NIM : 821419113 Kelompok : V Kelas : C-S1 Farmasi 2019 Asisten :
LABORATORIUM BAHAN ALAM
JURUSAN FARMASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2020 Literature Riview 1
Judul Praktikum INFUS DAN DEKOK
Kelompok V (LIMA)
Moh. Thoriq Talib (821419087)
Moh. Firmansyah Mustaki (821419109)
Dela Pratiwi Habi (821419088)
Retno Wulan Fitriani (821419107)
Nindiyani N Tuna (821419103)
Fahira Rais (821419114)
Putri Anggraini Gumer (821419119)
Indri wahyu saputri (821419124)
Linda Tahjun (821419113)
Sry megawaty tahir (821419086)
Penulis, Judul Jurnal, dan Halaman Hendra Herman, Rizqi Nur Azizah, Chikita Inaku ; UJI EFEK DIURETIK INFUS BIJI JAGUNG (Zea Mays L), RAMBUT JAGUNG DAN KOMBINASI ANTARA KEDUANYA PADA KELINCI JANTAN (Oryctolagus Cuniculus) BERDASARKAN PARAMETER FREKUENSI URINASI DAN VOLUME URIN ; Vol 04 (01) : Hal. 65-73, Juli 2012 Teori Indonesia kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara turun temurun. Keuntungan obat tradisional yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah kemudahan untuk memperoleh bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri di rumah (Zein, 2005).
Jagung merupakan salah satu tanaman yang
mudah ditemukan, tanaman ini masih digunakan sebagai bahan pokok makanan oleh masyarakat dan banyak yang menggunakannya sebagai bahan obat tradisional. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat Indonesia. Bagian rambut mengandung saponin, zat samak, flavon, minyak atsiri, minyak lemak, alantoin, dan zat pahit. Bunga mengandung stigmasterol (Yuniarti, 2008).
Telah dilakukan penelitian tentang efek
diuretika dekok daun jagung (Zea mays L.) terhadap marmot (Cavia porcellus ) (Darman , 1994 ) , Selain itu juga telah diteliti jus tongkol jagung muda yang menghasilkan volume urin 19 ml dan dibandingkan dengan rebusan tongkol jagung muda hasilnya 28,17 ml dan menggunakan control positif furosemid dengan jumlah urin yang didapat 31,83 ml. Semuanya dilakukan pengamatan dalam waktu 5 jam dengan menggunakan hewan uji kelinci jantan (Kadir. N, 2009).
Namun sampai saat ini belum ada informasi
berupa penelitian ilmiah yang secara jelas menyebutkan bahwa kombinasi infus rambut dan biji jagung dapat memberikan efek Diuretik. Penggunaan masyarakat yang menggunakannya untuk mengatasi hipertensi dengan cara direbus jagung 5-7 tongkol, rambut jagung satu genggam, air 110 ml, diminum satu kali sehari 100 ml (Yuniarti, 2008).
Dalam penelitian ini mengggunakan metode
penyarian dengan teknik penyarian infus berdasarkan pada penggunaan secara empiris di masyarakat yaitu dengan cara direbus. Metode Penelitian 1. Pembuatan Infus Infus yang dibuat yakni terdiri dari tiga macam. Pertama infus rambut jagung, kedua infus biji dan ketiga infus kombinasi dari biji dan rambut. a. Pembuatan infus rambut jagung Rambut Jagung sebanyak 23,33 mg dimasukan ke dalam panci infus selanjutnya ditambahkan air suling 100 ml, lalu dipanaskan selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900 C sambil sekali-sekali diaduk, selanjutnya diserkai selagi panas melalui kain flannel. b. Pembuatan infus biji jagung Biji jagung sebanyak 466,665 gr yang telah dirajang dimasukan ke dalam panci infus, kemudian ditambahkan air suling 100 ml, lalu dipanaskan selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900 C sambil sekali-sekali diaduk, selanjutnya diserkai selagi panas melalui kain flannel. c. Pembuatan Infus kombinasi rambut dan biji jagung Biji Jagung sebanyak 466,665 gr dan rambut jagung sebanyak 23,33 mg yang telah dirajang, Dimasukan ke dalam panci infus. Ditambahkan air suling 100 ml, lalu dipanaskan selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 900 C sambil sekali-sekali diaduk, selanjutnya diserkai selagi panas melalui kain flannel. Hasil Penelitian Hasil pegujian efek diuretik dengan menggunakan dua parameter volume urin (ml) menunjukan bahwa infus rambut jagung (Zea mays L.) dengan hasil volume total 497 ml, kemudian infus biji jagung (Zea mays L.) dengan hasil volume total 351 ml, sedangkan untuk infus kombinasi dari rambut dan biji jagung (Zea mays L.) memberikan hasil volume total sebanyak 288 ml. jadi infus biji jagung (Zea mays L.), tidak berbeda jauh dengan kontrol positif furosemid sedangkan rambut jagung (Zea mays L.), yang memberikan efek diuretik paling besar dan melebihi kontrol positif furosemid yang memberikan hasil volume total sebanyak 423 ml.
