Anda di halaman 1dari 34

ETIKA PROFESI TENAGA TEKNIS

KEFARMASIAN

DOSEN PENGAMPU: ERNIZA PERTIWI M.Farm, APT

Oleh:
Kelompok 2:
Asep Trizaldi (1500006)
Feri Gina Amelia (1500014)
Nur Miftah Hussaidah (1500024)
Putri Febriyanti (1500028)
Sintia Nanda Meilani (1500033)
Sri Eka Ravitha (1500034)
Ulbis Zulhamdi (1500037)
Wushthu Hanifan (1500042)
PENGERTIAN ETIKA PROFESI

Sikap hidup berupa keadilan untuk


memberikan pelayanan professional terhadap
Suhrawardi Lubis,
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian
(1994)
sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.

Sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan


pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
Anang Usman
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap
para anggota masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang seksama
PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI
Tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa
kata-kata, tulisan atau benda yang disepakati
KODE untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk
menjamin suatu berita, keputusan atau
kesepakatan suatu organisasi. Kode juga berarti
kumpulan peraturan yang sistematis.

Berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang


berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
ETIKA Sebagai suatu subjek, etika akan berkaitan
dengan konsep yang dimiliki individu ataupun
sekelompok untuk menilai apakah tindakan-
tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.

PROFESI Pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan


pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian.
PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI

Kode etik profesi adalah pedoman


Menurut UU no. 8
(pokok-pokok sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
kepegawaian)
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari. Kode etik profesi adalah
system norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan
apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional.
PRINSIP ETIKA PROFESI
1. Tanggung jawab
• Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap
hasilnya.
• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang
lain atau masyarakat pada umumnya.

2. Keadilan
Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan
kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.

3. Otonomi
Prinsip ini menuntut agar setiap kaum
profesional memiliki dan di beri kebebasan
dalam menjalankan profesinya.
TUJUAN MEMPELAJARI KODE ETIK PROFESI

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

4. Untuk meningkatkan mutu profesi.

5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.


TUJUAN MEMPELAJARI KODE ETIK PROFESI

8. Menentukan baku standarnya sendiri.

9. Melindungi anggota organisasi untuk menghadapi persaingan pekerjaan profesi


yang tidak jujur dan untuk mengembangkan tugas profesi sesuai dengan
kepentingan masyarakat.

10. Menjalin hubungan bagi anggota profesi satu sama lain dan menjaga nama baik
profesi

11. Mencerminkan hubungan antara pekerjaan profesi dengan pelayanan


masyarakat dan kesejahteraan sosial

12. Mengurangi kesalahpahaman dan konflik baik dari antar anggota maupun
dengan masyarakat umum
FUNGSI KODE ETIK

Biggs dan
Blocher
mengemuka
kan
tiga fungsi
kode
etik yaitu
 Melindungi suatu profesi dari campur tangan
pemerintah.
 Mencegah terjadinya pertentangan internal
dalam suatu profesi. 
 Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik
suatu profesi.
KARAKTERISTIK KODE ETIK BAGI PROFESI

 Merupakan produk etika terapan yang dihasilkan


berdasarkan konsep-konsep pemikiran etis atas suatu
profesi tertentu
 Dijiwai nilai-nilai dan cita hidup dalam kalangan profesi
itu sendiri maka tidak efektif apabila keberadaannya
ditentukan dari pemerintah/instansi atasan
 Bertujuan mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis
 Dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan iptek
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN (TTK)

1. Seorang asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta


memelihara martabat, kehormatan profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
2. Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk
meningkatkan keahlian dan pengetahuan sesuai dengan
perkembangan teknologi.
3. Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus melakukan
pekerjaan profesinya sesuai dengan standar operasional
prosedur, standar profesi yang berlaku, dan kode etik
profesi.
4. Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjaga
profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan
kewajiban profesi.
KEWAJIBAN AHLI FARMASI TERHADAP TEMAN
SEJAWAT

1. Seorang ahli Farmasi Indonesia memandang


teman sejawat sebagaimana dirinya dalam
memberikan penghargaan.
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa
menghindari perbuatan yang merugikan teman
sejawat secara material maupun moral.
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia senantiasa
meningkatkan kerja sama dan memupuk
keutuhan martabat jabatan kefarmasian,
mempertebal rasa saling percaya didalam
menunaikan tugasnya.
KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN ATAU
PEMAKAI JASA

 Bertanggung jawab dan menjaga


kemampuannya dalam
memberikan pelayanan kepada
pasien secara professional.
 Menjaga rahasia kedokteran dan
rahasia kefarmasian, serta hanya
memberikan kepada pihak yang
berhak.
 Berkonsultasi atau merujuk kepada
teman sejawat untuk mendapatkan
hasil yang akurat dan baik.
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai suri teladan ditengah-


tengah masyarakat.
2. Seorang ahli Farmasi Indonesia dalam pengabdian profesinya
memberikan semaksimal mungkin pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki.
3. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu aktif mengikuti
perkebangan peraturan perundang-undangan dibidang kesehatan
khususnya dibidang farmasi.
4. Seorang ahli Farmasi Indonesia harus selalu melibatkan diri dalam
usaha-usaha pembangunan Nasional khususnya dibidang
kesehatan.
5. Seorang ahli Farmasi harus mampu sebagai pusat informasi sesuai
bidang profesinya kepada masyarakat dalam pelayanan kesehatan.
KEWAJIBAN AHLI FARMASI TERHADAP
PROFESI KESEHATAN

1. Seorang ahli Farmasi senantiasa harus menjalin


kerjasama yang baik, saling percaya, menghargai dan
menghormati terhapa profesi kesehatan lainnya.
2. Seorang ahli Farmasi harus mampu menghindarkan
diri terhadap perbuatan-perbuatan yang dapat
merugikan, menghilangkan kepercayaan, penghargaan
masyarakat terhadap profesi lainnya.
Contoh Pelanggaran Yang Dilakukan Tenaga Teknisi
Kefarmasian

Pelanggaran ini dilakukan ketika


seorang Apoteker tidak berada di
Apotek. Dan hanya ada TTK yang
Permasalahan
melayani resep dari dokter. TTK tersebut
melakukan pelayanan terhadap resep
dokter tanpa menghiraukan standar
profesinya sebagai seorang TTK. Tentu
hal ini sangat jauh dari sikap profesional
seorang Asisten Apoteker dan
merupakan sebuah pelanggaran.
1. PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
pada BAB II tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Kajian Kefarmasian Pasal 21 ayat 2 yang
Pelanggaran isinya:”Penyerahan dan pelayanan obat
berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh
apoteker”.
2. Berdasarkan KEPMENKES Nomor 573/ MENKES/
SK/ VI/ 2008 Tentang Standar Profesi Asisten
Apoteker Kode Unit AA.FK.08.08 “Meracik sedian
farmasi dibawah pengawasan
Apoteker/Pimpinan unit”
Solusi

Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk


mencegah terjadinya pelanggaran tersebut
yaitu sebagai berikut :
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian di apotek haruslah
sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya.
Dimana seorang Asisten Apoteker dituntut oleh
masyarakat pengguna obat (pasien) harus
bersifat professional dan
baik.Menyelenggarakan kegiatan pelayanan
farmasi profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan standar profesi.
PENGERTIAN KOMUNIKASI

Komunikasi adalah pesan yang


disampaikan kepada komunikan
(penerima) dari komunikator
(sumber) melalui saluran – saluran
tertentuk baik secara langsung atau
tidak langsung dengan maksud
memberikan dapak atau effect kepada
komunikan sesuai dengan yang
diinginkan komunikator.
Tidak efektifnya proses komunikasi disebabkan oleh 3 hal
pokok unsur utama komunikasi yaitu komunikator, isi pesan, dan
juga komunikan.
Strategi yang baik sangat dibutuhkan oleh seorang farmasi.
Dengan berkomunikasi langsung baik pasien dokter dan apoteker
agar tidak terjadi kesalahan pada saat menyampaikan sesuatu
yang berhubungan dengan, obat.
Contoh : Seorang tenaga kefarmasian harus mampu
menjelaskan kandungan dalam obat yang diberikan, agar pasien
lebih mengerti ataupun tenaga kesehatan yang lain.
JENIS KOMUNIKASI

1.Komunikasi Lisan

2. Komunikasi Tulisan

3. Komunikasi Isyarat
Komunikasi Lisan 
Komunikasi dapat terjadi baik secara langsung
maupun tak langsung yang dibatasi oleh jarak
dan waktu. Jarak dan waktu sangat
mempengaruhi efisiensi dan efektifitas
komunikasi. Komunikasi lisan bertujuan agar
informasi yang disampaikan oleh si penyampai
informasi (berita) dapat diterima dan dipahami
oleh si penerima berita
Komunikasi Tulis

Komunikasi tulis di-sampaikan secara tak


langsung, contoh yang paling kita kenal adalah
surat kabar atau koran, majalah, artikel, dan lain-
lain. Teknologi komunikasi tulis adalah
berkomunikasi yang menggunakan tulisan, huruf,
atau gambar. Melalui tulisan, Anda dapat
mengkomuikasikan ide, gagasan, pesan dan
informasi lainnya, contohnya surat menyurat.
Komunikasi Isyarat

Komunikasi isyarat adalah komunikasi


dengan mengguna-kan kode-kode isyarat yang
telah disepakati dan dimengerti oleh kedua
belah pihak baik yang memberi maupun yang
menerima informasi. Salah satu kode yang
umum digunakan adalah kode Morse.
Komunikasi dapat di-lakukan melalui media
lambang, simbol atau gambar. Model
komunikasi ini dapat kita temukan di
antaranya di pinggir jalan atau tempat-tempat
tertentu yang kita kenal dengan istilah rambu-
rambu. Berikut ini contoh simbol/rambu.
Jenis Komunikasi Yang Harus Diterapkan Oleh
Seorang Farmasis

1. Komunikasi Verbal
Jenis komunikasi yang paling lazim digunakan dalam
pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah pertukaran
informasi secara verbal terutama pembicaraan dengan tatap
muka. Komunikasi verbal biasanya lebih akurat dan tepat waktu.
Kata kata adalah alat atau simbol yang dipakai untuk
mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon
emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan
2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non-verbal teramati pada:


 Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan
emosi utama yang tampak melalui ekspresi wajah:
terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih.
 Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos,
konsep diri dan keadaan fisik.
 Sentuhan
Kasih sayang, dudkungan emosional, dan perhatian
disampaikan melalui sentuhan. Sentuhan merupakan
bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien,
namun harus mnemperhatikan norma sosial.
Lanjutan

 Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga
pada hubungan antara pembicara dengan lawan bicaranya.
Metakomunikasi adalah suatu komentar terhadap isi
pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu
pesan di dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan
pengirim terhadap pendengar
 Penampilan Personal
Penampilan seseorang merupakan salah satu hal pertama
yang diperhatikan selama komunikasi interpersonal.
 Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar
terhadap arti pesan yang dikirimkan, karena emosi seseorang
dapat secara langsung mempengaruhi nada suaranya
Teknik berbicara di dalam komunikasi secara aktif
dan efektif adalah sebagai berikut :
 Memilih pokok persoalan untuk dibicarakan
 Berbicara diiringi dengan bantuan gerak gerik
 Menyesuaikan situasi dengan lawan bicara dengan
baik
 Menghargai dan menghormati lawan bicara dengan
baik
 Menganggapi setiap reaksi, saran, usul dari lawan
bicara
PENGERTIAN
PERILAKU

Menurut Skinner Perilaku merupakan respon atau


reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Menurut Robert kwik Perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan
dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.
Sedangkan menurut Sunaryo(2004) Perilaku manusia
adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung
Perilaku masyarakat melibatkan
tiga komponen utama yaitu :

a. Kondisi lingkungan tempat terjadinya


perilaku tersebut.

b. Perilaku itu sendiri.

c. Konsekuensi dari perilaku tersebut.


CIRI-CIRI PERILAKU MANUSIA
Artinya kemampuan manusia untuk dapat
Kepekaan menyesuaikan perilakunya sesuai pandangan dan
Sosial harapan orang lain. Manusia adalah makhluk
sosial yang dalam hidupnya perlu kawan dan
bekerja sama dengan orang lain. Perilaku
manusia adalah situasional, artinya perilaku
manusia akan berbeda pada situasi yang
berbeda.
Kelangsungan Artinya antara perilaku yang satu ada
Perilaku kaitannya dengan perilaku yang lain. Perilaku
sekarang adalah kelanjutan perilaku yang baru lalu,
dan seterusnya. Dalam kata lain bahwa perilaku
manusia terjadi secara berkesinambungan bukan
secara serta merta.Jadi, sebenarnya perilaku
manusia tidak pernah berhenti pada suatu saat.
Perilaku pada masa lalu merupakan persiapan bagi
perilaku sebelumnya.
Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu
Orientasi
memiliki orientasi pada suatu tugas tertentu.
Pada Tugas
Perilaku seseorang akan sangat sesuai dengan
peran orang tersebut kepada masyarakat atau
kelompoknya. Jika dalam kelompok dia berperan
sebagai pemimpin, maka perilakunya akan sangat
berbeda dengan yang dipimpin. Inilah yang
membedakan perilaku seseorang menurut tugas
sesuai peran masing-masing

Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih


Usaha Dan dan ditentukan sendiri, Serta tidak akan
Perjuangan memperjuangkan sesuatu yang memang tidak ingin
diperjuangkan. Jadi, sebenarnya manusia memiliki cita-
cita (aspiration) yang ingin diperjuangkannya,
sedangkan hewan hanya berjuang untuk mendapatkan
sesuatu yang sudah tersedia dialam.
Tiap-tiap Unik disini mengandung arti bahwa
Manusia manusia satu berbeda dengan manusi yang
Adalah lain dan tidak ada dua manusia yang sama
Individu persis dimuka bumi ini, walaupun ia dilahirkan
Yang Unik kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat,
watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri
yang membedakannya dari manusia lainnya.
Perbedaan pengalaman yang dialami individu
pada masa kelam dan cita-citanya kelak
dikemudian hari, menentukan perilaku
individu di masa kini yang berbeda-beda pula.
FAKTOR PEMBENTUK PERILAKU

Notoatmodjo mengatakan bahwa perilaku itu sendiri ditentukan


dan terbentuk dari 3 faktor, yaitu:

 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud


dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya.
 Faktor-faktor pemungkin (enabling factor), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan,
alat-alat kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
 Faktor-faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor), yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai