Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

SWAMEDIKASI
PERTEMUAN 25 DAN 26
SWAMEDIKASI PENYAKIT KULIT AKIBAT JAMUR

Tanggal Praktikum : Kamis, 8 Oktober 2020

Kelompok : 5A
Fadhilla Nur Cahyani (M3519017)
Nama Anggota (NIM) :
Rahma Cintya Amylia (M3519051)

D3 FARMASI
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
SWAMEDIKASI
PERTEMUAN 25 DAN 26
SWAMEDIKASI PENYAKIT KULIT AKIBAT JAMUR

I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum hari ini yaitu untuk memberikan pilihan obat yang
tepat, mengetahui gejala-gejala yang harus dirujuk, monitoring dan edukasi pada
swamedikasi penyakit kulit akibat jamur.

II. DASAR TEORI


Kulit merupakan organ kompleks yang melindungi seseorang dari
lingkungan sekitar seperti agen infeksius, paparan sinar matahari, debu, maupun
paparan lainnya. Penyakit kulit akibat infeksi dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri, virus, maupun jamur. Faktor predisposisi pada individu antara lain faktor
internal (keadaan sawar kulit, imunitas pejamu, gizi, kebiasaan dan kebersihan
pribadi), faktor eksternal (kebersihan lingkungan, suhu, kelembaban, letak
geografis, kepadatan penduduk yang tinggi), serta patogenitas dan virulensi
mikroorganisme penyebab (Radityastuti dan Anggraeni, 2017).
Penyakit kutil merupakan salah satu masalah kesehatan kulit yang
biasanya ditandai dengan timbulnya bejolan kecil pada permukaan kulit, penyakit
ini yang disebabkan oleh virus yaitu human papiloma virus (HPV). Penularan
virus penyebab kutil dapat terjadi dengan mudah, salah satunya hanya
bersentuhan langsung dengan seseorang penderita kutil, namun tidak semua orang
yang bersentuhan dengan virus hpv akan menimbulkan penyakit kutil. Imunitas
tubuh masing-masing orang sangat berpengaruh dalam penularan penyakit ini,
penderita yang memiliki imunitas yang bermasalah akan rentan untuk terserang
penyakit kutil. Salah satu teknik pengobatan penyakit kutil adalah imunoterapi,
metode ini merupakan pengobatan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh
untuk mengatasi penyakit kutil. Imunoterapi intralesi adalah pengobatan efektif
untuk kutil. Metode ini memiliki respons terapeutik yang lebih baik,
membutuhkan lebih sedikit sesi, dan mampu mengobati kutil yang sudah lama
(Supriyatna dan Mustika, 2018).
Penyakit jamur kulit merupakan salah satu jenis penyakit kulit yang di
sebabkan oleh infeksi jamur. Faktor yang memicu terjadinya penyakit kulit adalah
kebiasaan hidup tidak bersih. Penyakit jamur kulit tidak menyebabkan kondisi
fatal, namun karena bersifat kronik dan residif serta tidak sedikit yang resisten
dengan obat antijamur, maka penyakit ini dapat menyebabkan gangguan
kenyamanan dan menurunkan kualitas hidup bagi penderitanya. Timbulnya
penyakit jamur kulit yang dialami masyarakat, mendorong masyarakat untuk
melakukan respon terhadap penyakit tersebut. Salah satu respon seseorang apabila
merasakan sakit yaitu dengan melakukan tindakan mengobati sendiri
(swamedikasi). Swamedikasi merupakan pemilihan dan penggunaan obat modern,
herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi penyakit
atau gejala penyakit (Amalia dkk., 2020).

III. KASUS
Aditya seorang pelajar SMA kelas 3 siang ini ke apotek anda untuk
membeli Caladine lotion. Dia mengeluhkan kulitnya terasa gatal-gatal, dan kering
di beberapa bagian tubuh yaitu di leher, punggung, siku, dan lipatan paha.
Keluhan ini sudah terasa sejak kemarin dan hanya digaruk saja. Keluhan ini terasa
makin gatal saat berkeringat. Dua hari yang lalu dia pergi ke tempat gym dan
renang, dan meminjam handuk temannya. Hasil pengamatan menunjukkan area
lipatan siku dan leher menunjukkan beberapa bercak putih.

IV. ANALISA KASUS


A. Analisis ASMETHOD
Age : > 12 th
Self or someone else : Aditya
Medication : -
Extra medicines : -
Time persisting : Sejak kemarin
History : -
Other symptoms : kulitnya terasa gatal-gatal, dan kering di beberapa
bagian tubuh yaitu di leher, punggung, siku, dan
lipatan paha. Terasa makin gatal saat berkeringat
Hasil pengamatan menunjukkan area lipatan siku dan
leher menunjukkan beberapa bercak putih
Danger symptoms : -

B. Penyelesaian Kasus dan Rekomendasi Obat


Berdasarkan analisis ASMETHOD, pasien Aditya mengalami infeksi
jamur yaitu panu. Kemungkinan gejala yang timbul tersebut akibat aktivitas
pasien Aditya 2 hari yang lalu yaitu pergi ke tempat gym dan renang, dan
meminjam handuk milik temannya. Kami merekomendasikan obat topikal
yang mengandung asam salisisat. Asam salisilat berkhasiat sebagai anti jamur
yaitu mematikan banyak jenis jamur. Asam salisilat digunakan dalam bentuk
salep atau larutan alkohol dengan kadar 3-6%. Selain itu juga bekerja sebagai
zat keratolitik, yaitu dapat melarutkan lapisan tanduk dengan konsentrasi 5-
10% (Ulfa dan Nofita, 2016). Obat yang dapat digunakan pasien Aditya yaitu
Kalpanax tincture. Kami merekomendasikan obat tersebut karena obat telah
memenuhi rasionalitas. Syarat obat rasional antara lain tepat indikasi, tepat
dosis,tepat pemilihan obat, tepat waktu pemberian, tepat rute dan cara
pemberiannya yang keseluruhannya tercantum dalam format penulisan yang
benar. Tepat indikasi sesuai dengan ISO halaman 355 vol.51 tahun 2017,
kalpanax tincture mengandung asam salisilat 4%, asam benzoat 4%, dan 3
povidone iodine 5%. Digunakan untuk mengobati panu, kutu air, kadas, dan
kurap. Asam benzoat bersifat fungistatik dan bakteriostatik dan umumnya
dikombinasikan dengan asam salisilat dengan perbandingan 2 : 1 (kurang lebih
3% asam salisilat dan 6% asam benzoat) dan telah lama digunakan dalam
terapi tinea (Ulfa dan Nofita, 2016). Obat ini termasuk dalam obat bebas
sehingga aman digunakan sebagai swamedikasi.

C. Informasi Penting Terkait Obat yang Diberikan


Kalpanax Tincture (ISO hal 355, 2017)
Indikasi : mengobati panu, kutu air, kadas, dan kurap.
Komposisi : asam salisilat 4%, asam benzoat 4%, dan 3 povidone iodine 5%.
Efek samping : -
Dosis : 2-3 kali sehari
Aturan pakai : Oleskan tipis-tipis 2-3 kali sehari pada bagian yang sakit
jangan digosok untuk menghindari iritasi kulit
Peringatan : Hanya sebagai obat luar, tidak boleh ditelan
Harga : Rp. 3.320

Periksakan ke dokter apabila gejala ridak mereda selama pemakaian obat


lebih dari 2 minggu.

D. Terapi Herbal yang Direkomendasikan


Senyawa antijamur yang berasal dari tanaman sebagian besar diketahui
merupakan metabolit sekunder tanaman, terutama golongan fenolik dan terpen
dalam minyak atsiri. Selain itu, senyawa fitokimia dapat berkhasiat sebagai
antijamur seperti alkaloid, saponin, tanin, fenolik, flavonoid dan triterpenoid.
Durian (Durio zibethinus L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung
fitokimia. Kulit buah Durian mengandung senyawa fenolik, flavonoid, saponin,
dan tanin. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah Durian dapat
digunakan sebagai antijamur (Setyowati dkk., 2013).

E. Terapi Non Farmakologi


1. Ganti pakaian yang sudah basah
Pakaian yang sudah basah akan menimbulkan pertumbuhan jamur
yang lebih parah, terlebih jika pakaian tersebut sudah digunakan
dalam waktu beberapa hari dan terkena banyak keringat. Karena
biasanya pakaian tersebut terdapat banyak bakteri yang berkembang
pada lingkungan yang lembab, oleh sebab itu jika Anda menderita
penyakit jamur. Usahakan untuk selalu mengganti pakaian agar jamur
tersebut tidak tumbuh menyebar dan semakin parah.
2. Jangan gunakan lotion pelembab
Lotion pelembab memang sangat baik untuk mencegah kulit kering,
terutama untuk kulit tangan, kaki atau tubuh. Akan tetapi hal ini tidak
berlaku pada penderita penyakit jamur, karena jika Anda
menggunakan pelembab. Terutama pada bagian kulit yang jarang
disentuh, maka akan menyebabkan pertumbuhan jamur pada kulit
Anda semakin parah dan banyak. Bahkan bisa menyebar kemana-
mana dengan cepat. Oleh sebab itu mulailah untuk menghindari
pelembab atau lotion setidaknya hingga penyakit jamur yang Anda
derita sembuh.
3. Gunakan pakaian bersih dan kering
Penyakit jamur akan sembuh dengan mudah apabila kita selalu
menjaga kebersihan pakaian yang kita kenakan, karena dengan
pakaian yang bersih. Jamur tidak akan bisa menggandakan diri dengan
mudah, selain bersih, Anda juga harus selalu mengenakan pakaian
yang kering, karena pakaian yang basah menyebabkan pertumbuhan
jamur semakin merajalela.
4. Rajin membersihkan diri
Selain kebersihan pakaian, kebersihan diri Anda juga harus selalu
dijaga, utamakan untuk mandi 2 kali dalam sehari, Dengan
membersihkan tubuh secara rutin dari keringat atau kotoran yang
menempel, maka penyakit jamur bisa sembuh dengan sangat mudah
tanpa harus Anda mengkonsumsi obat mahal.

V. KESIMPULAN
Pasien Aditya mengalami gejala infeksi jamur pada kulit yaitu panu. Kami
merkomendasikan obat Kalpanax Tincture. Aturan pakai yaitu oleskan tipis-
tipis 2-3 kali sehari pada bagian yang sakit jangan digosok untuk menghindari
iritasi kulit. Jika gejala ridak mereda selama pemakaian obat lebih dari 2
minggu, maka pasien disarankan periksa ke dokter. Terapi non farmakologi
dapat menggunakan pakaian yang kering dan bersih, sering membersihkan diri.
Jangan menggunakan handuk secara bergantian. Sedangkan terapi herbal dapat
mengonsumsi ekstrak kulit durian.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Amalia, V., Muthoharoh, A., Fitriyani, F., & Ningrum, W. A. 2020.
Persepsi dan Perilaku Swamedikasi Penyakit Jamur Kulit di
Kelurahan Panjang Wetan Kota Pekalongan Tahun 2020. Medical
Sains: Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 5(1) : 1-10.
Ikatan Apoteker Indonesia. 2017. ISO : Informasi Spesialite Obat Vol. 51.
Jakarta : IsfiPenerbitan.
Radityastuti, R., & Anggraeni, P. 2017. Karakteristik Penyakit Kulit
Akibat Infeksi di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Dr Kariadi
Semarang Periode Januari 2008-Desember 2010. Media Medika
Muda, 2(2) : 137-142.
Setyowati, H., Hanifah, H. Z., Nugraheni, R. P., & Setyani, W. 2013. Krim
kulit buah durian (durio zibethinus L.) sebagai obat herbal
pengobatan infeksi jamur candida albicans. Media Farmasi
Indonesia, 8(2) : 560-570.
Supriyatna, A., & Mustika, W. P. 2018. Komparasi Algoritma Naive bayes
dan SVM Untuk Memprediksi Keberhasilan Imunoterapi Pada
Penyakit Kutil. J-SAKTI (Jurnal Sains Komputer dan
Informatika), 2(2): 152-161.
Ulfa, A. M., dan Nofita, N. 2016. Analisa Asam Benzoat Dan Asam
Salisilat Dalam Obat Panu Sediaan Cair. Jurnal Kebidanan
Malahayati, 2(2) : 51-59.

VII. Lampiran
A. Jurnal

Mengetahui,
Surakarta, 8 Oktober 2020
Praktikan
Asisten Pembimbing

(Dilla Putri Z. S.) (kelompok 5A)


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai