Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS”

OLEH
Kelas III C

KELOMPOK 1

Felida Rahmi (173110245)


Intan Permata Warman (173110250)
Luthfiyyah Aprilla Wardana (173110252)
Nina Fitri Yeni (173110258)

DOSEN PEMBIMBING :

D-III KEPERAWATAN PADANG


POLTEKKES KEMENKES PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Konsep Dasar Keperawatan
Komunitas” dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Komunitas.........................................................................2
B. Isu Global dan Nasional Kesehatan Komunitas saat Ini...........................................2
C. Level Pencegahan Penyakit......................................................................................5
D. Jenis - jenis Pelayanan Kesehatan Komunitas..........................................................6
E. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat.......................6

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan sehat,


baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi setiap individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya
keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan


nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan


kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Ferry Efendi
dan Makhfudli, 2009).

Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan


pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya-upaya
pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam
kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011). Dari penjelasan diatas maka
kelompok tertarik membahas mengenai konsep dasar keperawatan kounitas.

B.  Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dasar keperawatan komunitas ?
C. Tujuan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar keperawatan komunitas.

Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mengetahui  pengertian kepewatan komunitas
b. Mengetahui issu global dan nasional kesehatan komunitas saat ini

1
c. Mengetahui level pencegahan penyakit
d. Mengetahui jenis - jenis pelayanan kesehatan di komunitas
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Komunitas

1. Pengertian komunitas
Menurut Allender, Rector, and Warner (2013), komunitas adalah sekumpulan atau
sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain dan mempunyai bentuk
kepentingan atau karakteristik yang sama sebagai dasar persatuan. Maurer & Smith
(2013), dalam Nies & McEwen (2015) menyatakan, komunitas merupakan
sekelompok orang yang berinteraksi dalam satu unit sosial, serta memiliki
kepentingan, karakteristik, nilai, dan tujuan yang sama.(Ratnawati,emmelia, 2017)
2. Pengertian keperawatan komunitas
Menurut American Nurses Association (2004), keperawatan kemunitas merupakan
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan populasi dengan
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat.(Ratnawati,emmelia, 2017)
Sumijatn, et,al. (2006) mendefinisikan komunitas sebagai sekelompok masyarakat
yang mempunyai persamaan nilai, perhatian yang merupakan kelmpok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
(Widyanto,Faisalado Candra, 2014)

B. Issu Global dan Nasional Kesehatan Komunitas saat Ini


Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi perhatian bagi
pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan masih rendah. Tingkat
kesehatan masyarakat tidak rata dan masih sangat rendah khususnya terjadi pada masyarakat
yang tinggal di lingkungan kumuh. Perilaku msyarakat yang masih tidak higienis ditambah
lagi dengan tidak adanya sarana dan prasarana lingkungan yang mendukung berdampak pada
kesehatan masyarakat yang tinggal pada permukiman kumuh tersebut. Banyak masalah
kesehatan masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku masyarakat yang mungkin
akan timbul akibat perilaku masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak memperhatikan
kesehatan.
Salah satu artikel penelitian pada jurnal kesehatan komonitas volume I No IV adalah
tentang telur parasit Nematoda Usus pada pemukiman kuran sehat di kota pekan baru yang

