Anda di halaman 1dari 13

Nama : M.

Defma Djumadil Al-Amin


Kelas : XI.2

“JARINGAN TUMBUHAN DAN JARINGAN HEWAN”

1.1. Jaringan Tumbuhan


Jaringan-jaringan pada tumbuhan ada yang bersifat meristematis, yaitu jaringan
muda yang masih aktif membelah dan ada juga yang bersifat permanen, yaitu jaringan
dewasa yang tidak membelah.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem merupakan jaringan yang terdiri atas sekelompok sel yang
aktif membelah. Pembelahan sel tersebut berlangsung secara mitosis. Setiap satu sel
meristematik membelah dan menghasilkan sedikitnya satu anakan sel. Setiap anakan sel
dapat meneruskan pembelahan berikutnya. Jaringan meristem mempunyai sifat-sifat
antara lain, terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan. Pada
jaringan meristem, biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel, di antaranya sel-sel
meristem. Sel-sel meristem berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel
yang tipis. Masing-masing selnya mengandung banyak sitoplasma dan mengandung
satu atau lebih inti sel. Vakuola sel pada sel-sel meristem sangat kecil dan kadang-
kadang tidak ada. Meristem dikelompokkan berdasarkan berbagai kriteria, antara lain
berdasarkan letaknya dan terjadinya.
 Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan sebagai berikut.
a. Meristem ujung (apikal)
Meritem apikal merupakan meristem yang terdapat pada ujung – ujung batang
dan ujung akar tumbuhan. Pembelahan meristem apikal menyebabkan pemanjangan
pada batang dan akar tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan
meristem apikal disebut pertumbuhan primer dan jaringan yang dihasilkannya
disebut jaringan primer. Dengan adanya meristem ini, tumbuhan dapat bertambah
tinggi dan panjang
b. Meristem antara (interkalar)
Terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas
tumbuhan anggota suku atau famili rumput – rumputan.
c. Meristem samping (lateral)
Meristem lateral merupakan meristem yang letaknya sejajar dengan keliling
organ tempat jaringan ini ditemukan. Misalnya, berupa kambium pembuluh dan
kambium gabus.
Pembelahan meristem lateral menyebabkan pembesaran pda akar dan batang
tumbuhan. Pertumbuhan yang dihasilkan oleh pembelahan meristem laterak dikenal
sebagai pertumbuhan sekunder dan jaringan yang dibentuk disebut jaringan
sekunder. Akibat aktivitas meristem ini tumbuhan akan mengalami penambahan
besar ke samping.
 Berdasarkan terjadinya, jaringan meristem dibedakan menjadi dua.
a. Meristem primer
Meristem primer adalah meristem yang berasal langsung dari perkembangan
sel – sel embrionik dan merupakan kelanjutan dari perkemabangan embrio. Meristem
primer bertanggung jawab terhadap pertumbuhan sekunder
b. Meristem sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berasala dari perkembangan jaringan
yang telah mengalami diferensiasi. Meristem sekunder bertanggung jawab terhadapa
pertumbuhan sekunder. Contoh meristem sekunder adalah kambium.
2. Jaringan Permanen / Dewasa
a. Jaringan Pelindung (Epidermis)
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer
seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis terdiri atas
dereta sel tunggal yang tersusun rapat. Jaringan epidermis memiliki beberapa
modifikasi, baik yang terdapat pada akar, batang, maupun daun. Pada umunya,
jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung untuk semua bagiandalam
tumbuhan. Namun, fungsi demikian dapat menjadi berkembang dengan
ditemukannya beberapa modifikasi dari jaringan epidermis. Sel – sel epidermis
dapat berkembang menjadi alat tambahan atau derivat epidermis, misalnya stoma,
trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika, dan sel gabus.
b. Jaringan Dasar (Parenkim)
Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel – sel
hidup, dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dam masih
melakukan proses fidiologi. Jaringan pernkim disebut jaringan dasar karena
dijumpai hampir di setiap bagian tumbuhan. Di dalam tubuh tumbuhan, sel – sel
parenkim melakukan berbagai fungsi. Misalnya, melakukan kegiatan fotosintesis,
sebagai tempat penimbunan (makanan, air, dan pigmen), transportasi, mengganti,
menyusun, dan memperbaiki jaringan – jaringan yang rusak, dan membentu
generasi baru bagi akar, batang, dan bagian lain dari tumbuhan.
c. Jaringan Penguat
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi jaringan
kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri dari sel – sel hidup yang bagian sudut
dindingnya mengalami penebalan selulosa. Jaringan kolenkim terutama terdapat
pada organ – organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan. Sel – sel kolenkim dapat ditemukan di dalam jaringan primer
yang berfungsi untuk menyokong batang serta daun yang sedang tumbuh. Pada
tumbuhan tua, dinding sel kolenkim akan mengeras atau berliginin sehingga
dapat berubah menjadi sel sklerenkim.
2) Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan mekanik yang hanya terdapat
