Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kontrasepsi
metode sederhana/alamiah”. Semoga makalah ini mampu menambah wawasan
bagi para pembaca maupun pendengar mengenai topik tersebut.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 2
Tujuan 2
2.1 Kontrasepsi 3
A. Definisi 8
D. Keterbatasan 9
E. Efektifitas 9
H. Penerapan 11
A. Definisi 16
B. Manfaat kondom 17
D. Efektifitas Kondom 17
ii
F. Metode penggunaan kondom 19
DAFTAR PUSTAKA 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada
waktu itu sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai
membantu masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian
di Indonesia pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas
tinggi, aman, murah dan praktis. Tapi sampai saat ini belum ada kontrasepsi
yang sempurna dan sangat ideal bagi semua pihak, memilih salah satu cara
kontrasepsi bagaimanapun jauh lebih baik daripada tidak memakai kontrasepsi
sama sekali.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONTRASEPSI
Alat kontrasepsi bagi pria pada dasarnya sangat terbatas. Metode dan alat
dimaksud adalah coitus intruptus (senggama terputus, atau menarik penis
keluar sebelum memancarkan sperma), kondom, dan vasektomi
(pengikatan/ pemotongan saluran sperma) yang sifatnya lebih permanen.
3
1. Masa Menunda Kehamilan Kelahiran anak dari seorang wanita yang
usianya belum mencapai 20 tahun dapat mempengaruhi kesehatan ibu
dan anak yang dilahirkan. Apabila wanita sudah kawinsebelum usia 20
tahun, maka disarankan untuk menunda kehamilan, dengan memakai
alat kontrasepsi. Beberapa alasan medis untukmenundaan kehamilan
anak pertama bagi ibu yang usianyabelum20 tahun adalah sebagai
berikut:
4
dan kedua sekitar 7-8 19 tahun karena jangan sampai terjadi dua balita
dalam periode 5 tahun. Oleh karena itu alat kontrasepsi sangat
dianjurkan untuk menjarangkan kehamilanagar ibu dapat menyusui
anaknya dengan cukup banyak dan lama. Semua kontrasepsi,
sebenarnya cocok untuk menjarangkan kelahiran akan tetapi sebaiknya
kelahiran anak pertama langsung memakai alat kontrasepsi spiral
(IUD).
c) Pada usia ibu yang sudah tua penggunaan oral pil kurang
dianjurkan karena mempunyai kemungkinan timbulnya akibat
sampingan.
5
2. Tujuan Instruksional Khusus (T.I.K)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 15 menit, sasaran dapat :
1. Menjelaskan maksud dari penggunaan kalender sebagai alat kontrasepsi
2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan
3. Dapat melakukan cara penghitungan kontrasepsi kalender
4. Dapat menjelaskan penerapan atau metode penggunaan kontrasepsi
kalender
3. Materi Penyuluhan
a) Pengertian atau definisi kontrasepsi kalender
b) Manfaat kegunaan alat kontrasepsi kalender
c) Cara penghitungan kontrasepsi kalender
d) Faktor penyebab digunakan kontrasepsi kalender
e) Cara penerapan atau metode penggunaan kontrasepsi kalender
NO. PENYULUHAN SASARAN
1. Pembukaan: Menjawab salam
a) Memberi salam Mendengarkan dan memperhatikan
b) Menjelaskan tujuan penyuluhan
c) Menyebutkan materi/ pokok bahasan
yang akan di sampaikan
6
Evaluasi: Merespon dan bertanya
a) Memberi kesempatan kepada peserta Merespon dan menjawab pertanyaan
untuk bertanya
b) Memberi kesempatan kepada peserta
untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
Penutup: Menyimak
a) Menyimpulkan materi yang telah Menjawab salam
disampaikan
b) Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
c) Mengucapkan salam penutup
4. Metode : Ceramah
5. Media dan Sumber
a. Media : Flip Chart
b. Sumber :
6. Evaluasi
a. Prosedur : Post test
b. Bentuk pertanyaan : Lisan secara langsung
c. Soal pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud dari penggunaan kalender sebagai alat
kontrasepsi?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan ?
3. Dapat ibu melakukan cara penghitungan kontrasepsi kalender?
4. Tolong jelaskan bagaimana penerapan atau metode
penggunaan kontrasepsi kalender
A. Definisi
7
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau pada masa subur atau ovulasi.
B. Manfaat Metode Kalender
8
Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
D. KETERBATASAN
d) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
E. Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri
harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah
sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus
menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan
bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr.
Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga
kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka
9
kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per
tahun.
Banyak cara perhitungan masa subur, antara lain metode lendir serviks
yang dikenal sebagai Metode Ovulasi Billings (MOB), metode suhu basal,
juga dengan cara perhitungan jumlah hari siklus terpendek dan terpanjang
(Saifudin, 2006). Metode perhitungan masa subur dihitung selama 8 siklus
haid. Rumus siklus terpendek dikurangi 18 (delapan belas) sebagai patokan
hari pertama atau mulainya masa subur, dan siklus terpanjang dikurangi 11
(sebelas) merupakan patokan hari terakhir masa subur.
10
a. Menstruasi wanita teratur antara 26 sampai 30 hari.
b. Masa subur hari pertama dihitung dari haid hari pertama ditambah 12
dan akhir masa subur dihitung dari hari haid pertama ditambah 19.
c. Puncak minggu subur adalah hari pertama ditambah 14. Maka masa
subur terjadi pada hari ke 12 sampai ke 19 (Manuaba, dkk., 2010).
H. Penerapan
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga
tahapan:
Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan
masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal
9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada
tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa
subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga
pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama.
Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kontrasepsi.
11
Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6
siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini
hingga hari pertama haid berikutnya. Jumlah hari terpendek dalam 6 kali
siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
a) Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18
b) Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11
Contoh :
Perhitungannya :
a) 26-18 = 8 dan
b) 32 – 11 = 21.
Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari
pertama haid. Pada masa ini suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika
ingin bersanggama harus memakai kondom atau senggama terputus.
Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari
risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga
yang kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk
menggunakan metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya
juga tidak perlu mencari tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan
sistem kalender perlu kerjasama yang baik antara suami istri karena
metode ini perlu kemauan dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
Masa berpantang yang cukup lama akan mengakibatkan pasangan tidak
bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada waktu masih
berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan
menggunakan kondom pada saat subur. Kegunaan istri untuk tidak
12
melakukan hubungan seksual di masa subur. Hal ini mungkin sulit
dilakukan oleh sebagian pasangan, karena masa 'berpantang' cukup
lama. Selain itu, biasanya libido seorang wanita semakin meningkat
pada saat masa subur. Salah satu jalan keluarnya adalah menggunakan
kondom saat berhubungan seksual di masa subur.
1. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, pasangan usia
subur Kec. Sukolilo diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
kembali apa itu Keluarga Berencana, dan mengetahui macam-macam
metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia subur salah
satunya berupa Kondom.
b) Tujuan Khusus
1) Pasangan usia subur mengetahui pengertian kondom
2) Pasangan usia subur mengetahui manfaat kondom
3) Mampu Menjelaskan keuntungan penggunaan kondom
4) Mampu Menjelaskan Keterbatasan penggunaan kondom
5) Mampu menjelaskan pemakaian kondom
13
2. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab
3. MEDIA
a. Laptop, Power Point, LCD.
b. Leaflet
4. PERLENGKAPAN
a. Meja 3 buah
b. Kursi 40 buah
c. LCD
d. Proyektor
e. Laptop
f. Rol kabel listrik
g. Microphone
h. Soundsystem
5. MATERI
a. Terlampir
6. KEGIATAN
No. Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 5 Menit a. Memberi salam a. Peserta menjawab
b. Memberi sambutan salam
c. Membaca doa untuk b. Masyarakat
memulai acara mendengarkan
d. Pembacaan susunan c. Peserta ikut
acara membaca
membaca doa
d. Peserta
mendengarkan
dengan baik
14
2. Materi 10 menit a. Pengertian KB Peserta
b. Manfaat Mendengarkan dan
menggunakan Memperhatikan
kondom
c. Keuntungan
menggunakan
kondom
d. Keterbatasan
penggunaan kondom
e. Cara Pemakaian
3. Diskusi 10 menit Tanya Jawab Peserta bertanya
7. PENGOORGANISASIA
a. Pembawa acara : -
b. Penyaji : -
c. Obsever : -
d. Fasilitator : -
e. Pembimbing : -
8. EVALUASI
a. Struktur
Pasangan Usia Subur (PUS) dihimbau untuk datang melalui
pemberitahuan dari Ketua RT
b. Proses
Beberapa orang tampak sedikit tidak kondusif saat penyampain materi
c. Hasil
15
1) Mampu Menjelaskan pengertian kondom dengan benar.
2) Mampu menjelaskan manfaat penggunaan kondom
3) Mampu Menjelaskan keuntungan penggunaan Kondom
4) Mampu Menjelaskan Keterbatasan penggunaan Kondom
5) Mampu menjelaskan pemakaian kondom
A. DEFINISI KONDOM
Menurut Hatcher (2001), Suparlan, dkk (1990), Saifuddin (2003) dan
BKKBN (2007), bahwa kondom adalah merupakan satung atau penutup
berupa kantong yang terbuat dari karet tipis, berwarna atau tidak berwarna
untuk dipasang pada zakar (penis) pria saat tegang (ereksi) sebelum
dimasukkan kedalam vagina sehingga bila terjadi ejakulasi air mani
tertampung didalamnya dan tidak masuk kedalam vagina, dengan demikian
pembuahan (konsepsi) dapat dihindari. Kondom yang menutupi zakar juga
berguna untuk mencegah penularan penyakit kelamin(Maksum, 2019).
Menurut Segal (1993) menjelaskan bahwa alat kontrasepsi kondom pria
relatif jarang digunakan di negara-negara sedang berkembang, walaupun
kepopuleran metode KB ini mungkin meningkat seiring dengan meluasnya
kekhawatiran tentang AIDS dan penyakit menular yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Jepang merupakan tertinggi yang mengandalkan
penggunaan kondom yaitu sebesar 44%, Singapura dan negara Eropa Utara
(Denmark, Finlandia, dan Swedia) memiliki angka pemakai kondom sekitar
20%, Costa Rica, Hongkong, Taiwan, Trinidad dan Tobago masing-masing
memiliki angka pemakaian kondom antara 10-15% (Glasier dan Gebbie,
2006). Saat ini kondom terbuat dari karet tipis (lateks) atau bahan kalogen,
atau plastik, namun cukup kuat dan menyenangkan bagi pemakainya
(Muchtar, 1998).
16
3. Perkembangan fisik, mental, dan sosial anak lebih sempurna
4. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
5. Terhindar dari peyakit menular seks
17
E. KETERBATASAN PENGGUNAAN KONDOM
Menurut (Maksum, 2019), dalam kutipannya Glasier dan Gebbie (2006)
menyatakan, meskipun kondom mempunyai keunggulan tetapi masih juga
mempunyai keunggulan tetapi masih juga mempunyai kekurangan, yaitu:
1. Penampilan tidak menarik.
2. Sensasi kenikmatan berkurang sewaktu hubungan intim, terutama
transmisi kehangatan tubuh.
3. Perlu dipasang sebelum koitus dan segera dibuka sesudahnya, yang
bagi sebagian pasangan dianggap mengganggu aktivitas seksual.
4. Kesulitan ereksi dapat bertambah, walaupun sebagian pria yang sudah
lanjut berpendapat bahwa pemakaian kondom membantu
mempertahankan ereksi mereka.
Manuaba (1998) dan BKKBN (2005) menjelaskan bahwa kerugian
atau keterbatasan dari penggunaan kondom ini adalah kenikmatannya
terganggu, mungkin alergi terhadap karet atau jellinya yang mengandung
spermiside, dan sulit dipasarkan kepada masyarakatdengan pendidikan rendah.
Muchtar (1998) menambahkan meskipun jarang terjadi efek samping tetapi
pernah dilaporkan kondom tertinggal dalam vagina selama beberapa waktu,
menyebabkan wanita mengeluh keputihan yang banyak dan amat berbau,
terjadi infeksi ringan, dan pada sejumlah kecil akseptor mengeluh alergi
terhadap karet(Maksum, 2019).
18
3. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser gulungan tersebut ke
arah pangkal penis. Pemasangan ini harus dilakukan sebelum penetrasi
penis ke vagina.
4. Bila kondom tidak mempunyai penampungan sperma pada bagian
ujungnya, maka saat memakai longgarkan sedikit bagian ujungnya agar
tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
5. Buang kondom bekas pakai pada tempat yang aman.
6. Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di
tempat yang panas karena hal itu dapat menyebabkan kondom menjadi
rusak tau robek saat digunakan.
7. Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak
rapuh/kusut.
8. Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan
petrolatum karena akan segera merusak kondom.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada metode ini akan efektif bila digunakan bersama dengan metode
kontrasepsi metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan
dengan metode simptothermal. menurut dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney.
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal yaitu
21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan
minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur
dengan melihat data yang telah dicatat.
20
Kondom adalah merupakan satung atau penutup berupa kantong yang
terbuat dari karet tipis, berwarna atau tidak berwarna untuk dipasang pada zakar
(penis) pria saat tegang (ereksi) sebelum dimasukkan kedalam vagina sehingga
bila terjadi ejakulasi air mani tertampung didalamnya dan tidak masuk kedalam
vagina, dengan demikian pembuahan (konsepsi) dapat dihindari.
Menurut Glasier dan Gebbie (2006) keunggulan dari penggunaan kondom adalah
1. Tingkat proteksi yang tinggi terhadap IMS, termasuk infeksi HIV. Pada uji
in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus oleh organisme yang
ditularkan memlalui hubungan seks termasuk virus ini menurut Feldblum
1998.
2. Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks.
3. Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan ejakulasi
dini.
(Maksum, 2019) dalam kutipannya menururt Saifuddin (2003),
menambahkan bahwa kondom mencegah penularan mikroorganisme (IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan yang
lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil)
Tujuan penyuluhan kontrasepsi kondom diharapkan dapat memahami dan
menjelaskan kembali apa itu Keluarga Berencana, dan mengetahui macam-macam
metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia subur salah satunya
berupa Kondom.
21
DAFTAR RUJUKAN
https://pkbijateng.or.id/apa-itu-kontrasepsi/
http://puputdaput.blogspot.com/2015/11/kontrasepsi-dengan-metode-
sederhana.html?m=1
http://stannytuasela.blogspot.com/2014/05/makalah-kb-alamiah-sederhana.html?
m=1
https://www.halodoc.com/artikel/seberapa-efektifkah-penggunaan-kondom-
http://mymidwifenurul.blogspot.com/
22
Verina, N. (2018). Penerapan TOPSIS Pada Sistem Pendukung Keputusan
Penentuan Alat Kontrasepsi (Studi Kasus Puskesmas II Purwokerto
Utara). Speed-Sentra Penelitian Engineering Dan Edukasi, 10(3).
Wulandari, P. (2013). Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode Alat
Kontrasepsi. Program Magister Keperawatan Maternitas (1006833930)
Universitas Indonesia.
23