Anda di halaman 1dari 40

ANALISA FINANCIAL LAVERAGE

1. Arti Laverage dan Hubunganya dengan


struktur kapital
2. Perhitungan EPS pada Berbagai
Alternativ Pendanaan/Struktur Modal.
3. Titik Indifferent sebagai alat Bantu
pengambilan keputusan
a. Pada Investasi Baru
b. Pada Perluasan/Ekspansi
1. Arti Laverage dan Hubunganya
dengan struktur kapital
• Laverage diartikan sebagai penggunaan asets
atau dana yang menyebabkan perusahaan
menanggung beban tetap.
• Ada dua analisis laverage, yaitu:
a. Operating Laverage yaitu penggunaan Assets
yang menimbulkan Biaya Tetap (Fix Cost)
b. Financial laverage adalah penggunaan
sumber-sumber dana yang mengakibatkan
beban tetap bagi perusahaan, yaitu beban
bunga ataupun deviden tetap.
• TUJUAN Analisa Financial Laverage adalah
struktur capital optimum, yaitu yang
*memberikan biaya capital terendah.
*memberikan keuntungan jangka panjang
bagi pemilik (pemegang saham).
*Besar kecilnya tingkat keuntungan bagi
pemilik tercermin dari nilai penghasilan
per lembar saham (Earning per Share
/EPS).
2.Perhitungan EPS pada Berbagai
Alternativ Pendanaan/Struktur Modal.
• Untuk memenuhi kebutuhan dana,
perusahaan dapat memilih alternative sumber
pendanaan, yaitu
a. Modal Asing , yang menimbulkan biaya bunga
(beban Tetap)
b. Modal Sendiri berupa saham
Saham yang menimbulkan beban Tetap adalah
SAHAM PREFERENT (karena deviden
tetap/konstan) .
• Contoh:
suatu rencana investasi
diperkirakan kebutuhan dana Rp.100.000.000,00.
tingkat keuntungan yang diperoleh 10%.
Rencana alternatif pendanaan, yaitu
a. 100% dipenuhi dengan modal sendiri(saham biasa), dengan nilai
nominal per lembar saham
Rp. 100.000,00
b. Laverage factor 30%, artinya Hutang 30 %, Saham Biasa 70%
c. Laverage factor 60%, artinya Hutang 60%, saham Biasa 40%

Pajak penghasilan 10%.


Dari data tersebut dapat dihitung berapa keuntungan perlembar saham
masing-masing alternative pendanaan.
L.F 0% L.F 30% L.F 60%
URAIAN

Kebutuhan dana Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta

Modal sendiri/saham Rp 100 juta Rp 70 juta Rp 40 juta


Hutang dengan bunga 6% Rp 0 Rp 30 juta Rp 60 juta
EBIT Rp 10.000.000 Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
1 (bunga) - Rp 1.800.000 Rp 3.600.000
EBT Rp 10.000.000 Rp 8.200.000 Rp 6.400.000
Taxe/pajak (10%) Rp 1.000.000 Rp 820.000 Rp 640.000
EAT Rp 9.000.000 Rp 7.380.000 Rp 5.760.000

Jumlah lembar saham 1000 lembar 700 lembar 400 lembar


EPS Rp 9.000/lembar Rp 10.542,9/lembar Rp 14.400/lembar
• PENJELASAN:
Kolom 1;
*Ini adalah kolom yang menunjukkan pilihan
sumber dana SELURUHNYA saham biasa, maka
pada baris Hutang.. Kosong (nol)
• Dari soal diketahui perkiraan Laba Usaha 10 %
dari nilai modal artinya keuntungan =
10% X Rp. 100.000.000 = Rp. 10.000.000
lihat pada Baris EBIT tertera sebesar
Rp.10.000.000
• Pada baris bunga hutang, kosong (nol) karena
sumber Modal tidak ada Hutang atau
seluruhnya Modal Sendiri (seluruhnya saham
biasa)
• Sehingga Laba sebelum Pajak tetap Rp. 10 juta
• Kemudian dikenakan beban Pajak sebesar 10%
dari Laba sebelum Pajak =
10% X Rp 10 juta = Rp. 1.000.000
• Dengan demikian Laba setelah Pajak adalah =
Rp 10 juta – Rp 1 juta = Rp. 9 juta
• Laba setelah Pajak inilah yang menjadi hak dari
para pemegang saham ( yang akan dibagikan
kepada pemegang saham)
• Untuk itu langkah selanjutnya adalah menghitung
jumlah lembar saham
Dari soal diketahui Kebutuhan Dana Rp.
100.000.000
alternatif I ini dicukupi dengan Saham (lihat baris
modal Saham/modal sendiri Rp.100 juta)
Nilai nominal per lembar Rp. 100.000
Maka jumlah lembar saham = Rp.100 juta/Rp 100
ribu = 1000 lembar
• Baris Berikutnya adalah perhitungan EPS yang
mencerminkan besarnya Deviden yang akan
diterima para pemegang saham
• Laba Yang bisa Dibagi (Laba setelah Pajak) =
Rp. 9 juta
• Jumlah lembar saham 1000 lembar
• Maka EPS = Rp.9000.000/ 1000 lembar
= Rp 9000 per lembar
Artinya setiap lembar saham yang dimiliki
investor akan memperoleh bagian Laba
(Deviden) sebesar Rp. 9000
• PENJELASAN:
Kolom 2;
*Ini adalah kolom yang menunjukkan pilihan
sumber dana 70% saham biasa, 30% Hutang .
Maka baris saham Biasa = 70% dari kebutuhan
Dana = Rp. 70 juta
Hutang = 30% dari kebutuhan Dana = Rp.30 juta
• Dari soal diketahui perkiraan Laba Usaha 10 %
dari nilai modal artinya keuntungan =
10% X Rp. 100.000.000 = Rp. 10.000.000
lihat pada Baris EBIT tertera sebesar
Rp.10.000.000
• Pada baris bunga hutang, diketahui biaya bunga
6%, maka
Biaya Bunga = 6% dari besarnya Hutang
= 6% X Rp. 30.000.000 = Rp. 1.800.000
• Sehingga Laba sebelum Pajak
=Rp. 10.000.000 – Rp 1.800.000
= Rp.8.200.000
* Kemudian dikenakan beban Pajak sebesar 10%
dari Laba sebelum Pajak =
10% X Rp 8.200.000 = Rp. 820.000
• Dengan demikian Laba setelah Pajak adalah
= Rp 8.200.000 – Rp 820.000 = Rp. 7.380.000
• Laba setelah Pajak inilah yang menjadi hak dari
para pemegang saham ( yang akan dibagikan
kepada pemegang saham)
• Untuk itu langkah selanjutnya adalah menghitung
jumlah lembar saham
Dari soal diketahui Kebutuhan Dana Rp.
100.000.000 ,dimana alternatif II ini yang
dicukupi saham hanya 70%
Sehingga jumlah modal yang berasal dari Saham
Rp.70.000.000 (lihat baris modal Saham )
Nilai nominal per lembar Rp. 100.000
Maka jumlah lembar saham =
Rp.70.000.000/Rp 100.000 = 700 lembar
• Baris Berikutnya adalah perhitungan EPS yang
mencerminkan besarnya Deviden yang akan
diterima para pemegang saham
• Laba Yang bisa Dibagi (Laba setelah Pajak) =
Rp. 7.380.000
• Jumlah lembar saham 700 lembar
• Maka EPS = Rp.7.380.000/ 700 lembar
= Rp 10.542,85 per lembar
Artinya setiap lembar saham yang dimiliki
investor akan memperoleh bagian Laba
(Deviden) sebesar Rp. 10.542,85
• PENJELASAN:
Kolom 3;
*Ini adalah kolom yang menunjukkan pilihan
sumber dana 40% saham biasa, 60% Hutang .
Maka baris saham Biasa = 40% dari kebutuhan
Dana = 40% X Rp.100 juta =Rp. 40 juta
Hutang = 60% dari kebutuhan Dana
= 60% X Rp.100 juta =Rp.60 juta
• Dari soal diketahui perkiraan Laba Usaha 10 %
dari nilai modal artinya keuntungan =
10% X Rp. 100.000.000 = Rp. 10.000.000
lihat pada Baris EBIT tertera sebesar
Rp.10.000.000
• Pada baris bunga hutang, diketahui biaya bunga
6%, maka
Biaya Bunga = 6% dari besarnya Hutang
= 6% X Rp. 60.000.000 = Rp. 3.600.000
• Sehingga Laba sebelum Pajak
=Rp. 10.000.000 – Rp 3.600.000
= Rp.6.400.000
* Kemudian dikenakan beban Pajak sebesar 10%
dari Laba sebelum Pajak =
10% X Rp 6.400.000 = Rp. 640.000
• Dengan demikian Laba setelah Pajak adalah
= Rp 6.400.000 – Rp 640.000 = Rp. 5.760.000
• Laba setelah Pajak inilah yang menjadi hak dari
para pemegang saham ( yang akan dibagikan
kepada pemegang saham)
• Untuk itu langkah selanjutnya adalah menghitung
jumlah lembar saham
Dari soal diketahui Kebutuhan Dana Rp.
100.000.000 ,dimana alternatif III ini yang
dicukupi saham hanya 40%
Sehingga jumlah modal yang berasal dari Saham
Rp.40.000.000 (lihat baris modal Saham )
Nilai nominal per lembar Rp. 100.000
Maka jumlah lembar saham =
Rp.40.000.000/Rp 100.000 = 400 lembar
• Baris Berikutnya adalah perhitungan EPS yang
mencerminkan besarnya Deviden yang akan
diterima para pemegang saham
• Laba Yang bisa Dibagi (Laba setelah Pajak) =
Rp. 5.760.000
• Jumlah lembar saham 400 lembar
• Maka EPS = Rp.5.760.000/ 400 lembar
= Rp 14.400 per lembar
Artinya setiap lembar saham yang dimiliki
investor akan memperoleh bagian Laba
(Deviden) sebesar Rp. 14.400
• Dari Pembahasan 3 alternatif tersebut diatas, diperoleh
hasil bahwa Kombinasi Pendaan Alternatif ke 3
memberikan keuntungan yang Tertinggi bagi
pemegang Saham.
• Dengan demikian maka direkomendasikan untuk
mendanai dengan Laverage Faktor 60%
• Coba saudara lakukan analisis jika terjadi perubahan
tingkat Bunga Pinjaman tidak 6% tetapi menjadi
12%....alternatif mana yg saudara rekomendasikan ?
• Atau jika Labanya yang menurun...tidak lagi 10%
tetapi menjadi 7 %, maka alternatif pendanaan mana
yang paling menguntungkan?
• SILAHKAN DICOBA
L.F 0% L.F 30% L.F 60%
URAIAN

Kebutuhan dana Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta

Modal sendiri/saham Rp 100 juta Rp 70 juta Rp 40 juta


Hutang dengan bunga 6% Rp 0 Rp 30 juta Rp 60 juta
EBIT Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
1 (bunga) - Rp 1.800.000 Rp 3.600.000
EBT Rp 8.000.000 Rp 6.200.000 Rp 4.400.000
Taxe/pajak (10%) Rp 800.000 Rp 620.000 Rp 440.000
EAT Rp 7.200.000 Rp 5.580.000 Rp 3.960.000

Jumlah lembar saham 1000 lembar 700 lembar 400 lembar


EPS Rp 7.200/lembar Rp 7.971,4/lembar Rp 9.900/lembar
• Tabel diatas menunjukkan perubahan EPS
pada setiap alternatif pendanaan yang
disebabkan turunnya perolehan laba.
• Pada tingkat laba Rp. 8.000.000 atau Rate of
Return 8% dari nilai investasi maka EPS juga
menurun
• Namun kesimpulannya masih sama dengan
tabel sebelumnya bahwa alternatif pendanaan
ke 3 memberikan hasil (EPS) tertinggi bagi
investor
• Berikut grafik hubungan EPS pada berbagai LF:
EPS

14.400/ LEMBAR

10.500/ LEMBAR

9.000/LEMBAR
7.900/lembar
7.200/lembar

0 8jt 10 Jt EBIT
• Dari Graik diatas terlihat bahwa :
• Pada Alternatif pendanaan ke 1 , pada Laba Rp 10
jt , EPS per lembar saham Rp. 9.000
Sedangkan pada Laba Rp 8 jt , EPS per lembar
saham Rp. 7.200
• Pada Alternatif pendanaan ke 2 , pada Laba Rp 10
jt , EPS per lembar saham Rp. 10.542,9
Sedangkan pada Laba Rp 8 jt , EPS per lembar
saham Rp. 7.971,4
• Pada Alternatif pendanaan ke 3 , pada Laba Rp 10
jt , EPS per lembar saham Rp. 14.400
Sedangkan pada Laba Rp 8 jt , EPS per lembar
saham Rp. 9.900
3. Titik Indifferent sebagai alat Bantu
pengambilan keputusan
Dari grafik pada slide ke 24, terlihat bahwa ,jika
garis setiap alternatif pendanaan ditarik
sampai pada sumbu X maka ada titik potong
dari ketiga garis tersebut.
Titik potong inilah yang menunjukkan bahwa
pada EBIT tertentu, ke 3 alternatif pendanaan
tersebut dapat menghasilkan EPS yang
besarnya sama
Titik inilah yang disebut sebagai Titik Indiferent
• Titik indifferent adalah titik potong dari garis
berbagai kombinasi alternative pendanaan.
Dengan kata lain pada titik indifferent adalah
jumlah EBIT yang menghasilkan EPS sama
besar pada berbagai laverage factor.
• Analisis indifferent ini berguna untuk
membantu pengambilan keputusan
pendanaan, pada perkiraan tingkat EBIT(Rate
of Return on Investmen /tingkat bunga yang
berlaku) yang mungkin dihasilkan dari suatu
rencana investasi.
• Titik Indifferent dapat pula dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
x (1- t) = (x- c) (1-t)
S1 S2
Dimana:
X = EBIT pada Titik indifferent
C = Tingkat bunga yang dinyatakan dalam rupiah
t = Tingkat pajak
S1 = jumlah lembar saham bila LF 0% atau sahamnya
100%
S2 = jumlah lembar saham bila struktur kapital
sebagian dipenuhi dengan hutang atau Saham
Preferent (LF ≠ nol)
x (1- t) = (x- c) (1-t)
S1 S2
x (1- 0,1) = (x- Rp. 1.800.000) (1-0,1)
1000 700
Data yang dimasukkan rumus diatas adalah :
*Persamaan sebelah kiri diambil dari data kolom
1 slide ke 7
*Persamaan sebelah kanan diambil dari data
kolom 2 slide ke 7
X(1- 0,1) = (X- Rp. 1.800.000) (1-0,1)
1000 700
0,9 X = (X- Rp. 1.800.000) 0,9
1000 700
630 X = (X- Rp. 1.800.000) 900
630 X = 900 X- Rp. 1.620.000.000
630 X – 900 X = - Rp. 1.620.000.000
- 270 X = - Rp. 1.620.000.000
X = - Rp. 1.620.000.000
- 270
X = Rp. 6.000.000
Artinya pada EBIT Rp. 6000.000 semua alternatif
pendanaan memberikan EPS yang besarnya sama
• Dari perhitungan diatas diperoleh hasil bahwa
Titik Indiferent dicapai pada tingkat Laba Rp.
6.000.000
• Maka kita coba hitung sebagaimana tabel
pada slide ke 21 dengan menggunakan
Laba/EBIT Indifferent
• Apakah besarnya EPS yang dihasilkan dari ke 3
alternatif Pendanaan akan sama besarnya?
L.F 0% L.F 30% L.F 60%
URAIAN

Kebutuhan dana Rp 100 juta Rp 100 juta Rp 100 juta

Modal sendiri/saham Rp 100 juta Rp 70 juta Rp 40 juta


Hutang dengan bunga 6% Rp 0 Rp 30 juta Rp 60 juta
EBIT Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
1 (bunga) - Rp 1.800.000 Rp 3.600.000
EBT Rp 6.000.000 Rp 4.200.000 Rp 2.400.000
Taxe/pajak (10%) Rp 600.000 Rp 420.000 Rp 240.000
EAT Rp 5.400.000 Rp 3.780.000 Rp 2.160.000

Jumlah lembar saham 1000 lembar 700 lembar 400 lembar


EPS Rp 5.400/lembar Rp 5.400/lembar Rp 5.400/lembar
• Dari perhitungan Tabel tersebut ternyata benar
bahwa EBIT Indifferent menghasilkan EPS yang
sama untuk semua alternatif pendanaan yaitu
sebesar Rp. 5.400 per lembar
• Dengan diketahuinya titik Indifferent maka dapat
membantu pengambilan keputusan sebagai
berikut :
*Jika diperkirakan Laba dari investasi tersebut ≤
Rp 6.000.000 maka sebaiknya penggunaan
sumber Dana Hutang dibatasi atau memperbesar
Modal Saham Biasa
*Namun jika perkiraan Laba dari investasi ≥ Rp.
6000.000 maka penggunaan Hutang lebih longgar
Titik Indifferent sebagai alat Bantu
keputusan Pada Perluasan/Ekspansi

• Kebutuhan akan Modal/Dana dapat terjadi pada


saat perusahaan merencanakan Pengembangan
Usaha/Ekspansi.
• Ekspansi bisa dengan menambah Kapasitas
Produksi, Menambah Produk Baru, atau
Mendirikan Pabrik Baru di tempat lain
• Pada Kondisi demikian Perusahaan
membutuhkan Dana untuk pembelian Aktiva
Tetap dan atau menambah Modal Kerja
• Titik Indifferent pada Ekspansi dicari dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
(x - c₁) (1- t) = (x- c₂) (1-t)
S1 S2
Dimana:
X = EBIT pada Titik indifferent
C₁ = Tingkat bunga yang dinyatakan dalam rupiah jika
pendanaan Ekspansi 100% didanai dengan Saham Biasa
C₂ = Tingkat bunga total yang dinyatakan dalam rupiah jika
sumber dana Ekspansi sebagian dari Hutang atau Saham
Preferent
t = Tingkat pajak
S1 = jumlah lembar saham bila LF 0% atau tambahan modalnya
100% saham biasa
S2 = jumlah lembar saham bila tambahan dan ekspansi
sebagian berasal dari hutang atau Saham Preferent (LF
≠ nol)
• Contoh Kasus Ekspansi :
• PT .SEMANGAT merencanakan perluasan dengan tambahan Dana Rp.
50 juta. Dengan ekspansi ini diharapkan Rate of return meningkat menjadi
20% dari modal . Kebutuhan tambahan Dana tersebut rencana dipenuhi
dengan tiga alternative Sumber Pendanaan , yaitu:
1. Seluruhnya dipenuhi dengan saham biasa dengan nilai Nominal sebesar
Rp. 100.000,- per lembar
2. Dipenuhi dengan Hutang 40% dengan bunga 12 % , sisanya saham biasa
dengan nilai nominal Rp. 100.000,- per lembar.
3. Dipenuhi dengan Saham Preferent 50% dengan devident 8% , sisanya
saham biasa dengan nilai nominal Rp. 100.000,- per lembar.
Dengan Asumsi: Pendanaan sebelum Ekspansi kita ambil dari pembahasan
sebelumnya yaitu Modal Rp. 100 uta dengan komposisi 60% Hutang
dengan bunga 6% dan Saham Biasa 40 % nilai nominal Rp 100.000 per
lembar
tingkat Pajak sebesar 20%
Dengan data tersebut Hitunglah:
EPS masing-masing pada alternative pendanaan dan titik indiference
dan gambarlah grafiknya
URAIAN L.F 0% L.F 40% L.F 50% Indifernt
Dana sblm ekspansi Rp. 100 juta Rp. 100 juta Rp. 100 juta Rp. 100 juta
Saham Biasa Rp. 40 juta Rp. 40 juta Rp. 40 juta Rp. 40 juta
Hutang dg bunga 6% Rp. 60 juta Rp. 60 juta Rp. 60 juta Rp. 60 juta
Tambahan Dana Rp. 50 juta Rp. 50 juta Rp. 50 juta Rp. 50 juta
Modal sendiri/saham Rp. 50 juta Rp. 30 juta Rp. 25 juta Rp. 30 juta
Hutang dg Bunga12% 0 Rp. 20 juta 0 Rp. 20 juta
Saham P Dvident 8% 0 0 Rp. 25 juta 0
EBIT (20%xRp.150 jt) Rp. 30 juta Rp. 30 juta Rp. 30 juta Rp. 14,4 juta
i (bunga) lama 6% (Rp. 3,6 juta) (Rp. 3,6 juta) (Rp. 3,6 juta) (Rp. 3,6 juta)
i (bunga) baru 12% 0 ( Rp. 2,4 juta) 0 ( Rp. 2,4 juta)
i ( devident SP) 10% 0 0 (Rp. 2,5juta) 0
EBT Rp. 26,4 juta Rp. 24,0 juta Rp. 23,9 juta Rp. 8,4 juta
Taxe/pajak (20%) (Rp. 5,28juta) (Rp. 4,8juta) (Rp. 4,78juta) (Rp. 1,68juta)
EAT Rp. 21,12juta Rp. 19,2juta Rp. 19,12juta Rp. 6,72juta
Jumlah lembar saham 1500 lembar 700 lembar 650 lembar 700 lembar
EPS Rp. 14.080/lb Rp. 27.428/lb Rp. 29.415/lb Rp. 9.600/lb
• Pada baris EBIT 20% dari total modal Rp 150 juta
terdiri dari Rp. 100 juta Modal sebelum ekspansi dan
Rp 50 juta modal ekspansi
• Devident saham Preferent pada soal tertulis 8%.
Karena Devident saham Preferent diambilkan dari
laba setelah pajak, maka ketika dibebankan sebelum
EBT maka harus disesuaikan sebelum pajak.
• Sehingga Devident Saham Preferent sebelum pajak
menjadi = D / (1-t)
= 8% /(1 – 0,2)
= 8% / 0,8 = 10%
Maka pada baris ‘i ‘Devident Saham Preferent tertulis 10% dari
nilai saham Preferent
Titik Indiferent antara Saham Biasa dengan Hutang
(x - c₁) (1- t) = (x- c₂) (1-t)
S1 S2
(x – Rp. 3,6 juta) (1- 0,2) = (x- Rp. 6 juta ) (1-0,2)
1500 700

Data yang dimasukkan rumus diatas adalah :


*Persamaan sebelah kiri diambil dari data kolom 1 slide ke 36 dimana
ada beban biaya bunga dari Hutang yang berasal dari modal sblm
ekspansi.
Jumlah lembar saham lama 1000 lembar, jumlah lembar saham
baru 500 lembar , jadi totalnya 1500 lembar
*Persamaan sebelah kanan diambil dari data kolom 2 slide ke 36,
dimana biaya bunga dari hutang lama Rp. 3,6 juta sedangkan biaya
bunga berasal dari hutang yang baru sebesar Rp. 2,4 juta
Jumlah lembar saham lama 400 lembar, jumlah lembar saham baru
300 lembar , jadi totalnya 700 lembar
(X – Rp. 3,6 juta)(1- 0,2) = (X- Rp. 6 uta) (1-0,2)
1500 700
0,8 (X – Rp. 3,6 juta) = (X- Rp. 6 juta) 0,8
1500 700
560 (X – Rp. 3,6 juta) = 1200(X- Rp. 6 juta)
560 X – Rp. 2.016 juta = 1200 X- Rp. 7.200 juta
560 X – 1.200 X = - Rp. 2.016 juta – Rp 7.200 juta
- 640 X = - Rp. 9.216 juta
X = - Rp. 9.216 juta
- 640
X = Rp. 14,4 juta = Rp.14.400.000
Artinya pada EBIT Rp. 14.400.000 semua alternatif
pendanaan memberikan EPS yang besarnya sama
• Kita coba masukkan perhitungan EBIT pada titik
Indifeferent sebesar Rp. 14.400.000
lihat perhitungan pada kolom 4 slide 36
• Pada kolom 4 tersebeut kita gunakan LF 40%
(tambahan pendanaan dicukupi dengan alternatif
2)
Dari perhitungan diperoleh hasil EPS Rp. 9.600/
lembar saham
• Silahkan hitung untuk alternatif 1 dan alternatif 3
dengan menggunakan EBIT Rp. 14.400.000
• Apakah hasil EPS nya sama ? Silahkan dicoba

Anda mungkin juga menyukai