Anda di halaman 1dari 144

‫َّح ْيْـــ‬

‫ـــ‬ ِ ‫ـــــــم أهَّلل ِ ألرَّحْ َّْح َم‬


ِ ‫ان ألر‬ ‫ْـــــــم‬
ِ ‫لبِ ْس‬
MANAJEMEN OPERASIONAL
BUKU BACAAN :
Prinsip-prinsip Manajemen Operasional
Barry Render
Manajemen Produksi dan Operasi
Zulian Yamit

STRATEGI OPERASIONAL:
SUATU VISI DARI FUNGSI OPERASI
YANG MENETAPKAN KESELURUHAN
ARAH BAGI PENGAMBIL KEPUTUSAN
MISI  DIINTEGRASIKAN DENGAN
STRATEGI BISNIS

TINGKATAN STRATEGI :
STRATEGI CORPORATE

STRATEGI BUSINESS

STRATEGI FUNGSIONAL / OPERASIONAL


GENERIC BUSINESS STRATEGI :

 LOW COST PRODUCER


 PRODUCT DEFFERENTATION
 MARKET SEGMENTATION (FOCUS)
STRATEGI : MERUPAKAN KONSEP
MULTIDIMENSISONAL YANG
MERANGKUM SEMUA KEGIATAN
KRITIS ORGANESASI MEMBERIKAN
ARAH DAN TUJUAN SERTA
MEMFASILITASI BERBAGAI
PERUBAHAN YANG DIPERLUKAN
SEBAGAI ADAPTASI TERHADAP
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN
STRATEGI BUSINESS
► BAGAIMANA BISNIS HARUS BERSAING
► ADANYA PERUBAHAN LINGKUNGAN YANG
TERJADI SETIAP WAKTU (STRATEGIC
ADJUSMENT)
► SEBAGAI ACUAN DARI STRATEGI
OPERASIONAL
STRATEGI OPERASIONAL
(DIPERLUKAN)
► MENDORONG UNTUK MENEKAN BIAYA
(EFISIENSI) DAN LEBIH MENINGKATKAN
KUALITAS
► MELEMAHNYA BERGAINING POSITION
► PERSAINGAN SEMAKIN KUAT (UNTUK
PRODUK YANG SEJENIS)
► KETERBATASAN TENAGA PROFESIONAL
DIBIDANG KEAHLIAN TERTENTU (CRITICAL
SKILL)
MODEL STRATEGI
OPERASI
STRATEGI BISNIS

STARTEGI OPERASI

MISI OPERASI
KEMAMPUAN KHUSUS OPERASI
TUJUAN OPERASI
KEBIJAKAN OPERASI

KEPUTUSAN TAKTIKAL
HASIL
STRATEGI PROSES PRODUKSI
TERDIRI DARI EMPAT TIPE
 Proses produksi yang terputus-putus
(intermitten process of production)
 Proses produksi yang kontinyu
(continuous process of production)
 Proses produksi yang berulang-ulang
(repititive process of production)
 Proses produksi masa (mass
customization process of production)
PERBEDAAN KARAKTERISTIK DARI EMPAT TIPE
PROSES PRODUKSI
Intermitten Repititive process Cotinuous process Mass production
process Terdiri dari : Volume : besar Volume : besar
Volume : sedikit bagian dan Variasi : banyak Variasi : banyak
Variasi : banyak komponen
Kuatitas sedikit Jangka panjang Kuantitas besar Kuantitas banyak
dan banyak variasi biasanya dan sedikit variasi dan variasi juga
yang diproduksi standardisasi prod. banyak
Bedasar modul

Mesin serbaguna Mesin khusus Mesin khusus Mesin fleksibel


(multi perpuse) membantu lini (spesial) (cepat berubah)
penggabungan
Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja Tenaga kerja
kemampuan dan dilatih sesuai operator sedikit dilatih sesuai
keahlian tinggi model pesanan keahlian kebutuhan
(fleksibel)
Persediaan bahan Perediaan sesuai Persed bhn baku Persediaan bahan
baku untuk sesuai dengan jumlah dan sedilit untuk nilai baku sedikit
nilai hasil produk waktu yang tepat hasil produk
Barang jadi sesuai Barang jadi sesuai Barang jadi sesuai Barang jadi sesuai
order rencana ramalan pesanan
PERENCANAAN OPERASIONAL DENGAN ANALISA
PERAMALAN (FORECASTING)

Pengertian peramalan (forecasting)


adalah seni dan ilmu memprediksi
peristiwa-peristiwa masa depan dengan
menggunakan data-data historis
dengan memproyeksikannya ke masa
depan dengan menggunakan model
matematis
METODE PERAMALAN
KUANTITATIF
Time series (deret waktu) menggambarkan berbgai
perubahan (gerakan) yang terjadi pada deretan data
pada periode waktu tertentu.

Empat gerakan dalam deret waktu :


1. Gerakan trend jangka panjang (long term movment)
2. Gerakan / variasi siklis (cyclical movment or variation)
3. Gerakan / variasi musiman (Seassonal movment)
4. Gerakan variasi yang tidak teratur (Irregular or random
movment)
PERAMALAN DALAM SISTEM
OPERASIONAL
Informasi tentang permintaan yang akan diproduksi

Perkiraan permintaan untuk


Operasional
Perencanaan Penjadualan Pengendalian
sistem sistem sistem
• Perencanaan produk Perencanaan Pengendalian produksi
• Perencanaan proses Produksi Pengendalian persediaan
• Investasi dan penggantian Pengelompokan Pengendalian SDM
• Perencanaan kapasitas Operasional Pengendalian peralatan

Keluaran out puts (barang atau jasa)


Teknik forecasting
• Metode trend linier
Dalam metode ini garis trend berbentuk linier (garis lurus),
persamaannya :

Y’ = a + bx

dimana : Y’ = besarnya nilai yang diramal


a = nilai trend pada periode
dasar
b = tingkat perkembangan nilai
yang diramal
x = unit tahun yang dihitung dari
periode dasar
Untuk mengetahui besarnya nilai yang
diramal, cari nilai a dan b terlebih dahulu
dengan menggunakan metode least square
• Metode nol bebas
Penentuan nol (0) pada skala x adalah bebas,
sehingga jumlah nilai skala x (∑ x=0) atau
(∑x ≠ 0) baik positif maupun negatif
Formulasi :
∑Y = na + b∑x I
∑Yx = a∑x + b∑x² II
Contoh :
Sebuah perusahaan mempunyai data-data penjualan
sebagai berikut :
Tahun Volume penjualan (dalam ton)
2000 1050
2001 1150
2002 1160
2003 1247
2004 1300
2005 1310
Pertanyaan :
Tentukan perkiraan volume penjualan tahun 2006 dan
gambarkan grafiknya
Penyelesainnya :
Tahun Y x xY x²

2000 1050 -3 - 3150 9


2001 1150 -2 - 2300 4
2002 1160 -1 - 1160 1
2003 1247 0 0 0
2004 1300 1 1300 1
2005 1310 2 2620 4

Total 7217 -3 - 2690 19


∑Y = na + b∑x 7217 = 6a – 3b |1|
∑xY=a∑x + b∑x² -2690 = -3a + 19b |-2 |

7217 = 6a - 3b
5380 = 6a - 38b

1837 = + 35b
1837 : 35
b = 52,486
7217 = 6a – 3b
7217 = 6a - 3 (52,486)
7217 = 6a - 157,458
7374,458 = 6a
a = 1229,076

Y’ = a + bx
Y’ = 1229,076 + 52,486 (x)
= 1229,076 + 52,486 (3)
= 1229,076 + 157,458
= 1386,534

Volume penjualan 2006


=1387 ton
TREND LINIER
• Metode titik tengah
Titik tengah sebagai tahun dasar, skala x
harus sama dengan nol (0) atau ∑x = 0,
sedangkan untu mencari nilai a dan b
formulasinya sebagai berikut :
∑Y ∑xY
a= b=
n ∑x²
Tahun Y x xY x²

2000 1050 -5
2001 1150 -3
2002 1160 -1
2003 1247 1
2004 1300 3
2005 1310 5
Total 7217 0
METODE TREND NON LINIER
Dalam analisa time series, apabila kita
lakukan pengamatan terhadap data-data
masa lampau yang ada mungkin bentuk
garisnya akan mendekati garis lengkung
(dengan menggunakan scatter diagram)
atau disebut sebagai trend parabola, maka
persamaannya :
Y’ = a + bx +cx²
Sedangkan untuk menentukan nilai a, b dan c
dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
∑Y = na + b∑x + c∑x² I

II
∑Xy = a∑x + b∑x² + c∑x³

C X 4
III
∑x²Y= a∑x² + b∑x³ +

Persamaan ini dapat disederhanakan


jika jumlah nilai skla x = 0  ∑x =
0 sehingga menjadi :

∑Y = na + c∑x²
I
∑Xy = b∑x² II
C X 4
III
∑x²Y= a∑x² +
Contoh :
Berikut merupakan data volume penjualan dari suatu
perusahaan dari tahun 1997- 2007 (dalam ribuan ton)
Tahun Vol.penj(Y) x xY x² x²Y X4
1997 23 -5 -115 25 575 625
1998 26 -4
1999 21 -3
2000 22 -2
2001 30 -1
2002 40 0
2003 60 1
2004 38 2
2005 34 3
2006 27 4
2007 39 5
360 = 11a + 110c I
185 = 110b II
3223 = 110a + 1958c III

Dari persamaan I dan III diperoleh


360 = 11a + 110c 10
3223 = 110a + 1958c 1

3600 = 110a + 1100c


3223 = 110a + 1958c -
377 = 0 - 858c
c = - 0,44
Dari persamaan I diperoleh :

360 = 11a + 110c


360 = 11a + 110 (-0,44)
11a = 408,40
a = 37,13

Dari persamaan II diperoleh :


185 = 110b b = 1,68

Y’ = 37,13 + 1,68(x) – 0,44 (x²)

Untuk x = 6
Y’ = 37,13 + 1,68(6) – 0,44(36)
= 37,13 + 10,08 – 15,84
= 31,37
Trend Eksponensiil

Bentuk dari pada curve ini tidak berbentuk garis lurus


tetapi berbentuk garis lengkung, persamaannya
adalah :
x
Y’ = a.b
Arah garis dari curve adalah b dan berpangkat lebih
x

dari satu, maka berbentuk garis lengkung namun


dapat diubah menjadi garis lurus dengan mengubah
persamaan menjadi persamaan logaritma sehingga
menjadi :
log Y’ = log a + x log b
Dengan menggunakan metode Least square (kuadrat
terkecil), nilai a dan b dapat dicari dengan persamaan :

∑logY = n log a + ∑x log b……………….. I


∑x logY = ∑x log a + ∑x² log b……………II

Persamaan ini dapat disederhanakan bila jumlah skala x = 0, yaitu :

∑log Y = n log a
∑x log Y = ∑x² log b atau

∑log Y
Log a = ———
n
∑x log Y
Log b = ————
∑x²
Contoh :
Data volume penjualan (dalam ribuan unit) :
Tahun Vol. Penj. x log Y x log Y x²
Y
1998 66 -9 1,81 -16,29 81
1999 62 -7 1,79
2000 68 -5 1,83
2001 70 -3
2002 80 -1
2003 90 1
2004 94 3
2005 85 5
2006 99 7
2007 110 9
Total 824 0 19,04 4,36 330
Perhitungan :

∑log Y
log a = ————
n
19,0863
log a = ———— …………….. log a = 1,90863
10 a = 81,0270 (anti log 1,90863)
∑x log Y
log b = ————
∑x²
4,3391
log b = ———— ……………... log b = 0,01315
330 b = 1,0307 (anti log 0,01315)
Persamaan trend eksponensiilnya :
Y’ = (81,0270) (1,0307 11)
Y’ = (81,0270) (1,4816 ) = 120,046
Jadi ramalan penjualan untuk tahun 2008 adalah :
120,046 unit

Gambar grafik trend eksponensiilnya :


1998 Y’ = (81,0270)(1,03079 ) = 61,722
1999 Y’= (81,0270)(1,03077 ) = 65,570 dst
Forecast Musiman

Untuk meramalkan adanya fluktuasi musiman dari


ramalan penjualan tahun yang telah diperhitungkan
dengan metode:
Rata-rata sederhana (simple average)
Untuk meramal besarnya penjualan dalam satuan waktu
tertentu yang dipengaruhi adanya fluktuasi penjualan
dikarenakan pengaruh musiman, maka perlu dicari
Indeks Musimannya terlebih dahulu. Indeks musiman ini
akan selalu sama meskipun volume penjualannya
mengalami perubahan.
Contoh :
Data tentang penjualan pertriwulan (dalam ribuan ton)

Triwulan 2000 2001 2002 2003 2004

I 97 106 110 117 120


II 122 130 143 103 152
III 89 96 115 147 108
IV 100 120 96 110 104
Langkah penyelesaian :
Pertama menghitung rata-rata triwulan

Tahun Triwulan Jumlah


I II III IV
2000 97 122 89 100 408
2001 106 130 96 120 452
2002 110 143 115 96 464
2003 117 103 147 110 477
2004 120 152 108 104 484
Total 550 650 555 530 2285
Rata² 110 130 111 106 114,25
Kedua menghitung besarnya Indeks Musiman (Im)
untuk tiap triwulan
110
• Triwulan I = ——— = 0,9628
114,25
130
• Triwulan II = ——— = 1,1379
114,25
111
• Triwulan III = ——— = 0,9715
114,25
106
• Triwulan IV = ——— = 0,9278
114,25
Ketiga menghitung harga trend penjualan tahun
2005

Tahun Y x xY x²
2000 408 -2
2001 452 -1
2002 464 0
2003 477 1
2004 484 2
Total 2285 0 177 10
Y’ = a + bx

∑Y 2285
a = ——— ——— = 457
n 5
∑xY 177
b =——— —— = 17,7
∑x² 10

Persamaan trend : Y’ = 457 + 17,7 (x)


Untuk x = 3 Y’ = 457 + 17,7 (3)
= 510,1
Jadi ramalan penjualan tahun 2005 adalah
510.100 ton, sedangkan tiap triwulannya :

510.100
Triwulan I = ———— x 0,9628 = 122,781 ton
4
510.100
Triwulan II = ———— x 1,1379 = 145,111 ton
4
510.100
Triwulan III = ———— x 0,9715 = 123.890 ton
4
510.100
Triwulan IV = ———— x 0,9278 = 118.318 ton
4
Metode perebandingan dengan rata-rata
bergerak (Ratio to moving average methode)

Metode ini penyelesaiannya cukup


panjang dalam menentukan indeks
musiman, yaitu dengan melalui berbagai
tingkatan perhitungan.
Dari contoh metode rata-rata sederhana
dapat dibuat tabel berikut :
Perhitungan prosentase dari rata-rata bergerak
dari penjualan tahun 2000 - 2004
Thn / Tw Penjualan Rata² 4 Juml. 2 Rata² di % rata-
periode pereiode pusatkan rata
2000 I 97
II 122 102
III 89 104,25 206,25 103,125 86,30
IV 100 106,25 210,50 105,250 95,01
2001 I 106 108 214,25 107,125 98,95
II 130 113 221 110,500 117,65
III 96 114 227 113,500 84,58
IV 120 117,25 231,25 115,625 103,78
2002 I 110 122 239,25 119,625 91,95
II 143 116 238 119 120,17
III 115 117,75
IV 96 dst
Tabel prosentase dari rata-rata bergerak dan
Indek musiman

Tw 2000 2001 2002 2003 2004 Var. Indek


musim *) musim **)
I 98,95 91,95 104,70 94,21 97,4525 97,223
II 117,65 120,17 87,66 124,85 112,5825 112,317
III 86,30 84,58 98,40 122,88 98,1225 97,891
IV 95,01 103,78 85,14 87,22 92,7875 92,569

Jumlah 400,9450 400,000


*)Jml % per tw dibagi 4
Dari tabel tersebut dapat dihitung besarnya Variasi Musiman (Vm) dan
indek musimannya (Im)
Dalam metode ini harga indek musiman = 1 atau 100%

Im1 + Im2 + Im3 + Im4 atau


100%
4

Im1 + Im2 + Im3 + Im4 = 400%


400 400
Perhitungan Indek Musiman =———  ———— = 0,997643
(tahunan) ∑ Vm 400.9450

**)Besarnya Im tiap triwulan :


Tw I Im = 97,4525 x 0,997643 = 0,97223
Tw II Im = 112,5825 x 0,997643 = 1,12317
Tw III Im = 98,1225 x 0,997643 = 0,978991
Tw IV Im = 92,7875 x 0,997643 = 0,92569
Perhitungan ramalan tahun 2005 :

Tw I = 0,97223 x 127,375*) = 123,838 ton


Tw II = 1,12317 x 121,750 = 136,746 ton
Tw III = 0,97891 x 119,625 = 117,102 ton
Tw IV = 0,92569 x 126,125 = 116,753 ton
------------------ +
Ramalan penjualan 2005 = 494,439 ton
Catatan : *)127,375 dari rata-rata dipusatkan
KESALAHAN / PENYIMPANGAN STANDAR
PERAMALAN
Dalam melakukan peramalan pada umumnya hanya tertuju pada
satu titik saja (point estimation), sehingga terjadi kesalahan untuk
mengindari kesalahan peramalan dalam satu titik, maka perlu
dibuat peramalan bentuk interval dengan rumus :

Syx = ∑(Y – Y’)²


n–2

Dimana ; Syx = kesalahan standar dari peramalan


Y = penjualan riel
Y’ = peramalan penjualan terhadap data riel tahun yang
lalu
n = banyaknya data sebagai dasar perhitungan
setelah nilai Syx diketahui selanjutnya menetukan
besarnya interval peramalan dengan rumus berikut :

Yf = Y’ z Syx

dimana : z nilai yang diperoleh dari tabel kurve normal standar


dengan derajat ketepatan yang dapat diterima

Contoh : perhitungan metode titik tengan dengan ( least square)


perhitungan kesalahan standar selama tahun 2000 -2005
ditemukan angka seperti dalam tabel berikut
Perhitungan kesalahan standar selama tahun
2000 – 2005 ( hitung dahulu Y2006)
Tahun Penjualan Forecast Y –Y’ ( Y – Y’ )²
(Y) (Y’)
2000 1085 1088,48 - 3,48 12,1104
2001 1190 1134,22 55,78 3111,4084
2002 1100 1179,96 - 79,96 6393,6016
2003 1225 1225,70 - 0,70 0,4900
2004 1307 1271,44 35,56 1264,5135
2005 1310 1317,18 - 7,18 51,5584
Total 10833,6760
Perhitungannya :

Syx = ∑ ( Y – Y’ )²
n-2
10833,6760
=
62
= 2708,4190

= 52,0425
Dengan menggunakan derajat ketepatan 95 %
besarnya peramalan interval untuk tahun 2006

Yf = 1362,92 ± (1,96) (52,0425)


= 1362,92 ± 102

Angka 1362,92 diperoleh dari perhitungan


ramalan 2006 Y’ = 1202,83 + 22,87 (7)

Jadi peramalan penjualan tahun 2006 antara


1261 ton – 1465 ton
Memilih alternatif pola produksi yang
ekonomis

Pola produksi dalam perencanaan konversi


menentukan tingkah laku produksi untuk
menghasilkan volume tertentu dalam jangka
waktu yang pendek

Ada tiga macam pola produksi :


1. Pola produksi bergelombang
2. Pola produksi moderat
3. Pola pruduksi konstan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pola
produksi

 Pola penjualan
 Besar kecilnya incremetal cost
 Carrying cost
 Labaour turn over cost
 Over time premium cost
 Subcontracting cost
Contoh perhitungan :

Suatu perusahaan mempunyai mesin – mesin


dengan kapasitas maksimum 5.000 unit dan
kapasitas normal 4.000 unit per triwulan,
sedangkan pola penjualan bergelombang :
Triwulan Vol. Penjualan (unit)
I 4.000
II 2.000
III 3.000
IV 6.500
Perusahaan akan memilih salah satu dari alternatif
pola produksinya :

1. Pola produksi konstan sebesar 3.500 unit per triwulan


2. Pola produksi bergelombang mengikuti pola penjualan
3. Pola produksi moderat yaitu 3.000 unit untuk triwulan I
dan II dan 4.000 unit untuk triwulan III dan IV
Data yang diperlukan :
• Biaya penyimpanan sebesar Rp 75,- per unit tiap
triwulan
• Setip kenaikan 50 unit per triwulan perlu menambah
tenaga kerja 2 orang dengan biaya Rp 2.000,- per
orang dan hanya sampai kapasitas normal, untuk
penurunan tidak perlu biaya

.
Untuk menutup kekurangan produksi karena permintaan
akan mengadakan sub kotrak dengan biaya Rp. 50,- per
unit
• Upah kerja lembur karena melebihi kapasitas normal Rp
50,- per unit tiap triwulan

Pertanyaan :
Alternatif pola produksi mana yang paling kecil
tambahan biayanya dan yang menguntungkan !
Pola produksi konstan

• Biaya simpan
Tw II = (3500-2000) x Rp75,- = Rp 112.500,-
Tw III = (3500-3000) x Rp75,- = Rp 37.500,-
dari Tw II (b.simpan) = Rp 112.500,-

Rp 262.500,-
• Biaya sub kontrak
Tw I = (4000-3500) x Rp50,- = Rp 25.000,-
Tw IV = (6500-3500-1500-500) x Rp50,- = Rp 50.000,- 
Rp 75.000,-
Total biaya Rp 262.500,- + Rp 75.000,- = Rp 337.500,-
Pola produksi bergelombang

• Biaya perputaran tenaga kerja

Tw III =( 3000  2000 x2 ) x Rp 2000 = Rp 80.000 ,-


50
Tw IV =( (4000  3000) x2 ) x Rp 2000 = Rp 80.000,-
50
• Biaya sub kontrak
Tw IV = (6500-5000) x Rp50,- = Rp 75.000,-
• Biaya lembur
Tw IV = (5000-4000) x Rp 50,- = Rp 50.000,-
Total = Rp 285.000,-
Pola produksi moderat

• Biaya simpan
• Biaya perputaran tenaga kerja
• Biaya sub kontrak

Untuk dikerjakan dirumah


Perencanaan Produksi dengan
Pendekatan Luas Produksi
Merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk menentukan :
• Berapa banyak barang harus diproduksi ?
• Ada berapa macam barang yang harus
diporoduksi ?
• Berapa masing-masing barang tersebut
harus diproduksi ?
Metode Perencanaan Produksi

Sebelum menentukan metode dalam


merencanakan luas produksi, perlu difahami
adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki
perusahan antara lain :
• Modal
• Tenaga Kerja
• Teknologi
• Bahan Baku
• Kapasitas Produksi / Mesin
• DLL
Metode Analisa yang digunakan :
• Metode Break Even Point
Merupakan metode yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyaknya barang harus diproduksi
dalam keadaan tidak laba dan tidak rugi atau Total
Pendapatan = Total Biaya (TR = TC)

• Metode Linier Programing


Digunakan untuk menentukan banyaknya barang yang
harus diproduksi dengan memperhatikan banyaknya
macam barang
– Apabila dua macam barang saja dapat digunakan
metode grafik
– Apabila lebih dari dua macam barang digunakan
metode simplex
Metode Break Even Point

Cost TC beli

c TC buat sendiri
c
c’ VC
c BEP
c* FC
0 q* q’ q’’ Unit
Metode Grafik

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan :


• Menyusun permasalahan yang ada
• Menentukan fungsi tujuan yang akan dicapai
• Mengidentifikasi kendala (constraint) yang
berlaku dalam bentuk persamaan
• Menggambar masing-masing pembatas dalam
satu koordinat
• Menentukan daerah (area) yang feasible
• Mencari titik kombinasi yang paling
menguntungkan dalam hubungannya dengan
fungsi tujuan
Contoh
Suatu perusahaan CV Makmur memproduksi dua macam
barang X dan Y masing-masing akan mendatangkan
keuntungan Rp 600,- dan Rp 300,- per unit. Kemampuan
seluruh mesin (full capacity) dapat menghasilkan X
sebanyak 4.000 unit dan Y sebanyak 6.000 unit per hari,
setiap jam dapat menghasilkan 500 unit X dan 750 unit
Y. Bahan baku untuk X hanya cukup untuk memproduksi
3.000 unit X, sedangkan Y tidak ada kendala dan
mencukupi segala kebutuhan.Bagian pengepakan hanya
mampu mengepak masing-masing 5.000 unit.
Satu hari perusahan bekerja selama 8 jam

Pertanyaan : Berapa X dan Y harus diproduksi agar


keuntungan dapat maksimal.
Penyelesaian :

• Permasalahan yang dihadapi adalah berapa X


dan Y harus dihasilkan agar ke untungan
maksimal dengan memperhatikan kendala yang
ada
• Menentukan fungsi tujuan yaitu Z = ax + by 
Z = 600X + 300Y
dimana : Z
= fungsi keuntungan
a = keuntungan per unit X
b = keuntungan per unit Y
• Menentukan kendala-kendala
1. Kapasitas Mesin

Kendala kapasitas mesin dalam suatu fungfsi


X 4.000
Y  6.000
Dari ketidak samaan dirubah menjadi bentuk
persamaan :
X = 4.000
Y = 6.000
Gambar gariknya :

Y X = 4000 Y

6000 Y = 6000

4000 X X
2. Jam Kerja

Setiap jam kerja dapat menghasilkan 500


unit X dan 750 unit Y
Maka untuk menghasilkan satu unit X dan
satu unit Y adalah :
X Y
( + ) x 1 jam kerja
500 750
Apabila sehari bekerja 8 jam, maka ketidak
samaan fungsi kendala adalah
( X + Y ) 8
500 750
x 1500

3X + 2Y  12.000
Apabila ketidaksamaan dirubah menjadi bentuk persamaan :
3X + 2Y = 12 000
Y
6000

3X + 2Y = 12.000

4000 X
3. Bahan Baku
Bahan baku untuk menghasilkan X mempunyai kendala,
sedangkan untuk Y tidak ada kendala
Bahan dasar X fungsi ketidak samaan X  3000
Persamaan garis X = 3000

x = 3000

0
3000 X
4. Pengepakan
Tiap hari mampu 5.000 untuk X dan Y

Kendala X  Y  5.000
Persamaan garis X + Y = 5.000
Y

5.000
X + Y = 5.000

5.000 X
Grafik dari seluruh kendala yang ada
digambar dalam satu koordinat

Y
6000 Y = 6000

5000 P X = 3000

4000 X = 4000

3000 Q

2000 feasible set R 3X + 2Y = 12000

1000 X + Y = 5000

0 S
1000 2000 3000 4000 5000 X
Dari gambar grafik tersebut feasible set
dibatasi titik-titik O,P,Q,R dan S
Titik P mempunyai koordinat X = 0, Y = 5000

Koordinat titik Q dicari dari perpotongan fungsi


3X + 2Y = 12000 x 1 3X + 2Y = 12000
X + Y = 5000 x 3 3X + 3Y = 15000 _
- Y = - 3000
Y = 3000
3X + 2Y = 12000
3X + 2(3000) = 12000
3X = 12000 – 6000
X = 2000
Koordinat Q X = 2000, Y = 3000
Koordinat Titik R dicari dengan perpotongan garis :

X = 3000
3X + 2Y = 12000
3(3000) + 2Y = 12000
2Y = 12000 – 9000
2Y = 3000
Y = 1500

Koordinat titik R X = 3000, Y = 1500

Koordinat titik S X = 3000, Y = 0


Untuk menentukan berapa X dan Y harus
diproduksi, sehingga keuntungan maksimal
Masukan masing-masing koordinat dari titik yang ada ke
fungsi tujuan Z= 600X + 300Y

Titik P X = 0, Y = 5000
Z = 600(0) + 300(5000) Z = 1.500.000

Titik Q X = 2000, Y = 3000


Z = 600(2000) + 300(3000) Z = 2.100.000

Titik R X = 3000, Y = 1500


Z = 600(3000) + 300(1500) Z = 2,250.000
Titik S X = 3000, Y = 0

Z = 600(3000) + 300(0) Z= 1.800.000

Dari hasil perhitungan masing-masing titik,


yang dipilih titik R yaitu :
X diproduksi 3000 unit
Y diproduksi 1500 unit
Besarnya keuntungan yang akan diperoleh
yaitu Rp 2.250.000,-
Metode Simplex
Metode ini digunakan apabila barang yang akan
diproduksi lebih dari dua macam
Langkah-langkah penyelesaiannya :
1. Menentukan fungsi tujuan yang ingin dicapai
2. Indentifikasi kendala-kendala (constraints)
3. Merubah ketidaksamaan dari kendala yang ada
menjadi bentuk persamaan dengan cara
menambahkan unsur Slack Variable (S)
4. Memasukan fungsi tujuan dan kendala yang ada
kedalam tabel Simplex pertama
5. Menentukan kolom kunci, baris kunci, dan nomor
kunci sebagai berikut :

– Kolom kunci ditentukan dengan cara memilih


angka pada baris Cj – Zj yang positif tebesar
dipilih positif terbesar karena permasalahan
maximisasi
– Baris kunci terlebih dahulu harus dicari
angka-angka pengganti (Replacement), yang
diperoleh dari hasil bagi antara angka dalam
kolom kuantitas (q) dengan angka-angka
pada kolom kunci
- Baris kunci adalah baris yang mempunyai angka
penganti (Replacement) yang positif terkecil
– Nomor kunci angka yang terletak pada perpotongan
antara baris kunci dan kolom kunci
6. Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan
angka-angka baru yang diperoleh dengan cara
membagi semua angka-angka yang ada pada baris
kunci dengan nomor kunci
7. Menentukan angka-angka baru pada baris yang lain
dengan cara mengurangi angka-angka lama pada
baris yang bersangkutan dengan hasil kali antara
angka-angka pada baris kunci yang besesuaian
dengan fixed ratio
angka  angka  pada  kolomkunci
Fixed Ratio =
nomorkunci
8. Masukan angka-angka baru tersebut kedalam
tabel simplex kedua.
Jika pada baris Cj-Zj masih ada angka positif
(> 0) maka lakukan lagi langkah diatas mulai
dari angka 5, sampai tidak ada lagi angka
positif pada baris Cj-Zj (  0), maka kombinasi
sudah optimal
Contoh :

Perusahaan yang memproduksi tiga macam barang


A, B dan C yang diproses dengan mesin Cetak,
Press dan Pengeringan
Lamanya proses dalam menit sebagai berikut :

Jenis A B C
barang
Cetak 21,4 10 4
Press 10,8 20 8
Penger 1,4 2 4
Dalam satu minggu mesin-mesin pada tiap-
tiap bagian bekerja selama :
Cetak = 5.410 menit
Press = 4.420 menit
Pengeringan = 890 menit
Besarnya keuntungan masing-masing produk :
A = Rp 8,-
B = Rp 9,-
C = Rp 15,-
Pertanyaan : Berapa masing-masing produk harus
diproduksi agar keuntungan maksimal
Langkah-langkah penyelesaian :

1. Menentukan fungsi tujuan :


Z = 8A + 9B + 15C
2. Menentukan constraints yang ada :
21,4A + 10B + 4C  5.410 (m cetak)
10,8A + 20B + 8C  4.420 (m press)
1,4A + 2B + 4C  890 (m pengeringan)
3. Merubah bentuk ketidak samaan diatas
menjadi bentuk persamaan dengan
memasukan slack variable (S) sebagi berikut :
21,4A + 10B + 4C + S1 = 5.410
10,8A + 20B + 8C + S 2 = 4.420
1,4A + 2B + 4C + S 3 = 890
dimana A,B,C S1 S 2dan S 3  0

Mempersiapkan tabel simplex pertama dengan


memasukan unsur Sack Variable dan bila tidak
berhubungan persamaan yang bersangkutan
diberi koofisien 0 (nol)
Persamaan akan berubah :
21,4A + 10B + 4C + S1  0 S 2  0 S 3  5.410
10,8A + 20B + 8C + 0 S1  S 2  0 S 3  4.420
1,4A + 2B + 4C + 0 S1  0 S 2  S 3  890
Fungsi tujuan berubah menjadi :
Z = 8A + 9B + 15C + 0 S1  0 S 2  0 S 3

4. Membuat Tabel Simplex Pertama


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Prog Objek Cj 8 9 15 0 0 0
q A B C S1 S2 S3
S1 0 5.410 21,4 10 4 1 0 0
S2 0 4.420 10,8 20 8 0 1 0
S3 0 890 1,4 2 4 0 0 1
Zj 0 0 0 0 0 0
Cj- Zj 8 9 15 0 0 0
Baris Cj merupakan koefisien dari fungsi tujuan
Baris Zj merupakan perkalian antara kolom objektif (2)
dengan kolom A,B dan C
5. Menentukan kolom kunci, baris kunci dan
nomor kunci
– Kolom kunci dipilih dari nilai baris Cj-Zj yang
mepunyai nilai posotif terbesar, karena
masalahnya maxsimisasi
– Baris kunci dipilih pada bilangan positif
terkecil dari hasil bagi kolom q (3) dengan
bilangan yang ada pada kolom kunci yang
bersesuain dengan barisnya, hasilnya
dimasukan pada kolom R (replacement)
S1 R = 5.410 : 4 = 1.352,5
S2 R = 4.420 : 8 = 552,5
S3 R = 890 : 4 = 222,5

Baris kunci ditentukan dengan memilih


angka pada kolom R
yang positif terkecil adalah 222,5
– Nomor Kunci adalah angka yang ada pada
perpotongan antara baris kunci dan kolom
kunci yaitu angka 4
– Kolom kunci, baris kunci dan nomor kunci
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Simplex Kedua

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Prog Ob Cj 8 9 15 0 0 0
yek q A B C S1 S2 S3 R
S1 0 5.410 21,4 10 4 1 0 0 1.352,5
S2 0 4.420 10,8 20 8 0 1 0 552,5
S3 0 890 1,4 2 4 0 0 1 222,5

Zj 0 0 0 0 0 0

Cj - Zj 8 9 15 0 0 0
6. Mengganti angka-angka pada baris kunci dengan angka-
angka baru

Angka baru diperoleh dengan cara membagi semua


angka yang ada pada baris kunci dengan nomor kunci
890 : 4 = 222,5
1,4 : 4 = 0,35
2 : 4 = 0,5
4 :4= 1
0 :4= 0
0 :4= 0
1 : 4 = 0,25
7. Menghitung angka-angka baru pada baris lain dengan
cara mengurangi angka pada baris lama dengan hasil
kali antara angka-angka pada pada baris kunci dengan
fixed ratio

angka pada kolom kunci


Fixed Ratio =
nomor kunci

Untuk baris pertama (S1)


4
Fixed ratio = =1
4
5.410 - (890 x 1) = 4.520
21,4 - (1,4 x 1 ) = 20
10 - (2 x 1) = 8
4 – (4 x1)= 0
1 – (0 x 1) = 1
0 – (0 x 1) = 0
0 - (1 x 1) = -1

Untuk baris kedua (S2)


8
Fixed Ratio = =2
4

4.420 – (890 x 2) = 2.640 0 – (0 x 2) = 0


10,8 - (1,4 x 2) = 8 1 - (0 x 2) = 1
20 - (2 x 2) = 16 0 – (1 x 2) = - 2
8 - (4 x 2) = 0
Atas perhitungan tersebut maka disusnlah tabel simplek
yang ketiga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Prog Obyek Cj 8 9 15 0 0 0
q A B C S1 S2 S3
S1 0 4.520 20 8 0 1 0 -1
S2 0 2.640 8 16 0 0 0 -2
C 15 222,5 0,35 0,5 1 0 0 0,25

Zj 5,25 7,5 15 0 0 3,75

Cj - Zj 2,75 1,5 0 0 0 - 3,75


Keterangan :
Zj (kolom 4) = 20(0) + 8(0) + 0,35(15) = 5,25
Zj (kolom 5) = 8(0) + 16(0) + 0,5(15) = 7,5 dst

Sampai pada langkah ini besarnya keuntungan total :


Z = 4.520 (0) + 2.640 (0) + 222,5 (15) = 3.337,5

Pada tabel simplex ketiga tersebut pada baris Cj – Zj


masih ada angka positif, berarti keuntungan yang
diperoleh belum maksimal, maka perlu diolah kembali
separti langkah tesebut hingga baris Cj – Zj tidak ada
lagi angka yang positif berarti (nol/negatif)
Atas perhitungan tersebut maka disusnlah tabel simplek
yang keempat

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1


Prog Obyek Cj 8 9 15 0 0 0
q A B C S1 S2 S3 R
A 8 226 1 0,4 0 0,05 0 -0,05 226
S2 0 832 0 12,8 0 -0,4 1 - 1,6
330
C 15 143,4 0 0,36 1 -0,0175 0 0,2675
635

Zj 8 8,6 15 0,1375 0 3,6125

Cj - Zj 0 0,4 0 -0,1375 0 -3,6125


Atas perhitungan tersebut maka disusnlah tabel simplek
yang ketiga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Prog Obyek Cj 8 9 15 0 0 0
q A B C S1 S2 S3
A 8 200 1 0 0 0,0375 - 0,31 0 56
B 9 65 0 1 0 -0,0312 0,078 -0,125
65
C 15 120 0 0 1 -0,0062 0,028 0,3125
39

Zj 8 9 15 0,48705 0,882 3,5625

Cj - Zj 0 0 0 -0,4870 - -3,562
0,882
Plant Location (Perencanaan Lokasi)
Merupakan pemilihan lokasi (tempat atau
daerah) untuk melakukan kegiatan usaha
dengan fasilitas-fasilitas fisik dan tenaga kerja
yang tersedia untuk menghasilkan suatu
produk
Tujuan :
 Memudahkan kegiatan proses produksi
 Menekan biaya bahan baku dan biaya operasional
 Flexibelitas operasi
 Menekan investasi, peralatan dan bangunan
 Keamanan dan kepuasan kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
Lokasi :

• Adanya bahan baku yang cukup


tersedia,termasuk jarak tempuh dengan lokasi
• Tersedianya tenaga kerja
• Daerah pemasaran, jarak dengan pabrik
• Teresedianya sarana dan prasarana trasportasi
• Tersedianya sumber daya yang dibutuhkan untuk
kepentingan operasional
• Lingkungan masyarakat, perluasan (ekspansi)
• Adanya faktor pendukung antara lain pemerintah,
lembaga lain yang diperlukan
Langkah-langkah pemilihan Lokasi :

• Mengadakan penelitian lapangan untuk


mendapatkan informasi dan data-data yang
dapat mempengaruhi terhadap pemilihan
lokasi
• Melakukan penilaian terhadap alternatif
lokasi baik secra kualitatif maupun
kuantitatif
• Mengambil keputusan untuk menentukan
lokasi yang terpilih
Contoh :
Sebuah perusahan akan mendirikan pabrik baru dengan alternatif
lokasi daerah A, B dan C. Dari hasil penelitian diperoleh hasil
sebagai berikut :
Hasil pengumpulan data
No Variabel hasil A B C
1 Tersedia bahan baku sb b k
2 Tenaga kerja b b b
3 Pemasaran produk s sb b
4 Transoprtasi b s b
5 Bahan bakar b b b
6 Lingkunag masyarakat sb b s
7 Tanah k b b
8 Faktor pendukung k b s
9 Iklim s s sb
10 Lemabaga lain b b s
Keterangan : sb : sangat baik =5
b : baik =4
s : sedang =3
k : kurang =2
sk : sangat kurang =1
Perhitungan nilai :
Kriteria : A B C
sb 2 x 5 = 10 1x5= 5 1x5 = 5

b 4 x 4 = 16 7 x 4 = 28 5 x 4 = 20
s 2x3= 6 2x3= 6 2x3= 6
k 2x2= 4 0 1x2= 2
sk 0+ 0+ 0 +
Jumlah 36 39 33

Dipilih Daerah B (mempunyai nilai terbesar)


Pendekatan dengan Evaluasi Proyek / Studi
Kelayakan
• Besarnya investasi
• Besarnya penjualan yang diharapkan
• Biaya-biaya yang dikeluarkan
• Keuntungan yang didapatkan
Pendekatan dengan Biaya Transportasi

Merupakan analisa yang mempergunakan


perhitungan biaya transportasi dari suatu daerah
menuju daerah tertentu dengan
mempertimbangkan besarnya penawaran dan
permintaan bahan baku atau barang hasil
produksi
Kesimpulan akan dipilih daerah tertentu dng
kombinasi pengangkutan yang mempunyai
beban biaya tranportasi yang terkecil
Metode Stepping Stone
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Menyusun matrik tranportasi yang memuat data-data daerah
supply dan demand serta besarnya biaya pengangkutan
2. Mengisi segi empat matrik yang kosong dari daerah supply ke
daerah demand dengan cara dari pojok kiri atas ke kanan
bawah dan disesuaikan dengan besarnya supply dan demand
3. Menghitung jumlah dan biaya pengangkutan dari alternatif
yang telah ditentukan
4. Pengujian terhadap biaya tranportasi dari daerah supply ke
daerah demand terhadap segi empat yang kosong yang
kemungkinan masih dapat dilakukan penghematan biaya
transportasinya
5. Bila masih dapat dihemat, maka dilakukan lagi pengisian kotak
kosong sesuai dengan besarnya supply dan demand
6. Dilakukan pengujian lagi dan apabila sudah tidak dapat
dihemat (tidak ada kotak kosong) yang mempunyai tanda
negatif berarti pemecahan sudah optimal
Contoh :
Suatu perusahaan PT “MAPAN” akan memilih sumber bahan
baku dari tiga sumber dari daerah :
K 560 ton
W 820 ton
M 770 ton
Sedangkan daerah yang memerlukan adalah:
S 720 ton
Y 1.020 ton
B 410 ton
Biaya tranportasinya (Rp per ton) sebagai berikut :
Dari/Ke S Y B
K 4 8 8
W 16 24 16
M 8 16 24
Berapa besarnya jumlah biaya yang minimum dengan kombinasi
jumlah barang yang diangkut
Penyelesaian :

Ke S Y B Jumlah
Dari Supply
K 4 8 8 560
KS KY KB
W 16 24 16 820
WS WY WB
M 8 16 24 770
MS MY MB
Jumlah 720 1.020 410 2.150
Demand 2.150
Matrik pemecahan

Ke S Y B Jumlah
Dari Supply
K 560 4 8 8 560
KY KB
KS
W 160 16 660 24 16 820
WB
WS WY
M 8 360 16 410 24 770
MS
MY MB
Jumlah 720 1.020 410 2.150
Perhitungan Biaya Transportasi

Dari Ke Jumlah Biaya per Total (Rp)


angkutan (ton) ton (Rp)
K S 560 4,- 2.240,-
W S 160 16,- 2.560,-
W Y 660 24,- 15.840,-
M Y 360 16,- 5.760,-
B
M 410 24,- 9.840,-

Jumlah keseluruhan biaya 36.240,-


Langkah Pengujian Biaya Transportasi
Dari Jumlah keseluruhan biaya Rp 36.240,- perlu
dilakukan pengujian, apakah biaya tersebut
masih dapat dihemat.
Dari matrik tersebut nampak ada segi empat cair
(yang belum terisi) yaitu KY,KB, WB dan MS
• Segi empat KY  + KY – KS + WS – WY 
Biaya = +8 -4 +16 – 24 = - 4 apabila segi
empat diisi akan dapat mengurangi biya sebesar
Rp 4,- per unit yang diangkut
• Segi empat KB  + KB – KS + WS – WY + MY
– MB (agar antara supply dan demand tetap
sama) besarnya biaya + 8 – 4 + 16 – 24 + 16
– 24 = - 12 (masih dapat dihemat)
• Segi empat WB  + WB – WY + MY – MB besarnya
biaya + 16 – 24 + 16 – 24 = - 16 ( masih dapat dihemat)`

• Segi empat MS  + MS – MY + WY – WS Besarnya


biaya + 8 – 16 + 24 – 16 = 0

Dari pengisian segi empat cair masih terdapat hasil yang


negatif yang berarti masih dapat dihemat biaya
transportasinya dan yang dipilih adalah negatif tebesar
yaitu segi empat WB

WY 24 WB 16
250 410

MY 16 MB 24
770 0
Penyeleseian matrik kedua

Ke S Y B Jumlah
Dari Supply
K 560 4 8 8 560
KY KB
KS
W 160 16 250 24 410 16 820
WS WY WB

M 8 770 16 24 770
MS MY MB
Jumlah 720 1.020 410 2.150
Demand 2.150
Perhitungan Biaya Transportasi

Dari Ke Jumlah Biaya per Total (RP)


angkutan (ton) ton (Rp)
K S 560 4,- 2.240,-
W S 160 16,- 2.560,-
W Y 250 24,- 6.000,-
W B 410 16,- 6.560,-
M Y 770 16,- 12.320,-
Jumlah Biaya Transportasi 29.680,-
Jadi untuk mengukur apakah biaya
transportasi sebesar Rp 29.680,- sudah
minimal atau belum, maka perlu diuji lagi
dengan mengisi kotak yang masih kosong
Apabila masih terdapat angka negatif pada
kotak kosong yang diuji, berarti masih
dapat dilakukan penghematan lagi
Penghematan sementara :
Rp 36.240,-
Rp 29.680,- _
Rp 6.560,-
Metode MODI (Modified Distribution)

Merupakan perkembangan dari metode


stepping stone, didalam perhitungan segi
empat kosong yang masih dapat
menghemat biaya dilakukan dengan
prosedur yang lebih pasti dan tepat
sehingga metode ini mencapai hasil
optimal yang lebih cepat
Langkah-langkah penyelesaian :
1. Mengisi tabel dari kiri atas kekanan bawah
2. Menentukan nilai baris dan kolom berdasarkan persamaan
Ri + Kj = Cij dan baris pertama selalu diberi nilai 0
3. Menghitung nilai Indeks Perbaikan (IP) dari segi empat yang
kosong denga rumus : Cij – Ri – Kj = Indeks Perbaikan
4. Memilih titik tolak perubahan yaitu segi empat yang
mempunya IP negatif terbesar
5. Memperbaiki alokasi yaitu dengan memilih segi empat
kosong dan beri tanda positif lalu pilih segi empat isi yang
sekolom dan sebaris beri tanda negatif kemudian alokasikan
dari segi empat negatif ke positif sebanyak isi terkecil
6. Ulangi lagi dari langkah kedua sampai diperoleh biaya
terendah yang ditandai dengan IP yang semua mempunyai
angka positif atau nol
Contoh :

Sebuah perusahaan yang mempunyai


masalah dengan pendistribusian barang
hasil produksinya dari pabrik ke gudang
penjualan, sedangkan kapasitas pabrik
dan kebutuhan gudang serta biaya angkut
sebagai berikut :
Kapasitas Pabrik Kebutuhan Gudang
Pabrik Kapasitas Gudang Kebutuhan

W 90 ton A 50 ton
H 60 ton B 110 ton
P 50 ton C 40 ton

Jml 200 ton Jml 200 ton


Biaya Pengangkutan per ton (dlm ribuan rp)

Ke Gd. A Gd. B Gd. C


Dari

Pabrik W 20 5 8
Pabrik H 15 20 10
Pabrik P 25 10 19
Penyelesaian Dengan Metode MODI
1. Penyusunan Tabel

Ke A B C Kapasitas
Dari
W 20 5 8 90

H 15 20 10 60

P 25 10 19 50

Kebutahan 50 110 40 200


2. Alokasi Kebutahan dari pabrik ke gudang

Ke A = 20 B=5 C = 14 Kapasitas
Dari
W =0 20 5 WC 8 90
50 40
H = 15 HA 15 20 HC 10 60
60
P= 5 PA 25 10 19 50
10 40
Kebutahan 50 110 40 200
Biaya transportasinya : 50X20 + 40X5 + 60X20+10X10
40x19 = Rp 3.260,-
Menentukan Nilai Baris dan Kolom
Persamaan Ri + Kj = Cij
Nilai baris W  Rw = 0
Mencari nilai kolom A

Rw + Ka = Cwa  0 + Ka = 20  Ka = 20
Rw + Kb = Cwb  0 + Kb = 5  Kb = 5
Rh + Kb = Chb  Rh + 5 = 20  Rh = 15
Rp + Kb = Cpb  Rp + 5 = 10  Rp = 5
Rp + Kc = Cpc  5 + Kc = 19  Kc = 14
Menghitung Indeks Perbaikan

Menhitung IP dari segi empat kosong denga rumus :


Cij – Ri – Kj = Indeks Perbaikan

Segi empat Cij – Ri – Kj Indeks Perbaikan


HA 15 – 15 – 20 -20
PA 25 - 5 – 20 0
WC 8 - 0 - 14 - 6
HC 10 – 15 - 14 -19
Penyelesaian Dengan Metode MODI
Penyusunan Tabel Kedua

Ke A=0 B=5 C = 14 Kapasitas


Dari
W =0 WA 20 5 8 90
(-) 90 (+) WC
H = 15 15 20 10 60
50 (+) 10 (-) HC
P = 5 25 10 19 50
PA 10 40
Kebutahan 50 110 40 200
Biaya Transportasi = 90(5) + 50(15) + 10(20) +
10(10) + 40(19) = 2260

Menentukan Nilai Baris dan Kolom


Ditentukan Rw = 0
Rumus Ri + Kj = Cij
Rw + Kb = Cwb  0 + Kb = 5  Kb = 5
Rh + Kb = Khb  Rh + 5 = 20  Rh = 15
Rh + Ka = Cha  15 + Ka = 15  Ka = 0
Rp + Kb = Cpb  Rp + 5 = 10  Rp = 5
Rp + Kc = Cpc  5 + Kc = 19  Kc = 14
Menghitung Indek Perbaikan (IP)
Dari kotak kosong
Segi empat Cij – Ri - Kj IP
WA 20 – 0 – 0 20
WC 8 – 0 – 14 - 6
HC 10 – 15 – 14 - 19
PA 25 – 5 – 0 20
Penyelesaian Dengan Metode MODI
Pengisian Kotak Kosong HA

