Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

Vol. 8 No. 1, July 2020, 14-23 Received 10 May, 2020


E-ISSN: 2548-9836 Accepted 22 July, 2020

Pengaruh Moral Pajak, Sanksi Pajak, dan Kebijakan


Pengampunan Pajak Terhadap Kepatuhan Pajak Wajib
Pajak Orang Pribadi
Sriniyati*
*Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta
Jl. Gagak Rimang no. 2-4, Gondokusuman, Yogyakarta E-
mail: rsriniyati@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moral pajak, sanksi pajak, dan kebijakan pengampunan pajak
terhadap kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Variabel terikat penelitian ini
adalah kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi. Variabel bebas terdiri atas moral pajak, sanksi pajak, dan
kebijakan pengampunan pajak. Penelitian ini menggunakan variabel kontrol yang terdiri atas jenis kelamin, umur,
pendidikan, serta tingkat penghasilan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei menggunakan kuesioner.
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 106 responden yang merupakan wajib pajak orang pribadi.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience. Hipotesis penelitian ini diuji dengan menggunakan
regresi berganda dengan tingkat signifikansi lima persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa moral pajak dan
kebijakan pengampunan pajak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak wajib pajak
orang pribadi. Variabel sanksi pajak dan variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini tidak berpengaruh
secara signfikan terhadap kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata kunci:
moral pajak, sanksi pajak, pengampunan pajak

Abstract
The purpose of this research is to test the effects of tax morale, tax sanction, and tax amnesty policy towards
individual taxpayer’s compliance in Special Region of Yogyakarta. The dependent variable was personal
taxpayer’s compliance. The independent variable consists of tax morale, tax sanction, and tax amnesty policy.
This research was using control variables, consists of gender, age, educational level, and income. This research
was conducted with survey method using questionnaire. This research used 106 individual taxpayer’s
respondents. Samples of this research selected by convenience sampling. The research hypotheses was tested with
linear regression in five percent significance. The result of this research indicated that tax morale and tax
amnesty policy positive and significantly affected individual taxpayer’s compliance. Tax sanction variable and the
control variables weren’t significantly affected individual taxpayer’s compliances in Special Region of
Yogyakarta. Dari tahun ke tahun, penerimaan pajak di
Indonesia cenderung terus meningkat. Hal ini
Keywords: tax morale, tax sanction, tax amnesty dikarenakan potensi perpajakan di Indonesia yang
besar karena sebanyak 192 juta penduduk Indonesia
berusia produktif (Badan Pusat Statistik, 2018). Pada
kenyataannya, data yang dimiliki oleh Direktorat
Pendahuluan
Jenderal Pajak (2018) menunjukkan bahwa hanya
Penerimaan perpajakan merupakan sumber terdapat hanya 38 juta penduduk Indonesia yang
penerimaan yang memiliki porsi paling besar dalam terdaftar sebagai pembayar pajak dan membayar
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). pajak mereka setiap tahun.
Pada APBN tahun 2018, penerimaan perpajakan Salah satu indikator yang digunakan untuk
adalah 1.618,1 triliun rupiah atau sebesar 85,4% dari mengetahui tingkat kepatuhan pajak adalah dengan
pendapatan negara. Penerimaan Negara Bukan Pajak menggunakan rasio pajak. Rasio pajak juga dapat
(PNBP) hanya memiliki proporsi 14,5% serta hibah digunakan untuk mengetahui potensi pajak di suatu
sebesar 0,1%. negara. Pada tahun 2017, rasio pajak Indonesia
adalah sebesar 10,82%, dan pada tahun 2018

14 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
ditargetkan sebesar 11,6% (Nota Keuangan APBN, Teori Atribusi
2018). Rasio pajak yang dimiliki oleh Indonesia Teori atribusi menyatakan bahwa
masih berada di bawah standar yang ditetapkan individuindividu mengamati perilaku seseorang dan
untuk negara-negara berkembang (lower-middle mereka mencoba menentukan apakah perilaku
income), yang seharusnya memiliki rasio pajak 19%. tersebut timbul secara internal atau eksternal
Rendahnya rasio pajak di Indonesia disebabkan (Robbins, 1996). Perilaku yang timbul secara
oleh masih banyak permasalahan terkait dengan internal adalah perilaku yang berada di bawah
perpajakan di Indonesia. Penelitian yang dilakukan kendali pribadi individu tersebut. Perilaku yang
oleh Ragimun (2014), Rahman (2017), dan Said timbul secara eksternal adalah perilaku yang
(2017) menyebutkan bahwa kepercayaan publik dipengaruhi keadaan di luar diri individu. Teori
terhadap otoritas pajak relatif rendah, kurangnya atribusi berkaitan dengan variabel moral pajak dan
komitmen pemerintah untuk meningkatkan sanksi pajak. Moral pajak merupakan motivasi yang
kepatuhan pajak dengan integrasi berbagai basis data timbul dari dalam diri individu untuk menunaikan
dengan informasi yang relevan, sanksi pajak yang kewajiban perpajakannya. Sanksi pajak merupakan
lemah, aturan dan kebijakan perpajakan yang dorongan yang berasal dari luar diri individu untuk
berbelit-belit, serta masih banyaknya praktik membayar kewajiban perpajakannya. Dengan kata
penghindaran pajak. lain, individu terpaksa untuk melakukan suatu hal
Beberapa penelitian mengenai kepatuhan pajak karena didorong oleh situasi (Jatmiko, 2006).
telah banyak dilakukan sebelumnya.
Penelitianpenelitian tersebut memiliki berbagai Teori Kontrak Pajak Psikologis
faktor yang dipandang dapat mempengaruhi Kepatuhan pajak didorong oleh kontrak pajak
kepatuhan dalam membayar pajak (Trivedi, Shehata, psikologis antara masyarakat dan otoritas pajak (Feld
dan Lynn 2003; Jatmiko 2006; Mutia 2014; Rahman dan Frey, 2002). Dalam kontrak psikologis,
2017; Suryaningtyas 2017). Penelitian mengenai diperlukan adanya penghargaan dan sanksi. Selain
dampak kebijakan perpajakan yang telah dilakukan itu, diperlukan juga loyalitas dan emosi yang
di Indonesia, yaitu kebijakan pengampunan pajak melandasi. Feld dan Frey (2002) menyebutkan
terhadap kepatuhan pajak juga telah dilakukan oleh bahwa terdapat hubungan antara pembayar pajak dan
Wirawan dan Noviari (2017), Gerger (2012), dan otoritas pajak yang saling menghormati dan jujur.
Saracoglu dan Caskurlu (2011). Penelitian ini Apabila pembayar pajak diperlakukan dengan
kemudian dilakukan untuk memperluas penelitian kurang baik, maka kontrak pajak psikologis telah
yang sebelumnya telah dilakukan. Perbedaan dilanggar. Hal tersebut membuat masyarakat
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak memiliki sebuah alasan untuk tidak mematuhi
pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian ini kontrak yang ada, artinya mereka memilih untuk
memperluas penelitian yang telah dilakukan oleh tidak melakukan kewajiban pajaknya. Teori ini dapat
Saracoglu dan Caskurlu (2011) serta Wirawan dan menjelaskan variabel moral pajak dan kebijakan
Noviari (2017) dengan mempertimbangkan adanya pengampunan pajak. Teori kontrak pajak
variabel moral pajak. menjelaskan variabel moral pajak melalui
Rendahnya rasio pajak, rendahnya kesadaran pengukuran kepercayaan terhadap pemerintah. Di
masyarakat untuk membayar pajak, serta kebijakan sisi lain, adanya kebijakan pengampunan pajak
pemerintah yang berbelit-belit menjadi hal yang dianggap melanggar kontrak psikologis antara
menarik untuk diteliti. Penelitian ini kemudian pemerintah dengan wajib pajak karena memberikan
bertujuan untuk menguji pengaruh moral pajak, pengampunan terhadap pelanggaran pajak.
sanksi pajak, dan kebijakan pengampunan pajak Teori Keadilan
terhadap kepatuhan pajak wajib pajak orang pribadi. Teori keadilan menyatakan bahwa individu
Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam yang merasa dirinya sebagai orang yang terlalu tidak
memberikan tambahan pengetahuan kepada diuntungkan atau merasa sangat diuntungkan akan
masyarakat mengenai perpajakan serta mengevaluasi mengalami kesusahan, dan kesusahan tersebut
kebijakan pengampunan pajak yang telah dilakukan membawa pada usaha untuk mengembalikan
oleh pemerintah. Penelitian ini disajikan dalam lima keadilan. Adams dalam Huseman, Hatfield, dan
bagian, yaitu pendahuluan, tinjauan literatur dan Miles (1987) menyampaikan bahwa teori keadilan
pengembangan hipotesis, metode penelitian, hasil dibentuk dari teori pertukaran, disonansi, dan
penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan perbandingan sosial dalam membentuk prediksi
saran. mengenai bagaimana individu mengatur hubungan
mereka dengan orang lain. Teori keadilan berkaitan
dengan pengukuran keadilan perpajakan yang
Tinjauan Literatur dan Pengembangan Hipotesis merupakan bagian dari pengukuran variabel moral
Penelitian ini dikembangkan dengan pajak. Hasil penggunaan uang pajak tidak hanya
menggunakan tiga teori, yaitu teori atribusi, teori diperuntukkan oleh wajib pajak saja, tetapi oleh
kontrak pajak psikologis, dan teori keadilan. semua masyarakat di Indonesia, bahkan orang yang
lalai dalam membayar pajak.

15 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
Penelitian Terdahulu Timur. Penelitian ini menemukan bahwa amnesti
Trivedi, Shehata, dan Lynn (2003) meneliti pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan
tentang faktor situasional dan faktor personal yang terhadap kepatuhan pajak. Apabila amnesti pajak
mempengaruhi kepatuhan pajak di Kanada. mengalami peningkatan, maka kepatuhan pajak akan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan meningkat juga. Sanksi perpajakan berpengaruh
menganalisis dampak dari tiga faktor personal positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
(pertimbangan moral, orientasi nilai, dan preferensi pajak.
risiko) dan tiga faktor situasional (ada atau tidak
adanya audit, ketidakadilan pajak, dan tingkah laku Pengembangan Hipotesis
peer-reporting), sembari mengendalikan dampak Moral pajak merupakan motivasi yang timbul
karakteristik demografis pada kepatuhan pajak. Hasil secara intrinsik untuk membayar pajak, yang berasal
penelitian menunjukkan bahwa audit, peer reporting, dari kesadaran bahwa penerimaan pajak
dan keadilan pajak serta variabel personal dan berkontribusi untuk menyediakan barang publik
demografis secara statistik signifikan dalam (Cummings et al., 2009). Moral pajak juga dapat
menjelaskan kepatuhan pajak. dijelaskan dengan menggunakan teori kontrak pajak
Torgler (2004) menganalisis mengenai dampak psikologis. Adanya ikatan antara pembayar pajak
kepercayaan pada negara dan korupsi pada moral dan negara merepresentasikan inti dari moral pajak
pajak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu, dan kemudian secara positif dapat
kepercayaan seseorang terhadap sistem hukum, berpengaruh terhadap kepatuhan (Feld dan Frey,
keadilan, serta pemerintah memiliki dampak positif 2007).
signifikan terhadap kepatuhan pajak. Tingkat korupsi Lebih lanjut, Feld dan Frey (2007)
juga berpengaruh positif signifikan, artinya menyampaikan bahwa moral pajak seseorang lebih
pemerintahan yang transparan dapat meningkatkan tinggi apabila mereka memiliki kepercayaan yang
moral pajak. Cyan, Koumpias, dan MartinezVazquez tinggi terhadap pemerintah atau sistem hukum yang
(2016) juga meneliti pengaruh dari umur, jenis berlaku. Penelitian menyatakan bahwa terdapat
kelamin, pendidikan, dan status pekerjaan terhadap pengaruh positif antara moral pajak dengan
moral pajak. Hasilnya menunjukkan bahwa kepatuhan pajak (Torgler, 2004; Rahman, 2017).
kelompok yang partisipasi kerjanya lebih rendah, Cyan, Koumpias, dan Martinez-Vazquez (2016)
lebih berpendidikan, dan perempuan memiliki moral mengungkapkan bahwa kelompok yang partisipasi
pajak yang lebih tinggi. kerjanya lebih rendah, lebih berpendidikan, dan
Saracoglu dan Caskurlu (2011) meneliti perempuan memiliki moral pajak yang lebih tinggi.
mengenai pengampunan pajak yang dihubungkan H1: Moral pajak berpengaruh secara positif
dengan kepatuhan pajak, audit pajak, dan dorongan terhadap kepatuhan wajib pajak.
dari pemerintah. Penelitian ini didorong oleh
pengulangan dalam pengampunan pajak di Turki Sanksi pajak merupakan cara yang efektif untuk
yang tinggi serta sanksi pajak yang tingkatnya dari mencegah terjadinya ketidakpatuhan pajak apabila
denda sampai dengan penjara. Hasil penelitian ini dilakukan dengan tegas. Teori atribusi menyatakan
menyatakan bahwa para pembayar pajak yang jujur bahwa apabila individu mengamati perilaku
mulai melihat bahwa pengampunan pajak sebagai seseorang, maka mereka sedang mencoba untuk
penghargaan pada pengemplang pajak dan menjadi menemukan apakah perilaku tersebut didorong
kondisi yang membahayakan kepatuhan mereka. secara internal atau eksternal. Kaitan antara teori
Ketika mempertimbangkan frekuensi pengampunan atribusi dan kepatuhan pajak terdapat pada adanya
pajak di Turki, disimpulkan bahwa pengampunan dorongan yang berasal dari luar diri individu, yaitu
pajak efektif untuk pembayar pajak langsung untuk sanksi pajak yang mendorong mereka untuk
tidak melaporkan kegiatannya dan mempersulit memenuhi kewajibannya membayar pajak. Trivedi,
kepatuhan pajak. Shehata, dan Lynn (2003) menyatakan bahwa sanksi
Rahman (2017) melakukan penelitian tentang pajak merupakan motivasi yang besar bagi seseorang
permasalahan rendahnya kepatuhan perpajakan di untuk membayar pajak. Penelitian yang dilakukan
Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan kepada oleh Jatmiko (2006), Mutia (2014), dan Wirawan
petugas pajak, dalam perannya sebagai pelayan dan Noviari (2017) menemukan bahwa sanksi
publik atau pembayar pajak. Penelitian ini perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
menggunakan beberapa faktor yang mempengaruhi wajib pajak orang pribadi.
kepatuhan pajak, diantaranya sistem administrasi H2: Sanksi pajak berpengaruh secara positif
pajak yang modern, sanksi pajak, pelayanan pajak, terhadap kepatuhan wajib pajak.
dan moral pajak. Hasil penelitian menemukan bahwa
Kebijakan pengampunan pajak telah
sistem administrasi pajak yang modern, pelayanan
dilaksanakan tiga kali di Indonesia, yaitu pada tahun
pajak, dan moral pajak berhubungan secara positif
1984, 2007, dan 2016. Penelitian yang dilakukan
terhadap kepatuhan pajak.
oleh Wirawan dan Noviari (2017) menemukan
Wirawan dan Noviari (2017) meneliti mengenai
bahwa pengampunan pajak berpengaruh secara
pengaruh penerapan kebijakan pengampunan pajak
positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Ia
dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib
menyatakan bahwa pemerintah mengeluarkan
Pajak Orang Pribadi di KPP Pratama Denpasar
16 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
kebijakan pengampunan pajak dengan harapan dapat Sanksi Pajak
meningkatkan kepatuhan pajak sehingga pendapatan Mutia (2014) menyatakan bahwa pengenaan
negara meningkat. sanksi pajak terhadap wajib pajak dapat
Di sisi lain, Rechberger (2010) menyatakan menyebabkan terpenuhinya kewajiban perpajakan
bahwa kebijakan pengampunan pajak dapat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pajak wajib
dipandang dari segi teori kontrak psikologis. Adanya pajak itu sendiri. Variabel sanksi pajak diukur
kebijakan pengampunan pajak dianggap telah dengan item pertanyaan yang dikembangkan oleh
melanggar adanya kontrak psikologis antara wajib Rahman (2017).
pajak dengan pemerintah dan otoritas pajak. Kontrak
psikologis dapat terjaga apabila wajib pajak Kebijakan Pengampunan Pajak
membayar kewajiban pajaknya dengan jujur. Apabila Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang
dipandang dari segi pemerintah, kontrak psikologis Pengampunan Pajak mendefinisikan pengampunan
terjaga apabila pemerintah dapat menghormati wajib pajak sebagai penghapusan pajak yang seharusnya
pajak dan mencegah adanya eksploitasi terhadap terutang, tidak dikenai sanksi administrasi
wajib pajak yang telah jujur (Rechberger, 2010). perpajakan dan sanksi pidana di bidang perpajakan,
dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang
H3: Kebijakan pengampunan pajak berpengaruh Tebusan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
secara positif terhadap kepatuhan wajib pajak. tersebut. Variabel pengampunan pajak diukur dengan
item pertanyaan yang dikembangkan oleh Saracoglu
dan Caskurlu (2011).
Metode Penelitian Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan dengan metode Variabel Kontrol
kuantitatif. Teknik pengumpulan data penelitian ini Variabel kontrol atau variabel pengendali
dilakukan dengan survei dengan menyebarkan adalah variabel yang dimasukkan untuk membantu
kuesioner kepada wajib pajak orang pribadi yang menafsirkan hubungan antar variabel (Cooper dan
berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Schindler, 2006). Variabel kontrol dalam penelitian
ini terdiri atas empat variabel, yaitu jenis kelamin,
Populasi dan Sampel
penghasilan, umur, dan tingkat pendidikan seperti
Populasi penelitian adalah wajib pajak orang
yang digunakan oleh Engida dan Baisa (2014).
pribadi (WPOP) yang telah memiliki nomor pokok
wajib pajak (NPWP) yang terdaftar di Kantor Uji Hipotesis
Pelayanan Pajak yang terdapat di wilayah Daerah Hipotesis penelitian ini diuji dengan
Istimewa Yogyakarta. Metode pengambilan sampel menggunakan regresi berganda. Metode ini dipilih
yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah karena analisis regresi tidak hanya mengukur
metode convenience. kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih,
namun juga menunjukkan arah hubungan antara
Definisi dan Pengukuran Variabel Kepatuhan
variabel dependen dengan variabel independen
Pajak
(Ghozali, 2009). Model analisis regresi yang
Rahman (2017) mendefinisikan kepatuhan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
pajak sebagai kepatuhan pembayar pajak terhadap
hukum perpajakan yang berlaku, dimana terdiri atas Y = a + b1XMP + b2XSP + b3XKPP + b3KJK + b4KP +
aktivitas seperti mendaftarkan diri sebagai pembayar b5KU - b6KTP + e ............... (1)
pajak, mengisi formulir pajak dengan jelas dan
lengkap, menghitung secara benar jumlah pajak yang
terutang, membayar pajak yang terutang dengan Keterangan:
tepat waktu, semuanya dilakukan dengan sukarela, Y = Kepatuhan pajak wajib pajak orang
tanpa investigasi, peringatan, ancaman, atau pribadi
memberikan sanksi administratif maupun kriminal MP = Moral pajak
sebelumnya. Kepatuhan pajak dalam penelitian
diukur dengan lima item pernyataan yang digunakan SP = Sanksi pajak
oleh Mohdali dan Pope (2012).
KPP = Kebijakan pengampunan pajak
Moral Pajak
KJK = Variabel kontrol jenis kelamin
Torgler dalam Cyan, Koumpias, dan
MartinezVazquez (2016) mendefinisikan moral KP = Variabel kontrol penghasilan
pajak sebagai kesediaan untuk mematuhi kewajiban
pajak. Moral pajak meliputi prinsip, norma, dan nilai KU = Variabel kontrol umur
yang dipegang oleh individu dalam menyadari KTP = Variabel kontrol tingkat pendidikan
kewajiban perpajakan mereka (Rahman, 2017).
Pengukuran yang digunakan dalam proksi moral e = error
pajak menggunakan pengukuran yang dikembangkan
oleh Rahman (2017). Pengukuran tersebut terdiri
atas pengetahuan perpajakan, keadilan pajak, dan
kepercayaan terhadap pemerintah.
17 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
Hasil Penelitian dan Pembahasan Gambaran
Data Penelitian
Data penelitian ini dikumpulkan melalui Responden penelitian ini terdiri atas 47
penyebaran kuesioner baik secara langsung maupun responden pria dan 59 responden wanita.
secara online. Penyebaran kuesioner secara langsung Berdasarkan karakteristik umur, responden yang
dilakukan dengan mendatangi responden secara berumur antara 20-29 tahun terdapat 52 orang,
langsung serta mengikuti acara yang dilakukan oleh responden yang berumur antara 30-39 tahun terdapat
perkumpulan wirausaha di Daerah Istimewa 25 orang, responden yang berumur 40-49 tahun
Yogyakarta. Jumlah kuesioner yang disebar terdapat 15 orang, serta responden yang berumur
sebanyak 180 kuesioner, dan kuesioner yang lebih dari atau sama dengan 50 tahun terdapat
diterima kembali sebanyak 123. Kuesioner yang sebanyak 14 responden.
dapat digunakan untuk penelitian ini sebanyak 106 Berdasarkan karakteristik pendidikan,
kuesioner. responden yang berpendidikan SMP atau SMA
terdiri atas 21 orang. Responden yang berpendidikan
TABEL 1 diploma terdiri atas 6 orang. Responden yang
KARAKTERISTIK RESPONDEN
berpendidikan strata 1 terdiri atas 58 orang.
Karakteristik Keterangan Jumlah Responden yang berpendidikan strata 2 terdapat
Jenis kelamin Pria 47 sebanyak 20 orang. Responden yang berpendidikan
strata 3 sebanyak 1 orang.
Wanita 59 Berdasarkan karakteristik penghasilan
Umur 20-29 52 dikategorikan menjadi empat kategori. Responden
yang berpenghasilan kurang dari atau sama dengan
30-39 25 Rp3.000.000,00 terdiri atas 40 orang, responden
yang berpenghasilan Rp3.000.001,00 sampai dengan
40-49 15 Rp6.000.000,00 terdiri atas 41 orang, responden
≥ 50 14 yang berpenghasilan Rp6.000.001,00 sampai dengan
Rp9.000.000,00 terdiri atas 16 orang, dan responden
Pendidikan SMP/ SMA 21 yang berpenghasilan lebih dari Rp9.000.000,00
terdapat sebanyak 9 orang. Berdasarkan karakteristik
Diploma 6
pernah mengikuti kebijakan pengampunan pajak,
S1 58 sebanyak 13 orang dari 106 orang menjawab sudah
pernah mengikuti kebijakan tersebut.
S2 20
S3 1
Penghasilan 40 Uji Pilot
≤ 3.000.000 Uji pilot dilakukan pada 30 mahasiswa
3.000.001- akuntansi Universitas Gadjah Mada yang telah
6.000.000 41 mengambil mata kuliah perpajakan. Hasil pengujian
realibilitas dapat dilihat dari nilai Cronbach’s alpha,
6.000.001- sedangkan pengujian validitas dapat dilihat dari nilai
16
9.000.000 Corrected Item-Total Correlation.
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila
> 9.000.000 memiliki nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari
9
Pekerjaan PNS 5 0,70 (Ghozali, 2009). Pada pengujian reliabilitas,
variabel kepatuhan pajak memiliki nilai Cronbach’s
Karyawan 31 alpha 0,772, variabel moral pajak memiliki nilai
Cronbach’s alpha 0,805, variabel sanksi pajak
Wiraswasta 37
memiliki nilai Cronbach’s alpha 0,876, serta
Mahasiswa 7 variabel kebijakan pengampunan pajak memiliki
nilai Cronbach’s alpha 0,728. Hasil pengujian
Lainnya 26 keempat variabel tersebut dapat memberikan bukti
bahwa keempat variabel yang digunakan reliabel.
Pernah Pernah 13
Pada pengujian validitas instrumen, apabila
mengikuti
Belum pernah 93 rhitung > rtabel maka dapat dikatakan valid. Besarnya
kebijakan rtabel untuk n= 30 adalah 0,361, artinya setiap item
pengampunan indikator harus memiliki rhitung lebih dari 0,361.
pajak Variabel kepatuhan pajak diukur dengan
Cara Sendiri 96 menggunakan lima indikator. Hasil pengujian
menghitung validitas menunjukkan bahwa kelima indikator
Orang lain 10 tersebut memiliki rhitung lebih besar dari 0,361.
pajak

18 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
Variabel moral pajak terdiri atas delapan Y = 1,803 + 0,354 XMP + 0,113 XSP + 0,159 XKPP –
indikator. Dari kedelapan indikator tersebut, secara 0,046KJK – 0,014 KP + 0,079 KU + 0,039 KTP + e
keseluruhan memiliki rhitung lebih besar dari 0,361.
Variabel sanksi pajak diukur dengan enam indikator. Uji Koefisien Determinasi
Keenam indikator yang digunakan untuk mengukur Pengujian koefisien determinasi (R 2) mengukur
variabel sanksi pajak memiliki nilai lebih dari 0,361. seberapa jauh kemampuan model dalam
Variabel kebijakan pengampunan pajak terdiri atas menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
tiga indikator, dimana seluruhnya memiliki nilai 2009). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol
lebih dari 0,361. Artinya, seluruh indikator yang dan satu. Semakin besar nilai R 2, maka semakin
digunakan untuk mengukur variabel kepatuhan bagus model regresi yang digunakan.
pajak, moral pajak, sanksi pajak, dan kebijakan Tabel 1 menunjukkan hasil pengujian koefisien
pengampunan pajak valid. determinasi yang menunjukkan angka 0,203. Hal ini
mengimplikasikan bahwa variabilitas variabel terikat
Uji Asumsi Klasik yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel bebas
Uji normalitas dilakukan untuk memastikan dan variabel kontrol sebesar 20,3 persen. Artinya,
bahwa populasi residual berdistribusi normal. Pada terdapat sebanyak 79,7 persen dijelaskan oleh
penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model
Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikansi yang regresi.
diperoleh adalah 0,061. Nilai tersebut telah melebihi Uji Statistik F
0,05 yang menunjukkan bahwa data yang digunakan Pengujian statistik F atau uji ANOVA
dalam penelitian ini telah berdistribusi normal. Di dilakukan untuk melihat apakah variabel independen
samping itu, hasil pengujian multikolinearitas yang dimasukkan ke dalam model regresi secara
menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan keseluruhan memiliki pengaruh secara bersamasama
dalam penelitian ini memiliki nilai VIF < 10 serta terhadap variabel dependen. Hal ini dapat diketahui
nilai tolerance > 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa dari hasil Fhitung yang terdapat pada tabel ANOVA
tidak ada hubungan linier antara seluruh variabel yang kemudian dibandingkan dengan nilai
yang digunakan dalam penelitian ini dengan model Ftabel pada df 1= 7 dan df 2= 98. Ftabel ANOVA untuk
regresinya. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas df 1=7 dan df 2= 98 menunjukkan angka 2,10. Hasil
yang dilakukan, menunjukkan bahwa ketujuh pengujian F menunjukkan Fhitung sebesar 4,825. Nilai
variabel mulai dari variabel moral pajak hingga Fhitung tersebut lebih besar dari nilai Ftabel yang bernilai
tingkat penghasilan memiliki nilai signifikansi lebih 2,10. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa dalam model sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Oleh karena
penelitian ini tidak ditemukan adanya gejala itu dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas
heteroskedastisitas. dan variabel kontrol secara bersama-sama
mempengaruhi variabel terikat.
Analisis Regresi Berganda
Setelah melakukan uji asumsi klasik, dilakukan Uji Statistik t
analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS Pengujian dilakukan dengan membandingkan
versi 23. Berikut merupakan hasil analisis regresi antara thitung dengan ttabel pada signifikansi 5% dan df
berganda, uji koefisien determinasi, dan uji F yang 106 yaitu sebesar 1,65. Berdasarkan Tabel 1,
telah dilakukan: pengujian hipotesis 1 menghasilkan thitung sebesar
TABEL 2 3,176 dan signifikansi sebesar 0,002. Apabila thitung
HASIL UJI REGRESI BERGANDA, UJI KOEFISIEN DETERMINASI, moral pajak > ttabel serta nilai signifikansi < 0,05
DAN UJI F menandakan bahwa variabel moral pajak
Variabel Koefisien t Sig. berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Konstanta 1,803 4,123 0,000 kepatuhan pajak. Berdasarkan hasil tersebut, maka
Moral Pajak 0,354 3,176 0,002* hipotesis 1 penelitian ini terdukung.
Sanksi Pajak 0,113 1,361 0,177 Pengujian hipotesis 2 menghasilkan thitung
Amnesti Pajak 0,159 2,201 0,030* sebesar 1,361 dan signifikansi sebesar 0,177. Hasil
Jenis Kelamin -0,046 -0,447 0,656 ini menunjukkan bahwa thitung sanksi pajak < ttabel serta
Umur -0,014 -0,298 0,766 nilai signifikansi > 0,05. Hasil tersebut menandakan
Pendidikan 0,079 1,429 0,156 bahwa variabel sanksi pajak berpengaruh positif dan
Tingkat 0,039 0,668 0,506 tidak signifikan terhadap kepatuhan pajak.
Penghasilan Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis 2
Adjusted R Square = 0,203 penelitian ini tidak terdukung.
F statistics = 0,000* Pengujian hipotesis 3 menghasilkan thitung
*menunjukkan bahwa koefisien variabel signifikan sebesar 2,201 dan signifikansi sebesar 0,030.
pada level 0,05 Apabila thitung kebijakan pengampunan pajak > ttabel
serta nilai signifikansi < 0,05 menandakan bahwa
Berdasarkan Tabel 1, dapat dirumuskan persamaan variabel kebijakan pengampunan pajak berpengaruh
regresi yang digunakan dalam penelitian ini sebagai positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak.
berikut:

19 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis 3 masih belum mematuhi peraturan dan melaksanakan
penelitian ini terdukung. kewajiban perpajakannya dengan baik.
Pengujian yang dilakukan pada variabel kontrol Masyarakat memandang pemerintah belum
menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin konsisten dalam melaksanakan sanksi perpajakan
menghasilkan thitung sebesar -0,447 dan signifikansi yang berlaku (Ragimun, 2014). Kondisi ini juga
sebesar 0,656; variabel umur menghasilkan t hitung didukung oleh adanya pelaksanaan kebijakan
sebesar -0,298 dan signifikansi sebesar 0,766; pengampunan pajak oleh pemerintah pada
variabel pendidikan menghasilkan thitung sebesar tahuntahun yang lalu. Lebih lanjut, Ragimun (2014)
1,429 dan signifikansi sebesar 0,156; serta variabel menyatakan bahwa kebijakan pengampunan pajak
tingkat penghasilan menghasilkan thitung sebesar 0,668 yang dilakukan oleh pemerintah juga mendorong
dan signifikansi sebesar 0,506. Secara keseluruhan, masyarakat untuk tidak takut terhadap sanksi pajak.
thitung variabel kontrol < ttabel serta nilai signifikansi >
0,05 menandakan bahwa variabel kontrol tersebut Kebijakan Pengampunan Pajak
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Hasil pengujian statistik t yang dilakukan pada
kepatuhan pajak. hipotesis ketiga penelitian ini memperoleh t hitung
3,176 serta nilai signifikansi sebesar 0,002. Hal ini
Pembahasan Hipotesis dan Variabel Kontrol berarti bahwa kebijakan pengampunan pajak
Moral Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Berdasarkan Tabel 1, hasil pengujian t kepatuhan perpajakan. Artinya, adanya kebijakan
menunjukkan nilai thitung sebesar 3,176 dan pengampunan pajak dapat meningkatkan kepatuhan
signifikansi sebesar 0,002. Hal ini berarti bahwa pajak wajib pajak.
variabel moral pajak berpengaruh secara positif dan Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian
signifikan terhadap kepatuhan pajak. Hasil penelitian ini terdukung. Hasil ini sesuai dengan hasil
ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh
dilakukan oleh Torgler (2004) serta Rahman (2017). Wirawan dan Noviari (2017). Penelitian tersebut
Hasil tersebut menunjukkan bahwa wajib pajak di juga menemukan bahwa kebijakan pengampunan
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki motivasi pajak berpengaruh secara positif terhadap kepatuhan
yang berasal dari dalam dirinya serta memiliki pajak. Wirawan dan Noviari (2017) menyatakan
kesadaran bahwa pajak yang mereka bayarkan bahwa pemerintah melakukan kebijakan
merupakan kontribusi mereka pada negara untuk pengampunan pajak dalam rangka meningkatkan
menyediakan barang publik. kesejahteraan masyarakat melalui uang pajak yang
Apabila dijelaskan dengan menggunakan teori diperoleh.
keadilan, Wajib pajak di Daerah Istimewa Adanya kebijakan pengampunan pajak
Yogyakarta merasa bahwa pemerintah telah dipandang oleh para wajib pajak sebagai sebuah
memberikan pelayanan serta fasilitas yang sebanding kebijakan yang baik. Hal ini dikarenakan pemerintah
dengan apa yang diberikan oleh masyarakat melalui memberikan kesempatan kepada warganya untuk
pajak. Masyarakat merasa bahwa penggunaan uang dapat lebih jujur dengan mengampuni pelanggaran
pajak telah memuaskan kedua pihak, baik yang dilakukan. Pelaksanaan kebijakan ini membuat
masyarakat maupun negara. masyarakat telah para wajib pajak menggunakan momentum tersebut
mempercayai pemerintah dalam mengelola uang untuk memperbaiki data pajak yang belum
pajak yang mereka bayarkan untuk melaksanakan disampaikan, karena pemerintah tidak mengenakan
pembangunan dengan baik dan tidak denda bagi wajib pajak yang belum melaporkan
menyalahgunakan uang pajak untuk korupsi. asetnya.

Sanksi Pajak Variabel Kontrol


Berdasarkan Tabel 1, hasil pengujian yang Pengujian yang dilakukan pada variabel kontrol
dilakukan pada variabel sanksi pajak memperoleh menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Jenis
thitung sebesar 1,361 yang kurang dari nilai ttabel 1,65 kelamin tidak dapat digunakan dalam menentukan
serta tingkat signifikansi sebesar 0,177 yang lebih kepatuhan pajak seseorang
dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa sanksi pajak (Richardson, 2006). Pada variabel kontrol umur,
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Wahlund (1992) menyatakan bahwa orang yang
kepatuhan pajak wajib pajak. Hasil penelitian ini berusia lebih tua lebih tidak patuh terhadap pajak.
mendukung hasil penelitian sebelumnya yang Hal ini dapat terjadi karena seseorang yang berusia
dilakukan oleh Engida dan Baisa (2014) serta tua lebih sibuk dan tidak mengetahui informasi
Winerungan (2013) yang menyatakan bahwa tingkat perpajakan yang baru sehingga kurang patuh dalam
kesadaran wajib pajak terhadap adanya sanksi pajak perpajakan.
masih relatif rendah dan cenderung mengabaikannya. Hasil variabel kontrol pendidikan yang tidak
Masyarakat masih memandang pelaksanaan sanksi berpengaruh secara signifikan mendukung hasil
pajak yang masih lemah serta sosialisasi peraturan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chan,
dan sanksi pajak yang belum optimal menyebabkan Troutman, dan O’Bryan (2000) yang menyatakan
pemahaman masyarakat terhadap sanksi pajak masih bahwa wajib pajak yang berpendidikan akan
rendah. Hal tersebut yang mendorong wajib pajak memiliki pengetahuan yang lebih banyak untuk
20 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
dapat melanggar peraturan pajak. Variabel kontrol pengampunan pajak dengan keadaan setelah
tingkat pendidikan yang tidak signifikan dikarenakan dilakukannya kebijakan pengampunan pajak.
adanya tingkat pajak progresif yang mendorong
kelompok dengan penghasilan tinggi untuk Daftar Pustaka
menghindari kewajiban pajaknya (Engida dan Baisa,
2014). A. Chan. C. W., C. T. Troutman, dan D. O’
Bryan. 2000. An expanded model of taxpayer
compliance: Empirical evidence from United
Simpulan dan Saran States and Hong Kong. Journal of
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan International Accounting, Auditing, and
sebelumnya, maka dapat disimpulkan: Taxation, Vol. 9, pp. 83-103.
1. Variabel moral pajak memperlihatkan pengaruh B. Cooper, D., dan P. Schindler. 2006. Metode
yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan Riset Bisnis Vol. 1 dan 2. McGrawHill: New
pajak wajib pajak orang pribadi di Daerah York.
Istimewa Yogyakarta. Hal ini menunjukkan C. Cummings, R.G., J. Martinez-Vazquez, M.
bahwa moral pajak seseorang dapat McKee, dan B. Torgler. 2009. Tax morale
meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan affects tax compliance: Evidence from surveys
kewajiban pajak. and an artefactual field experiment.
2. Variabel sanksi pajak menunjukkan pengaruh Journal of Economic Behavior &
yang positif dan tidak signifikan. Hal ini diduga Organization, Vol. 70, pp. 447-457.
karena adanya pelaksanaan sanksi pajak yang D. Cyan, M. R., A. M. Koumpias, dan J.
belum tegas serta kebijakan pengampunan pajak Martinez-Vazquez. 2016. The determinants of
yang membuat mereka merasa bahwa di masa tax morale in Pakistan. Journal of Asian
yang akan datang kebijakan tersebut akan Economics Vol. 47, pp. 23-34.
diadakan kembali. Hal ini membuat masyarakat E. Direktorat Jenderal Pajak. 2017. Statistik
menjadi tidak takut terhadap sanksi pajak dan Amnesti Pajak. Diakses pada 9 Januari.
enggan untuk patuh terhadap peraturan http://www.pajak.go.id/statistik-amnesti.
perpajakan. F. Engida, T., dan Abera G. B. 2014. Factors
3. Variabel kebijakan pengampunan pajak Influencing Taxpayers’ Compliance with Tax
menunjukkan pengaruh yang positif dan System: An Empirical Study of Mekelle City,
signifikan. Hasil ini memperlihatkan bahwa Ethiopia. E-Journal of Tax Research. Vol. 12
adanya kebijakan pengampunan pajak dapat No. 2, pp. 433-452.
meningkatkan kepatuhan pajak wajib pajak orang G. Feld, L.P., dan B. S. Frey. 2002. Trust Breed
pribadi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Trust: How Taxpayers are Treated.
Masyarakat menganggap adanya kebijakan Economics and Governance. Vol. 3, pp.
tersebut dapat mendorong mereka untuk menjadi 8799.
lebih patuh karena pelanggaran pajak yang H. Feld, L.P., dan B. S. Frey. 2007. Tax
mereka lakukan di masa lalu telah diampuni oleh Compliance as the Result of a Psychological
negara, sehingga mereka tidak perlu membayar Tax Contract: The Role of Incentives and
denda ataupun mendapatkan sanksi yang berat. Responsive Regulation. Law&Policy Vol. 29
No.1, pp. 102-120.
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. I. Gerger, G. C. 2012. Tax Amnesties and Tax
Pertama, diperlukan kehati-hatian dalam melakukan Compliance in Turkey. International Journal
generalisasi hasil. Kedua, pengukuran moral pajak of Multidisciplinary Thought, Vol. 2 No. 3, pp.
yang hanya dipadang melalui tingkat pengetahuan, 107-113.
persepsi terhadap pemerintahan, serta persepsi
J. Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis
terhadap keadilan pajak. Ketiga, penelitian ini
Multivariate dengan Program IBM SPSS 19.
dilakukan pada saat setelah diberlakukannya
Badan Penerbitan Universitas Diponegoro:
kebijakan pengampunan pajak, sehingga tidak
Semarang.
diketahui bagaimana perbedaan antara sebelum
K. Huseman, R.C., J. D. Hatfield, dan E. W.
pelaksanaan dan setelah pelaksanaan kebijakan.
Miles. 1987. A New Perspective on Equity
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
Theory: The Equity Sensitivity Construct. The
meneliti dalam cakupan wilayah yang lebih besar
Academy of Management Review, Vol. 12 No.
agar dapat meningkatkan kemampuan generalisasi.
2, pp. 222-234.
Selain itu, penelitian selanjutnya dapat
L. Jatmiko, A. N. 2006. Pengaruh Sikap Wajib
mengembangkan pengukuran dari variabel moral
Pajak pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
pajak dengan pengukuran yang lebih lengkap.
Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Perpajakan
Pengukuran yang lebih lengkap dapat dilakukan
Terhadap Wajib Pajak.
dengan menambahkan indikator lain. Penelitian
Semarang. Universitas Diponegoro.
selanjutnya diharapkan lebih lengkap dengan
M. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
menambahkan analisis yang membandingkan
2017. Perekonomian Indonesia dan APBN
keadaan sebelum dilakukannya kebijakan
2017. Diakses pada 9 Januari 2018.
21 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836
https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017 N. EE. Undang-Undang No. 11 Tahun 2016 Tentang
Laporan Badan Pusat Statistik 2018. Pengampunan Pajak. Presiden Republik
O. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak Indonesia.
2017. FF. Wahlund, R. 1992. Tax changes and economic
P. Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak behaviour: The case of tax evasion. Journal of
2018. Economic Psychology, Vol. 13, pp. 657-677.
Q. Mohdali, R., dan J. Pope. 2012. The effect of GG. Winerungan, O. L. 2013. Sosialisasi
religiosity and external environment on Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi
voluntary tax compliance. New Zealand Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP di
Journal of Taxation Law and Policy, Vol. 18, KPP Manado dan KPP Bitung. Jurnal
pp. 119-139. EMBA, Vol. 1 No.3, pp. 960-970.
R. Mutia, S. P. T. 2014. “Pengaruh Sanksi HH. Wirawan, I. B. N. A. P., dan N. Noviari. 2017.
Perpajakan, Kesadaran Perpajakan, Pelayanan Pengaruh Penerapan Kebijakan Tax
Fiskus, dan Tingkat Pemahaman Terhadap Amnesty dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi: Studi Kepatuhan Wajib Pajak. E-Jurnal Akuntansi
Empiris pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang Universitas Udayana, Vol. 21 No. 3, pp. 2165-2194.
terdaftar di KPP Pratama Padang.” Artikel
Ilmiah. Universitas Negeri Padang.
S. Nota Keuangan APBN 2018.
T. Ragimun. 2014. Analisis Implementasi
Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) di
Indonesia. Kementerian Keuangan Republik
Indonesia.
U. Rahman, A. 2017. “Tax Compliance in
Indonesia, the Role of Public Officials as
Taxpayers”. Disertasi. University of Twente.
V. Rechberger, S.M.H. 2010. Tax Amnesties,
Justice Perceptions, and Filling Behavior. A
Simulation Study. Law&Policy Vol. 32 No.2.
W. Richardson, G. 2006. The impact of tax
fairness dimensions on tax compliance
behavior in an Asian jurisdiction: The case of
Hong Kong. International Tax Journal.
Winter, pp. 29-42.
X. Robbins, S.P. 1996. Perilaku Organisasi:
Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, Edisi
Bahasa Indonesia. Prenhallio: Jakarta.
Y. Said, E. W. 2017. Tax Policy in Action: 2016
Tax Amnesty Experience of the Republic of
Indonesia. Laws, Vol. 6 No. 16, pp. 1-9.
Z. Saracoglu, O. F. dan E. Caskurlu. 2011. Tax
Amnesty with Effects and Effecting Aspects:
Tax Compliance, Tax Audits, and
Enforcements Around: The Turkish Case.
International Journal of Business and Social
Science, Vol. 2 No. 7, pp. 95-103.
AA. Suryaningtyas. 2017. “Faktor-faktor yang
Memengaruhi Kepatuhan Pajak Berdasarkan
Perspektif Pendekatan Psikologis Fiskal”.
Thesis. Universitas Gadjah Mada.
BB. Torgler, B. 2004. Tax Morale, Trust, and
Corruption: Empirical Evidence from
Transition Countries. CREMA. Vol. 5.
CC. Trivedi, V. U., M. Shehata, dan B. Lynn.
2003. Impact of Personal and Situational
Factors on Taxpayer Compliance: An
Experimental Analysis. Journal of Business
Ethics, Vol. 47 No.3, pp.175-197.
DD. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Tentang
Keuangan Negara. Presiden Republik
Indonesia.

22 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 8 No.1, July 2020, 14-23 | E-ISSN: 2548-9836

Anda mungkin juga menyukai