Anda di halaman 1dari 11

PRODUKSI OLEORESIN BERBAHAN BAKU LIMBAH DESTILASI

KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii)

OLEORESIN PRODUCTION MADE FROM RAW SEWAGE DISTILLATION of CINNAMON


(Cinnamomum burmannii)

Dimas Nurcahyo Adi (1), Lia Umi Khasanah(1), Baskara Katri Anandito(1)
(1)
Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta
email : liaumikhasanah@yahoo.co.id
ABSTRACT
This research aimed to find out the condition of optimum yield in the process of producing raw sewage
distillation of cinnamon oleoresin in the variations of material size, temperature, and contact time during
maceration extraction process and to find out the characteristics of cinnamon oleoresin including
cinnamaldehyde, cinnamon oil content, and solvent residue (methanol) levels. This research used the variations
of material size (20,50, and 80 mesh), extraction temperature (45,55, and 65 oC), and extraction time (2,4,6
hours). Data is processed using Response Surface Methodology (RSM) and the equation of optimum yield of
cinnamon oleoresin was knowed as : Y= 11.1756 + 0.2344X1 +0.5271X2 +0.0453X3 + 1.2718 X12 +0.9178X22 -
0.2200X32 + 0.1600X1X2 -0.6858X1X3 -0.5947 X2X3. The optimum yield of cinnamon oleoresin was found 11. 137
% obtained on the condition of 50.267 mesh particle size, temperature 53.199°C, andextraction time4.265hours.
Cinnamon oleoresin quality characteristics at the optimum yield included levels of sinamaldehid 12.22%,
volatile oil content 7.554 % and thelevels of residual solvent (methanol content) 1.66 ppm.
Keywords: cinnamon, oleoresin of cinnamon, optimization of yield, quality characteristics oleoresin of
cinnamon.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rendemen optimum dalam proses produksi oleoresin limbah
destilasi kulit kayu manis pada berbagai variasi ukuran partikel, suhu dan waktu kontak selama proses ekstraksi
maserasi dan mengetahui karakteristik mutu oleoresin limbah destilasi kulit kayu manis yang meliputi kadar
sinamaldehid, kadar minyak atsiri, dan kadar sisa pelarut (kadar metanol). Penelitian ini menggunakan variasi
ukuran bahan (20,50,dan 80 mesh), suhu ekstraksi (45,55,65 o), waktu kontak (2,4,6 jam). Pengolahan data
menggunakan Response Surface Methodology (RSM) diketahui persamaan optimasi rendemen oleoresin limbah
destilasi kayu manis yaitu : Y= 11,1756 + 0,2344X1 +0,5271X2 +0,0453X3 + 1,2718 X12 +0,9178X22 -0,2200X32
+ 0,1600X1X2 -0,6858X1X3 -0,5947 X2X3. Rendemen optimum oleoresin yang diperoleh sebesar 11,137 % yang
didapat pada ukuran partikel sebesar 50,267 mesh, suhu ekstraksi 53,199°C, dan waktu ekstraksi 4,6652 jam.
Karakteristik mutu oleoresin limbah destilasi kayu manis pada rendemen optimum adalah kadar sinamaldehid
12,22%, kadar minyak atsiri 7,554 % dan kadar sisa pelarut ( kadar metanol ) 1,66 ppm.
Kata kunci: karakteristik mutu oleoresin limbah destilasi kulit kayu manis, kulit kayu manis, oleoresin limbah
destilasi kulit kayu manis, optimasi rendemen

PENDAHULUAN dan Madagaskar, Cinnamomum cassia dari


Cina, Vietnam, India dan Nepal,
Kayu manis merupakan salah satu Cinnamomum camphora dari Jepang dan
tanaman khas Indonesia dan banyak tumbuh Taiwan, dan juga jenis Cinnamomum
di daerah pegunungan. Bagian tanaman yang burmanni Blume (cassivera) yang ada di
dapat dikomersialkan terutama adalah kulit Indonesia.
kayu (Cassiavera). Produk ini memiliki Menurut Sundari (2002), pada tahun
aroma dan rasa khas sehingga digolongkan ke 1991, sekitar 94,1% cassiaveradi dunia
dalam rempah-rempah eksotis dari timur didominasi oleh Cinnamomum burmannii
(citarasa oriental). Dalam dunia perdagangan, blume dari Indonesia sedangkan sisanya 4,2
menurut Purseglove et al., (1987); % dari Srilanka.Tetapi selama ini Indonesia
Rismunandar dan Farry (2001) dalam Wuri et masih mengekspornya dalam bentuk
al., (2004) ada beberapa jenis kulit kayu gulungan kulit kayu manis (quill) yang
manis yang dikenal, diantaranyajenis mempunyai nilai ekonomi masih rendah.
Cinnamomum verum berasal dari Sri Lanka Teknologi pengolahan kulit kayu manis

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 1


menjadi produk minyak kulit kayu manis dan yang termuat dalam Food Drug
oleoresin merupakan langkah yang baik Administration (FDA) yang menyatakan
dalam meningkatkan nilai ekonomis kayu bahwa salah satu spesifikasi oleoresinadalah
manis. memiliki kandunganminyak atsiri minimal 25
Menurut Cripps, (1973) dalam %. Kemudian akan dikaji karakteristik mutu
Sulaswatty et al., (2001)oleoresin merupakan oleoresin limbah destilasi kulit kayu manis
produk yang dapat dihasilkan dari ekstraksi yang diperoleh dan kadar sinamaldehid yang
kulit kayu manis, dimana produk ini memiliki paling optimal dengan menggunakan variasi
kelebihan dibandingkan dengan penggunaan suhu, ukuran bahan, waktu kontak.
rempah-rempah mentah dikarenakan lebih
ekonomis, lebih mudah dikontrol dan lebih METODE PENELITIAN
bersih. Selain itu,kelebihan utama
dibandingkan dengan penggunaan minyak Bahan dan Alat
atsiri adalah flavor lengkap dan stabil Bahan yang digunakan dalam
terhadap panas selama pengolahan. penelitian ini adalah limbah destilasi kayu
Komponen kimia oleoresin manis (Cinnamomum burmannii) yang
dipengaruhi oleh jenis bahan tanaman dan diperoleh dari daerah wonogiri. Dalam
pelarut yang digunakan. Aroma dan cita rasa proses ekstraksi limbah destilasi kayu
oleoresin ditentukan oleh senyawa mudah manispelarut yang digunakan adalah pelarut
menguap dan senyawa yang tidak mudah metanol. Sedangkan bahan-bahan yang
menguap. Senyawa penting yang terdapat digunakan untuk analisis antara lain analisis
dalam oleoresin adalah karotenoid, kadar minyak atsiri mnggunakan aquadest
curcuminoid, phenolic,aldehid dan lain-lain dan xylol, dan analisis kadar sinamaldehid
(Sundari, 2002).Oleoresin dalam industri menggunakan pelarut dietil eter.
pangan banyak digunakan sebagai pemberi Alat yang digunakan dalam proses
cita rasa dalam produk-produk olahan daging pembuatan oleoresin limbah destilasi kayu
(misalnya sosis, burger, kornet), ikan dan manis adalah cabinet dryer, mesin
hasil laut lainnya, roti, kue, puding, sirup, penepungan, ayakan 20; 50; 80 mesh, labu
saus dan lain-lain.Sementara itu industri es leher tiga, hot plate. pendingin balik, rotary
krim, permen, biskuit dan lain-lain evaporator vacum, pipet, corong, gelas ukur,
membutuhkan kayu manis dalam bentuk yang bekker glass, pompa vakum, kertas saring.
mudah digunakan dan lebih seragam. Sedangkan alat-alat yang digunakan untuk
Pengambilan oleoresin kayu manis analisis antara lain timbangan analitik, oven,
menggunakan cara ekstraksi.Ekstraksi adalah satu set lengkap instrumen gas kromatografi
metode untuk memisahkan suatu komponen (GC-MS) tipe QP 2010, labu destilasi,
dari campuran dengan menggunakan pendingin balik, hot plate, pipet, gelas ukur,
solvent/pelarut.Teknik ekstraksi oleoresin tabung elenmeyer, dan satu set lengkap
dalam bahan rempah-rempah adalah tehnik instrument kromatografi gas (GC).
ekstraksi cair-cair dan ekstraski cair-padat.
Tahapan Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju
ekstraksi, yaitu: ukuran partikel, pelarut, Kayu manis sisa destilasi ditepungkan
suhu, dan pengadukan dari fluida (campuran dengan menggunakan mesin penepung untuk
pelarut, solute, dan padatan). menghasilkan bubuk kulit kayu manis.
Pada penelitian ini kulit kayu manis Selanjutnya bubuk kulit kayu manis diayak
yang akan digunakan untuk proses ekstraksi, dengan menggunakan mesin pengayak.
terlebih dahulu diberi perlakuan destilasi Sehingga didapatkan bubuk kulit kayu manis
untuk memisahkan minyak atsirinya, hal berukuran 20, 50 dan 80 mesh. Kemudian
tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dilakukan ekstraksi maserasi menggunakan
terhadap permintaan pasar.Selain daripada labu leher tiga pada variasi suhu (45°C, 55°C,
hal tersebut kandungan minyak atsiri dalam dan 65°C) dan waktu kontak (2, 4, dan 6
oleoresin yang diperoleh nantinya tentu saja jam). Pelarut yang digunakan dalam proses
harus sesuai dengan standar yang berlaku, ekstraksi bubuk limbah destilasi kulit kayu

2 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014


Tabel 1 Kode dan Tak kode untuk Kombinasi RSM
Variabel Kode (X) Kode Level
-1 0 +1
Tak Kode
Ukuran(mesh) X1 20 50 80
Suhu (°C) X2 45 55 65
Waktu (jam) X3 2 4 6

Tabel 2 Desain Penelitian Box-Benhken desain penelitian yang menggunakan


pendekatan desain Box-Benhken.
Run X1 X2 X3
1 -1 -1 0 HASIL DAN PEMBAHASAN
2 -1 1 0
3 1 -1 0 Oleoresin kulit kayu manis umumnya
4 1 1 0 dihasilkan dengan proses ekstraksi, baik
5 -1 0 -1 ekstraksi secara langsung maupun gabungan
6 -1 0 1 antara proses destilasi dan ekstraksi. Pada
7 1 0 -1 ekstraksi secara langsung oleoresin diperoleh
8 1 0 1 dengan cara mengekstrak bubuk limbah
9 0 -1 -1 destilasi kulit kayu manis dengan pelarut,
10 0 -1 1 sedangkan oleoresin yang diperoleh dengan
11 0 1 -1 gabungan proses destilasi dan ekstraksi
12 0 1 1 adalah dengan cara mengambil minyak
13 0 0 0 atsirinya terlebih dahulu melalui proses
14 0 0 0 destilasi, kemudian residu atau ampas hasil
15 0 0 0 destilasi diekstrak dengan menggunakan
pelarut.
manis adalah metanol dengan perbandingan Akan tetapi sebelum diekstrak dengan
1: 6 dengan berat bahan 60 gr. Setelah proses menggunakan pelarut, ampas atau residu
ekstraksi selesai kemudian dilakukan tersebut diubah kedalam bentuk bubuk
penyaringan, bertujuan untuk memisahkan terlebih dahulu yang disesuaikan dengan
antara ampas (endapan) dan filtrat. Kemudian ukuran yang telah ditentukan. Pembuatan
filtrat dievaporasi menggunakan rotary bubuk limbah destilasi kulit kayu manis
evaporator vacum pada suhu 55oC dengan dimulai dengan proses pengeringan ampas
kecepatan konstan (4 rpm). Proses evaporasi atau residu hasil destilasi, kemudian ampas
dihentikan setelah pelarut metanol teruapkan atau residu dikeringanginkan untuk
semua sehingga didapatkan oleoresin dalam mengurangi kadar airnya sebelum dilakukan
bentuk pasta. proses penepungan. Salah satu parameter
Rancangan Percobaan utama untuk menentukan kualitas bubuk kulit
kayu manis adalah dengan menentukan kadar
Rancangan penelitian menggunakan airnya.
pola Response Surface Methodology (RSM) Penentuan kadar air dilakukan
dengan menggunakan 3 faktor yaitu: sebelum proses ekstraksi limbah destilasi
Faktor I : variasi ukuran bahan (20, 50, dan kulit kayu manis yang berfungsi menyatakan
80 mesh) kandungan zat dalam tumbuhan sebagai
Faktor II : variasi suhu (45, 55, dan 65 0C) persen kering, mengetahui cara penyimpanan
Faktor III : variasi waktu kontak (2, 4, dan sampel yang baik, dan menghindari pengaruh
6 jam) mikroba. Menurut Winarno (1997), sampel
Pola pengkodean faktor I, faktor II, dan yang baik disimpan dalam jangka panjang
faktor III dicantumkan dalam Tabel 1 serta adalah yang memiliki kadar air kurang dari
dalam Tabel 2 akan dijelaskan mengenai 10%. Kadar air serbuk kulit kayu manis
adalah 8,91%. Sampel tersebut memenuhi

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 3


Tabel 3 Hasil Analisis Rendemen Oleoresin Limbah Destilasi Kulit Kayu Manis

Run Ukuran (mesh) Suhu(°C) Waktu (Jam) Rendemen


X1 X2 X3 (%)
1 20 (-1) 45 (-1) 4 (0) 11,508
2 20 (-1) 65 (1) 4 (0) 13,872
3 80 (1) 45 (-1) 4 (0) 12,536
4 80 (1) 65 (1) 4 (0) 15,541
5 20(-1) 55 (0) 2 (-1) 11,671
6 20 (-1) 55 (0) 6 (1) 13,193
7 80 (1) 55 (0) 2 (-1) 12,632
8 80 (1) 55 (0) 6 (1) 11,411
9 50 (0) 45 (-1) 2 (-1) 11,551
10 50(0) 45 (-1) 6 (1) 12,771
11 50 (0) 65 (1) 2 (-1) 12,164
12 50 (0) 65 (1) 6 (1) 11,005
13 50 (0) 55 (0) 4 (0) 10,743
14 50 (0) 55 (0) 4 (0) 11,272
15 50 (0) 55 (0) 4 (0) 11,510

karakteristik mutu bubuk kulit kayu manis


Behnken. Angka 1, 0, dan 1 merupakan
yang dinyatakan dalam SNI 01-3714-1995
simbol yang menunjukan nilai dari variabel.
(Kulit Kayu Manis Bubuk) yang
Angka 1 menunjukkan nilai variabel
menunjukkan bahwa kadar air bubuk kulit
terendah, angka 0 menunjukkan nilai variabel
kayu manis maksimal 12%. Penentuan kadar
medium dan angka 1 menunjukkan nilai
air ini penting untuk dilakukan dikarenakan
variabel tertinggi. Range antara 1 ,0 dan 1
air merupakan senyawa polar sehingga
harus sama.
memungkinkan dapat mengikat senyawa
Hasil penghitungan selanjutnya
polar dalam hal ini berupa senyawa
dianalisis menggunakan Matlab 7.0 untuk
sinamaldehid, sehingga dapat menurunkan
mengetahui rendemen optimum yang
kandungan sinamaldehid dalam oleoresin
ditampilkan melalui Response Surface
yang diperoleh, bilamana dalam bubuk
Methodology (RSM). Untuk menyelesaikan
limbah destilasi kulit kayu manis memiliki
masalah metodologi respon permukaan
kandungan air yang tinggi.
biasanya digunakan model matematika
Optimasi Rendemen Oleoresin Kayu polinomial orde satu atau orde dua.
Manis Persamaan umum untuk model matematika
Oleoresin limbah destilasi kulit kayu polinomial adalah sebagai berikut:
manis yang didapatkan dari proses ekstraksi
secara maserasi yang kemudian dilanjutkan
(orde pertama)
dengan proses evaporasi lalu dihitung
2
rendemennya, hal ini dimaksudkan untuk 0 + b1x1 + ... + bnxn + b11x1 + ... +
2
membandingkan hasil yang diperoleh pada bnnxn +b12x1x2 + ... + bn-1.nxn-1xn (orde dua)
tiap-tiap sampel yang dianalisis. Rendemen Dalam penelitian ini digunakan
merupakan kadar kandungan oleoresin di persamaan menggunakan orde dua dan
dalam rimpang yang dinyatakan dengan karena menggunakan model Box-Behnken
persen. Rendemen oleoresin dinyatakan maka digunakan tiga faktor yaitu, ukuran
dalam berat per berat, sehingga (X ) 20 sampai 80 mesh, suhu dari 45 sampai
1
perhitungannya berdasarkan berat kering. 65°C (X2), dan waktu ekstraksi (X3) dari 2
Tabel 3 merupakan desain penelitian hingga 6 jam.
yang menggunakan pendekatan desain Box-

4 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014


Pengaruh Ukuran dan Suhu terhadap Tabel 4 Analisis Nilai Eigen Value
Rendemen Oleoresin Limbah Destilasi Kondisi Nilai Eigen
Kayu Manis Variabel Optimum
Rendemen
Hasil optimasi menggunakan Matlab X1 -0,0745 1,289 0
7.0 yang menginteraksikan antara faktor X2 -0,2807 11,093
0 0,901
ukuran (X1) dan suhu (X2) didapat fungsi
respon yaitu: mana faktor yang berpengaruh pada
Y = 11,1756 + 0,2344X1 +0,5271X2 + 1,2718 rendemen oleoresin menunjukkan respon
X12 +0,9178X22 + 0,1600X1X2 yang sama, sehingga masing-masing faktor
memberikan respon yang minimum.
Persamaan tersebut menghasilkan titik Berdasarkan pada Tabel 4 dapat
stasioner (-0,0745; -0,2807; 11,0929). dibuat kurva dan kontur seperti disajikan
Berdasarkan titik stationer yang didapat, dalam Gambar 1. Pada gambar tersebut
diketahui bahwa rendemen yang optimum terlihat bahwa semakin besar ukuran mesh
yaitu 11,093 % yang didapat pada ukuran atau berarti semakin kecil ukuran partikel
47,765 mesh dan suhu 52,193 °C . maka rendemen oleoresin yang dihasilkan
akan semakin besar.Menurut Goldman
(1949), kehalusan bahan yang sesuai akan
menjadikan ekstraksi berlangsung dengan
sempurna.Hal ini disebabkan karena ukuran
yang semakin kecil atau halus akan memiliki
permukaan bahan yang semakin luas,
sehingga memungkinkan oleoresin dapat
terekstrak secara optimal oleh pelarut. Hal ini
selaras menurut Komara dalam Samuel
(2004) pengecilan ukuran akan memperluas
bidang kontak antara bubuk dan pelarut
sehingga semakin banyak oleoresin yang
(a) dapat diekstrak.
Faktor suhu juga berpengaruh
terhadap rendemen oleoresin limbah destilasi
kayu manis. Menurut Sujarwadi (1996) dalam
Fuad Muhiedin (2008) ekstraksi akan lebih
cepat dilakukan pada suhu tinggi.
Pengaruh Ukuran dan Waktu Ekstraksi
terhadap Rendemen Oleoresin Limbah
Destilasi Kayu Manis
Hasil Optimasi menggunakanMatlab
7.0 yang menginteraksikan antara faktor
ukuran (X1) dan waktu (X3) didapatkan
(b)
fungsi respon yaitu:
Gambar 1 Grafik 3D Optimasi Rendemmen Y= 11,1756 + 0,2344X1 +0,0453X3 + 1,2718
2 2
Oleoresin Limbah Destilasi Kayu Manis X1 -0,2200X3 -0,6858X1X3
Terhadap Ukuran dan Suhu, (a) Plot Surface, Persamaan tersebut menghasilkan titik
(b) Plot Contour. stasioner (-0,0453;0,1736 ;11,1742).
Berdasarkan titik stationer yang didapat,
Hasil analisis eigen value seperti diketahui bahwa rendemen yang optimum
disajikan pada Tabel 4 diperoleh nilai positif. yaitu 11,1742% yang didapat pada ukuran
Hal ini berarti bahwa kondisi optimum titik 48,641 mesh dan waktu 4,347 jam.
pusat (X0) berada pada titik minimum di

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 5


dan negatif. Hal ini berarti bahwa kondisi
optimum titik pusat (X0) berada pada titik
minimum dan maksimum dimana faktor yang
berpengaruh pada rendemen oleoresin
menunjukkan respon yang berbeda, sehingga
masing-masing faktor memberikan respon
yang berbeda pula.
Pada ekstraksi oleoresin
meningkatnya rendemen yang dihasilkan
selaras dengan lamanya waktu kontak selama
ekstraksi seperti yang terlihat pada Gambar
2. Hal ini disebabkan karena semakin lama
(a) waktu ekstraksi, mengakibatkan waktu
kontak antara pelarut dan bahan baku
semakin lama pula. Sehingga proses penetrasi
pelarut kedalam sel bahan baku akan semakin
baik, dan menyebabkan semakin banyaknya
senyawa yang berdifusi keluar sel
(Basalmah,2006).
Menurut Komara dalam Samuel
(2004) pengecilan ukuran akan memperluas
bidang kontak antara bubuk dan pelarut
sehingga semakin banyak oleoresin yang
dapat diekstrak.

(b) Pengaruh Suhu dan Waktu Ekstraksi


Gambar 2 Grafik 3D Optimasi Rendemmen terhadap Rendemen Oleoresin Limbah
Oleoresin Kayu Manis Terhadap Destilasi Kayu Manis
Ukurandan waktu, (a) Plot Surface, (b) Hasil Optimasi menggunakanMatlab
Plot Contour 7.0 yang menginteraksikan antara faktor suhu
(X2) dan waktu (X3) didapat fungsi respon
Tabel 5 Analisis Nilai Eigen Value yaitu:
Kondisi Nilai Eigen Y= 11,1756 +0,5271X2 +0,0453X3
2 2
Variabel Optimum +0,9178X2 -0,2200X3 0,5947 X2X3
Rendemen Persamaan tersebut menghasilkan titik
X1 -0,045 1,347 0 stasioner (-0,1765;0,3415 ;11,137).
11,174
X2 0,174 0 -0,295 Berdasarkan titik stationer yang didapat,
diketahui bahwa rendemen yang optimum
Pada model permukaan respon yaitu 11,137 % yang didapat pada
tersebut dapat dilihat bahwa solusi optimasi suhu53,235 °C dan waktu4,683 jam.
yang dihasilkan adalah berbentuk saddle Pada model permukaan respon
point atau pelana. Dikarenakan model tersebut dapat dilihat bahwa solusi optimasi
tersebut berbentuk pelana maka tidak dapat yang dihasilkan adalah berbentuk saddle
memberikan informasi yang optimal sehingga pointatau pelana. Dikarenakan model tersebut
kondisi perlakuan yang diharapkan akan berbentuk pelana maka tidak dapat
menghasilkan rendemen oleoresin tertinggi memberikan informasi yang optimal sehingga
tidak dapat ditentukan secara langsung. kondisi perlakuan yang diharapkan akan
Penentuan kondisi optimum dapat dilakukan menghasilkan rendemen oleoresin tertinggi
dengan menganalisa tingkat pengaruh waktu tidak dapat ditentukan secara langsung.
kontak dan ukuran terhadap permukaan Penentuan kondisi optimum dapat dilakukan
respon rendemen. dengan menganalisa tingkat pengaruh waktu
Hasil analisis eigen value seperti
disajikan pada Tabel 5 diperoleh nilai positif

6 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014


bertambah. Akibatnya laju difusi oleoresin ke
dalam pelarut juga meningkat.
Pada ekstraksi oleoresin
meningkatnya rendemen yang dihasilkan
selaras dengan lamanya waktu kontak selama
ekstraksi seperti yang terlihat pada Gambar
3.Hal ini disebabkan karena semakin lama
waktu ekstraksi, mengakibatkan waktu
kontak antara pelarut dan bahan baku
semakin lama pula. Sehingga proses penetrasi
(a) pelarut kedalam sel bahan baku akan semakin
baik, dan menyebabkan semakin banyaknya
senyawa yang berdifusi keluar sel
(Basalmah,2006).
Fungsi respon yang didapat dari
interaksi ketiga faktor yaitu ukuran (X1), suhu
(X2), dan waktu (X3) yaitu :
Y= 11,1756 + 0,2344X1 +0,5271X2
+0,0453X3 + 1,2718 X12 +0,9178X22 -
0,2200X32 + 0,1600X1X2 -0,6858X1X3 -
0,5947 X2X3.
(b)
Gambar 3 Grafik 3D Optimasi Rendemen Dari persamaan tersebut
Oleoresin Limbah Destilasi Kayu Manis menghasilkan titik stationer (0,0089; -0,1801;
Terhadap suhu dan waktu, (a) Plot 0,3326;11,137). Berdasarkan titik stationer
Surface, (b) Plot Contour yang didapat, diketahui bahwa rendemen
yang optimum yaitu 11,137 % yang didapat
Tabel 6 Analisis Nilai Eigen Value pada ukuran partikel sebesar50,267 mesh,
Kondisi Nilai eigen suhu ekstraksi53,199 °C, dan waktu ekstraksi
Variabel optimum 4,6652 jam.
rendemen Karakteristik Mutu Oleoresin Kulit Kayu
X1 -0,177 0,991 0 Manis
11,137
X2 0,342 0 -0,293
Pada optimasi rendemen oleoresin
kontak dan suhu terhadap permukaan respon limbah destilasi kulit kayu manis dengan
rendemen. analisis menggunakan Matlab 7.0 diperoleh
Hasil analisis eigen value seperti perlakuan optimum yaitu ukuran partikel
disajikan pada Tabel 6 diperoleh nilai positif 50,267 mesh, suhu ekstraksi 53,199 °C, dan
dan negatif. Hal ini berarti bahwa kondisi waktu ekstraksi 4,6652 jam. Perlakuan itulah
optimum titik pusat (X0) berada pada titik yang menjadi dasar pada tahap selanjutnya
minimum dan maksimum di mana faktor yang kemudian akan dilakukan pengujian
yang berpengaruh pada rendemen oleoresin tehadap karakteristik mutu daripada oleoresin
menunjukkan respon yang berbeda, sehingga kulit kayu manis.
masing-masing faktor memberikan respon Bubuk kulit kayu manis ukuran 50
yang berbeda pula. mesh diekstrak pada suhu 55 °C selama 4
Menurut Sundari (2002) temperatur jam. Selanjutnya ekstrak bubuk limbah
berpengaruh pada energi kinetik molekul. destilasi kulit kayu manis dievaporasi
Semakin tinggi temperatur mengakibatkan menggunakan rotary evaporator vacum
naiknya energi kinetik oleoresin dan molekul hingga menjadi cairan kental yang disebut
pelarut, sehingga gaya tarik menarik antar oleoresin. Rendemen oleoresinlimbah
molekul oleoresin dan molekul pelarut destilasi kulit kayu manis yang diperoleh
sebesar 12,564 %. Oleoresin limbah destilasi
kulit kayu manis ini yang selanjutnya
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 7
dilakukan pengujian karakteristik mutu sinamaldehid berada pada puncak ke- 3 (RT=
oleoresin limbah destilasi kulit kayu manis, 12.272) dengan massa molekul 131. Dari
yang meliputi kadar minyak atsiri, kadar hasil analisa GC-MS didapatkan kadar
sinamaldehid dan sisa pelarut ( kadar sinamldehid sebesar 12,22%. Senyawa
metanol). lainnya yang terkandung didalamnya dapat
terlihat pada Tabel 7.
a. Kadar Sinamaldehid Oleoresin Limbah
Destilasi Kayu Manis b. Kadar Minyak Atsiri Oleoresin Limbah
Sinamaldehid merupakan komponen Destilasi Kayu Manis
utama yang terdapat dalam minyak atsiri Oleoresin kulit kayu manis adalah
maupun oleoresin kulit kayu manis. Senyawa suatu cairan kental berwarna coklat
sinamaldehid merupakan cairan berwarna kemerahan yang mengandung minyak atsiri,
kuning, mempunyai aroma khas, memiliki minyak lemak, warna, resin dan mempunyai
rasa manis dan pedas, sedikit larut dalam air, aroma yang pedas. Senyawa aromatik yang
larut dalam alkohol dan eter (Djlsbar, 1996). terkandung dalam oleoresin adalah
Jumlah kadar sinamaldehid hasil ekstraksi camphene, linalool, alpha fenchene, alpha-
limbah destilasi kulit kayu manis dapat pinene, beta-pinene, camphor, 1;8 cineole,
terlihat pada Gambar 4. alpha-terpineol, alpha-capaene,
Terlihat pada Gambar 4 hasil analisis cinamaldehyde, cinnamyl alcohol, cinnamic
dengan GC-MS, diperoleh persen acid, cinnamyl acetat, eugenol, methyl
sinamaldehid hanya sebesar 12,222% dimana eugenol, coumarin, alpha-phenyl alcohol
waktu retensinya 12.272 menit dengan massa (Kenneth, 1985).
molekul 131,05. Rendahnya kandungan Minyak atsiri merupakan salah satu
sinamaldehid dikarenakan dalam oleoresin komponen yang dapat terekstrak dalam
hanya mengandung sedikit kandungan proses menghasilkan oleoresin. Minyak atsiri
minyak yaitu hanya sebesar 7,554 %.Kadar ini merupakan komponen volatil dari
sinamaldehid oleoresin hampir sama dengan komponen yang dikandung oleh oleoresin.
jumlah sinamaldehid terkandung dalam Kadar minyak atsiri yang dikandung oleh
minyak, karena oleoresin yang terekstrak oleoresin hasil ekstraksi hanya sebesar 7,554
umumnya mengandung sejumlah minyak %. Hasil yang diperoleh ini jauh dari standar
(Solehudin, 2001). spesifikasi jumlah minimal minyak atsiri
Pemanasan dapat menurunkan dalam oleoresin menurut FDA. Dalam
sinamaldehid oleoresin. Hal ini disebabkan Sundari (2002) salah satu spesifikasi
pada proses ekstraksi dengan perlakuan oleoresin dalam Food Drug Administration
pemanasan sejumlah komponen volatil (FDA) kadar minyak atsiri oleoresin minimal
(termasuk sinamaldehid) mengalami 25%.
penguapan sehingga jumlah komponen Hal ini dikarenakan bahan baku awal
sinamaldehidnya lebih rendah dibandingkan oleoresin kulit kayu manis merupakan ampas
tanpa pemanasan. proses destilasi, dimana dalam proses
Tinggi rendahnya kadar sinamaldehid destilasi tersebut kandungan minyak atsiri
yang diperoleh dipengaruhi oleh beberapa dari kulit kayu manis sudah diambil terlebih
faktor antara lain budidaya, tempat tumbuh dahulu sehingga memungkinkan kandungan
dan jenis/mutu kayu manis yang digunakan minyak atsiri dalam oleoresin cenderung
serta faktor teknis saat dilakukan ekstraksi, memberikan hasil yang rendah. Pemanasan
seperti sifat pelarut yang digunakan, suhu dan juga mempengaruhi kandungan minyak atsiri
lama ekstraksi yang dilakukan dan derajat dari oleoresin limbah destilasi kulit kayu
kehalusan bahan (Yusmanetti, 2007). manis. Pemanasan menyebabkan beberapa
Hasil analisa oleoresin menggunakan komponen minyak atsiri yang mudah
GC-MS ditunjukkan dalam Kromatogram menguap hilang sehingga jumlah minyak
pada Gambar 4. atsiri yang dikandung oleh oleoresin lebih
Pada Gambar 4 kromatogram GC-MS sedikit. Selain itu pada saat proses pemisahan
sinamaldehid dari oleoresin, senyawa pelarut menggunakan vacum evaporator yang

8 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014


Gambar 4 Kromatogram GC Oleoresin Limbah Destilasi Kayu Manis

Tabel 7 Senyawa pada Oleoresin Limbah Destilasi Kayu Manis Hasil GC MS


Peak Waktu Retensi Area % Area Nama
1 10.348 1775318 1,709 Terpinene-4-ol
2 10.667 4229159 4,073 Linalyl propionate
3 12.272 12688932 12,222 Cinnamyldehyde
4 16.156 2004389 1,931 Alpha-Copaene
5 17.146 1755485 1,691 Cinnamyl acetate
6 18.698 6269293 6,038 alpha-Curcumene
7 19.243 2630724 2,534 alpha-Muurolene
8 19.697 1807539 1,741 Dodecanoic acid
9 19.785 1945133 1,873 delta-Cadinene
10 24.464 4665458 4,493 Cyclohexanol
11 24.949 64052228 61,693 Benzoic acid

mana saat pompa sirkulasi tidak bekerja sebab jika oleoresin masih terdapat pelarut
sesuai dengan semestinya menyebabkan yang berlebihan, maka harus diuapkan
kondisi kevakuman proses tidak optimum. kembali sampai memenuhi standar. Pada
Dengan demikian waktu proses menjadi lama umumnya standar yang dipakai adalah
dan menyebabkan hilangnya sebagian besar batasan sisa jumlah pelarut yang tertinggal
minyak atsiri. pada bahan makanan menurut Food and Drug
Administration ( FDA ).
c. Sisa Pelarut Oleoresin Limbah Destilasi Kadar sisa pelarut diharapkan dalam
Kayu Manis ( Kadar Metanol) oleoresin tersebut hanya mengandung jumlah
Sisa pelarut merupakan hal yang sisa pelarut yang sangat sedikit. Faktor yang
sangat penting dalam proses menghasilkan mempengaruhi besar kecilnya sisa pelarut
oleoresin, karena sisa pelarut ini akan adalah proses evaporasi dalam pemisahan
menentukan mutu oleoresin yang dihasilkan oleoresin dengan pelarut. Proses evaporasi ini
dan penerimaan konsumen terhadap oleoresin dinyatakan selesai jika tidak ada lagi pelarut
tersebut. yang menetes, pada proses evaporasi ini ada
MenurutMoestafa (1981) dalam kemungkinan sejumlah komponen masih
Sutianik (1999) ekstraksi oleoresin harus menempel pada oleoresin yang dihasilkan
menggunakan pelarut yang mudah menguap, sehingga pelarut yang masih menempel ini
dinyatakan sebagai sisa pelarut. Jumlah sisa

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 9


pelarut yang disarankan oleh FDA dapat Azima,Fauzan. 2004. Kayu manis Cegah
terlihat dalam Tabel 8. Aterosklorosis dan Kanker.Info
Teknologi Pangan. http://ipb.ac.id/.
Tabel 8 Residu Beberapa Jenis Pelarut Diakses pada 2 November 2011.
Titik didih residu Basalmah, Rahmat Sulaeman. 2006.
o
Pelarut ( C) (ppm) Optimalisasi Kondisi Ekstraksi
aseton 56,5 30 Kurkuminoid Temulawak : Waktu, Suhu,
metanol 64,7 50 Dan Nisbah. Skripsi. Departemen Kimia.
heksan 69 25 Fakultas Matematika Dan Ilmu
isopropil alkohol 82,3 50 Pengetahuan Alam. Institut pertanian
Bogor. Bogor
etil klorida 83,5 30
Sumber : Moestafa (1981)
Komara, A. 1991.Mempelajari ekstraksi
Pengujian kadar metanol oleoresin Oleoresin Dan Karakteristik Mutu
kayu manis menggunakan gas kromatografi Oleoresin dari Bagian Cabe
(GC). Sampel oleoresin dilarutkan Rawit.Dalam : Samuel, W. Pengaruh
menggunakan aquades, lapisan atas yang Jenis Pelarut dan Suhu terhadap
bening diambil untuk selanjutnya diinjeksi Rendemen Oleoresin Temu
pada alat GC. Hitam.Skripsi. FTP. Universitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Brawijaya. Malang.
kadar metanol oleoresin kayu manis sebesar Nainggolan, Marnaek. 2008. [Tesis]Isolasi
1,66 ppm. Hal ini memenuhi standar batasan Sinamaldehida dari Kulit Kayu Manis
sisa jumlah pelarut metanol dalam bahan (Cinnamomum burmanii). Sekolah Pasca
makanan menurut FDA sebesar 50 ppm. Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Medan.
KESIMPULAN Muhiedin, Fuad. 2008. Efisiensi Proses
Ekstraksi Oleoresin Lada Hitam Dengan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini Metode Ekstraksi Multi Tahap. Skripsi.
adalah sebagai berikut: Jurusan Teknologi Industri Pertanian.
1. Rendemen optimum oleoresin limbah Fakultas Teknologi Pertanian.
destilasi kayu manis adalah sebesar11,137 Universitas Brawijaya. Malang.
% yang didapatkan pada kondisi ukuran Pebrimadewi, Elma. 2011. Isolasi
partikel50,267 mesh, suhu ekstraksi Sinamaldehid Dari Minyak Kulit Kayu
53,199 °C, dan waktu ekstraksi 4,6652 MAnis Sebagai Antioksidan. Skripsi.
jam. Departemen Kimia. Fakultas Matematika
2. Karakteristik mutu oleoresin limbah Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut
destilasi kayu manis pada rendemen pertanian Bogor. Bogor.
optimum adalah kadar sinamaldehid Ramadhan A.E dan H.A. Phaza. 2010.
12,22%, kadar minyak atsiri 7,554 % dan Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu Dan
kadar sisa pelarut ( kadar metanol ) 1,66 Jumlah Stage Pada Ekstraksi Oleoresin
ppm. Jahe (Zingiber Officinale Rosc) Secara
Batch. Skripsi. Jurusan Teknik Kimia.
DAFTAR PUSTAKA Fakultas Teknik. Universitas
Diponegoro. Semarang
Anonima.2007.Cinnamaldehyde.http://en.wiki Rismunandar. 1989. Kayu Manis. Penebar
pedia.org/wiki/File:Zimtaldehydcinnama Swadaya. Jakarta.
ldehyde.svg diakses 18 Oktober 2011 Rismunandar dan F. B. Paimin. 2001. Kayu
Anonimb.2010.Kayu Manis (Cinnamomum Manis : Budidaya dan Pengolahan
burmanni). (Edisi Revisi). Penebar Swadaya. Jakarta.
timpakul.web.id/2010/10/kayumanis.jpg Sari, Yusmanetti. 2007. Kajian Proses
2010. diakses 18 Oktober 2011. Pengayaan Virgin Coconut Oil dengan
Zat Pigmen dari Temulawak, Kunyit,

10 Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014


Daun Suji, Daun Kunyit, serta Angkak Susmirah. 1981. Pengambilan Oleoresin Jahe
dan Aplikasinya dalam Penggorengan dengan Cara Solvent Extraction.
Bahan Pangan. Skripsi. Departemen BBIHP. Bogor. 1981.
Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Wales, Jimmy. 2010. Kulit Manis.
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit_manis.
Bogor. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2011.
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 1995. Wangsa, Rasdi dan Sri Nuryati. 2007. Status
Kulit Kayu Manis Bubuk SNI 01-3714- dan Potensi Pasar Kayu Manis Organik
1995. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional dan Internasional. Aliansi
Nasional. Organis Indonesia. Bogor.
Solehudin, M. 2001. Ekstraksi Minyak dan Widjanarko S.B. 2008. Ekstraksi Oleoresin
Oleoresin dari Kulit Kayu Manis Atau Bahan Aktif Tumbuhan
(Cinnamomum burmanii).Skripsi. Dengan Pelarut.http://simonbwidjanarko
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan. .wordpress.com/2008/07/03/ekstraksiole
Fakultas Teknologi Pertanian. Institut oresin-atau-bahan-aktif-tumbuhan-
Pertanian Bogor dengan-pelarut/. Diakses pada tanggal 2
Sudarmadji S., B. Haryono, Suhardi. 1997. Januari 2011.
Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan Winarno FG. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
dan Pertania (Edisi Keempat). Liberty. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Yogyakarta. Wulandari, Yustina Wuri et al. 2003.
Sullaswatty,Anny, Wuryaningsih, Sri Hartati, Optimaization of Cinnamaldehyde
Haznan Abimanyu, dan Joddy A Production from Cinnamon Leaf (
Laksono. 2001.Kajian Awal Hasil Cinamomum burmanii Nees ex B I).
Ekstraksi Minyak dan Oleoresin dari Indonesian Food and Nutrition
Kulit Kayu Manis ( Cinnamomum Progress,2003 Vol.10 no.2
burmanii Blume). Prosiding Seminar Wuri, Yustina, Purnama Darmadji, dan Budi
Rahardjo. 2004. Sifat Sensoris Minyak
rta, 6-7 November Atsiri Daun Kayu Manis (Cinnamomun
2001 burmanni Nees Ex Blume). Agrosains, 17
Pengaruh (3), Juli 2004.
Ukuran dan Susunan Bahan Baku Serta
Lama Penyulingan Terhadap Rendemen
dan Mutu Minyak Kayumanis Srilangka
(Cinnamomun Zeylanicum).Buletin TRO
Volume XIV No. 1,
2003.http://minyakatsiriindonesia.wordp
ress.com/atsiri-kayu-manis/djajeng-
sumangat-dan-ma%E2%80%99mun/.
Diakses pada 19 Oktober 2011.
Sundari, Elmi. 2002. [Tesis
Magister]Pengambilan Minyak Atsiri
dan Pleoresin dari Kulit Kayu Manis.
Departemen Teknik Kimia Program
Pasca Sarjana Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Sutianik. 1999. Pengaruh Suhu Pengeringan
dan Ukuran Bahan Terhadap Rendemen
Dan Mutu Oleoresin Jahe (Zingiber
officinale, Roscoe) Skripsi.Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.

Jurnal Teknologi Hasil Pertanian, Vol. VII, No. 1, Februari 2014 11

Anda mungkin juga menyukai