3
ditulis oleh Denai Wahyun, Arniwita, Fachrina Putri dan Erdinal. Hasil penelitian didapatkan
bahwa sebagian besar rumah (76,7%) di lingkungan pemukiman yang kurang sehat di kota
pekan baru, mempunyai kondis drainase yang tergenang. Ditemukan adanya telur dari dua
jenis parasit nematoda usus di tanah lingkungan pemukiman kurang sehat yaitu A.
Lumbricoides dan T. Trichiura pada semua Drainase.
Kondisi lingan dengan air tergenang, juga resiko utuk terjangkitnya berbagai penyakit
akibat lingkungan yang tidak sehat, salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD). Penelitian yang dilakukan oleh Jasrida Yunita, Mitra, dan Herlina susmaneli,
diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara peilaku masyarakat dan kondisi
lingkungan dengan kejadian DBD. Kebiasaan masyarakat yang menggantung pakaian di
rumahnya dan adanya jentik nyamuk pada tempat tempat air tergenang merupakan faktor
resiko yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian DBD.
Masalah anemia pada anak sekolah juga masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh sri desfita yang mengankat tema
tentang prevelensi anemia pada anak sekola, Status gizi dan kebiasaan makan pagi makan
pagi para murid SD, didapatkan hasil bahwa prevelensi anemia pada murid SD adalah sebesar
34,2%, prevalensi gizi kurang sebesar 15,2% dan masih banyak murid Sd yang tidak bisa
makan pagi.
Kompleknya masalah kesehatan menjadi perhatian bagi pemerintah,. Perlu adanya
perencanaan dari pemerintah untuk mengatasi berbagai maslaha kesehatan tersebut.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah masalah kesehatan
masyarakat., menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan
program yang paling pokok dan menyusun langkah langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Keberhasilan program salah satunya ditentukanoleh perencanaan yang
baik. Penelitian yang dilakukan oleh Jasrida Yunita tentang proses perncanantahunan dinas
kesehatan kabupaten Padang Pariaman, diperoleh hasil bahwa alur perencanaan di dinas
kesehatan Kabupaten Padang Pariaman belum mengikuti alur ataupun langkah langkah
perencanaan terpadu. Selain itu koordinasi linta program maupun sektor sudah berjalan tetapi
dalam pelaksanaan masih belum maksimal.
Belum maksimalnya upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah menyebabkan
masalah kesehatan masyarakat masih tetap ada. Selain itu perilaku masyarakat yang belum
sepenuhnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan faktor resiko
untuk terjadinya berbagai masalah kesehatan masyarakat indonesia. ( Mitra, Jurnal Kesehatan
Komonitas, Vol.1, No. 4. 2012)

4
C. Level Pencegahan Penyakit

1. Level 1 : Primary prevention activities


Aktivitas pencegahan primer ini ditujukan sebelum masalah kesehatan atau penyakit
terjadi. Artinya, aktivitas ini dilakukan bagi orang orang yang sehat untuk
mempertahankan kesehatannya atau untuk mencegah masalah kesehatan atau
terjadinya penyakit.kekegiatan ini misalnya imunisasi, yang sangat bermanfaat untuk
mencegah penyakit tertentu. Imunisasi dapat diberikan kepada bayi, anak sekolah,
termasuk imunisasi orang dewasa.
2. Level 2 : Secondary prevention activities
Pada level ini pencegahan ditujakan untuk mendeteksi secara lebih awal adanya
masalah kesehatan atau penyakit yang dialami oleh seseorang. Jadi level ini dilakukan
pada orng yang sakit, tetapi belum diketahui apa penyakitnya, sehingga perlu
dideteksi atau didiagnosis. Selanjutnya apabila ditemukan adanya masalah kesehatan,
maka langkah selanjutnya adalah memberikan tratment atau tindakan atau terapi
untuk mengatasi masalah kesehatan atau penyakit yang telah teridentifikasi tersebut.
Kegiatan ini dikenal early detection and intervention. Misalnya: Screaning for
sexually transmitted disease.
3. Level 3 : Tertiary prevention activities
Level ini ditujukan untuk melakukan koreksi dan pencegahan terhadap memburuknya
keadaan penyakit. Jadi, tahap ini pun dilakukan bagi orang yang telah sakit dan perlu
upaya serius agar penyakit yang diderita tidak bertambah parah, tetapi justru
bertambah membaik sehingga semaksimal mungkin dapat pulih kembali. Salah satu
contohnya adalah mengajarkan klien tentang cara menyuntikkan insulin sendiri
dirumahnya (teaching insulin administration in the home).

Dengan melihat ketiga level pencegahan tersebut, maka pilihan yang tepat adalah
level 1 yang fokus pada tindakan pencegahan penyakit sebelum penyakit itu diderita atau
sebelum masalah kesehatan tersebut terjadi. Maka, disinilah pentingnya mengapa public
health sangat fokus dengan pencegahan penyakit ( health prevention), bukan curative action.
Pencegahan jauh lebih murah biayanya dibandingkan dengan upaya pengobatan, yang sudah
pasti membutuhkan banyak biaya, waktu, dan tenaga, bai pemerintah maupun masyarakat itu
sendiri. ( I Ketut, 2016)

5
D. Jenis-jenis Pelayanan Kesehatan di Komunitas

Berdasarkan pengalaman dilapangan kita mengenal ada dua jenis pelayanan kesehatan
yaitu : 1. Pelayanan kesehatan individu (personal health care). sehari - hari dikenal sebagai
pelayanan kedokteran (medical services/kuratif)

2. Pelayanan kesehatan komunitas kepada masyarakat yang sering disebut “healthly


care” memanfaatkan public healthly services. (Alexander,2016)

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat

Terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi status kesehata manusia. Faktor
tersebut diantaranya faktor lingkungan (enviromment), perilaku (behavior), keturunan
(heredity), dan faktor pelayanan kesehatan (health care services). Untuk lebih jelasnya
masing –masing faktor tersebut yang setiap faktornya dilengkapi dengan contoh.

a. Enviromment
Karakteristik alamiah fisik lingkungan termasuk iklim, kondisi tanah, dan topograpi,
berhubungan dengan kesehatan secara langsung . berinteraksi terhadap efek ekonomi,
kebudayaan, dan faktor lainnya yang berkontribusi terhadap status kesehatan.
Lingkungan yang dibuat manusia dapat meningkatkan pengaruh terhadap kesehatan.
Perumahan yang tidak memadai misalnya dapat berkontribusi terhadap penyakit.
Lingkungan kerja, sanitasi, air, udara, polusi, berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Behavior
Perilaku personal dan kebiasaan, termasuk perilaku merokok, minum-minuman keras,
mengemudi secara ugal-ugalan, makan berlebuhan, penggunaan obat terlarang, tidak
perhatian terhadap personal hygiene, dan terlambat dalam upaya mencari pelayanan
kesehatan, memberikan pengaruh besar (major influences) terhadap health and
wellnes.
c. Heredity
Herediity atau faktor genetik yang merupakan faktor interinsik yang alami dari
individu dapat menuingkatkan atau mempengaruhi kemungkinan atau kecenderungan

6
seseorang untuk mewarisi penyakit. Faktor genetik berinteraksi terhadap lingkungan
dan perilaku.
d. Health care services
Dari keempat faktor yang mempengaruhi kesehatan (input health), health care
services memiliki pengaruh yang paling kecil ( last influence) terhadap kesehatan dan
digambarkan paling kecil. Health care services termasuk community health services
yang memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Promosi kesehatan yang diberikan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap major input health. Apa
yang dilakukan oleh institusi kesehatan seperti pencegahan penyakit melalui
screaning kesehatandan diagnosis dini serta kebiasaan pribadi yang baik (good person
habits) dapat memberikan [engaruh besr terhadap kesehatan. Dalam public health, kita
juga perlu memahami tentang determinan kesehatan (determinant of healt).
Determinant of healt menunjukan kesehatan indivitu dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Misalnya faktor biologi dan fakto perilaku. Lingkungan, baik itu
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Selain itu, kesehatan individu juga
dipengaruhi secra tidak langsung oleh dua hal, yaitu akses terhadap pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan kebijakan serta intervensi yang dilakukan. ( I Ketut,
2016)

7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Allender, Rector, and Warner (2013), komunitas adalah sekumpulan atau
sekelompok orang yang berinteraksi satu sama lain dan mempunyai bentuk kepentingan atau
karakteristik yang sama sebagai dasar persatuan. Maurer & Smith (2013), dalam Nies &
McEwen (2015) menyatakan, komunitas merupakan sekelompok orang yang berinteraksi
dalam satu unit sosial, serta memiliki kepentingan, karakteristik, nilai, dan tujuan yang sama.
(Ratnawati,emmelia, 2017)

Level pencegahan penyakit ada 3 yaitu Level 1 : Primary prevention activities, Level 2 :
Secondary prevention activities, dan Level 3 : Tertiary prevention activities. Dengan melihat
ketiga level pencegahan tersebut, maka pilihan yang tepat adalah level 1 yang fokus pada
tindakan pencegahan penyakit sebelum penyakit itu diderita atau sebelum masalah kesehatan
tersebut terjadi. Maka, disinilah pentingnya mengapa public health sangat fokus dengan
pencegahan penyakit ( health prevention), bukan curative action. Pencegahan jauh lebih
murah biayanya dibandingkan dengan upaya pengobatan, yang sudah pasti membutuhkan
banyak biaya, waktu, dan tenaga, baik pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi terkait kesehatan komonitas. Dan
diharapkan kepada pembaca agar mengambil referensi lain sebagai bahan perbandingan.
Saran dan kritikannya sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry dan Makhfudli.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik


daqlam Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika

Ryadi, Alexander.2016.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET

Simajuntak, dkk.2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.Jakarta : EGC

Swarjana, I Ketut. 2016.Keperawatan kesehatan komunitas. Yogyakarta : CV.ANDI


OFFSET

Mitra. (2014. Mei). Jurnal Kesehatan Komonitas : (Masih) Masalah Kesehatan Masyarakat di
Indonesia, Vol 1, No. 4

Anda mungkin juga menyukai