Selain volume urin total, dapat dilihat hasil
frekuensi urinasi (kali) dari kelinci jantan (Oryctolagus cuniculus) pada infus rambut jagung (Zea mays L.) total frekuensinya sebanyak 4 kali, untuk pemberian infus biji jagung (Zea mays L.) sebanyak 3 kali, dan infus kombinasi dari rambut dan biji (Zea mays L.) memberikan hasil frekuensi sebanyak 3 kali. Dapat dikatakan bahwa infus rambut yang memberikan frekuensi sama seperti kontrol positif furosemid sebanyak 4 kali.
Untuk Data Volume Urin, Analisis dilanjutkan
dengan Uji Duncan yang menunjukan bahwa infus biji jagung dan rambut jagung sangat berbeda nyata dengan Na CMC 1%, Selanjutnya Infus biji jagung dan infus rambut jagung non signifikan atau tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan furosemid.
Untuk parameter frekuensi Diuretik, infus
rambut jagung, infus biji jagung (Zea mays L.), dan infus kombinasi dari keduanya, memiliki frekuensi urinasi yang berbeda nyata denga Na CMC, namun tidak berbeda nyata dengan furosemid. Hal ini menunjukan bahwa semua infus tersebut dapat meningkatkan frekuensi urinasi.
Dari hasil Penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan kedua parameter pengujian, infus biji jagung, infus rambut jagung, dan kombinasi dari keduanya mempunyai efek diuretik, dimana ketiganya dapat meningkatkan frekuensi Urinasi namun hanya Infus Biji dan Rambut Jagung yang dapat meningkatkan Volume Urin yang ditunjukan secara statistik tidak berbeda nyata dengan furosemid. Keterkaitan Antar Jurnal Pada kedua jurnal membahas mengenai cara pembuatan infus dan dekok menggunakan bahan herbal Rangkaian Rancangan Yang Membedakan Pada jurnal ini digunakan biji dan rambut Dengan Jurnal Yang Lain. jagung sebagai bahan pembuatan infus sedangkan pada jurnal kedua menggunakan daun zaitun sebagai bahan pembuatan dekok.
Literature Riview 2
Judul Praktikum INFUS DAN DEKOK
Kelompok V (LIMA)
Moh. Thoriq Talib (821419087)
Moh. Firmansyah Mustaki (821419109)
Dela Pratiwi Habi (821419088)
Retno Wulan Fitriani (821419107)
Nindiyani N Tuna (821419103)
Fahira Rais (821419114)
Putri Anggraini Gumer (821419119)
Indri wahyu saputri (821419124)
Linda Tahjun (821419113)
Sry megawaty tahir (821419086)
Penulis, Judul Jurnal, dan Halaman Ashfi Millati , Yenni Bahar , Titik Kusumawinakhyu ; Pengaruh Sediaan Dekok Daun Zaitun (Olea europaea L.) terhadap Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih Galur Wistar (Rattus norvegicus) Galur Wistar Jantan yang Diinduksi Aloksan ; Volume 2, Nomor 2, Oktober 2019 Teori Pengobatan untuk penderita diabetes mellitus banyak yang menggunakan obat konvensional namun memiliki resiko, dengan adanya efek samping dan komplikasi yang tinggi, sehingga perlu pemanfaatan tanaman yang memiliki kemampuan atau khasiat tertentu untuk diabetes mellitus, salah satu tanaman di indonesia yang memiliki efek untuk menurunkan kadar glukosa darah adalah daun zaitun (Olea europaea L.). Daun zaitun (Olea europaea L.) memiliki kandungan kaya fenol yang bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Kandungan fenol tersebut khususnya adalah
oleuropein. Oleuropein diduga berperan untuk memberikan efek hipoglikemi, antihipertensi, antioksidan, antiinflamasi, kardioprotektif, dan yang mendukung terapi obesitas. Polifenol pada daun zaitun (Olea europaea L.), khususnya oleuropein diduga meiliki efek hipoglikemi dengan mekanismenya yaitu kemampuan untuk mempengaruhi pelepasan insulin, memiliki efek untuk meningkatkan uptake glukosa ke dalam sel, dengan adanya kemampuan hipoglikemia pada daun zaitun, maka dapat membantu penderita diabetes melitus untuk menggunakan pengobatan tradisional dengan efek samping yang minimal.
