Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH BAHASA INDONESIA DAN KEDUDUKAN BAHASA

INDONESIA DI ERA GLOBALISASI

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Di susun oleh :

1. Eka Saputra (1961355)


2. Silviana Iskandar (1961349)

MANAJEMEN KP 6

FAKULTAS EKONOMI

STIE PGRI DEWANTARA JOMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa
Indonesia ini tepat pada waktunya. Makalah Bahasa Indonesia ini disusun untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan Bahasa Indonesia semester awal. Makalah ini
membahas mengenai Sejarah, Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan banyak terimah kasih kepada bapak dosen atas segala
arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan
utamanya kepada  penulis sendiri. Penulis menyadari, bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan pada makalah ini. Hal ini Karena keterbatasan
kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari semua pihak guna  penyempurnaan makalah ini.

Jombang, 27 september 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…....................................................................................................i

Kata Pengantar…................................................................................................... ii

DaftarIsi…..............................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan….............................................................................................. 1

        I.1 Latar Belakang…......................................................................................1

        I.2 Rumusan Masalah….................................................................................1

        I.3 Tujuan…....................................................................................................1

Bab II Pembahasan…............................................................................................2

        II.1 Sejarah Bahasa Indonesia…...................................................................2

a)      sumber bahasa indonesia …...........................................................2

b)      peresmian nama bahasa indonesia …............................................3

        II.2 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia di era globalisasi…................6

III) pengaruh dan tantangan bahasa indonesia di era globalisasi….. 11

Bab III Penutup…..................................................................................................17

        III.1 Kesimpulan…........................................................................................17

        III.2 Saran…..................................................................................................17

Daftar Pustaka…....................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

      Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan


bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain itu
Bahasa Melayu juga menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, menjadi
bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan nusantara yang
digunakan oleh berbagai suku Bangsa Indonesia dengan para pedagang asing.
Pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari bahwa bahasa Melayu dapat
dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan pegawai pribumi karena
penguasaan Bahasa Belanda oleh para pegawai pribumi dinilai lemah.

      Dengan bersandarkan pada Bahasa Melayu yang kian merajalela di Indonesia,


maka sarja dari Bangsa Belanda mulai melakukan penerbitan-penerbitan karya
sastra yang memakai Bahasa Melayu selain itu mereka juga telak melakukan
promosi bahasa ke sekolah-sekolah kaum pribumi pada masa penjajahan, seiring
berjalannya waktu mulailah tumbuh kesadaran akan keinginan untuk memiliki
bahsa sendiri yaitu Bahasa Indonesia.

      Dari pernyataan-pernyataan diatas penulis sangat tertarik untuk membahas dan


mendeskripsikan mengenai “Sejarah, Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia”.
Karena Masyarakat Indonesia sendiri belum tahu banyak tentang bagaimana
perjalanan Bahasa Indonesia sampai saat ini, serta kedudukan dan fungsi Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pemersatu Bangsa Indonesia.

I.2 Rumusan Masalah

      1. Bagaimana sejarah Bahasa Indonesia ?

      2. Bagaimana kedudukan Bahasa Indonesia ?

      3. Apa fungsi Bahasa Indonesia ?

I.3 Tujuan

      1. Untuk mengetahui bagaiman sejarah Bahasa Indonesia

      2. Untuk mengetahui kedudukan Bahasa Indonesia

      3. Untuk mengetahui apa sajakah fungsi Bahasa Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan
penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya
sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di
Timor Leste, bahasa Indonesia berstatus sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu
dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu Riau (wilayah Kepulauan Riau sekarang) dari abad ke-19. Dalam
perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai
bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses
pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali
sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk
menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu
tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia
saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun
Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan
bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui
penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.

2.2 Sumber Bahasa Indonesia


Apabila ingin membicarakan perkembangan bahasa Indonesia,
mau tidak mau kita harus membicarakan bahasa Melayu sebagai sumber
(akar) bahasa Indonesia yang kita pergunakan sekarang. Bahasa Indonesia
tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu, yang sejak dahulu sudah
dipakai sebagai bahasa perantara (lingua franca). Bukan saja di kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Pertanyaan yang mungkin timbul adalah kapan sebenarnya bahasa
Melayu mulai dipergunakan sebagai alat komunikasi. Berbagai batu
bertulis (prasasti) kuno yang ditemukan, seperti (1) Prasasti Kedukan
Bukit di Palembang, tahun 683, (2) Prasasti Talang Tuo di Palembang,
tahun 684, (3) Prasasti Kota Kapur di Bangka Barat, tahun 686, dan (4)
Prasasti Karang Brahi, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi, tahun 688,
yang bertulis Pra-Nagari dan bahasanya bahasa Melayu Kuno, memberi
petunjuk kepada kita bahwa bahasa Melayu dalam bentuk bahasa Melayu
Kuno sudah dipakai sebagai alat komunikasi pada zaman Sriwijaya
(Halim, 1979: 6-7). Prasasti-prasasti yang juga tertulis di dalam baha

2
Melayu Kuno terdapat di Jawa Tengah (Prasasti Gandasuli, tahun 832) dan
di Bogor (Prasasti Bogor, tahun 942). Kedua prasasti di Pulau Jawa itu
diperkuat pula dugaan kita bahwa bahasa Melayu Kuno pada waktu itu
tidak saja dipakai di Pulau Sumatra tetapi juga dipakai di pulau Jawa.
Berikut ini dikutipkan dengan bunyi batu Prasasti Kedukan Bukit :
Swastie syrie syaka warsaatieta 605 ekadasyu syuklapaks wulan
waisyaakha dapunta hyang naayik di saamwan mangalap siddhayaatra di
saptamie syuklapaksa wulan jyestha dapunta hyang marlapas dari minanga
taamwan.
Selamat! Pada tahun syaka 605 hari kesebalas pada masa terang
bulan Wasyaakha, tuan kita yang mulia naik di perahu menjemput
Siddhayaatra. Pada hari ketujuh, pada masa terang bulan Jyestha.
Tuan kita yang mulia berlepas dari Minanga Taamwan ... )
Kalau kita perhatikan dengan seksama, ternyata prasasti itu
memiliki kata-kata (dicetak dengan huruf miring) yang masih kita kenal
sekarang walaupun waktu sudah berlangsung lebih dari 1400 tahun.
Berdasarkan petunjuk-petunjuk lainnya, dapatlah kita kemukakan
bahwa pada zaman Sriwijaya bahasa Melayu berfungsi sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa kebudayaan yaitu
bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.
2. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perhubungan (lingua
franca) antarsuku di Indonesia.
3. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa perdagangan terutama
di sepanjang pantai, baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun
bagi pedagang-pedagang yang datang dari luar Indonesia.
4. Bahasa Melayu berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan.

2.3 Peresmian Nama Bahasa Indonesia


Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti, berkembang
dan tumbuh terus. Pada waktu akhir-akhir ini perkembangannya itu
menjadi demikian pesatnya sehingga bahasa ini telah menjelma menjadi
bahasa modern, yang kaya akan kosakata dan mantap dalam struktur.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, para Pemuda Indonesia
mengikarkan Sumpah Pemuda. Naskah Putusan Kongres Pemuda
Indonesia tahun 1928 itu berisi tiga butir kebulatan tekad sebagai berikut.
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku tertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia.

3
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan,
Bahasa Indonesia.
Pernyataan yang pertama adalah pengakuan bahwa pulau-pulau
yang bertebaran dan lautan yang menghubungkan pulau-pulau yang
merupakan wilayah Republik Indonesia sekarang adalah kesatuan tumpah
darah (tempat kelahiran) yang disebut bangsa Indonesia itu juga
merupakan satu kesatuan yang disebut bangsa Indonesia. Pernyataan yang
ketiga tidak merupakan pengakuan “berbahasa satu”. Tetapi merupakan
pernyataan tekad kebahasaan yang menyatakan bahwa kita, bangsa
Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.
(Halim, 1893: 2-3).
` Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda. Resmilah bahasa Melayu,
yang sudah dipakai sejak pertengahan abad VII itu, menjadi bahasa
Indonesia.

2.4 Pengembangan Bahasa Indonesia


2.4.1 Arti Pengembangan Bahasa Indonesia
Arti istilah pengembangan ini harus dibedakan dengan arti istilah
perkembangan. Perkembangan merupakan usaha sadar atau disengaja,
yaitu usaha mengembangkan. Pengembangan Bahasa Indonesia
merupakan usaha sadar mengembangkan bahasa Indonesia, atau usaha
sadar mengarahkan bahasa Indonesia ini menjadi berkembang (sesuai
dengan sasaran pengembangan bahasa Indonesia itu).
2.4.2 Latar belakang pengembangan Bahasa Indonesia
Ditinjau dari segi usia, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
masih muda usianya. Sekalipun diakui, setidaknya sampai saat ini, bahwa
usia bahasa Indonesia itu masih muda, satu hal yang perlu diinsyafi adalah
kenyataan bahwa bahasa Indonesia telah mampu menjalankan tugasnya
berkaitan dengan dua kedudukannya. Dia sudah bisa menjalankan
tugasnya sebagai lambang kebanggaan nasional, lambang identitas
nasional, alat pemersatu masyarakat dan bangsa Indonesia. Dia telah pula
menjalankan tugasnya sebagai bahasa resmi negara, bahasa tata
pemerintahan, bahasa pengantar di bidang pendidikan, dan sebagai bahasa
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun, ada hal yang masih perlu, bahkan harus, dipertanyakan, yaitu:
Apakah Bahasa Indonesia sudah mampui mengemban tugasnya secara
maksimal? Sejauh manakah kadar kemampuan bahasa Indonesia dalam

4
mengemban tugasnya tersebut, terutama bila dilihat dari segi kondisi
bahasa Indonesia itu?
Pertanyaan di atas bisa dijawab dengan kenyataan pemakaian
bahasa Indonesia sampai saat ini. Walaupun bahasa Indonesia sudah
berfungsi sesuai dengan kedudukan dan fungsinya., kemampuannya dalam
berbagai aspek kehidupan masih belum mencapai tingkat yang maksimal.
Terlepas dari kemampuan penuturnya, secara materi bahasa Indonesia
masih memiliki kekurangan, yang dapat diamati dalam berbagai aspek
seperti tata bunyinya, tata katanya, tata kalimatnya, tata maknanya, dan
peristilahannya. Kekurangan itu semakin tampak setelah rumusan kaidah
bahasa Indonesia, setidaknya sampai saat ini, belum digarap secara tuntas.
Gambaran di atas menunjukan bahwa pengembangan bahasa
Indonesia itu perlu dan harus dilaksanakan agar perkembangan bahasa
Indonesia berjalan ke arah yang diharapkan. Usaha pengembangan yang
berandil besar dalam mengarahkan perkembangan bahasa Indonesia akan
berjalan secara “liar”.

2.4.3 Tujuan pengembangan Bahasa Indonesia


Pengembangan bahasa indonesia bertujuan agar bahasa Indonesia
berkembang menjadi bahasa yang satu, baku, modern, dan cendekia.
Masing-masing predikat itu dapat dijelaskan sebagai berikut. (1) satu yaitu
terciptanya bahasa Indonesia yang satu, (2) baku yaitu Bahasa Indonesia
memiliki kebakuannya sendiri yang berbeda dengan kaidah bahasa kelas
atas, dan setetusnya. (3) Modern yaitu pemutakhiran bahasa sehingga dia
benar-benar memiliki fungsi termasa. (4) Cendekia menitikberatkan
ketepatgunaan bahasa Indonesia dalam mencerminkan logika penuturnya.
Tujuan demikian ini sangat penting terutama bila dikaitkan dengan
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang selalu
membutuhkan alat yang tepat (bahasa) untuk menuangkan logika.

5
3.1 Kedudukan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi

Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat
menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk
lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan
dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana dikemukakan oleh Featherston
(dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya melalui jangkauan
luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan)keberbagainegara.Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam
negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat
menggembirakan. Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah
membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan,
perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi
Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di lain sisi peluang dan
tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang
bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari
berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal, baik
linguistis maupun non-linguistis.

Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga


memiliki kedudukan yaitu sebagai bahasa nasional.Kedudukan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dimulai saat
dicetuskanyaSumpahPemudatanggal28Oktober1928.

Dalam kaitanya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki fungsi


yang sangat penting yaitu:

1.lambang kebanggan kebangsaan

2.lambang identitas nasional

3.alat perhubung ananta warga, antardaerah, danantarbudaya,

4.alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latarbelakang


sosialbudaya dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan
Indonesia.

Apakah kedudukan-kedudukan seperti di atas itu masih layak disandang


oleh bahasa Indonesia untuk sekarang ini? Sementara saat ini banyak orang
Indonesia yang lebih menyukai mahir berbahasa Inggris dibandingkan berbahasa
Indonesia. Seolah-olah mereka merasa dirinya lebih pandai daripada yang lain
karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan
fasih,walaupunpenguasaanbahasaIndonesianyakurangsempurna.

6
Jika semua ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bahasa Indonesia tetap
akan menjadi lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, dsb.
Karena fenomena-fenomena seperti itu akan mengakibatkan orang-orang
Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata, istilah-istilah, dan ungkapan-
ungkapan asing. Selain itu, orang Indonesia akan menghargai bahasa asing secara
berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”, “terlalu
asing”, atau “hiper asing”. Dan yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia
belajar dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai
bahasaIndonesiaapaadanya.

Oleh sebab itu, mari kita perjuangkan bahasa Indonesia agar tetap pada
fungsi dan kedudukannya. Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia
perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini
diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya
asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak cocok dengan bahasa dan
budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar
kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah
tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih
harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati
diri bahasa Indonesia.

A.     KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti


tercantum pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan
Putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti
bahwa bahasa Indonesia berkedudukan sebagai  bahasa nasional ;
kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa daerah. Selain itu , didalam
undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB XV , pasal 36 )
mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa
Indonesia berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang –
undang dasar 1945.

Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak


pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung
pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di
dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi.  Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak
langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu,
termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai

7
prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.

Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa


Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa
Indonesia di dalam struktur budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan
peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi
sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa
itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang.
Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai
prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan
bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa merupakan
cermin dari daya nalar (pikiran).

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia


berfungsi sebagai (1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang
identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar
budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai – bagai suku
bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing – masing
kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung


disamping bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi
ini bahasa Indonesia tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula
sehingga ia serasi dengan lambang kebangsaan kita yang lain. Bahasa
Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila masyarakat pemakainya
membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih
dariunsur–unsurbahasalain.

Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional –


adalah sebagai alat perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku
bangsa. Berkat adanya bahasa nasional kita dapat berhubungan satu dengan
yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah pahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu
dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang
lain di tanah air kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai
satu-satunya alat komunikasi.

Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai


bahasa nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya
penyatuan berbagai – bagai suku bangsa yang memiliki latar belakang social
budaya dan bahasa yang berbeda-beda kedalam satu kesatuan kebangsaan
yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia memungkinkan berbagai
bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu
dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada
nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang
bersangkutan. Lebih dari itu, dengan bahasa nasional itu kita dapat

8
meletakkan kepentingan nasional jauh diatas
kepentingandaerahataugolongan.Didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2)
bahasa pengantar didalm dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan
(4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam


segala upacara, peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan
maupun dalam bentuk tulisan. Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu
adalah penulisan dokumen – dokumen dan putusan – putusan serta surat –
surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan kenegaraan
lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.

Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa


Negara , bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga –
lembaga pendidikan mulai taman kanak – kanak sampai dengan perguruan
tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di daerah – daerah, seperti daerah aceh,
batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar yang menggunakan bahasa
daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan
dasar.Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan
untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah . Didalam hubungan dengan
fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja sebagai alat komunikasi
timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan saja sebagai
alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat
perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan
bahasanya.

Akhirnya, didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa


Indonesia berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu
pengetahuan , dan teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah
satu – satunya alat yang memungkinkan kita membina dan mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memikili cirri – ciri dan
identitasnya sendiri , yang membedakannya dari kebudayaan daerah. Pada
waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat untuk
menyatakan nilai – nilai sosial budaya nasional kita.

Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula


bertambah besar. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa .
media massa cetak dan elektronik, baik visual, audio, maupun audio visual
harus memakai bahasa Indonesia. Media massa menjadi tumpuan kita dalam
menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa
Indonesia berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia
ternyata dapat memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah
tidak memiliki kata untuk sebuah konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat

9
menyebarluaskan sastra Indonesia dapat dipakai. Sastra Indonesia merupakan
wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis bahasa sehingga bahasa
Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi


antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa
bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka
menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi
dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. 
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya.
Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan
bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.

Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah


satu alat yang paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan
maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa
Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari
bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa,
orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang
tidak disadari.

Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan


kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat
akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur.
Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah
dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar
atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita.
Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu
dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar
dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.

a.  Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri

Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita
hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada
saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si
pemakai bahasa tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa
yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. Ia
menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi. Fungsi ini
berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.

b.  Bahasa sebagai Alat Komunikasi

10
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa
yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita.

c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,


memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-
pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat  hanya dapat dipersatukan secara efisien
melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh
memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok
sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-
bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia
memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu
dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

d.Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial

Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini
dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai
penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa.
Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh
penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik
merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show)
di televisi dan radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial
merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita
cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan
yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.

B. PENGARUH DAN TANTANGAN BAHASA INDONESIA DI ERA


GLOBALISASI

Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek


kehidupan dan penghidupan manusia. Pengaruh itu antara lain akan terlihat di

11
bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi dunia
pendidikan adalah identitas bangsa.

Apabila berbicara mengenai identitas bangsa, kita akan berbicara juga


tentang kebudayaan, dan mau tidak mau kita juga akan mempersoalkan bahasa.
Makagiansar (1990) menekankan perlu adanya kesadaran tentang identitas
budaya, Salim (1990) juga menyatakan upaya mempertahankan identitas
merupakan prioritas yang harus diperjuangkan mati-matian dengan ciri utama
keseimbangan antara aspek material dan spiritual.

Jika kita melihat sisi positifnya perkembangan bahasa Indonesia di


dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun juga sangat
menggembirakan.eksistensi bahasa Indonesia semakin mencuat ketika bahasa
Indonesia mulai diminati orang asing baik yang ada di Indonesia maupun di
luar negri.Banyak darinegara asing telah membuka program bahasa Indonesia
(Indonesian Language Studies). Hal ini terbukti berdasarkan data di Pusat
Bahasa terdapat 139 lembaga pengajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing
(BIPA) di luar Indonesia. Lembaga pengajaran BIPA tersebut tersebar di 73
negara, antara lain seperti: Australia, Amerika, Jepang, Jerman, Belanda,
Inggris, Rusia, Korea, dan Cina.

Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat, di sisi lain


Pengaruh arus globalisasi dalam identitas bangsa tercermin antara lain dari
sikap lebih mengutamakan penggunaan bahasa asing daripada bahasa
indonesia, misalnya dalam penamaan kompleks perumahan, dan sikap
mementingkan kegiatan tertentu, seperti demi kegiatan pengembangan
pariwisata dan bisnis.

Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika tidak


ada upaya pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan pelestarian bahasa
dan sastra indonesia disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa
Tengah, Drs. Widada, M.Hum. (Solopos, 22 oktober 2010). Lebih lanjut ia
mengatakan bahwa sekarang ini tidak sedikit orang lebih bangga menggunakan
bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.

Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal


yang wajar berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu dipikirkan
adalah bagaimana kita secara konkret dapat menumbuhkembangkan dan
melesdtarikan bahasa Indonesia di semua aspek kehidupan.

Demikian Peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin


besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara
lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa.
Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan
internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa pengaruh negatif bahasa

12
daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat. Tantangan
eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa
Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan
penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.

  1)  Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia

Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber


daya manusia memegang peranan yang sangat menentukan kadar
keberhasilan sesuatu, termsuk keberhasilan pembinaan dan pengembangan
bahasa. Oleh karena itu, para pemegang kebijakan dan pelaksana di
lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan peluang sebaik-baiknya,
sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang ada, peluang
berikut kiranya perlu dipertimbangkan.

a.  Adanya Dukungan Luas

Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu


ke waktu memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini
disebabkan oleh adanya dukungan, terutama dari pemerintah.
Dukungan tersebut dapat kita lihat dengan terbitnya surat dan program
berikut.

1)  Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20,


tanggal 28 Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi
dalam Rangka Pemantapan Persatuan dan Kesatuan Bangsa;

2) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,


Nomor I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha
Pemasyarakatan Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan
dan Kesatuan Bangsa;

3) Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa


seluruh Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang
Penertiban Pangginaan Bahasa Asing;

4) Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20


Mei 1995 yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar; dan

5) Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang


dipelopori oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

b.Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil


bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah
baru, baik yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa

13
asing, pada umumnya lebih awal diakai oleh media massa, apakah di
media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang memiliki
kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan
pemirsa yang banyak, media massa mempunyai pengaruh yang besar
di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan
salah satu mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran
informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu, pembinaan bahasa
Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna
menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang
menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan memdia massa harus
diyakinkan bahwa mereka juga pembinan bahasa seperti kita.

  2)  Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya

Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah


memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak
berarti di seputar itu tidak ada hambatan atau tantangan yang
memerlukan penanganan yang serius. Pada masa-masa mendatang
pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan kepada berbagai
tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan sungguh-sungguh
akan menjadi kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat usaha
tersebut.

Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai


berikut:

a. Sumber Daya Manusia (SDM)

Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan


oleh sumber daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan
pengembangana bahasa antara lain juga bergantung kepada manusia
pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang memegang
kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masa
mendatang dituntut lebih profesional lagi dibidangnya. Kemajuan atau
perkembangan dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak
kemajuan ilmu dan teknologi menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia
sebagai saranan komunikasi masyarakat Indoesia. Bahasa Indonesia
dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai konsep yang
diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern.
Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat
pemakainya dalam berbagai bidang, seperti politik, ekonomi,
pendidikan, pengetahuan, teknologi, keamanan, dan kebudayaan
(Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia harus bisa
mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang
diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN
1998).

b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial

14
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina
sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat
bahwa masalah sikap merupakan faktor yang paling menentukan
keberhasilan pembinaan tersebut. Dari sikap positif inilah akan tumbuh
kecintaan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah
menampak, walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti
bahwa pembinaan bahasa Indonesia yang telah dilaksanakan oleh
pemerintah dalam berbagai bentuknya telah menmpakkan hasil yang
cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah memperlihatkan
peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya
bahasa Indonesia benar-benar menjadi kebanggan kita sebagai bangsa
Indonesia.

Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam hubungannya


dengan bahasa Indonesia secara jujur masih memerlukan penanganan
yang serius, baik yang menyangkut pembinaan maupun
pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia masih kalah tinggi
dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris) memang
kita akui, dan hal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah
kita tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-
upaya yang dapat mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa
Indonesia sehingga dapat sejajar dengan bahasa-bahasa asing yang
sudah maju,mempunyai nama (prestise), dan berpengaruh besar di
kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar bahasa
Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat
Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada
anggota masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan
maupun tulis) dengan baik dan benar, sebagai bagian dari porestasi
yang bersangkutan. Misalnya, sebagai persyaratan pengangkatan
pegawai negeri atau karyawan, sebagai persyaratan promosi jabatan,
pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di bidang
masing-masing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.

Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika


tidak ada upaya pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan
pelestarian bahasa dan sastra indonesia disampaikan oleh Kepala Balai
Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Widada, M.Hum. (Solopos, 22
oktober 2010). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekarang ini tidak
sedikit orang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris daripada
bahasa Indonesia.

Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal


yang wajar berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana kita secara konkret dapat

15
menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia di semua
aspek kehidupan

16
BAB III

PENTUTUP

1. Kesimpulan

Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di


tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya,
dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap
orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Tidak boleh
saling tunjuk satu dengan yang lain, akan tetapi bagaimana upaya kita secara
bergotong-royong untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia
pengaruh dan tantangannya terhadap komukasi global.Setiap warga negara
Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan
mengembangkan bahasa Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini,
antara lain dengan meningkatkan kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era
globalisasi ini, yang sangat ketat dengan persaingan di segala sektor
kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa, kacaulah pulalah
bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara Indonesia
sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai
bahasa Indonesia. Rasa cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah
besar dan bertambah mendalam. Sudah barang tentu, ini semuanya
merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang mengaku berbangsa
Indonesia.

Oleh karena itu, masing-masing pihak mempunyai peran yang sangat


penting untuk senantiyasa mengembangkan dan melestarikan bahasa
Indonesia sebagai penggerak agar eksistensi bahasa Indonesia do era global
tetap terjaga. Upaya pengembangan bahasa Indonesia secara
berkesinambungan akan mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat
Indonesia untuk bangga kepada bahasa Indonesia. Dengan demikian, impian
untuk mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan dapat
terwujud apabila kita senantiasa mencintai dan menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan konteks pemakaiannya.

17
2. Saran

1.  Kita harus mengerti sejarah yang telah dilalaui Bahasa Indonesia secara
lebih dalam, sehingga kita dapat lebih memaknai Bahasa Indonesia itu
sendiri dan tetap mempeliharanya serta mengembangkannya.

2. Kita harus mengetahui kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia baik


sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa negara.

3.  Penggunaan Bahasa Indonesia harus sesuai kedudukan dan fungsinya.

18
Daftar pustaka

Muslich,masnur.2010.Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.Jakarta: Bumi


Aksara
Rohmadi,muhammad dan Sri
nugraheni,aninditya.2011.BelajarBahasaIndonesia:Upaya Terampil dan
Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media
http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/fungsi-dan-peran-bahasa-
indonesia-dalam-era-globalisasi/Surakarta, 30 mei 2012 / 00:50
http://highpecundang.blogspot.com/2009/09/bahasa-indonesia-di-era
globalisasi_25.htmlSurakarta,30mei2012/00:40
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/bahasa-pada-era-
globalisasi/Surakarta, 30 mei 2012 / 02:15

19

Anda mungkin juga menyukai