Disusun Oleh:
Kelompok 03
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T., karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Manajemen Konflik dengan judul Gaya Manjemen
Konflik tanpa menemui hambatan yang berarti. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi MuhammadS.A.W.,beserta keluarga dan sahabatnya
hingga akhir zaman.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena itu, kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini pada masa mendatang. Atas kritik
dan sarannya terlebih dahulu kami ucapkan terimakasih.
Kami berharap mudah-mudahan makalah ini bisa diterima oleh Allah S.W.T. sebagai amal
ibadah yang dapat menjadikan penyusun selalu mendapat bimbingan, dan hidayah dari Allah
S.W.T., serta memperoleh limpahan rahmat, ma’unah, dan ridho-Nya. Kemudian semoga
makalah ini dapat bermanfaat kepada penyusun dan para pembaca, aamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................
A. Latar Belakang.....................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................
C. Tujuan Masalah....................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................
A. Pengertian Gaya Manajemen Pendidikan............................
B. Macam-macam Gaya Manajemen Pendidikan....................
BAB III PENUTUP........................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Saran.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak
luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang
berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku)
dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interests)
dan interpretasi.
Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah
informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara
pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Menurut Ross (1993) bahwa
manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga
dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak
mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak
Manajemen konflik dapat melibatkan bantuan diri sendiri, kerjasama dalam memecahkan
masalah (dengan atau tanpa bantuan pihak ketiga) atau pengambilan keputusan oleh pihak
ketiga. Suatu pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik menunjuk pada
pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku dan bagaimana mereka mempengaruhi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud Gaya Manajemen Pendidikan?
b. Apa saja macam-macam Gaya Manajemen Pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah di atas menghasilkan tujuan pembahasan sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan Pengertian Gaya Manajemen Pendidikan.
b. Menjelaskan tentang Macam-macam Gaya Manajemen Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Konflik berasal dari bahasa latin configere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih
dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya
atau membuatnya tidak berdaya. Berikut ini pengertian konflik menurut beberapa para
ahli :
1. Menurut Hardjana
Konflik merupakan pertentangan antara dua orang/kelompok dimana
perbuatan yang satu berlawanan dengan yang lainnya sehingga salah satu atau
keduanya saling terganggu.2
2. Menurut Webster
Konflik adalah pertentangan antara para pihak yang mengalami ketidakcocokan.3
3. Menurut Daft
1
Hafidzi, Z.A. , Diktat Pcngantar Manajemen ,(Yogyakarta:BPFE, 2002), hlm 139.
2
Wijayati, D. T. 2009. Model konseptual manajemen konflik dalam organisasi (sebuah kajian).
(Surabaya:Bisma,2007). hlm 148-157.
3
Pickering, P. Kiat Menangani Konflik. (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm 12
Konflik sebagai interaksi yang bersifat bermusuhan dimana satu pihak
berupaya menghambat pihak lain.4
4. Menurut Johnson
Konflik adalah situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat
mengganggu tindakan pihak lain.5
Menurut Montes, Rodriguez, dan Serrano terdapat 5 gaya manajemen konflik, antara
lain:7
1. Gaya integrating
4
Daft, R. L. Era Baru Manajemen.( Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2010), hlm 7
5
Johansen, M. L., & Cadmus, E. (2016). “Conflict management style, supportive work environments and the
experience of work stress in emergency nurses”. Journal of Nursing Management. 24, 211–218.
6
http://arissusanti17blogger.blogspot.com/2017/04/makalah-manajemen-konflik.html
7
Montes, C., Rodriguez, D., & Serrano, G. (2012). Affective choice of conflict management styles. International
Journal of Conflict Management, 23(1), 6-18.
memberikan hasil yang positif. Contohnya Sebuah Lembaga mengalami kehilangan
inventaris sekolah, maka seluruh elemen sekolah melakukan rapat bersama agar
inventaris yang tadinya hilang dapat diganti ataupun ditemukan.
Gaya ini sering juga disebut problem solving. Dalam gaya ini ditemukan adanya
keterbukaan, bertukar informasi, mencari alternatif, dan mencariperbedaan untuk
mencapai suatu solusi efektif yang dapat diterima oleh kedua pihak. Gaya ini efektif
untuk menyelesaikan masalah yang rumit, ataupun pada saat salah satu pihak tidak
dapat memecahkan suatu masalah.
2. Gaya obligating
Gaya obliging merupakan gaya manajemen konflik yang lebih
mengutamakan pihak lain daripada dirinya sendiri. Gaya ini cenderung rela
mengorbankan kepentingannya untuk kepentingan orang lain dan untuk menghasilkan
suasana yang tentram. Obligating ditandai dengan setuju dengan pendapat orang lain
tanpa adanya pemikiran yang kritis. Contohnya seorang kepala sekolah lebih
mementingkan kepentingan sekolah, demi kepentingan pribadinya.
