FARMAKOTERAPI I
“STUDY KASUS LUNG CANCER”
OLEH :
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KASUS FARMAKOTERAPI LUNG CANCER
Ny. Mc umur 85 tahun mengalami batuk sedang yang berdahak tidak disertai darah. Dia
mengalami demam dan napas pendek-pendek. Pergi ke dokter dan menerima antibiotic untuk
kemungkinan pneumonianya.
Hasil radiogram ada infiltrat pada lobus kiri atas paru dengan hasil CT scan ditemukan massa 6 x
3 x 3,6 cm dan sudah menyebar bagian superior kiri hilum.
Terlihat adanya adenopati berupa jaringan parut ukuran 14x9 mm bagian mediastial dan
beberapa modul/kelenjar limfe.
Hasil biopsi : tipe histology sel yaitu adenokarsinoma, hasil tes patologi yaitu grade 3 dari 4,
metastase pada bagian kontralateral paru.
Riwayat penyakit hipertensi dan hyperlipidemia. Pernah hemangioma umur 23 tahun, kanker
serviks umur 25 tahun. Tidak pernah merokok
Status performen = 0 – 1
Tentukan permasalahan utama pasien dan bagaimana tata laksana terapi pasien ?
Jika hasil analisis status mutasi gen yaitu positif mutasi dengan wiltype EGFR bagaimana
terapinya?
A. PENDAHULUAN
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel
tidak normal/ terus menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya
serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker
bersifat ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel ditubuh manusia (Arafah
dkk., 2017). Kanker paru merupakan penyebab utama keganasan di dunia mencapai 13%
dari semua pasien saat terdiagnosis kanker. Di Indonesia. kanker paru merupakan
penyebab pertama kematian akibatkanker padalaki-laki (21.8%) dan penyebab kematian
kedua akibat kanker pada perempuan(9.1%) setelah kanker payudara (21.4%)
(Damayanti., 2018).
Kebanyakan pasien kanker paru terdiagnosa pada stadium lanjut (III A, III B, dan
IV) karena kanker paru bersifat apitik yang artinya tidak mempunyai gejala yang spesifik.
Pada pasien kanker paru stadium lanjut pilihan terapi yang utama adalah kemoterapi dan
terapi target. Tujuan utama terapi pada pasien kanker paru dengan stadium lanjut bukan
menekankan pada kesembuhan pasien tetapi lebih menekankan pada pemeliharaan dan
peningkatan kualitas hidup pasien kanker paru (Reynaldi, dkk., 2020). Keluhan yang
ditemukan pada pasian kanker paru dapat berupa batuk, nafas pendek, nyeri dada, batuk
darah, mual, nyeri, kelelahan dan beberapa keluhan lainnya. Nyeri adalah keluhan utama
yang sering dikeluhkan. Penelitian yang membandingkan antara kanker paru dan
penyakit kronik paru lainnya, diadapatkan data bahwa rasa nyeri lebih banyak dirasakan
oleh pasien dengan kanker paru (62%) (Ananda, dkk., 2018).
Terapi kanker paru makin berkembang dengan dikenalnya terapi berbasis molekul
yang bersifat spesifik menghambat suatu gen, sehingga kaskade karsinogenesis dapat
dihambat. Saat ini fokus utama penelitian meliputi penghambat epidermal growth factor
receptor (EGFR), penghambat vascular endothelial growth factor (VEGF), penghambat
transduksi sinyal, induksi apoptosis, dan imunoterapi. Terapi target pada KPKBSK saat
ini adalah penghambat EGFR antibodi monoklonal (trastuzumab, cetuximab),
penghambat angiogenesis VEGF antibodi monoklonal bevacizumab, penghambat EGFR
tyrosine kinase (EGFR-TKI) gefi tinib dan penghambat echinoderm
microtubuleassociated protein-like – anaplastic lymphoma kinase (EML4-ALK)
(Putra,dkk., 2015).
B. TATA LAKSANA TERAPI KANKER PARU-PARU
1. Contoh Kasus
Ny. Mc umur 85 tahun mengalami batuk sedang yang berdahak tidak disertai darah.
Dia mengalami demam dan napas pendek-pendek. Pergi ke dokter dan menerima
antibiotic untuk kemungkinan pneumonianya.
Hasil radiogram ada infiltrat pada lobus kiri atas paru dengan hasil CT scan ditemukan
massa 6 x 3 x 3,6 cm dan sudah menyebar bagian superior kiri hilum.
Terlihat adanya adenopati berupa jaringan parut ukuran 14x9 mm bagian mediastial
dan beberapa modul/kelenjar limfe.
Hasil biopsi : tipe histology sel yaitu adenokarsinoma, hasil tes patologi yaitu grade 3
dari 4, metastase pada bagian kontralateral paru.
Riwayat penyakit hipertensi dan hyperlipidemia. Pernah hemangioma umur 23 tahun,
kanker serviks umur 25 tahun. Tidak pernah merokok
Data laboratorium : Hb = 11,3 g/dl
WBC = 5.200 cells/uL
Platelet = 245.000 cells/uL
Sodium normal = 14,3 mEq/L
Potasium normal = 4,4 mEq/L
Kreatinin = 1,08 mg/dl dan Clcr = 48 ml/ menit
Status performen = 0 – 1
Tentukan permasalahan utama pasien dan bagaimana tata laksana terapi pasien ?
Jika hasil analisis status mutasi gen yaitu positif mutasi dengan wiltype EGFR
bagaimana terapinya?
2. Penyelesaian Kasus
a. Identitas Pasien
- Nama : Ny. Mc
- Usia : 85 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
b. Identifikasi masalah pasien
Keluhan : batuk sedang yang berdahak dan tidak disertai darah, demam dan
napas pendek-pendek
Riwayat Penyakit : Hipertensi dan hiperlipideemia, hemangioma umur 23 tahun
dan kanker serviks umur 25 tahun.
Riwayat terapi : -
Data hasil lab :
- Hasil radiogram ada infiltrate pada bolus kiri atas paru
- CT Scan ditemukan massa 6x3x3,6 dan sudah menyebar bagian superior kiri
hilum
- Adanya edopati berupa jaringan parut ukuran 14 x 9 mm bagian mediastinal
beberapa nodul/ kelenjar limfe
- Biopsy : tipe histology sel yaitu adenokarsinoma
- Tes patologi yaitu grade 3 dari 4 adenokarsinoma
Data laboratorium : Hb = 11,39 g/dL
WBC = 5.200 cells/µL
Platelet = 245.000 cells/µL
Sodium normal = 14,3 mEq/L
Potassium normal = 4,4 mEq/
Kreatinin = 1,08 mg/Dl dan Clcr = 48 Ml/menit
Status performen = 0-1
Permasalahan utama pasien :
Jadi, dapat disimpulkan bahwa, pasien atas nama Ny. Mc menderita kanker paru
stadium IV (Lanjut), berdasarkan dari hasil tes patologis yaitu grade 3 dari 4
metastase pada bagian kontralateral paru, hasil CT scan massa 6 × 3 × 3,6 sudah
menyebar bagian superior kiri hilum dan metastasis bebarap nodul/ kelenjar
limfe.
a. Memberikan penjelasan dan informasi yang tepat pada pasien mengenai waktu
mengonsumsi obat untuk mencegah ketidak patuhan dalam mengonsumsi obat :
- Obat Gefitinib dan erlotinib ® diminum 1 tablet sekali sehari.
b. Pasien dikomunikasikan bahwa akan ada efek samping yang mungkin akan timbul
setelah mengonsumsi obat :
- Gefinitib : Sangat umum: diare, mual, muntah, anoreksi, stomatitis, peningkatan
alanin aminotrans ferase, anoreksia, reaksi kulit seperti ruam pustular,
rasa gatal dengan kulit kering.
- Erlotinib : Ruam eritematosa dan papulopustular ringan atau sedang. Kondisi
kulit bulosa, melepuh, dan terkelupas. Diare, mual, muntah,
stomatitis, perdarahan GI, sakit perut, anoreksia, alopecia.
c. Diinformasikan kepada pasien bahwa dosis yang direkomendasikan pada obat
gefinitib adalah 250 mg/hari dan obat erlotinib adalah 150 mg/hari. Evaluasi klinis
dan radiologis pemberian gefitinib dan erlotinib sebaiknya dilakukan setiap bulan
5. Monitoring dan Follow Up
a. Monitoring efek samping yang terjadi setelah pengobatan atau mengonsumsi obat :
- Gefinitib : Sangat umum: diare, mual, muntah, anoreksi, stomatitis, peningkatan
alanin aminotrans ferase, anoreksia, reaksi kulit seperti ruam pustular,
rasa gatal dengan kulit kering.
- Erlotinib : Ruam eritematosa dan papulopustular ringan atau sedang. Kondisi
kulit bulosa, melepuh, dan terkelupas. Diare, mual, muntah, stomatitis,
perdarahan GI, sakit perut, anoreksia, alopecia.
b. Monitoring efektivitas pengobatan dilihat dari kualitas hidup pasien
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, R.R., Sabrina, E., dan Abdiana., 2018. Hubungan Stanging Kanker Paru dengan Skala
Nyeri Pada Pasien Kanker Paru yang Dirawat di Bagian Paru RSUP DR M Djamil
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, Vol. 7(3).
Arafah, A.B.R., dan Hari, B.N., 2017. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Rumah
Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). The Indonesian Journal of
Public Health, Vol. 12(2).
Chisholm-Burns, M.A., Schwinghammer T.L., Wells B.G., Malone P.M., Koloesar J.M., dan
Dipiro J.T., 2016, Pharmacotherapy Principles and Practice, Mc Graw-Hill
Campenies: New York
Damayanti, D., 2018. Aplikasi Model Konservasi Levin Pada Pasien Kanker Paru Dengan Efulsi
Pleura Di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Jurnal kesehatan Panca Bhakti
Lampung, Vol. 6(1).
Putra, A.C., Fariz, N., Sita, A., Jamal, Z., Elisna, S., Hudoyo, A., dan Anwar, J., 2015. Masalah
Kanker Paru Pada Lanjut Usia. CDK-234, Vol. 42(11).
Reynaldi,A., Yanny,T.W., dan Dian,A., 2020, Kualitas Hidup Pasien Kanker Paru Stadium
Lanjut, Jurnal JNC, Vol. 3 (2).