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan
perkembangan atau organ tumbuhan yang telah tetap. Sklerenkim berfungsi
untuk menghadapi segala tekanan sehingga dapat melindungi jaringan-jaringan
yang lebih lemah. Jaringan sklerenkim merupakan jaringan dasar yang terdiri
atas sel – sel dengan dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder tersebut
dapat tersusun dari lignin sehingga lebih kuat dan keras dibandingkan
kolenkim. Fungsi utama sklerenkim adalah sebagai penyokong dan adakalanya
berfungsi sebagai pelindung.
d. Jaringan Pengangkut
Jaringan pengangkut pada tubuh tumbuhan terdiri atas xilem dan floem.
Jaringan ini merupakan jaringan khusus. Kegunaannya bagi tumbuhtumbuhan,
yaitu sebagai jaringan untuk mengangkut zat-zat mineral yang diserap oleh akar
dari tanah atau zat-zat makanan yang telah dihasilkan pada daun untuk disalurkan
ke bagian-bagian lainnya yang semuanya memungkinkan tumbuhan untuk hidup
dan berkembang. Jaringan pengangkut hanya terdapat pada tumbuhan tingkat
tinggi, sedangkan pada tumbuhan tingkat rendah tidak ditemui jaringan ini.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ini dibedakan atas xilem ( pembuluh
kayu ) dan floem ( pembuluh tapis ).
Fungsi xilem adalah sebagai tempat pengangkutan air dan zat-zat mineral
dari akar ke bagian daun. Susunan xilem ini merupakan suatu jaringan pengangkut
yang kompleks, terdiri atas berbagai bentuk sel. Selain itu, sel-selnya ternyata ada
yang telah mati dan ada pula yang masih hidup, tetapi pada umumnya sel-sel
penyusun xilem telah mati dengan membran selnya yang tebal dan mengandung
lignin sehingga fungsi xilem juga sebagai jaringan penguat.
Floem berfungsi untuk mengangkut dan menyebarkan zat-zat makanan yang
merupakan hasil fotosintesis dari bagianbagian lain yang ada di bawahnya. Floem
mempunyai susunan jaringan yang sifatnya demikian kompleks, terdiri atas
beberapa macam bentuk sel dan di antaranya terdapat sel-sel yang masih tetap
hidup atau aktif dan sel-sel yang telah mati.
1.2. Organ Tumbuhan
1. Akar
Akar merupakan organ tumbuhan yang umumnya berada di dalam tanah,
walaupun pada beberapa tumbuhan tertentu, ada akar yang menjulang di atas tanah,
misalnya pada tumbuhan anggrek epifit. Berdasarkan asalnya, akar tumbuhan dibagi
dalam dua kategori, yaitu akar primer dan akar liar. Akar primer mulai tumbuh sejak
tumbuhan masih dalam fase embrio dan tetap ada selama tumbuhan itu hidup. Akar
primer berfungsi untuk menegakkan tumbuhan agar bisa berdiri tegak di atas tanah,
menyerap bahan – bahan organik dari tanah, dan menyimpan makanan. Akar liar
muncul dari batang, daun, dan jaringan lain dan dapat bersifat permanen atau hanya
temporer. Akar liar memiliki bermacam – macam fungsi. Akar liar ada yang setelah
mencapai tanah Struktur anatomi akar terdiriatas beberapa jaringan. Pada penampang
melintang akar muda, susunan lapisan akar dari luar hingga ke dalam adalah
epidermis, korteks, endodermis, dan stele.
a. Epidermis
Epidermis merupakan lapisan penutup luar yang terdiri atas selapis sel
berdinding tipis yang berlapis kutikula dengan susunan yang rapat. Pada lapisan ini,
sel-sel berdiferensiasi membentuk rambut-rambut akar yang tersusun dari satu sel
yang memanjang yang berfungsi untuk memperluas permukaan bagian penyerapan
akar dan untuk pegangan akar pada tanah. Epidermis akar biasanya dijumpai saat
akar masih muda. Apabila akar sudah dewasa, epidermisnya telah mengalami
kerusakan dan fungsinya digantikan oleh lapisan terluar dari korteks yang disebut
eksodermis.
b. Korteks
Korteks dibangun oleh sel – sel parenkim berdinding tipis. Sel – sel tersebut
tidak tersusun rapat sehingga memungkinkan air dan garam mineral bergerak
melalui korteks tanpa masuk ke dalam sel. Sel – sel korteks mengandung butir –
butir pati sehingga fungsinya dikaitkan sebagai tempat pnyimpanan makanan.
c. Endodermis
Endodermis adalah selapis sel yang membatasi korteks dengan stele
(perisikel). Endodermis berfungsi mengatur masuknya garam – garam mineral ke
dalam stele.
d. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele
disebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xilem dan floem. Pada tumbuhan dikotil, bagian tepi stele dibatasi oleh
kambium, sedangkang pada tumbuhan monokotil tida terdapat kambium.
2. Batang
Batang merupakan organ tumbuhan yang berfungsi untuk menegakkan tubuh
serta menghubungkan bagian akar dan daun. Lapisan penyusun batang dari luar ke
dalam adalah epidermis, korteks, dan stele.
a. Epidermis
Jaringan epidermis batang tersusun oleh selapis sel yang tersusun rapat
tanpa ruang antarsel. Dinding sel sebelah luar dlengkapi dengan kutikula yang
berfungsi untuk melindungi batang dri kekeringan
b. Korteks
Korteks batang tersusun oleh sel – sel parenkim yang berdinding tipis.
c. Stele ( Silinder Pusat )
Stele batang terletak di sebelah dalam batang. Lapisan terluar dari stele di
sebut perisikel. Di dalam stele terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut
berupa xilem dan floem.

3. Daun
Daun dibangun oleh tiga jaringan utama. Ketiga jaringan tersebut adalah
jaringan dermal ( epidermis ), jaringan dasar ( mesofil ), dan jaringan pembuluh
( berkas pembuluh ).

a. Epidermis
Epidermis daun terdapat di permukaan atas maupun bawah, umumnya
terdiri dari satu lapis sel yang dinding selnya mengalami penebalan dari kitin
( kutikula ) atau lignin. Pada bagian bawah epidermis, terdapat stomata dengan dua
sel penutup yang mengatur membuka dan menutupnya stomata.
b. Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang berisi banyak kloroplas dan banyak
tuang – ruang antarsel.
c. Jaringan Pengangkut
Berkas pembuluh daun tersebar ke seluruh helaian daun. Berkas pembuluh
pada bagian tengah helaian daun membentuk tulang daun. Berkas pembuluh pada
daun ini merupakan lanjutan dari berkas pembuluh yang tedapat pada batang.

1.3. Kultur Jaringan dan Sifat Totipotensi


Kultur jaringan merupakan terknik perbanyakan tanaman secara vegetatif. Terknik
perbanyakan ini dilakukan dengan cara mengisolasi bagian tanaman, seperti daun dan mata
tunas, kemudian menunmbuhkannya pada medium buatan yang kayanutrisi dan zat
pengatur tumbuh secara aseptik. Melalui terknik ini, bagian – bagian tanaman yang
berukuran kecil tersebut akan tumbuh menjadi tanaman yang utuh sebagai suatu individu.
Pada dasarnya, teknik kultur jaringan dilakukan berdasarkan sifat totipotensi yang
terdapat pada jaringan tanaman. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel yang dapat
tumbuh membentuk suatu individu. Sifat totipotensi jaringan pertama kali ditemukan oleh
F.C Steward (1958). Saat itu, ia melihat sifat totipotensi pada jaringan floem dari akar
tanaman wortel.
2.1. Jaringan Hewan
1. Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau
melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh.
Jaringan epitel dibangun oleh sel – sel yang tersusun rapat, tanpa ruang antarsel.
Jaringan epitel memiliki banyak fungsi. Kebanyakan berfungsi sebagai proteksi
( misalnya, kulit yang melindungi lapisan di bawahnya terhadap luka – luka mekanis,
bahan – bahan kimia, mikrob, dan kekeringan ). Jaringan epitel lainnya berfungsi
untuk absorpsi ( misalnya, lapisan dalam usus halus ), transportasi ( misalnya, tubulus
ginjal ), ekskresi ( misalnya, kelenjar keringat ), sekresi ( misalnya, berupa lendir pada
kelenjar buntu ), dan merespons rangsangan( misalnya, kuncup pengecap pada lidah ).
Macam – macam jaringan epitel yang terdapat pada hewan :
a. Epitel Pipih Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk pipih dan bersifat permeabel ( dapat tembus )
untuk dilalui molekul atau ion terlalrut secara difusi. Perannya adalah dalam proses
difusi 02 maupun CO2 serta filtrasi darah pada porses pembentukan urin.
b. Epitel Kubus Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk kubus dan berperan dalam sekresi dan absorpsi.
c. Epitel Batang Selapis
Terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang dan berfungsi dalam gerakan aktif
molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transpor ion.
d. Epitel Batang Berlapis Semu
Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang
mencapai permukaan apikal epitelium. Sel ini terdapat misalnya pada bagian dalam
saluran pernafasan, dan berfungsi mengeluarkan debu yang terperangkat pada lendir
dari paru – paru.
e. Epitel Pipih Berlapis
Bentuk epitelium pipih berlapis banyak adalah pipih dengan inti berada di tengah.
Sel-selnya tersusun rapat dan berlapis-lapis. Fungsi epitelium ini untuk melindungi
jaringan-jaringan yang ada di bawahnya. Epitel ini terdapat pada rongga mulut,
permukaan kulit, esofagus, dan rongga hidung.
f. Epitel Kubus Berlapis
Bentuk sel epitelium kubus berlapis banyak seperti kubus, dengan inti berada di
tengah dan tersusun dari berlapis-lapis sel kubus. Epitelium ini berfungsi dalam proses
sekresi. Misalnya, terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar minyak, ovarium dan buah
zakar.
g. Epitel Batang Berlapis
Jarang ditemukan. Dalam tubuh manusia, jaringan ini hanya ditemukan pada
selaput lendir mata dan saluran kelenjar air liur.
h. Epitel transisi
Epitelium transisi berbentuk tidak menentu. Di antara sel-selnya ada yang
berbentuk pipih, panjang, kubus. Jaringan ini terdapat pada ureter, kandung kemih,
eretra.
i. Epitel Kelenjar
Terdapat pada kelenjar. Ada dua jrenis kelenjar, yaitu kelenjar endokrin dan
kelenjar eksokrin.

2. Jaringan Ikat
Jaringan ikat umumnya berupa jaringan penyokong tubuh. Jaringan ikat meliputi
tulang keras, tulang rawang, jaringan darah, dan jaringan limfa. Jaringan ikat tersusun
atas matriks dan sel-sel penyusun jaringan ikat. Matriks adalah bahan dasar sesuatu
melekat.
Sel-sel jaringan ikat:
- Fibroblas : berbentuk serat dan berfungsi untuk mensekresikan protein untuk
membentuk matriks
- Makrophag : tidak mempunyai bentuk tetap dan terspesialisasi menjadi fagositosis
- Sel lemak : menyerupai fibroblas dan berfungsi untuk menimbun lemak
- Sel plasma : Berbentuk seperti eritrosit dan berfungsi utnuk meghasilkan antibody.
- Sel tiang (mast cell) : berfungsi untuk heparin dan histamine
- Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan ikat dapat dibedakan atas :
a. Jaringan Ikat Longgar
Pada jaringan ini susunan serabut selnya longgar. Jaringan ini mengisi ruang di
antara organ, juga membungkus saraf dan pembuluh darah yang memberikan makanan
pada jaringan-jaringan di sekitarnya. Pada jaringan ikat longgar terdapat sel-sel dan
serabut saraf, antara lain fibroblas dan makrofag yang mengandung serabut kolagen
dan elastis.
Fungsi jaringan ikat longgar antara lain:
a) mengelilingi berbagai organ;
b) menopang sel-sel saraf dan pembuluh darah yang mengangkut zatzatmakanan
ke sel-sel dan zat buangan keluar dari sel-sel;
c) menyimpan glukosa, garam-garam dan air untuk sementara waktu;
d) menyokong jaringan dan organ.
b. Jaringan Ikat Padat
Jaringan ikat padat disebut juga sebagai jaringan serabut putih, karena terbuat
dari serabut kolagen yang putih. Serabut sel pada jaringan ikat padat tersusun rapat
dan kompak antara satu dengan yang lain. Jaringan ini tersusun atas serabut-serabut
kolagen yang tidak elastis. Contohnya terdapat pada tendon, ujung otot yang melekat
pada tulang, dermis kulit, ligamen (jaringan pengikat yang menghubungkan tulang-
tulang).

Jaringan ikat padat berfungsi untuk memberikan sokongan dan proteksi,


menghubungkan otot-otot pada tulang-tulang (pada tendon) dan menghubungkan
tulang ke tulang (pada ligamen).
1. Jaringan Tulang Rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat dengan matriks
elastis. Pada manusia tulang rawan tedapat di hidung,telinga,laring, trakea,lempeng
intervertebral,permukaan hubungan tulang, an ujung tulang rusuk. Tulang rawan
bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondirin
Berfungsi untuk memperkuat yang bersifat fleksibel pada rangka baik pada
embrio maupun pada saat dewasa. Berdasarkan susunan dan matriksnya, kartilago
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
- Kartilago Hyalin: Matriksnya berwarna putih kebiruan dan transparan, dengan
konsentrasi serat elastis yang tinggi. Berperan sebagai rangka pada saat embrio,
pada orang dewasa terdapat melapisi permukaan sendi antartulang persendian,
saluran pernafasan dan ujung tulang rusuk yang melekat pada tulang dada.
- Kartilago fibrosa: Matriksnya berwarna gelap dan keruh, dengan serabut kolagen
yang tersusun sejajar dan membentuk satu berkas sehingga bersifat keras.
- Kartilago elastis: Matriksnya berwarna kuning dengan serabut kolagen yang
berbentuk seperti jala.
2. Jaringan Tulang Keras (osteon)
Jaringan tulang sejati ini tersusun oleh sel-sel tulang yang disebut osteosit.
Matriksnya padat dan banyak terjadi pengapuran, antara lain kalsium karbonat dan
kalsium fosfat. Proses pengapuran ini disebut kalsifikasi. Jaringan tulang ini banyak
terdapat di dalam tubuh menyusun rangka. Fungsinya adalah melindungi organ-organ
tubuh dalam yang lemah, sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan mengikat otot-otot.
3. Jaringan Darah
Berfungsi untuk pengangkutan CO2 dan O2, sari-sari makanan, hormon, sisa
metabolisme dan alat pertahanan tubuh. Komponen penyusunnya adalah eritrosit (sel
darah merah), leukosit (sel darah puith), dan trombosit (keping darah).
- Eritrosit: Tidak mempunyai inti sel dan sitoplasmanya mengandung hemoglobin.
- Leukosit: Mengandung inti sel dan dapat bergerak. Terbagi menjadi dua, yaitu
leukosit agranuler dan leukosit granuler.
- Trombosit: Tidak memiliki inti dan mudah pecah apabila menyentuh permukaan
yang kasar. Dapat melepaskan enzim tromboplastin yang berperan dalam
pembekuan darah.
4. Limfe (Jaringan Getah Bening)
Tersusun atas sel-sel limfosit dan makrophag serta serat-serat retikuler yang
menjadi rangka untuk menahan timbunan lim[posit dan macrophage.
3. Jaringan Otot
Sel otot disebut juga serat – serat otot. Serat otot mengandng filamen (benang)
aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot
memendek dan memanjang. Otot berfungsi sebagai alat gerak aktif.
Otot dibedakan menjadi 3 jenis, sebagai berikut :
a. Otot Lurik
Disebut otot lurik, karena memiliki lurik dan dapat disebut juga otot
kerangka karena melekat pada kerangka, misalnya tendon, otot bisep, dan triseps.
Otot ini memiliki bentuk silindris panjang dan memiliki karakteristik antara lain
berinti banyak di tepi, kontraksinya di bawah kesadaran, memiliki gerakan cepat
dan kuat, mudah lelah.
b. Otot Polos
Otot ini tersusun dari sel yang berbentuk gelendong, kumparan, dan
memiliki inti satu di tengah. Otot polos berukuran antara 30-200 milimikron. Otot
polos, mempunyai pola permukaan yang polos, tanpa adanya pola lurik melintang.
Otot ini juga dilengkapi dengan saraf yang berasal dari sistem saraf tak sadar.
Karakteristik otot ini antara lain, kontraksinya spontan, tetapi kerja lambat,
bekerja terus-menerus tanpa disadari (involunter) dan tidak mudah lelah. Untuk
berkontraksi otot polos memerlukan waktu antara 3 detik sampai 3 menit. Otot
polos terdapat pada organ dalam, isalnya, usus, lambung, ginjal,pembuluh darah.
c. Otot Jantung
Disebut otot jantung karena memang letaknya hanya pada jantung saja. Otot
ini memiliki struktur seperti pada otot lurik, yaitu memiliki pola lurik melintang
tetapi miofibrilnya bercabang-cabang. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan
sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Cara kerja otot jantung
seperti ototpolos yaitu di luar kesadaran (involunter), terus-menerus, dan tidak
mudah lelah.

4. Jaringan Saraf
a. Struktur Sel Saraf (Neuron)
Badan sel mengandung inti sel. Setiap rangsangan akan dibawa ke badan sel
oleh dendrit. Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma. Dendrit berfungsi
membawa rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan serabur sitoplasma
tungga. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan sel. Akson
dari beberapa vertebrata diselubungi oleh sel penyokong yang disebut sel
Schwann.
b. Jenis Sel Saraf
a) Saraf Sensorik (Neuron Aferen)
Saraf sensorik bertugas menghantarkan rangsang dari organ penerima
rangsang (reseptor) ke pusat susunan saraf yaitu otak dan sumsum tulang
belakang. Sekelompok badan sel neuron sensorik berkumpul membentuk
ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson euron sensori
membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
b) Saraf Motorik (Neuron Eferen)
Tugas saraf motorik adalah menghantarkan rangsang dari pusat
susunan saraf ke bagian efektor. Bagian efektor berupa otot dan kelenjar.
Setelah bagian efektor menerima rangsang maka akan melakukan respon
tubuh.
c) Saraf Konektor (Asosiasi)
Saraf konektor bertugas menghubungkan antara saraf sensorik dan
motorik. Antara saraf satu dengan yang lain saling berhubungan. Antara
saraf yang satu dengan lainnya di hubungkan oleh akson. Hubungan antara
sesama saraf melalui titik temu antara ujung akson neuron yang satu dengan
dendrit neuron yang lain, yang disebut dengan sinaps. Fugsi sinaps adalah
meneruskan rangsang dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain. Sinaps
mengeluarkan zat untuk empermudah meneruskan rangsang yang disebut
neurotransmitter.

2.2. Organ Pada Hewan


Tubuh kita terdiri atas berbagai macam bagian-bagian yang mempunyai fungsi dan
tugas berbeda-beda, antara lain mulut, hidung, kulit yang merupakan bagian-bagian luar,
sedangkan bagian dalam yaitu jantung, paruparu, hati, ginjal, dan lain-lain. Semua bagian-
bagian tersebut dinamakan organ. Organ merupakan kumpulan dari berbagai jaringan yang
bekerja sama menjalankan satu fungsi yang sama. Misalnya, usus, merupakan organ dalam
yang tersusun dari berbagai macam jaringan, antara lain jaringan epitel, jaringan ikat,
jaringan otot, dan saraf. Jaringanjaringan tersebut bekerja sama dalam rangka menjalankan
fungsi usus sebagai alat penyerapan.
Sistem organ merupakan kumpulan dari berbagai organ yang bekerja sama untuk
melakukan suatu fungsi tertentu. Sistem organ selanjutnya akan membentuk individu.
Tabel Sistem Organ
No. Sistem Organ Fungsi
1. Sistem Mulut, faring, Mencerna makanan,
pencernaan eksofagus, mengabsorbsimolekulmolekulmakanan
lambung, yang sudah disederhanakan.
usus, hati,
kantong
empedu, dan
pankreas.
2. Sistem Hidung, faring, Pertukaran gas (oksigen dan karbon
pernapasan laring, trakea, dioksida).
brokus, paru-
paru.
3. Sistem gerak Tulang, otot Menyokong dan melindungi organ
dalam

4. Sistem Jantung, arteri, Mengangkut oksigen dan sari makanan


transportasi vena, kapiler, ke seluruh sel-sel tubuh dan mengangkut
pembuluh zat hasil metabolisme yang
limfatik,
kelenjar limfa.

tidak berguna keluar dari sel-sel tubuh,


serta melindungitubuh dari penyakit

5. Sistem Paru – paru, Mengeluarkan sisa metabolisme dari


ekskresi ginjal, kulit, dan dalam tubuh dan menjaga
hati keseimbangan sel dengan
lingkungannya

6. Sistem saraf Otak, serabut Menerima dan merespon rangsang dari


saraf, simpul lingkungannya.
saraf, medula
spinalis, medula
oblongata.
7. Sistem Testes dan Perkembangbiakan.
reproduksi ovarium

Anda mungkin juga menyukai