Gaya ini berguna diterapkan apabila suatu pihak tidak menguasai isu yang
menjadi konflik atau isu tersebut lebih penting bagi pihak lain. Gaya in perlu
digunakan ketika satu pihak berkeinginan memberikan sesuatu kepada pihak lain
dengan harapan dapat mendapatkan keuntungan dari pihak lain pada saat dibutuhkan.
Gaya ini cocok pada saat suatu pihak berada pada posisi yang lebih lemah. Gaya ini
tidak cocok dilakukan ketika suatu pihak merasa bahwa pihak lain bersalah atau tidak
beretika.
3. Gaya dominating
Gaya dominating merupakan gaya manajemen konflik yang lebih sering
mengutamakan diri sendiri daripada pihak lainnya. Gaya ini lebih mengutamakan
kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain dengan menggunakan
kekuatan yang ada pada dirinya dan tidak dimiliki orang lain. Dominating ditandai
dengan adanya argumentasi untuk mengambil ahli kekuasaan di dalam suatu
interaksi. Contohnya Seorang Kepala TU memerintahkan bawahannya untuk
mengerjakan tugas Kepala TU yang seharusnya, dikerjakan sendiri oleh Kepala TU.
Gaya ini disebut juga orientai win-lose atau menggunkan kekuatan untuk
medapatkan suatu posisi. Orang yang dominating atau competing ingin
memenangkan tujuannya, dan akibatnya sering mengabaikan kebutuhan dan harapan
pihak lain. Gaya ini cocok digunakan ketika isu yang menjadi konflik penting bagi
pihak sendiri ataupun keputusan dari pihak lain akan merugikan pihak sendiri
4. Gaya avoiding
Gaya avoiding merupakan gaya manajemen konflik yang pasif karena
karyawan tidak berani untuk mengambil tindakan ketika terjadi konflik dan
membiarkan konflik tersebut berlalu begitu saja karena merasa tidak punya
kemampuan dalam menangani konflik tersebut.
Gaya ini tidak mengutamakan kepentingan kedua belah pihak. Avoiding
digunakan ketika individu tidak ingin berpartisipasi dan tidak memberikan perhatian
terhadap proses penyelesaian konflik di dalam kelompok. Dikarenakan individu
tersebut tidak tertarik terhadap permasalahannya, tidak ingin berargumentasi, tidak
ingin membuat tekanan terhadap rekan kerja, dan berharapsituasi tersebut akan
berlalu. Contohnya : Seorang Guru memilih diam pada saat rapat karena dia pasti
akan berdebat jika mengeluarkan suatu argumen yang berbeda. Gaya ini juga berguna
untuk menyelesaikan isu-isu yang tidak terlalu penting/minor atau memerlukan
periode pendinginan sebelum masalah yang kompleks diselesaikan secara
efektif.etuju dengan apapun hasil dari sebuah rapat tersebut.8
8
Abdillah, W. & Jogiyanto, H.M. Partial least square (PLS) – Alternatif structural equation.
modeling (SEM) dalam penelitian bisnis. (Yogyakarta: Andi.137, 2015), hlm 15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian Gaya Manajemen Konflik
Menurut, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaya adalah
kesanggupan untuk berbuat dan sebagainya
Menurut Ross , manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang
diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan
perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin
menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau
tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat,
atau agresif
9
http://arissusanti17blogger.blogspot.com/2017/04/makalah-manajemen-konflik.html
b. Gaya obligating
Gaya obliging merupakan gaya manajemen konflik yang lebih
mengutamakan pihak lain daripada dirinya sendiri. Gaya ini cenderung rela
mengorbankan kepentingannya untuk kepentingan orang lain dan untuk
menghasilkan suasana yang tentram. Obligating ditandai dengan setuju
dengan pendapat orang lain tanpa adanya pemikiran yang kritis.
Contohnya seorang kepala sekolah lebih mementingkan kepentingan
sekolah, demi kepentingan pribadinya.
c. Gaya dominating
Gaya dominating merupakan gaya manajemen konflik yang lebih
sering mengutamakan diri sendiri daripada pihak lainnya. Gaya ini lebih
mengutamakan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain
dengan menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya dantidak dimiliki orang
lain.
Contohnya Seorang Kepala TU memerintahkan bawahannya untuk
mengerjakan tugas Kepala TU yang seharusnya, dikerjakan sendiri oleh
Kepala TU.
d. Gaya avoiding
Gaya avoiding merupakan gaya manajemen konflik yang pasif karena
karyawan tidak berani untuk mengambil tindakan ketika terjadi konflik dan
membiarkan konflik tersebut berlalu begitu saja karena merasa tidak punya
kemampuan dalam menangani konflik tersebut.
Contohnya : Seorang Guru memilih diam pada saat rapat karena dia pasti
akan berdebat jika mengeluarkan suatu argumen yang berbeda. Gaya ini juga
berguna untuk menyelesaikan isu-isu yang tidak terlalu penting/minor atau
memerlukan periode pendinginan sebelum masalah yang kompleks
diselesaikan secara efektif.etuju dengan apapun hasil dari sebuah rapat
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA