APOTEKER
Profesi
Bedakan antara :
Occupation : Pekerjaan yang tidak
memerlukan ketrampilan dan pengetahuan
Vocation : Pekerjaan yang
memerlukan ketrampilan dan pelatihan
Profession : pekerjaan yang
memerlukan pengetahuan atau ilmu,
ketrampilan dan etika
* Etika Profesi : Suatu aturan yang mengatur suatu pekerjaan
itu boleh atau tidak dilakukan oleh pelaku professi sewaktu
menjalankan praktek profesinya
2
Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia terdiri atas 2
tahap:
1. Program Pendidikan Akademik (S1)
2. Program Pendidikan Profesi
3
Beberapa ciri-ciri profesi :
1. Spesialisasi pengetahuan
2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian” seperti
pada jenjang pendidikan tinggi.
3. Kemandirian dan otonomi
4. Proses Pembelajaran terus menerus
5. Altruistik : lebih mementingkan kepentingan
orang lain daripada kepentingan diri sendiri
6. Memberlakukan Kode Etik keprofesian
7. Hubungan yang khusus dengan “client”
8. Mempunyai fungsi yang sangat penting di
masyarakat
9. Bermartabat (prestige).
10.Punya organisasi profesi dan identitas Profesional.
4
KOMPETENSI
Kualitas seseorang yang dapat digunakan untuk
mengu-kur kemampuan dalam menjalankan tugas
tertentu
Apoteker
PP 32 Th. 1996 : Tenaga Kefarmasian
STANDAR PROFESI
OBAT/
PERBEKALAN KES. PELAYANAN
6
KUALITAS HIDUP MASYARAKAT
PP 32 / 1996 :
TENAGA KESEHATAN
BAB I
Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan,
melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan 7
BAB II.Tenaga Kefarmasian meliputi :
a. Apoteker
b. Analis farmasi
c. Asisten apoteker
BAB IV.
Setiap tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga kesehatan
8
TENAGA KEFARMASIAN
APOTEKER
Sarjana farmasi yang telah lulus dan telah
mengucap-kan sumpah jabatan Apoteker,
mereka yang berdasar Peraturan
perundang-undangan yang Berlaku
berhak melakukan pekerjaan Kefarmasian
di Indonesia sebagai Apoteker
NON-APOTEKER:
Asisten Apoteker, Ahli Madya Farmasi
9
Apoteker : Tenaga Profesi karena
1. MEMILIKI PENGETAHUAN YANG BERBATAS
JELAS ( ILMU YANG SPESIFIK)
3. MEMBERI PELAYANAN
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN
Standar Profesi :
Pedoman yang harus dipergunakan sebagai
Petunjuk dalam menjalankan Profesi dengan baik
(Penjelasan Pasal 53 ayat 1 UU No.23/1992 tentang Kesehatan)
13
SUMPAH DAN KODE ETIK
14
TUJUAN BELAJAR SUMPAH DAN ETIK
15
Apa itu Profesi
16
Makna Profesi
Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan prinsip keahlian
dan keilmuan
Profesionalisme suatu keniscayaan atau kewajiban, karena
tidak ada yang dapat ahli dalam berbagai bidang : “ tidak
sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya ke medan
perang. Mengapa tidak dari tiap golongan diantara mereka
beberapa untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka dapat menjaga diri (QS. Attaubah, 9:122)
17
Etika Profesi
Etika profesi merupakan penerapan prinsip-
prinsip moral dasar atau norma-norma etis
umum yang telah disepakati pada lingkup
kerja
Etika profesi juga berkaitan erat dengan
kode etik profesi itu sendiri. Kode etik profesi
merupakan pedoman tingkah laku, sikap dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari
18
Untuk menegakkan Etika dan
memajukan standar kualifikasi
Profesi terdapat prinsip-prinsip yang
wajib dilaksanakan yang pada
umumnya dicantumkan dalam Kode
Etik Profesi.
Kode Etik Profesi : (Syamsuryadi)
Daftar kewajiban dalam menjalankan
tugas sebuah profesi yang disusun
oleh anggota profesi dan mengikat
semua anggota dalam menjalankan
profesinya. 19
Etika Profesi
Dalam Pandangan Islam
Bagi kaum muslimin bekerja dalam rangka mendapatkan
rizki yang halal dan memberikan kemanfaatan yang
sebesar besarnya bagi masyarakat merupakan bagian dari
ibadahnya kepada Allah SWT
bekerja dan berusaha merupakan bagian dari ibadah
maka aplikasi dan implementasi dari bekerja tersebut
perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak/etika yang sering
disebut dengan etika profesi.
Etika profesi itu antara lain tercermin dari kata kata sifat
yaitu, Shiddiq, Istiqomah, Fathanah, Amanah, dan Tabliqh
20
Sifat Shiddiq adalah sifat dan perilaku yang terpuji
22
Lanjutan,,
24
CIRI – CIRI PROFESI :
1. Harus dilatar belakangi suatu latihan atau
pendidikan ketrampilan dan intelektual yang
sistematis;
2. Ukuran keberhasilannya bukan hanya atau tidak
selalu bersifat materi;
3. Harus berpihak kepada masyarakat;
4. Ketidak hadiran di bidangnya dirasakan kehilangan
bagi masyarakat untuk siapa ia mengabdi;
5. Menyadari akan keterbatasannya bahwa suatu
profesi tidak pernah dapat memecahkan masalah di
bidangnya secara sempurna, karena itu ia harus
selalu meningkatkan dan memperdalam ilmu dalam
profesinya. 25
Ciri Apoteker Yang Ikhlas
Bekerja secara profesional
Berpegang teguh pada etika profesi
Berorientasi pada nilai-nilai
kemanusiaan : prinsip tolong
menolong, tidak diskriminatif,
transparan dan akuntabel
Berorientasi pada ibadah
26
27
SUMPAH / JANJI *) APOTEKER
29
BELAJAR MENGAMALKAN SUMPAH APOTEKER
1. Belajar untuk memperhatikan kebutuhan orang
lain dan tidak egois;
2. Belajar bagaimana kita memperlakukan makhluk
hidup sebagai ciptaan Tuhan;
3. Belajar untuk tidak menceriterakan rahasia teman
atau orang lain;
4. Belajar mempergunakan pengetahuan kefarmasian
kita untuk keperluan yang tidak merugikan orang
lain;
5. Belajar menjalankan tugas dengan baik dan benar;
6. Belajar tidak membeda-bedakan antara mahasiswa
yang satu dengan lainnya. 30
31
ETIK berasal dari kata Ethos
Yang berarti watak kesusilaan
KODE ETIK PROFESI:
adalah kumpulan ketentuan tentang
watak dan perilaku yang baik dari
anggota suatu profesi, yang harus ditaati
oleh anggota profesi itu berdasarkan
kesepakatan anggota profesi itu sendiri
KODE ETIK APOTEKER :
adalah kode etik yang harus ditaati oleh
anggota IAI berdasarkan kesepakatan
yang diputuskan dalam Kongres IAI
IKATAN MORAL 32
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam
menjalankan tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya serta di dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang
teguh kepada sumpah/janji Apoteker
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam
pengabdian profesinya berpedoman pada satu
ikatan moral yaitu :
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA 33
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
34
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-
sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia.
Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan
profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya. 35
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya.
Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundang-undangan di
bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi
contoh yang baik bagi orang lain.
39
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
40
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER
TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman
Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan
saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
Kode Etik.
Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik
sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran
martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya. 41
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA
Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati
hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.
42
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mengutamakan kepentingan penderita,
masyarakat atau teman lainnya;
2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
ikut menjaga kesehatan masyarakat,
khususnya bayi, anak-anak dan orang lain yang
dalam kondisi lemah;
3. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, terutama dilingkungannya.
4. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mendiskusikan setiap permasalahan sebelum
mengambil keputusan; 43
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
menghargai temannya dan berusaha
memperlakukan sesama teman sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan;
2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
menjaga komunikasi sesama teman;
3. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mengingatkan secara santun kepada temannya
yang berbuat kurang baik tanpa harus
mempermalukan temannya tersebut;
4. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
saling mempercayai sesama teman;
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER
TERHADAP TEMAN SEJAWAT PETUGAS
KESEHATAN LAINNYA
Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk membangun dan meningkatkan
hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai
dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari
tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain.
45
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
46
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK: