh Anggoro dan Widhiarso (2010)
1-10 untuk menggambarkan kebahagiaan dengan menciptakan Skala kebahagiaan
mereka, rata-rata orang tersebut memilih pada Indigenous. Pada skala ini, kebahagiaan
angka 8 yang artinya bahagia. Dari data tersebut didefinisikan sebagai proses pemenuhan rasa
juga didapatkan bahwa alasan mereka bahagia atau ikatan keluarga, prestasi atau pencapaian
adalah ketika mereka dapat berkumpul dengan pribadi, relasi sosial yang baik, serta
orang yang mereka cintai seperti keluarga, tercukupinya kebutuhan spiritual individu yang
teman, dan sebagainya. Sementara 6 responden didasarkan pada afek positif (Anggoro &
lainnya mengatakan bahwa alasan mereka Widhiarso, 2010). Selain itu, Saraswati (2014)
bahagia adalah ketika mereka bisa mendapatkan melakukan studinya mengenai perbandingan 5
apa yang mereka inginkan, dapat memenuhi budaya di Indonesia termasuk Sunda
kebutuhan dan mendapat nikmat Tuhan, dengan menggunakan alat ukur kebahagiaan dari Ryff
kata lain memiliki kepuasan hidup. Selain itu, dimana alat ukur itu terdiri dari 6 aspek yaitu:
ketika ditanya kembali mengenai momen apa self acceptance, positive relation with other,
yang biasanya membuat mereka bahagia, autonomy, personal growth, environmental
responden umumnya menjawab bahwa mereka mastery serta purpose of life. Alat ukur tersebut
bahagia ketika dapat mencapi target, hampir sama dengan skala kebahagiaan yang
mendapatkan apa yang diinginkan dan dibuat oleh Seligman, kebahagiaan dapat dilihat
mendapatkan yang dibutuhkan. Dari data dari emosi positif tentang masa lalu, emosi
tersebut didapatkan bahwa orang Sunda positif masa kini atau emosi positif tentang
memaknai kebahagiaannya ketika telah masa depan (Seligman, 2002). Studi lainnya
mencapai kepuasan hidup. dilakukan oleh Marliani dkk. (2019) yang
Melihat fenomena tersebut, nilai budaya mengeksplorasi 3 alat ukur kebahagiaan yang
dan kebahagiaan menjadi hal yang tidak dapat pararel namun tidak spesifik dilakukan pada
dipisahkan. Hal ini sejalan dengan yang telah suku Sunda. Begitu pula yang dilakukan oleh
dikemukakan oleh Grinde (2002), kebahagiaan Muhopilah dkk. (2018) serta Royanulloh dan
dipengaruhi oleh warisan genetik manusia, Komari (2019) yang memfokuskan
termasuk konsep-konsep universalitas lintas- pengembangan instrumen kebahagiaan dalam
budaya yang menggambarkan keadaan ini. konteks agama dan religiusitas semata. Diantara
Selain itu, Ryff mengemukakan bahwa faktor- alat ukur-alat ukur sebelumnya mengenai
faktor yang melatarbelakangi kebahagiaan kebahagiaan dalam konteks budaya, tidak ada
seseorang, salah satunya adalah budaya dan satupun yang membahas tentang kepuasan
akan memberikan perbedaan dalam gambaran hidup dimana dimensi itu merupakan dimensi
kebahagiaan individu (Ryff, 1989). Beberapa utama yang sesuai dengan falsafah hidup
ahli budaya mengemukakan bahwa budaya budaya Sunda dan selaras dengan studi awal
memberikan sebuah kerangka berpikir tertentu mengenai makna bahagia menurut orang Sunda,
melalui internalisasi nilai-nilai kepada anggota sehingga penelitian ini bertujuan untuk
budaya tersebut dalam bersikap dan membuat alat ukur kebahagiaan Sunda yang
berperilaku, sehingga pada akhirnya dinamai sebagai the Bingah Scale.
kebahagiaan individu dari latar belakang
budaya tertentu pun akan dipengaruhi oleh Metode
nilai-nilai tersebut (Saraswati, 2014).
Peneliti menggunakan metode kuantitatif,
Sayangnya, penelitian mengenai kebahagiaan
dimana data yang tersaji berisi angka-angka dan

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 63
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

hasil pengolahan datanya menggunakan Tahapan kedua, yaitu menguji validitas konten/
program-program statistika (Baumert dkk., isi dari item-item yang diturunkan dari teori.
2017; Fleeson & Jayawickreme, 2014). Menurut Azwar (2017), validitas konten yang
Pengembangan alat ukur kebahagiaan yang dilakukan dengan menggunakan analisis
dilakukan mengikuti langkah Hinkin dkk. rasional dimana seorang pakar/ ahli melihat
(1997) yang dalam proses modifikasi alat ukur apakah tiap-tiap butir soal telah sesuai dengan
diperlukan 7 tahapan. Tahapan pertama yaitu batasan suatu domain yang telah ditetapkan
membuat item berdasarkan teori, dimana alat sebelumnya. Peneliti mengujikan item-item
ukur yang dikembangkan oleh peneliti yang dikonstruk kepada 9 ahli dimana para ahli
mengikuti teori yang dikemukakan oleh Argyle yang biasa disebut rater atau orang yang ahli
dan Hills (2002), dimana kebahagiaan diartikan dan kompeten di bidangnya. Adapun kriteria
sebagai suatu emosi positif yang dirasakan rater adalah pakar dalam kesundaan, dosen
seseorang seperti rasa gembira dan kepuasan psikologi, pakar statisika dan pakar psikometri
diri dalam kehidupannya. Argyle dan Hills (Ramdani, 2018).
(2002), dalam teori kebahagiaannya Tahapan ketiga adalah pembentukan
menyebutkan terdapat tujuh hal yang membuat kuesioner berdasarkan item-item yang telah
seseorang bahagia, yakni merasakan kepuasaan diuji validitas kontennya. Tahapan keempat
hidup, sikap ramah, memiliki pola pikir yang adalah melakukan uji analisis faktor, yakni
positif, bersikap ceria, harga diri positif, empati menggunakan Second Order Confirmatory
dan kesejahteraan. Berdasarkan kesepakatan Factor Analysis (Salsabila dkk., 2019).
bersama peneliti, penelitian ini akan Tahapan kelima adalah menghitung internal
menggunakan lima dimensi dari tujuh dimensi consistency menggunakan alpha-cronbach.
kebahagiaan Argyle dan Hills (2002), peneliti Tahapan keenam adalah menyesuaikan hasil
membuang dimensi empati dan kesejahteraan validitas konten dengan hasil analisis,
dengan alasan kedua dimensi yang kemudian tahap terakhir adalah memilih item
dimaksudkan kurang sesuai dengan konstruk yang baik yang digunakan dalam penelitian ini
kebahagiaan secara teoretis. Lebih jelasnya bisa agar dapat diaplikasikan untuk penelitian. Alur
dilihat pada tabel 1. penelitian yang dilakukan seperti gambar 1.
Tabel 1
Rancangan Item Kebahagiaan
Jumlah
Dimensi Indikator Item
Kepuasaan Mempunyai semangat 6
Hidup hidup dan mampu
menyesuaikan diri
terhadap perubahan
Sikap Bersikap baik sesuai 5
Ramah norma masyarakat dan
akrab dalam melahirkan
efek positif
Pola Pikir Mengharapkan hasil yang 3
Positif baik dan menguntungkan
Bersikap Bersukacita dan senang 3
Ceria dalam menjalani hidup Gambar 1. Langkah-langkah modifikasi alat ukur
Harga Diri Evaluasi diri, menghargai 5
Positif kekurangan diri, dan
menyadari kelebihan diri
Empati* Merasakan perasaan orang -
lain
Kesejah- Menerima keadaan diri dan -
teraan* lingkungan
*)
Dimensi yang dihapus

64 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

Tabel 2
Hasil Perhitungan Aiken V
No Pernyataan Aiken V Hasil
D1 Saya mampu bangkit kembali ketika gagal .96 Valid
Saya mudah menyerah saat mengalami kegagalan .78 Valid
Saya dapat menahan emosi ketika gagal melakukan sesuatu .81 Valid
Saya mampu berkonsentrasi meskipun sedang sedih .78 Valid
Saya selalu emosi ketika gagal melakukan sesuatu .78 Valid
Saya mampu beradaptasi dengan lingkungan baru .78 Valid
D2 Saya suka membantu tetangga yang sedang mengalami kesulitan .78 Valid
Ketika bertemu teman saya mengabaikannya .81 Valid
Saya berteman dengan siapapun .81 Valid
Saya suka menasehati teman yang melanggar peraturan .78 Valid
Saya membiarkan jika ada teman saya yang melanggar peraturan .78 Valid
D3 Saya berharap kehidupan saya akan sejahtera .78 Valid
Saya yakin akan mendapat hasil yang baik setelah berusaha dengan .81 Valid
maksimal
Saya percaya akan menjadi orang yang sukses di masa depan .83 Valid
D4 Saya menjalani hari-hari saya dengan riang gembira .78 Valid
Saya senang ketika ada teman berkunjung ke tempat tinggal saya .89 Valid
Saya merasa hidup saya sangat beruntung .81 Valid
D5 Saya menyadari potensi yang saya miliki .78 Valid
Saya mengabaikan kesalahan-kesalahan yang pernah saya perbuat .85 Valid
Saya menyempatkan diri untuk merenungi kesalahan-kesalahan yang .78 Valid
saya perbuat
Saya mampu memaksimalkan potensi yang saya punya .78 Valid
Saya selalu meminta maaf jika berbuat salah pada orang lain .81 Valid

Note: D adalah Dimensi

Pemilihan partisipan dalam penelitian ini based) yang disebarkan langsung kepada
menggunakan teknik purposive sampling. partisipan. Partisipan penelitian ini terdiri dari
Teknik ini digunakan peneliti karena peneliti 526 partisipan berusia antara 17 tahun sampai
mengharapkan adanya kecocokan kriteria dengan 60 tahun. Partisipan berjenis kelamin
partisipan dengan tujuan penelitian. Adapun laki-laki sebanyak 155 orang (29.5%) dan
kriteria partisipan yang peneliti maksudkan perempuan sebanyak 371 orang (70.5%).
adalah partisipan bersuku Sunda dari berbagai Pekerjaan partisipan dalam penelitian ini antara
kalangan dan beragam usia. Penganalisisan data lain mahasiswa/ pelajar, guru/ dosen,
menggunakan dua program statistik yaitu SPSS wiraswasta, buruh, pegawai BUMN, dan ibu
dan Lisrel. rumah tangga.
Hasil
Uji Validitas Konten
Proses pengambilan data penelitian Aiken merumuskan rumus Aiken V untuk
menggunakan dua cara yaitu kuesioner online menghitung koefisien validitas konten.
melalui google form dan kuesioner (paper

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 65
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

Perhitungan tersebut menggunakan rumus Alat ukur penelitian ini dianalisis dengan
Aiken (V = ΣS / (n (c-1)), batasan koefisien model second order (χ2(167)=381.57, p < .05 &
validitas Aiken dengan penilai sembilan rater RMSEA < .05) menunjukkan bahwa model
sebesar .78 dengan p-value (.05) (Aiken, 1985). yang digunakan fit atau sesuai model
Dapat dilihat pada tabel 2 hasil perhitungan pengukurannya. Ditemukan dari 22 item hanya
validitas konten terhadap 22 item oleh sembilan 1 item yang perlu di-drop, yaitu item 20 yang
rater. memiliki nilai factor loading kurang dari .3.
Dari perhitungan validitas Aiken yang Hal ini sejalan dengan diskusi penelitian
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh Salsabila dkk. (2019) yang dalam
item yang diujikan valid. Setelah diujikan oleh penganalisisannya menggunakan batasan .3
perhitungan rater, analisis selanjutnya yang untuk menentukan item yang baik. Apabila
akan dibahas adalah analisis faktor konfirmatori dilihat dari model second order yang
untuk membuktikan bahwa item-item yang digunakan, kelima dimensi yang dipilih oleh
diujikan sesuai dengan teori yang dimaksudkan. peneliti adalah dimensi yang benar mengukur
happiness. Khususnya penelitian ini
Uji Validitas Konstruk memadukan teori happiness dan partisipan dari
suku Sunda (disesuaikan dengan budaya
Tabel 3 Sunda), oleh karenanya peneliti menamakan
Hasil Uji Validitas Konstruk alat ukur ini BINGAH-Scale.
Factor Standar
Item Loading Error T-Value Ket
Uji Reliabilitas BINGAH-Scale
1 .75 FIXED FIXED Valid
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS
2 .43 .05 9 Valid
yang dilakukan pada BINGAH-Scale untuk
3 .58 .05 12.25 Valid
dimensi kepuasan hidup memiliki nilai α =
4 .38 .05 8.12 Valid
.751, dimensi sikap ramah sebesar α = .753,
5 .32 .05 7 Valid
dimensi berpikir positif sebesar α = .839,
6 .68 .05 12.97 Valid
dimensi ceria α = .796, dan dimensi harga diri
7 .66 FIXED FIXED Valid
positif sebesar α = .753. Nilai reliabilitas yang
8 .43 .05 8.83 Valid
dihasilkan lebih besar dari .7, artinya kelima
9 .70 .05 13.7 Valid dimensi yang diukur reliabel, sesuai dengan
10 .43 .05 8.91 Valid pendapat Azwar (2017) yang mengatakan
11 .35 .05 7.24 Valid batasan alat ukur yang baik saat nilai reliabilitas
12 .77 FIXED FIXED Valid > .7. Untuk memastikan kembali bahwa seluruh
13 .83 .05 17.95 Valid item mengukur kebahagiaan, diketahui bahwa
14 .66 .04 14.65 Valid reliabilitas seluruh item pada alat ukur
15 .73 FIXED FIXED Valid BINGAH-Scale adalah α = .741, artinya
16 .58 .05 11.7 Valid reliabel.
17 .54 .05 11.04 Valid Diskusi
18 .50 FIXED FIXED Valid
Pembuatan alat ukur menggunakan
19 .64 .06 11.7 Valid
pendekatan modifikasi dalam penelitian ini
Tidak menghasilkan skor yang relevan dengan
20 .19 .04 4.4
Valid*
masing-masing properti psikometri yang
21 .60 .06 9.97 Valid
diukur. Dengan adanya landasan teoretis yang
22 .58 .06 9.98 Valid
jelas akan mempermudah peneliti dalam
melakukan modifikasi alat ukur yang dibuat.
Ketika peneliti akan menyusun alat ukur yang
baik, teori yang diperoleh dari sumber utama

66 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

akan sangat baik untuk membantu dalam proses rater yang digunakan untuk melakukan uji
operasionalisasi item (Beaton dkk., 2013). validitas alat ukur, belum tentu sejalan dengan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan
teori Argyle dan Hills (2002), mengenai program statistik. Untuk nilai reliabilitas alat
kebahagiaan dimana alat ukur menggunakan 7 ukur baik per dimensi maupun secara
dimensi atau aspek untuk mengukur keseluruhan diketahui alat ukur yang
kebahagiaan tersebut. Namun yang digunakan dikembangkan selain valid, juga reliabel.
peneliti hanya 5 dimensi. Studi ini menghasilkan properti
Penggunaan 5 dimensi dalam penelitian ini psikometris yang cukup baik karena dilihat dari
didasarkan pada pemahaman bahwa ada dua berbagai aspek, BINGAH-Scale ini dibuat
dimensi yang ketika dilakukan eksplorasi secara berdasarkan kematangan dalam menentukan
teoretis akan mengalami overlap dengan perspektif teoretis sejak awal, yang kemudian
dimensi lainnya, sehingga 2 dimensi tersebut akan menentukan kontribusi teoretis tersebut
dihilangkan. Overlap item seringkali terhadap proses pengujian lainnya. Sebanyak 5
menghasilkan sebuah item yang berbeda tetapi dimensi yang dianalisis dalam studi ini juga
mereka mengukur hal yang sama, sehingga sangat mewakili perspektif pengalaman suku
yang terjadi adalah ketidakonsistenan item Sunda yang secara historis memiliki pondasi
dalam mengukur konstruk tersebut. Kedua untuk menjadi individu yang bahagia. Proses
dimensi tersebut bisa jadi menjadi bagian kecil pengambilan data yang juga dilakukan dengan
yang seharusnya bisa dimasukkan ke dalam komprehensif karena responden yang terlibat
dimensi lainnya yang lebih representatif. Dua sangat mewakili populasi suku Sunda saat ini.
dimensi yang dihilangkan sebagaimana telah Dengan alat ukur ini sendiri diharapkan dapat
dijelaskan sebelumnya oleh peneliti, yaitu memberikan informasi yang valid terhadap
dimensi empati dan kesejahteraan adalah gambaran kebahagiaan pada suku Sunda.
dimensi yang tidak cocok dengan perspektif
teoretis kebahagiaan. Secara teoretis, kedua Simpulan
dimensi yang dimaksudkan muncul sebagai
Pada hasil perhitungan yang dilakukan
bagian dari psychological well-being yaitu
menggunakan analisis klasik maupun item
konstruk kesejahteraan psikologis yang berbeda
response theory (IRT), item pada skala alat ukur
dengan yang terjadi pada happiness. Happiness
modifikasi BINGAH-Scale (Kebahagiaan
sendiri adalah bagian dari subjective well-being
Sunda) didapatkan 21 item yang baik dan lolos
yang lebih mengukur kebahagiaan dalam
menjadi item final. Hal ini didapat melalui
pengertian yang lebih individualis. Kedua
beberapa tahap, diantaranya uji validitas konten
dimensi itu mungkin muncul karena
oleh 9 rater, uji validitas konstruk dengan CFA,
pertimbangan sejak awal pada teori Argyle dan
dan uji reliabilitas. Maka dapat disimpulkan alat
Hills (2002), yang dijadikan rujukan
ukur BINGAH-Scale merupakan alat ukur yang
sebelumnya. Dengan demikian hanya 5 dimensi
valid dan reliabel mengukur Happiness yang
yang dipandang sesuai dengan perspektif
secara khusus untuk suku Sunda.
kebahagiaan dalam penelitian ini.
Dari hasil penganalisisan validitas Aiken
diketahui bahwa 22 item yang mengukur 5 Referensi
dimensi yang dimaksudkan lolos, artinya Aiken, L. R. (1985). Three coefficients for
melewati nilai batas aiken yang harus dipenuhi, analyzing the reliability and validity of
yakni .78. Namun ketika dilakukan uji validitas ratings. Educational and Psychological
konstruk, ditemukan terdapat 1 item yang Measurement, 45(1), 131-142.
bermasalah karena memiliki nilai faktor loading https://doi.org/10.1177/001316448545101
2
di bawah .3 yaitu item 20. Hal ini menunjukkan
Anggoro, W. J., & Widhiarso, W. (2010).
bahwa dalam penelitian ini sebanyak apapun Konstruksi dan identifikasi properti

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 67
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

psikometris instrumen pengukuran (2018). World happiness report. World


kebahagiaan berbasis pendekatan Happiness Report.
indigenous psychology : Studi multitrait‐ Hills, P., & Argyle, M. (2001). Emotional
multimethod. Jurnal Psikologi, 37(2), 176- stability as a major dimension of
188. https://doi.org/ 10.22146/jpsi.7728 happiness. Personality and Individual
Argyle, M., & Hills, P. (2002). The oxford Differences, 31(8), 1357-1364.
happiness questionnaire: A compact scale https://doi.org/10.1016/S0191-
for the measurement of psychological 8869(00)00229-4
well-being. Personality and Individual Hinkin, T. R., Tracey, J. B., & Enz, C. A.
Differences, 33(7), 1073-1082. (1997). Scale construction: Developing
https://doi.org/10.1016/S0191- reliable and valid measurement
8869(01)00213-6 instruments. Journal of Hospitality &
Azwar, S. (2017). Metode penelitian psikologi Tourism Research, 21(1), 100-120.
(2nd ed.). Pustaka Pelajar. https://doi.org/10.1177/109634809702100
Baumert, A., Schmitt, M., Perugini, M., 108
Johnson, W., Blum, G., Borkenau, P., … Jaenudin, U., & Tahrir, T. (2019). Studi
Wrzus, C. (2017). Integrating personality religiusitas, budaya Sunda, dan perilaku
structure, personality process, and moral pada masyarakat Kabupaten
personality development. European Bandung. Jurnal Psikologi Islam dan
Journal of Personality, 528, 503-528. Budaya, 2(1), 1-8.
https://doi.org/10.1002/per.2115 https://doi.org/10.15575/jpib.v2i1.3445
Beaton, D. E., Bombardier, C., Guillemin, F., Marliani, R., Ramdani, Z., & Imran, J. M. H.
Ferraz, M. B., Borsa, J. C., Wamser, G. H., (2019). Validation of happiness scale
… Schoemaker, M. M. (2013). Original convergence in santri through Multi-trait
report life habits in myotonic dystrophy Multi-method Analysis. Psikohumaniora:
Type 1. Revista Brasileira de Ortopedia, Jurnal Penelitian Psikologi, 4(2), 143-156.
10(17), 1-10. https://doi.org/10.21580/pjpp.v4i2.3670
https://doi.org/10.1111/cch.12124 Muhopilah, P., Gamayanti, W., & Kurniadewi,
BPS. (2017). Indeks kebahagiaan provinsi di E. (2018). Hubungan kualitas puasa dan
Indonesia. kebahagiaan santri pondok pesantren Al-
Fathurroja, A., Mumtazah, H., Rosiana, R., Ihsan. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya,
Pudoli, S. B. M., & Fridayanti, F. (2018). 1(1), 53-66.
Gambaran identitas etnis remaja Suku https://doi.org/10.15575/jpib.v1i1.2071
Jawa dan Sunda. Jurnal Psikologi Islam Perceka, M. Z., Fahmi, I., & Kurniadewi, E.
dan Budaya, 1(2), 107-112. (2019). Identitas etnik dan asertivitas
https://doi.org/10.15575/jpib.v1i2.3412 mahasiswa suku sunda. Jurnal Psikologi
Fitriyani, A., Suryadi, K., & Syam, S. (2015). Islam dan Budaya, 2(2), 139-152.
Peran keluarga dalam mengembangkan Rahman, A. A., Sarbini, S., Tarsono, T., Fitriah,
nilai budaya sunda: Studi deskriptif E. A., & Mulyana, A. (2018). Studi
terhadap keluarga sunda di komplek perum eksploratif mengenai karakteristik dan
riung Bandung. Jurnal Sosietas, 5(2). faktor pembentuk identitas etnik Sunda.
Fleeson, W., & Jayawickreme, E. (2014). Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 1(1),
Whole trait theory. Journal of Research in 1. https://doi.org/10.15575/jpib.v1i1.2072
Personality, 1-11. Ramdani, Z. (2018). Construction of academic
https://doi.org/10.1016/j.jrp.2014.10.009 integrity scale. International Journal of
Grinde, B. (2002). Happiness in the perspective Research Studies in Psychology, 7(1), 87-
of evolutionary psychology. Journal of 97. https://doi.org/10.5861/ijrsp.2018.3003
Happiness Studies, 3(December), 331-354. Royanulloh, R., & Komari, K. (2019). Bulan
Helliwell, J. F., Huang, H., Wang, S., & ramadan dan kebahagiaan seorang muslim.
Shiplett, H. (2018). International Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, 2(2),
migration and world happiness. World 51-62.
Happiness Report 2018, 13-44. https://doi.org/10.15575/jpib.v2i2.5587
https://s3.amazonaws.com/happiness- Ryff, D. C. (1989). Happiness is everything, or
report/2018/WHR_web.pdf is it? Explorations on the meaning of
Helliwell, J. F., Layard, R., & Sachs, J. D. psychological well-being. Journal of

68 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

Personality and Social Psychology, 57(6), Seligman, M. E. P. (2002). Authentic


1069-1081. happiness: Using the new positive
Salsabila, D. F., Rofifah, R., Natanael, Y., & psychologyto realize your potential for
Ramdani, Z. (2019). Uji validitas konstruk lasting fulfillment. Free Press.
indonesian-psychological measurement of Seligman, M. E., & Csikszentmihalyi, M.
islamic religiousness (I-PMIR). Jurnal (2014). Positive psychology: An
Psikologi Islam dan Budaya, 2(2), 1-10. introduction. In Flow and the Foundations
https://doi.org/10.15575/jpib.v2i2.5494 of Positive Psychology (pp. 279-298).
Saraswati, I. (2014). Gambaran kebahagiaan https://doi.org/10.1007/978-94-017-9088-8
mahasiswa fakultas psikologi universitas
padjajaran dengan latar belakang budaya
batak, jawa, minang, dan sunda.
Universitas Padjajaran.

JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1 69
THE BINGAH SCALE: A DEVELOPMENT OF THE HAPPINESS MEASUREMENT SCALE IN THE SUNDANESE

70 JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya, April 2020, Vol.3 No.1

Anda mungkin juga menyukai