Ke A = 19 B=5 C = 14 Kapasitas
Dari
W=0 20 5 8 90
WA 90 WC
H = -4 15 HB 20 10 60
50 0 (-) 10 (+) HC
P=5 25 10 19 50
PA 20 (+) 30 (-)
Kebutuhan 50 110 40 200
Biaya transportasi = 90(5) + 50(15) + 10(10) =
20(10) + 30(19) = 2070

Menentukan Nilai Baris dan Kolom


Ri + Kj = Cij
Rw + Kb = Cwb  0 + Kb = 5  Kb = 5
Rp + Kb = Cpb  Rp + 5 = 10  Rp = 5
Rp + Kc = Cpc  5 + Kc = 19  Kc = 14
Rh + Kc = Chc  Rh + 14 = 10  Rh = - 4
Rh + Ka = Cha  - 4 + Ka = 15  Ka = 19
Menghitung Indek Perbaikan (IP)
• Perbaikan segi empat kosong

Kotak kosong Cij – Ri – Kj IP

WA
WC
HB
PA
Penyelesaian Dengan Metode MODI
1. Penyusunan Tabel

Ke A = 19 B =5 C =14 Kapasitas
Dari
W=0 20 5 8 90
WA 60 (-) 30 (+)
H=-4 15 20 10 60
50 HB 10
P=5 25 10 19 50
PA 50 (+) 0 (-) PC
Kebutahan 50 110 40 200
Biaya transportasi = 60(5) + 30(8) + 50(15) +
10(10) + 50(10) = Rp 1890,-

Menentukan nilai baris dan kolom


Rumus = Ri + Kj = Cij
Rw + Kb = Cwb  0 +Kb = 5  Kb = 5
Rw + Kc = Cwc  0 + Kc = 8  Kc = 8
Rp + Kb = Cpb  Rp + 5 = 10  Rp = 5
Rh + Kc = Chb  Rh + 8 = 10  Rh = 2
Rh + Ka = Cha  2 + Ka = 15  Ka = 13
Penyelesaian Dengan Metode MODI

Ke A =13 B=5 C=8 Kapasitas


Dari
W=0 20 5 8 90
60 30
H=2 15 20 10 60
50 10
P=5 25 10 19 50
50
Kebutahan 50 110 40 200
Indek Perbaikan

Segi Empat Ci – Ri -Kj Indek Perbaikan

WA 20 – 0 – 13 7
HB 20 – 2 – 5 13
PA 25 – 5 – 13 7
PC 19 – 5 – 8 6
Metode Vogel’s Approximation (VAM)
Merupakan metode yang lebih cepat dan lebih
mudah untuk mengatur alokasi dari beberapa
sumber (pabrik) ke daerah pemasaran
Langkah-langkah penyelesaian
1. Menyusun matrik biaya tranportasi
2. Cari perbedaan dari dua biaya terkecil dan
terkecil kedua untuk tiap baris dan kolom pada
matrik
3. Pilih satu nilai perbedaan yang terbesar
diantara semua nilai perbedaan pada kolom
dan baris
4. Isilah pada salah satu segi empat yang
termasuk dalam kolom atau baris terpilih,
yaitu pada segi empat yang biayanya terendah
5. Hilangkan baris terpilih yang telah terisi
penuh kapasitasnya atau terpenuhi
kebutuhannya
6. Tentukan kembali perbedaan selisih biaya
pada langkah kedua untuk kolom dan
baris yang belum terisi
7. Setelah terisi hitung biaya transportasinya
Contoh : Soal dari MODI

Gudang A B C Kap Perbedaan


Pabrik sitas baris
W 20 5 8 90 3
H 15 20 10 60 5
P 25 10 19 50 9
Kebutuhan 50 110 40 Pilih PB = 50
Perbedaan Klm 5 5 2 Hilangkan baris P
Hilangkan baris P karena kapasitas pada
baris tersebut sudah digunakan sepenuhnya
Menentukan kembali perbedaan selisih
biaya terkecil dan terkecil kedua seperti
pada langkah ke 2 untuk kolom dan baris
Contoh : lanjutan…….

Gudang A B C Kap Perbedaan


Pabrik sitas baris
W 20 5 8 90 3
H 15 20 10 60 5

Kebutuhan 50 60 40 Pilih WB = 60
Perbedaan Klm 5 15 2 Hilangkan kolm B
Contoh : lanjutan……

Gudang A C Kap Perbedaan


Pabrik sitas baris
W 20 8 30 12
H 15 10 60 5

Kebutuhan 50 40 Pilih WC = 30
Perbedaan Klm 5 2 Hilangkan baris W
Contoh : lanjutan…….

Gudang A C Kap Perbedaan


Pabrik sitas baris

H 15 10 60

Kebutuhan 50 10 Pilih HA = 50
Perbedaan Klm Pilih HC = 10
Pindahkan angka pilihan
Memindahkan angka yang terpilih (angka-
angka yang dihilangkan) kedalam tabel
tranportasi VAM
Penyelesaian Dengan Metode VAM
Penyusunan Tabel

Ke A B C Kapasitas
Dari
W 20 5 8 90
60 30
H 15 20 10 60
50 10
P 25 10 19 50
50
Kebutahan 50 110 40 200
Setelah terisi semua, maka besarnya biaya
tranportasi = 60(5) + 30(8) + 50(15) + 10(10) +
50(10) = Rp1.890,- ( Kombinasi pengangkutan
maksimal dng biaya terendah )
Membuat sendiri atau membeli material
yang dibutuhkan
• Banyak perusahaan yang memproduksi barang
dengan cara asembling atau perakitan dengan
menggunakan suku cadang /sparepart dari
perusahaan lain atau dibuat sendiri.
• Untuk memutuskan membuat sendiri atau
membeli perlu pertimbangan secara teknis
misalnya mesin-mesin, tenaga ahli, bahan baku,
bahan pembantu dll. Pertimbangan secara
ekonomis menghitung besarnya biaya membeli
atau membuat sendiri
Pengambilan keputusan
• Maka perusahaan membandingkan besarnya biaya
antara membeli atau membuat sendiri, Formulasi dapat
menggunakan analisa Break Event Point (BEP)
• BEP = FC / P - VC
BEP = ttk potong antara total biaya membuat dng total
biaya membeli
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel per satuan apabila membuat sendiri
P = harga beli per satuan apabila tdk membuat sendiri
Grafik perbandingan biaya

Biaya TC bila membeli

c1 TC
VC
c BEP
c2
FC
o q2 q q1
Contoh :
• Harga beli sparepart Rp 75 per unit
• Apabila membuat sendiri biaya tetap Rp 50,000
per bln dan biaya variabel Rp 55,- per unit.
• Apakah perusahaan akan membeli atau
membuat sendiri pertimbangkan.
• Penyelesaian :
Perlu dihitung telebih adahu jml keb. Yg
menimbulak kesamaan antara membeli atau
membuat sendiri
75 X = 55 X + 50.000
75X – 55X = 50.000
X = 2.500 unit
Grafiknya TC membeli
Rp
TC membuat

VC
187.500
50.000 FC

2.500 unit
‫ال َّسالَ ُم َع َل ْي ُك ْم َو َرحْ َم ُة هّللا ِ َو َب َر َكا ُت ُه‬
SEMOGA
BERMANFAAT
SAMPAI JUMPA DI UAS
DAN SUKSES MENGIRINGI
ANDA……amin

Anda mungkin juga menyukai