Induksi aloksan di lakukan hari ke delapan
setelah aklimatisasi. Dosis aloksan yang digunakan adalah 125 mg/kgBB yang dilarutkan dalam akuades steril 2 ml/aloksan kemudian diinjeksikan ke tikus secara intraperitoneal.
Pengambilan darah tikus dilakukan pada hari
ke 3 setelah di induksi aloksan. Pengambilan darah setelah tikus berpuasa selama 8 jam. Pengambilan darah melalui sinus orbitalis, karena relatif mudah dan hanya tidak digunakan atau di buang, padahal dalam penelitian mengenai daun zaitun, dikatakan bahwa konsentrasi oleuropein di dalam daun zaitun juga tinggi seperti buah zaitun6 . Kandungan senyawa oleuropein mencapai 2,44 gram / 100 gram bobot daun kering. Metode Penelitian Daun zaitun dikeringkan sehingga menjadi teh. Pembuatan seduhan teh daun zaitun (Olea europaea L.) menggunakan metode dekok. Metode dekok yang digunakan mirip dengan metode pembuatan infus, yaitu menggunakan dua panci yang saling bertumpuk. Panci bagian atas di isi daun zaitun (Olea europaea L.) yang telah dihaluskan dan dikeringkan, sedangkan panci bagian bawah di isi zat penyarinya, yaitu air yang langsung kontak dengan api. Panci bawah akan memanaskan air hingga suhu 100°C, namun panas yang di dapatkan oleh panci atas hanya bersuhu 90°C. Dosis dikonveriskan dari manusia ke tikus, yaitu didapatkan dosis 540 mg / 200 gram BB Tikus, 1080 mg / 200 gram BB Tikus, 2160 mg / 200 gram BB Tikus dilarutkan dalam 150 ml air kemudain diberikan secara peroral untuk tikus sebanyak 2 ml. Hasil Penelitian Pada penelitian ini terdapat empat kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol (K1), kelompok perlakuan dosis I (K2) 540 mg/200gram BB tikus, kelompok perlakuan dosis II (K3) 1080 mg/200 gram BB tikus, dan kelompok perlakuan dosis III (K4) 2160 mg/gram BB tikus.
Kelompok kontrol (K1) pada penelitian ini
merupakan kelompok yang sebelum perlakuan diberikan induksi aloksan untuk meningkatkan kadar glukosa darah puasa tikus, namun saat perlakuan tidak diberikan sediaan dekok daun zaitun. Kerusakan yang ditimbulkan oleh penginduksian aloksan yaitu terapat dua mekanisme kerja, yaitu secara selektif dapat menghambat sekresi insulin dengan merusak sel β pankreas dengan cara kompetisi selektif up take senyawa dengan perantara GLUT 2, sedangkan mekanisme kerja yang kedua yaitu induksi pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat menghasilkan nekrosis selektif sel β pancreas.
Sedangakan pada kelompok perlakuan dosis I
(K2), II (K3) dan III (K4) terjadi penurunan kadar glukosa darah puasa setelah diberi sediaan dekok daun zaitun. Kelompok perlakuan yang paling signifikan terdapat pengaruh sediaan dekok daun zaitun yaitu pada kelompok perlakuan dosis III (K4) 2160 mg/200 gram BB tikus mengalami penurunan sebanyak 207 mg/dl. Penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan dosis I (K2) 540 mg/200 gram BB tikus sebanyak 27,83 mg/dl maupun dosis II (K3) 1080 mg/200 gram BB tikus sebanyak 116,83 mg/dl. Penurunan kadar glukosa darah puasa pada semua kelompok perlakuan yang diberikan sediaan dekok daun zaitun dapat disebabkan oleh kandungan daun zaitun yaitu oleuropein. Kandungan oleuropein yang terdapat dalam daun zaitun memiliki konsentrasi senyawa oleuropein mencapai 2.44 g/ 100 g bobot kering daun. Keterkaitan Antar Jurnal Pada kedua jurnal membahas mengenai cara pembuatan infus dan dekok menggunakan bahan herbal Rangkaian Rancangan Yang Membedakan Pada jurnal ini digunakan biji dan rambut Dengan Jurnal Yang Lain. jagung sebagai bahan pembuatan infus sedangkan pada jurnal kedua menggunakan daun zaitun sebagai bahan pembuatan dekok.