Anda di halaman 1dari 49

SUMPAH DAN KODE ETIK

APOTEKER
Profesi
 Bedakan antara :
 Occupation : Pekerjaan yang tidak
memerlukan ketrampilan dan pengetahuan
 Vocation : Pekerjaan yang
memerlukan ketrampilan dan pelatihan
 Profession : pekerjaan yang
memerlukan pengetahuan atau ilmu,
ketrampilan dan etika
* Etika Profesi : Suatu aturan yang mengatur suatu pekerjaan
itu boleh atau tidak dilakukan oleh pelaku professi sewaktu
menjalankan praktek profesinya

2
Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia terdiri atas 2
tahap:
1. Program Pendidikan Akademik (S1)
2. Program Pendidikan Profesi

Pada tahun 2003 keluar UU No 20 tentang Sisdiknas


Psl 15: Jenis pendidikan mencakup pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi,
keagamaan, dan khusus
Penjelasan: pendidikan profesi merupakan
pendidikan tinggi setelah program sarjana yang
menyiapkan peserta didik untuk memiliki
pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus
Psl 20 (3): Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi dan/atau vokasi

3
Beberapa ciri-ciri profesi :
1. Spesialisasi pengetahuan
2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian” seperti
pada jenjang pendidikan tinggi.
3. Kemandirian dan otonomi
4. Proses Pembelajaran terus menerus
5. Altruistik : lebih mementingkan kepentingan
orang lain daripada kepentingan diri sendiri
6. Memberlakukan Kode Etik keprofesian
7. Hubungan yang khusus dengan “client”
8. Mempunyai fungsi yang sangat penting di
masyarakat
9. Bermartabat (prestige).
10.Punya organisasi profesi dan identitas Profesional.

4
KOMPETENSI
Kualitas seseorang yang dapat digunakan untuk
mengu-kur kemampuan dalam menjalankan tugas
tertentu

Kekuatan , Kecukupan Ilmu, Ketrampilan dan


Kewenangan/legalitas seseorang dalam
menjalankan tugas tertentu

Kemampuan manusia (yang dapat ditunjukkan


dengan karya, pengetahuan, ketrampilan, perilaku,
sikap, motif dan/atau bakatnya) ditemukan secara
nyata .
Dapat membedakan antara mereka yang sukses dan
biasa-biasa saja di tempat kerja.
5
APOTEKER : TENAGA KESEHATAN
UU NO.23 Th. 1992
TENTANG KESEHATAN
Legalitas Praktik Profesi Apoteker di :
Industri, Apotik dan Rumah Sakit

Apoteker
PP 32 Th. 1996 : Tenaga Kefarmasian

STANDAR PROFESI

OBAT/
PERBEKALAN KES. PELAYANAN

6
KUALITAS HIDUP MASYARAKAT
PP 32 / 1996 :
TENAGA KESEHATAN
BAB I
Tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau ketrampilan,
melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan 7
BAB II.Tenaga Kefarmasian meliputi :
a. Apoteker
b. Analis farmasi
c. Asisten apoteker

BAB III. Tenaga Kesehatan harus


mendapat ijin untuk bisa praktik

BAB IV.
Setiap tenaga kesehatan dalam
melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga kesehatan
8
TENAGA KEFARMASIAN

APOTEKER
Sarjana farmasi yang telah lulus dan telah
mengucap-kan sumpah jabatan Apoteker,
mereka yang berdasar Peraturan
perundang-undangan yang Berlaku
berhak melakukan pekerjaan Kefarmasian
di Indonesia sebagai Apoteker
NON-APOTEKER:
Asisten Apoteker, Ahli Madya Farmasi

9
Apoteker : Tenaga Profesi karena
1. MEMILIKI PENGETAHUAN YANG BERBATAS
JELAS ( ILMU YANG SPESIFIK)

2. PENDIDIKAN KHUSUS BERBASIS KEAHLIAN

3. MEMBERI PELAYANAN

4. MEMILIKI PERHIMPUNAN

5. MEMBERLAKUKAN KODE ETIK

6. MEMILIKI MOTIVASI ALTRUISTIK (rasa


pengasih)

7. PROSES PEMBELAJARAN SEUMUR HIDUP


10
PEKERJAAN KEFARMASIAN
• Pekerjaan Kefarmasian adalah
pembuatan termasuk pengendalian
mutu Sediaan Farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusi atau penyaluranan obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat
atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan
obat, bahan obat dan obat tradisional
PP 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Praktek Kefarmasian
Praktek Kefarmasian adalah kegiatan
yang berhubungan dengan pekerjaan
kefarmasian yang dilakukan oleh
Farmasis/apoteker berdasarkan
keahlian yang dimiliki pada
sarana kesehatan meliputi sarana
produksi, distribusi dan pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat

(U.U. ttg Praktek Kefarmasian Bab I ps 1)


Profesionalisme Apoteker
 Mencakup pengetahuan,ketrampilan dan sikap dalam
bekerja, termasuk dalam melayani masyarakat.
 Profesionalisme apoteker didasarkan pada
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Standar Profesi
yang mencakup Standar Kompetensi Kerja dan Etika
Profesi

Standar Profesi :
Pedoman yang harus dipergunakan sebagai
Petunjuk dalam menjalankan Profesi dengan baik
(Penjelasan Pasal 53 ayat 1 UU No.23/1992 tentang Kesehatan)
13
SUMPAH DAN KODE ETIK

14
TUJUAN BELAJAR SUMPAH DAN ETIK

1. Mahasiswa mengenal Sumpah


Apoteker dan Kode Etik Apoteker
Indonesia;
2. Mahasiswa belajar mengamalkan
Sumpah Apoteker dan Kode Etik
Apoteker Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari.

15
Apa itu Profesi

Profesi, adalah pekerjaan yang


dilakukan sebagai kegiatan pokok
untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu
keahlian (pengetahuan dan
keterampilan) yang diperoleh
melalui suatu pendidikan.

16
Makna Profesi
 Pekerjaan yang dilakukan berdasarkan prinsip keahlian
dan keilmuan
 Profesionalisme suatu keniscayaan atau kewajiban, karena
tidak ada yang dapat ahli dalam berbagai bidang : “ tidak
sepatutnya bagi mukmin itu pergi semuanya ke medan
perang. Mengapa tidak dari tiap golongan diantara mereka
beberapa untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka dapat menjaga diri (QS. Attaubah, 9:122)

17
Etika Profesi
 Etika profesi merupakan penerapan prinsip-
prinsip moral dasar atau norma-norma etis
umum yang telah disepakati pada lingkup
kerja
 Etika profesi juga berkaitan erat dengan
kode etik profesi itu sendiri. Kode etik profesi
merupakan pedoman tingkah laku, sikap dan
perbuatan dalam melaksanakan tugas dan
dalam kehidupan sehari-hari

18
 Untuk menegakkan Etika dan
memajukan standar kualifikasi
Profesi terdapat prinsip-prinsip yang
wajib dilaksanakan yang pada
umumnya dicantumkan dalam Kode
Etik Profesi.
 Kode Etik Profesi : (Syamsuryadi)
Daftar kewajiban dalam menjalankan
tugas sebuah profesi yang disusun
oleh anggota profesi dan mengikat
semua anggota dalam menjalankan
profesinya. 19
Etika Profesi
Dalam Pandangan Islam
 Bagi kaum muslimin bekerja dalam rangka mendapatkan
rizki yang halal dan memberikan kemanfaatan yang
sebesar besarnya bagi masyarakat merupakan bagian dari
ibadahnya kepada Allah SWT
 bekerja dan berusaha merupakan bagian dari ibadah
maka aplikasi dan implementasi dari bekerja tersebut
perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak/etika yang sering
disebut dengan etika profesi.
 Etika profesi itu antara lain tercermin dari kata kata sifat
yaitu, Shiddiq, Istiqomah, Fathanah, Amanah, dan Tabliqh

20
 Sifat Shiddiq adalah sifat dan perilaku yang terpuji

 Istiqamah, adalah konsisten dalam iman dan nilai-nilai


yang baik

 Fathanah, memahami dan menghayati secara


mendalam segala yang menjadi tugas dan
kewajibannya.

 Amanah, bertanggungjawab dalam melaksanakan


setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam
keterbukaan, kejujuran, pelayanan yang optimal, dan
ihsan (berbuat yang terbaik) dalam segala hal.

 Tabligh, berarti teladan atau menjadi contoh kepada


pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan
ajaran Islam dalam kehidupan kita sehari-hari.
21
Implementasi Etika Profesi
Apoteker dalam Pandangan islam
 Seorang apoteker dalam menjalankan tugas
kewajibannya serta keahliannya harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa (Muqadimmah KEAI, Alinia
pertama). Setiap apoteker dalam melakukan
pengabdian dan pengamalan ilmunya harus didasari
niat luhur (Ikhlas) untuk kepentingan kemanusiaan
sesuai dengan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa.
 Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa yang menempuh jalan menuntut ilmu
maka Allah akan memudahkan baginya jalan
kesurga ( HR. Muslim).

22
Lanjutan,,

 Seorang apoteker harus menjadi sumber informasi


sesuai dengan profesinya (KEAI Pasal 7). Dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian seorang
apoteker dalam memberikan informasi kepada
pasien harus didasari ilmu pengetahuan.
Sebagaimana firman Allah SWT :
 “Janganlah engkau berkata terhadap apa yang
engkau tidak berilmu. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati semua itu
akan dimintai pertanggungjawabannya” (Q.S al-
Israa’: 36).
23
 Etika dalam Islam akan melahirkan konsep ihsan, yaitu cara
pandang dan perilaku manusia dalam hubungan sosial
hanya dan untuk mengabdi pada Allah SWT. Dan
membawa kedamaian untuk semesta (rahmatan lilalamain).
 Dari apa yang kita pelajari, maka dapatlah kita simpulkan
bahwa, ketika seorang menganggap dirinya sebagai seorang
professional maka ia harus memliki unsur:
a. Bertauhid
b. Amanah
c. Berakhlaq
d. Memiliki Ilmu
e. Keahlian
f. Tanggung Jawab

24
CIRI – CIRI PROFESI :
1. Harus dilatar belakangi suatu latihan atau
pendidikan ketrampilan dan intelektual yang
sistematis;
2. Ukuran keberhasilannya bukan hanya atau tidak
selalu bersifat materi;
3. Harus berpihak kepada masyarakat;
4. Ketidak hadiran di bidangnya dirasakan kehilangan
bagi masyarakat untuk siapa ia mengabdi;
5. Menyadari akan keterbatasannya bahwa suatu
profesi tidak pernah dapat memecahkan masalah di
bidangnya secara sempurna, karena itu ia harus
selalu meningkatkan dan memperdalam ilmu dalam
profesinya. 25
Ciri Apoteker Yang Ikhlas
 Bekerja secara profesional
 Berpegang teguh pada etika profesi
 Berorientasi pada nilai-nilai
kemanusiaan : prinsip tolong
menolong, tidak diskriminatif,
transparan dan akuntabel
 Berorientasi pada ibadah

26
27
SUMPAH / JANJI *) APOTEKER

Demi Allah Saya Bersumpah/Saya Berjanji *)


bahwa :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna
kepentingan perikemanusiaan terutama dalam
bidang kesehatan;
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang
saya ketahui karena pekerjaan saya dan
keilmuan saya sebagai apoteker;
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan
mempergunakan pengetahuan kefarmasian saya
untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum
perikemanusiaan;
28
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian;
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan
berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya
tidak terpengaruh oleh pertimbangan
Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik
Kepartaian, atau Kedudukan Sosial;
6. Saya ikrarkan sumpah / janji *) ini dengan
sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan.

29
BELAJAR MENGAMALKAN SUMPAH APOTEKER
1. Belajar untuk memperhatikan kebutuhan orang
lain dan tidak egois;
2. Belajar bagaimana kita memperlakukan makhluk
hidup sebagai ciptaan Tuhan;
3. Belajar untuk tidak menceriterakan rahasia teman
atau orang lain;
4. Belajar mempergunakan pengetahuan kefarmasian
kita untuk keperluan yang tidak merugikan orang
lain;
5. Belajar menjalankan tugas dengan baik dan benar;
6. Belajar tidak membeda-bedakan antara mahasiswa
yang satu dengan lainnya. 30
31
ETIK berasal dari kata Ethos
Yang berarti watak kesusilaan
KODE ETIK PROFESI:
adalah kumpulan ketentuan tentang
watak dan perilaku yang baik dari
anggota suatu profesi, yang harus ditaati
oleh anggota profesi itu berdasarkan
kesepakatan anggota profesi itu sendiri
KODE ETIK APOTEKER :
adalah kode etik yang harus ditaati oleh
anggota IAI berdasarkan kesepakatan
yang diputuskan dalam Kongres IAI
IKATAN MORAL 32
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam
menjalankan tugas kewajibannya serta dalam
mengamalkan keahliannya harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan
Yang Maha Esa
Apoteker di dalam pengabdiannya serta di dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang
teguh kepada sumpah/janji Apoteker
Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam
pengabdian profesinya berpedoman pada satu
ikatan moral yaitu :
KODE ETIK APOTEKER INDONESIA 33
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Sebagai mahasiswa Farmasi harus menyadari


bahwa keberhasilannya hanya karena
bimbingan, petunjuk dan ijin dari Tuhan YME;
2. Sumpah dan Kode Etik Apoteker harus menjadi
landasan mahasiswa Farmasi dalam menuntut
ilmu kefarmasian;
3. Kode Etik Apoteker sebagai kumpulan nilai atau
prinsip harus dicoba untuk digunakan sebagai
petunjuk serta standar perilaku oleh mahasiswa
Farmasi dalam bertindak dan mengambil
keputusan.

34
BAB I

KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi,
menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker.
Pasal 2
Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-
sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik
Apoteker Indonesia.

Pasal 3
Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan
profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta
selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan
kewajibannya. 35
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Setiap mahasiswa Farmasi dalam menuntut ilmu


harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk
kepentingan makhluk hidup;

2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


tidak melakukan hal-hal yang tercela, sehingga
merugikan orang lain;

3. Setiap mahasiswa Farmasi harus menyadari


bahwa kompetensi yang nantinya harus dia
miliki hanya bisa didapat melalui proses
pembelajaran yang sungguh-sungguh;
36
Pasal 4
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti
perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya
dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 7
Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi
sesuai dengan profesinya.

Pasal 8
Seorang Apoteker harus aktif mengikuti
perkembangan peraturan perundang-undangan di
bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Setiap mahasiswa Farmasi harus selalu aktif


mencari informasi agar dapat mengikuti
perkembangan di bidang kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya.

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar


bagaimana menyampaikan informasi kepada
orang lain secara efektif dan efisien;

3. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


selalu memberikan informasi kepada orang lain
tentang hal-hal yang sudah diyakini
kebenarannya; 38
Pasal 5
Di dalam menjalankan tugasnya seorang Apoteker
harus menjauhkan diri dari usaha mencari
keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi
contoh yang baik bagi orang lain.

39
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Berusaha untuk tidak mencari keuntungan


pribadi dengan merugikan atau mengorbankan
teman lainnya atau orang lain;

2. Belajar bagaimana menjadi contoh yang baik


bagi lingkungannya;

3. Agar menjadi contoh yang baik bagi


lingkungannya setiap mahasiswa Farmasi harus
belajar selalu jujur, disiplin, penuh integritas
dan melakukan perbuatan yang tidak tercela;

40
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER
TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10
Seorang Apoteker harus memperlakukan teman
Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 11
Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan
saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan
Kode Etik.

Pasal 12
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik
sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran
martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya. 41
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA

Pasal 9
Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati
hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

42
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mengutamakan kepentingan penderita,
masyarakat atau teman lainnya;
2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
ikut menjaga kesehatan masyarakat,
khususnya bayi, anak-anak dan orang lain yang
dalam kondisi lemah;
3. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, terutama dilingkungannya.
4. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mendiskusikan setiap permasalahan sebelum
mengambil keputusan; 43
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:
1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
menghargai temannya dan berusaha
memperlakukan sesama teman sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan;
2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
menjaga komunikasi sesama teman;
3. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
mengingatkan secara santun kepada temannya
yang berbuat kurang baik tanpa harus
mempermalukan temannya tersebut;
4. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk
saling mempercayai sesama teman;
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER
TERHADAP TEMAN SEJAWAT PETUGAS
KESEHATAN LAINNYA

Pasal 13
Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap
kesempatan untuk membangun dan meningkatkan
hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai
dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.

Pasal 14
Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari
tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan
berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain.
45
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


membuat jejaring dengan mahasiswa Farmasi dari
universitas lain dan dengan mahasiswa pada
bidang ilmu atau profesi yang berbeda;

2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


mengingatkan secara santun kepada temannya
dari bidang ilmu atau profesi lain, yang berbuat
kurang baik, tanpa harus mempermalukan
temannya tersebut;

46
BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


menerima dengan lapang dada, setiap teguran
atau sanksi dari kelompoknya maupun fakultas
atau universitas, apabila ia melakukan
kesalahan atau perbuatan yang kurang baik;

2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk


memperbaiki setiap kesalahan atau
perbuatannya yang kurang baik;
BAB V
PENUTUP
Pasal 15

Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam
menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak
sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik
Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi
farmasi yang menanganinya (IAI) dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 08 Desember 2009
48

Anda mungkin juga menyukai