Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MUTU PELAYANAN

Dosen Pengampu :

Rini Kundaryanti, S.KM., M.Kes.


Bunga Tiara Caroline, S.ST., M.BioMed.
Risza Chorunnisa, S.ST., M.Kes.

Disusun Oleh :

Lina Rosliana
NPM : 195401426089

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul ‘Menjaga Mutu Pelayanan”.
Dalam penyusunan Penulisan makalah tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan mohon maaf apabila ada
kesalahan.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih belum sempurna, maka
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan Makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga Makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Amin.

Subang, Maret 2020

Penulis

Lina Rosliana

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN ..............................................................................1


A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................3
C. Tujuan .............................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................4


A. Pengertian Quality Assurance (QA) ...............................................4
B. Sasaran Quality Assurance Program (QA) .....................................5
C. Standar Quality Assurance Program (QA).......................................6
D. Bentuk Program Menjaga Mutu  ....................................................9
E. Metoda yang digunakan untuk menjaga Program Mutu..................10

BAB III : PENUTUP ........................................................................................12


A. Kesimpulan ....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit dan puskesmas sebagai unit tempat pelayanan kesehatan,
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Demikian juga
dengan upaya pemberian pelayanan keperawatan dirumah sakit yang merupakan
bagian integral dari upaya pelayanan kesehatan, dan secara langsung akan
memberi konstribusi dalam peningkatan kualitas hospital care.
Telah disebutkan bahwa salah satu subsistem yang terdapat dalam Sistem
Kesehatan ialah Subsistem Pelayanan kesehatan. Untuk dapat memahami Sistem
Kesehtan dengan baik, perlu pula dipahami tentang Subsistem Pelayanan
Masyarakat. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak
hanya oleh orang perorang, tetapi juga keluarga, kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang
perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang
cukup penting adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga
kehidupan masyarakat, tampak bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat
diselenggarakan banyak macamnya. Bentuk dan jenis pelayana kesehatan
tersebut, ternyata tidaklah sama antara satu negara dengan negara lainnya. Setiap
negara, tergantung dari ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehtan,
tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, dapat memiliki bentuk dan
pelayanan kesehatan yang agak berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan di negara-negara yang telah maju (developed countries)
tidaklah sama dengan yang diselenggarakan di negara-negara berkembang
(developing countries). Demikian pula halnya antar negara-negara yang telah
maju. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Amerika
Utara misalnya, tidaklah sama dengan bentuk dari jenis pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di negara-negara Eropa Barat.

1
Sebenarnya jika membicarakan Subsistem Pelayanan Kesehatan,
pengertian yang terkandung didalamnya amat luas sekali. Sebagai akibat dari
luasnya pengertian sehat, maka terdapat berbagai kegiatan yang sekalipun tidak
berhubungan langsung dengan kesehatan, tetapi karena dampaknya juga
ditemukan pada kesehatan, menyebabkan berbagai kegiatan tersebut seyogyanya
harus turut diperhitungkan.
Rumah Sakit merupakan bagian intergral dari keseluruhan system
pelayanan kesehatan. Departemen Kesehatan RI telah menggariskan bahwa rumah
sakit umum mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakn secara terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,, kelompok dan ataupun masyarakat.
Jaminan kualitas sering diartikan sebagai memastikan mutu, seperti tersebut
dalam kata to assure (to convince, to make sure or certain, to ensure, to secure )
artinya meyakinkan orang, mengusahakan sebaik- baiknya, mengamankan atau
menjaga.
Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan
yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
pelanggan (ASQC dalam Wijoyo, 1999). Mutu adalah totalitas dari wujud serta
ciri dari suatu barang atau jasa yang dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus
pengertian akan adanya rasa aman dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna
barang atau jasa yang dihasilkan tersebut (Din ISO 8402, 1986).
Mutu pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah terlebih
dahulu dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas
dari wujud serta ciri dan kepatuhan para penyelenggara pelayanan terhadap
standar yang telah ditetapkan. Dalam kenyataan sehari-hari melakukan penilaian
ini tidaklah mudah, penyebab utamanya ialah karena mutu pelayanan tersebut

2
bersifat multi-dimensional. Tiap orang, tergantung dari latar belakang dan
kepentingan masing-masing dapat saja melakukan penilaian dari dimensi yang
berbeda. Misalnya penilaian dari pemakai jasa pelayanan kesehatan, dimensi mutu
yang dianut ternyata sangat berbeda dengan penyelenggara pelayanan kesehatan
ataupun dengan penyandang dana pelayanan kesehatan
Quality Assurance Program adalah suatu proses mencakup kegiatan
mengukur mutu pelayanan yang diselenggarakan, menganalisis berbagai
kekurangan, menetapkan dan melaksanakan tindakan perbaikan serta menilai hasil
yang dicapai yang dilaksanakan secara sistematis, berdaur –ulang serta berdasaran
standar yang telah ditetapan (Palmer, 1983).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar belang diatas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Quality Assurance Program?
2. Bagaimana sasaran dari Quality Assurance Progam (QA)?
3. Bagaimana Standar dari Quality Assurance Progam (QA)?
4. Bagaimanakah bentuk Program menjaga mutu?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari pembuatan makalah ini
yaitu:
 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian dari Quality
Assurance Program, sasaran dari Quality Assurance Progam (QA), Standar
dari Quality Assurance Progam (QA), serta bentuk Program menjaga
mutu.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Quality Assurance (QA)


Quality Assurance sering diartikan sebagai menjamin mutu atau
memastikan mutu. Seperti dalam kata to assure (= to convince, to make sure or
certain, to ensure, to scure ) artinya menyakinkan orang, mengusahakan sebaik -
baiknya, mengamankan atau menjaga. Penerjemahannya sering dirancukan dalam
bahasa belanda " assurantie ", yang pandangan Inggrisnya adalah Insurance =
menjamin ( bukan to assurance ).
Beberapa definisi Quality Assurance dikemukakan sebagai berikut :
 Dr. Donabedian, A, seorang ahli dalam Quality Assurance memberikan
definisi QA dari aspek kesehatan sebagai “menjaga kualitas termasuk
kegiatan- kegiatan yang secara periodik atau kontinyu menggambarkan
keadaan dimana pelayanan disediakan. Pelayanan sendiri dimonitor dan hasil
pelayanannya diikuti jejaknya. Dengan demikian kekurangan-kekurangan
dapat dicatat, sebab- sebab dari kekurangan itu dikemukakan, dan dimuatkan
koreksi yang diperlukan, menghasilkan perbaikan kesehatan dan
kesejahteraan. QA dalam hal ini adalah proses siklus. “QA adalah suatu
penataan-penataan dan kegiatan-kehiatan yang dimaksudkan untuk menjaga
keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan “.
 Quality Assurance adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisis
kekurangan yang ditemukan dan membuat kegiatan untuk meningkatkan
penampilan yang diikuti dengan pengukuran mutu kembali untuk menentukan
apakah peningkatan telah dicapai. Ia adalah satu- satunya kegiatan yang
sistematis, suatu siklus kegiatan yang mempergunakan standar pengukuran
( Palmer, H, 1983 ).
 Menurut Joint Commision on Acreditation of Hospital ( JCAH ), Badan yang
menyelenggarakan Akreditasi di Amerika, Quality Assurance adalah suatu
program berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematik, memantau dan
menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan

4
kesempatan untuk meningkatkan pelayanan pasien dan memecahkan masalah
yang belum terungkap.
 Lori Di Prete Brown, mengemukakan bahwa " Intinya, Quality Assurance
adalah suatu susunan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan untuk menyusun
standar - standar dan untuk memonitoring dan meningkatkan kinerja sehingga
pelayanan yang diselengarakan sedapat mungkin efektif dan selamat ".
 Quality Assurance Program adalah suatu proses untuk memprkecil
kesenjangan anatara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang
diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang
dimilki oleh sistem tersebut (Ruels dan Frank, 1988).
 Quality Assurance Program adalah suatu upaya yang terencana dan sistematis
yang dipandang perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat dihasilkannya
keluaran yang meyakinkan (Crout, 1974).

B. Sasaran Quality Assurance Program (QA)


Sasaran Quality Assurance Program (QA) adalah pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan. Setiap pelayanan kesehatan terdapat empat (4) unsur yang
bersifat pokok, yaitu:
1. Unsur Masukan (Input)
Yang dimaksud dengan unsur masukan ialah semua hal yang diperlukan
untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan. Unsur masukan ini banyak
macamnya, tetapi yang terpenting adalah tenaga kesehtan (man), dana (money),
dan sarana (materials).
Secara umum disebutkan apabila tenaga dan sarana (kualitas dan kuantitas)
tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Standar of personnels and
facilities), serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulit
diharapkan baiknya mutu pelayanan (Bruce;1990; Fromberg;1988;
Gambone;1991).

5
2. Unsur Proses (Process)
Yang dimaksud dengan unsur proses adalah semua tindakan yang
dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindaan tersebut secara umum dapat
dibedakan atas dua macam yakni tindakan medis (medica lprocedures), dan
tindakan non-medis (non-medical procedural). Secara umum disebutkan apabila
kedua tindakan ini tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (standar of
conduct), maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan (Pena;1984).

3. Unsur Keluaran (Output)


Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah yang menunju pada
penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (performance).
Penampilan yang dimaksudkan disini banyak macamnya. Secara umum dapat
dibedakan atas dua macam, pertama; penampilan aspek medis (medical
performance), kedua; penampilan aspek non medis (non-medical performance).
Secara umum disebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan (standar of performance) maka berarti pelayanan
kesehatanyang diselenggarakan bukan pelayanan yang bermutu.

4. Unsur Lingkungan (Environment)


Yang dimaksud dengan unsur keluaran adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi pelayanan kesehatan. Untuk suatu institusi kesehatan, keadan
sekitar yang terpenting ialah kebijakan (policy), organisasi (organization) dan
manajemen (management). Secara umum apabila kebijakan, organisasi dan
manajemen tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan atau tidak
bersifat mendukung, maka sulit diharapkan baiknya mutu pelayanan kesehatan
(Donabedian,1980).

C. Standar Quality Assurance Program (QA)


Pada saat ini batasan tentang standar banyak macamnya. Beberapa
diantaranya yang dipandang cukup penting ialah:

6
 Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical
Pratice Guideline,1990).
 Standar adalah kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Pratice
Guideline,1990).
 Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh
suatu sarana pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh
keuntungan yang maksimal dari pelayanan yang diselenggarakan
(Rowland, 1983).
 Standar adalah tujuan produksi yang numerik lazimnya ditetapkan secara
sendiri namun bersfat mengikat, yang dipakai sebagai pedoman untuk
memisahkan yang tidak dapat diterima atau buruk dengan yang dapat
diterima atau baiak (Brent James, 1986).

Untuk mengukur tercapai atau tidaknya standar yang telah ditetapkan,


dipergunakan indikator. Indikator (tolok ukur) adalah ukuran kepatuhan terhadap
standar yang telah ditetapkan. Makin sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator,
makin sesuai pula keadaanya dengan standar yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-masing unsur pelayanan
kesehatan , standar dalam Program Menjaga Mutu secara umum dapat dibedakan
atas dua macam, yakni:
1. Standar Persyaratan Minimal
Yang dimaksud dengan standar persyaratan minimal adalah yang
menunjuk pada keadaan minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin
terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu.
Standar persyaratan minimal dibedakan atas tiga macam, yakni:
a. Standar Masukan
Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan
yang diprlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu. yakni jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, jenis , jumlah dan
spesifikasi sarana serta jumlah dana (modal). Jika standar masukan tersebut

7
menunjuk pada tenaga pelaksana disebut dengan nama standar ketenagaan
(standard of personnel). Sedangkan jika standar masukan tersebut menunjuk pada
sarana dikenal dengan nama standar sarana (standard of facilities). Untuk dapat
menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, standar masukan
tersebut harus dapat ditetapkan.
b. Standar Lingkungan
Dalam standar lingungan ditetapkan persyaratan minimal unsur
lingkungan yang diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang bermutu, yakni garis-garis besar kebijakan, pola organisasai serta sistem
manajemen yang harus dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayannan kesehatan.
Standar lingkungan ini populer dengan sebutan standar organisasi dan manajemen
(standard of organization and management). Sama halnya dengan masukan,
untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu, maka
standar lingkungan ini harus dapat pula ditetapkan.
c. Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur prosesyang
harus dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
bermutu, yakni tindakan medis dan tindakan non-medis pelayanan kesehatan.
Standar proses ini dikenal dengan nama standar tindakan (standard of conduct).
Karena baik atau tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oelh kesesuaian
tindakan dengan standar proses, maka harus dapat diupayakan tersusunnya standar
proses tersebut.

2. Standar Penampilan Minimal


Yang dimaksud dengan standar penampilan minimal adalah yng menunjuk
pada penampilan pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima. Standar ini,
karena menujuk pada unsur keluaran, disebut dengan nama standa keluaran, atau
populer dengan sebutan standar penampilan (standard of performance).
Untuk mengetahui apakah mutu pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan masih dalam batas-batas yang wajar atau tidak, perlu ditetapkan
standar keluaran.

8
Jika yang ingin diketahui adalah tentang mutu pelayanan (masalah) maka
yang diukur adalah indikator keluaran, tetapi jika yang ingin diketahui adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan (penyebab), maka yang diukur
adalah indikator masukan, proses serta lingkungan.

D. Bentuk Program Menjaga Mutu


Bentuk Program Menjaga Mutu banyak macamnya. Jika ditinjau dari
kedudukan organisasi pelaksana Program Menjaga Mutu, bentuk Program
Menjaga Mutu, secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Program Menjaga Mutu Internal
Pada Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)
kegiatan Program Menjaga Mutu diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Penyelenggara tersebut dapat berupa
perseorangan ataupun bersama-sama dalam suatu organisasi. Jika dalam bentuk
organisasi, keanggotaannya dapt hanya mereka yang menyelenggarakan
pelayanan (seluruhnya atau hanya perwakilan), atau kumpulan dari para ahli yang
tidak terlibat langsung dalam pelayanan kesehatan.
2. Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada Program Menjaga Mutu Eksternal (External Quality Assurance)
kegiatan Program Menjaga Mutu tidak diselenggarakan oleh institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, melainkan oleh suatu organisasi khusu
yang berada diluar institusi kesehatan. Semacam Professional Standar Review
Organization (PSRO) yang dibentuk di Amerika Serikat. Lazimnya
organisasikhusus ini bertanggung jawab tidak hanya untuk satu institusi kesehatan
saja, melainkan untuk semua institusi kesehatan yang ada diwilayah kerjanya.
Tetapi jika ditinjau dari waktu dilakasanakannya kegiatan menjaga mutu,
Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga macam yaitu sebagai berikut:
1. Program Menjaga Mutu Prospektif
Yang dimaksud dengan Program Menjaga Mutu Prospepektif (Prospective
Quality Assurance) adalah Program Menjaga Mutu yang diselenggarakan sebelum
pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama ditujukan pada unsur

9
masukan dan lingkungan. Prinsip-prinsip pokok Program Mutu Prospektif sering
dimanfaatkan dana tercantum dalam banyak peraturan perundang-undangan.
Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:
a. Standardisasi
b. Perizinan
c. Sertifikasi
d. Akreditasi
2. Program Menjaga Mutu Konkuren
Yang dimaksud dengan Program Menjaga Mutu Konkuren (Concrurent
Quality Assurance) adalah Program Menjaga Mutu yang diselenggarakan
bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama lebih
ditunjukkan pada unsur proses, yakni memantau dan menilai tindakan medis dan
non-medis yang dilakukan.
3. Program Menjaga Mutu Retrospektif
Yang dimaksud dengan Program Menjaga Mutu Retrospektif
(Retrospective Quality Assurance) adalah Program Menjaga Mutu yang
diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini, perhatian utama
lebih dirunjukkan pada unsur keluaran, yakni memantau dan menilai hasil
pelayanan kesehatan. Contoh Program Menjaga Mutu Retrospektif adalah review
rekam medis, review jaringan dan review klien.

E. Metoda yang digunakan untuk menjaga Program Mutu


Untuk mengukur dan menilai mutu asuhan dilaksanakan melalui berbagai
metoda sesuai kebutuhan.
Metoda yang digunakan adalah :
1) Audit adalah pengawasan yang dilakukan terhadap masukan, proses,
lingkungan dan keluaran apakah dilaksanakan sesuai standar yang telah
ditetapkan. Audit dapat dilaksanakan konkuren atau retrospektif, dengan
menggunakan data yang ada (rutin) atau mengumpulkan data baru. Dapat
dilakukan secara rutin atau merupakan suatu studi khusus.

10
2) Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan, penggunaan
sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti yang direfleksikan pada
catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik terhadap dokumennya sendiri
apakah informasi memadai maupun terhadap kewajaran dan kecukupan dari
pelayanan yang diberikan.
3) Survey dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung
maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei
kepuasan pasien.
4) Observasi terhadap asuhan pasien, meliputi observasi terhadap status fisik
dan perilaku pasien.

11
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Quality Assurance sering diartikan sebagai menjamin mutu atau
memastikan mutu. Seperti dalam kata to assure (= to convince, to make sure or
certain, to ensure, to scure ) artinya menyakinkan orang, mengusahakan sebaik -
baiknya, mengamankan atau menjaga. Penerjemahannya sering dirancukan dalam
bahasa belanda " assurantie ", yang pandangan Inggrisnya adalah Insurance =
menjamin ( bukan to assurance ).
Quality Assurance Program adalah suatu proses mencakup kegiatan
mengukur mutu pelayanan yang diselenggarakan, menganalisis berbagai
kekurangan, menetapkan dan melaksanakan tindakan perbaikan serta menilai hasil
yang dicapai yang dilaksanakan secara sistematis, berdaur –ulang serta berdasaran
standar yang telah ditetapan (Palmer, 1983).
Quality Assurance Program adalah suatu upaya yang terencana dan
sistematis yang dipandang perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat
dihasilkannya keluaran yang meyakinkan (Crout, 1974).
Sasaran Quality Assurance Program (QA) adalah pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan. Setiap pelayanan kesehatan terdapat empat (4) unsur yang
bersifat pokok, yaitu:
1) Unsur Masukan (Input) ialah semua hal yang diperlukan untuk
terselenggaranya pelayanan kesehatan.
2) Unsur Proses (Process) adalah semua tindakan yang dilakukan pada
pelayanan kesehatan.
3) Unsur Keluaran (Output) adalah yang menunju pada penampilan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan (performance).
4) Unsur Lingkungan (Environment) adalah keadaan sekitar yang
mempengaruhi pelayanan kesehatan.

12
Pada saat ini batasan tentang standar banyak macamnya. Beberapa
diantaranya yang dipandang cukup penting ialah:
 Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan
sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan minimal (Clinical
Pratice Guideline,1990).
 Standar adalah kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Pratice
Guideline,1990).
Sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-masing unsur pelayanan
kesehatan , standar dalam Program Menjaga Mutu secara umum dapat dibedakan
atas dua macam, yakni:
1. Standar Persyaratan Minimal adalah yang menunjuk pada keadaan minimal
yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Standar persyaratan minimal dibedakan atas tiga macam, yakni:
a. Standar Masukan
b. Standar Lingkungan
c. Standar Proses
2. Standar Penampilan Minimal adalah yng menunjuk pada penampilan
pelayanan kesehatan yang masih dapat diterima.
Bentuk Program Menjaga Mutu banyak macamnya. Jika ditinjau dari
kedudukan organisasi pelaksana Program Menjaga Mutu, bentuk Program
Menjaga Mutu, secara umum dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
1. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance) kegiatan
Program Menjaga Mutu diselenggarakan oleh institusi kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
2. Program Menjaga Mutu Eksternal Eksternal (External Quality Assurance)
kegiatan Program Menjaga Mutu tidak diselenggarakan oleh institusi yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan, melainkan oleh suatu organisasi khusu
yang berada diluar institusi kesehatan. Semacam Professional Standar Review
Organization (PSRO) yang dibentuk di Amerika Serikat.

13
Tetapi jika ditinjau dari waktu dilakasanakannya kegiatan menjaga mutu,
Program Menjaga Mutu dapat dibedakan atas tiga macam yaitu sebagai berikut:
1. Program Menjaga Mutu Prospepektif (Prospective Quality Assurance) adalah
Program Menjaga Mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan.
Beberapa diantaranya yang terpenting ialah:
a. Standardisasi
b. Perizinan
c. Sertifikasi
d. Akreditasi
2. Program Menjaga Mutu Konkuren (Concrurent Quality Assurance) adalah
Program Menjaga Mutu yang diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan
kesehatan.
3. Program Menjaga Mutu Retrospektif (Retrospective Quality Assurance) adalah
Program Menjaga Mutu yang diselenggarakan setelah pelayanan kesehatan. Pada
bentuk ini, perhatian utama lebih dirunjukkan pada unsur keluaran, yakni
memantau dan menilai hasil pelayanan kesehatan.
Metoda yang digunakan untuk menjaga Program mutu, diantaranya
adalah:
1) Audit;
2) Review;
3) Survey;
4) Observasi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Al- Assaf. 2009. Mutu Pelayanan Kesehatan. EGC: Jakarta


Azrul Azwar. Standar dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 1993;
Azrul Azwar. Konsep Mutu dalam Pelayanan Kesehatan, MKMI, 1993;
Blum HL. Planning for Development and Application of Social Change Theory,
Human Science Press, New York, 1984.
Departemen Kesehatan RI. Modul Pelatihan Rumah Sakit, Mutu Pelayanan
Depkes, Jakarta, 1992.
Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes, Jakarta,
1992.
Departemen Kesehatan RI. Sistem Kesehatan Nasional, Depkes, Jakarta, 1982.
Donabedian, A 1980, The Definition of Quality and Approaches its Assesment,
Ann Arbor Michigan , Health Administration Press Vol I
Donabedian A. Exploration in Quality and Monitoring Health
Administration,Ann Arbor, Michigan, 1980.
Emilie Beck, Joseph ED. Quality Assurance/Risk Management : The Nurses
Prespective, Care communication Inc, Chicago, 1981.
Ell MF, Ell JD. Quality Assurance Demystified, M.E. Medical Information
System, Victoria Australia 1991.
http://www.scribd.com/doc/126375826/Makalah-Standar-Pelayanan-Kebidanan
H.L Blum (1974). Faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan masyarakat
atau perorangan. Diambil
dari :http://hasmawatilaode.blogspot.co.id/2020/03/teori-hlblum-
derajatkesehatan.html
Joint Commission on Acreditation on Health Care Organization, Primer on
Indicator Development and Aplication, measuring Quality in Health
Care,JCAHO, Oakbrook Terrace, III, 1990.
Nan Kemp, Richardson EW. Quality Assurance in Nursing Practice,Biddies LTD,
London, 1990.
Palmer, Trevor. 1995. Understanding Enzymes Fourth Edition. Prentice Hall/
Ellis Horwood. London.
Rowland HS, Rowland BL.The Manual of Nursing Quality Assurance,Aspen
Publication Inc, Rockville, 1987.
Samsi Jacobalis. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, PT Citra Windu Satria,
Jakarta, 1989.
Satrianegara, M. Fais.2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan.
Jakarta:Salemba Medika
Texas Hospital Association.Guidelinesto an Effective Quality Assurance
Program, Texas Society for Quality Assurance, Texas, 1984.

iv
Wijoyo, D., 1999, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Airlangga University
Press, Surabaya.
World Health Organization. The Principles of Quality Assurance, Report on
WHO Meeting Barcelona, 1986.

Anda mungkin juga menyukai