MAKALAH
Di susun oleh :
MANAJEMEN KP 6
FAKULTAS EKONOMI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia ini tepat pada waktunya. Makalah Bahasa Indonesia ini disusun untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan Bahasa Indonesia semester awal. Makalah ini
membahas mengenai Sejarah, Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia.
Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen atas segala
arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul…....................................................................................................i
Kata Pengantar…................................................................................................... ii
DaftarIsi…..............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan….............................................................................................. 1
I.3 Tujuan…....................................................................................................1
Bab II Pembahasan…............................................................................................2
III.1 Kesimpulan…........................................................................................17
III.2 Saran…..................................................................................................17
Daftar Pustaka…....................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Melayu Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan
di Bogor (Prasasti Bogor, tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu
diperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa Melayu Kuno pada waktu itu
tidak saja dipakai di Pulau Sumatra tetapi juga dipakai di pulau Jawa.
Berikut ini dikutipkan dengan bunyi batu Prasasti Kedukan Bukit :
Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyu syuklapaks wulan
waisyaakha dapunta hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di
saptamie syuklapaksa wulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minanga
taamwan.
Selamat! Pada tahun syaka 605 hari kesebalas pada masa terang
bulan Wasyaakha, tuan kita yang mulia naik di perahu menjemput
Siddhayaatra. Pada hari ketujuh, pada masa terang bulan Jyestha.
Tuan kita yang mulia berlepas dari Minanga Taamwan ... )
Kalau kita perhatikan dengan seksama, ternyata prasasti itu
memiliki kata-kata (dicetak dengan huruf miring) yang masih kita kenal
sekarang walaupun waktu sudah berlangsung lebih dari 1400 tahun.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk lainnya, dapatlah kita kemukakan
bahwa pada zaman Sriwijaya bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan yaitu
bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua
franca) antarsuku di Indonesia.
3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan terutama
di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.
3
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia.
Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau-pulau
yang bertebaran dan lautan yang menghubungkan pulau-pulau yang
merupakan wilayah Republik Indonesia sekarang adalah kesatuan tumpah
darah (tempat kelahiran) yang disebut bangsa Indonesia itu juga
merupakan satu kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Pernyataan yang
ketiga tidak merupakan pengakuan “berbahasa satu”. Tetapi merupakan
pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
(Halim, 1893: 2-3).
` Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda. Resmilah bahasa Melayu,
yang sudah dipakai sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa
Indonesia.
4
mengemban tugasnya tersebut, terutama bila dilihat dari segi kondisi
bahasa Indonesia itu?
Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan kenyataan pemakaian
bahasa Indonesia sampai saat ini. Walaupun bahasa Indonesia sudah
berfungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya., kemampuannya dalam
berbagai aspek kehidupan masih belum mencapai tingkat yang maksimal.
Terlepas dari kemampuan penuturnya, secara materi bahasa Indonesia
masih memiliki kekurangan, yang dapat diamati dalam berbagai aspek
seperti tata bunyinya, tata katanya, tata kalimatnya, tata maknanya, dan
peristilahannya. Kekurangan itu semakin tampak setelah rumusan kaidah
bahasa Indonesia, setidaknya sampai saat ini, belum digarap secara tuntas.
Gambaran di atas menunjukan bahwa pengembangan bahasa
Indonesia itu perlu dan harus dilaksanakan agar perkembangan bahasa
Indonesia berjalan ke arah yang diharapkan. Usaha pengembangan yang
berandil besar dalam mengarahkan perkembangan bahasa Indonesia akan
berjalan secara “liar”.
5
3.1 Kedudukan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk
lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan
dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston
(dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan
luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan)keberbagainegara.Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam
negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat
menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah
membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan,
perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi
Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di lain sisi peluang dan
tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang
bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari
berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal, baik
linguistis maupun non-linguistis.
6
Jika semua ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bahasa Indonesia tetap
akan menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, dsb.
Karena fenomena-fenomena seperti itu akan mengakibatkan orang-orang
Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-
ungkapan asing. Selain itu, orang Indonesia akan menghargai bahasa asing secara
berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlalu
asing”, atau “hiper asing”. Dan yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia
belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai
bahasaIndonesiaapaadanya.
Oleh sebab itu, mari kita perjuangkan bahasa Indonesia agar tetap pada
fungsi dan kedudukannya. Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia
perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya
asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak cocok dengan bahasa dan
budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar
kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah
tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih
harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati
diri bahasa Indonesia.
7
prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.
8
meletakkan kepentingan nasional jauh diatas
kepentingandaerahataugolongan.Didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2)
bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan
(4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
9
menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan
wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa
Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita
hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada
saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si
pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa
yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
10
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa
yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini
dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show)
di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita
cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan
yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
11
bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi dunia
pendidikan adalah identitas bangsa.
12
daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan
eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa
Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan
penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
13
asing, pada umumnya lebih awal diakai oleh media massa, apakah di
media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang memiliki
kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan
pemirsa yang banyak, media massa mempunyai pengaruh yang besar
di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan
salah satu mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran
informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu, pembinaan bahasa
Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna
menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus
diyakinkan bahwa mereka juga pembinan bahasa seperti kita.
14
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina
sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat
bahwa masalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan
keberhasilan pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh
kecintaan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah
menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti
bahwa pembinaan bahasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang
cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan
peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya
bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa
Indonesia.
15
menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia di semua
aspek kehidupan
16
BAB III
PENTUTUP
1. Kesimpulan
17
2. Saran
1. Kita harus mengerti sejarah yang telah dilalaui Bahasa Indonesia secara
lebih dalam, sehingga kita dapat lebih memaknai Bahasa Indonesia itu
sendiri dan tetap mempeliharanya serta mengembangkannya.
18
Daftar pustaka
19