Anda di halaman 1dari 40

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

MANAJEMEN BISNIS SRI ANAFARHANAH, MSI


MANAJEMEN BISNIS ISLAM

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 12
NYIMAS IQLIMA NABILAH : 170103030175
MUHAMMAD IBNU RABI : 170103030176
GAJALI RAHMAN : 170103030177
ADITYA ALMADANI : 170103030178
HAIRUDIN : 170103030179
M. SAID : 170103030180

UNIVERSITA ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
BANJARMASIN
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah ”Manajemen Bisnis Islam”
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun
mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya
dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Banjarmasin, 04 April 2019


Penulis/Penyusun

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................v
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................vi

BAB II PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN BISNIS............................................................................1
B. TUJUAN BISNIS......................................................................................3
C. BISNIS, MASYARAKAT, DAN ALTERNATIF....................................3
D. MANAJEMEN ISLAM...........................................................................8
E. PARADIGMA MANAJEMEN ISLAM..................................................13
F. MANAJEMEN BISNIS ISLAM..............................................................14
G. PARADIGMA MANUSIA SEBAGAI PENGELOLA BISNIS
MENURUT ISLAM.................................................................................21
H. PERADABAN ISLAM DAN BISNIS.....................................................24
I. BISNIS SYARIAH MEMERLUKAN MANAJEMEN...........................26
J. MANAJEMEN BAGIAN DARI SYARIAH ISLAM.............................26
K. BUDAYA MANAJEMEN BISNIS SYARIAH......................................27

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN.....................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bila seorang manajer menerapkan manajemen Islam adalah selalu


memberikan senyum ketika berpapasan dengan karyawan, dan mengucapkan
Terima kasih ketika pekerjaan yang ditugaskan kepada bawahannya sudah selesai.
Manajemen modern yang berasal dari barat cenderung mengasingkan manusia
dari manusia di sekitarnya manajemen modern juga menganggap tenaga kerja
merupakan faktor produk belaka sehingga menciptakan manusia-manusia yang
semakin hari semakin terasing dari sebagai manusia sosial. Manajemen modern
menghasilkan manusia-manusia yang bekerja sampai larut malam tanpa ada lagi
kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga atau melaksanakan kehidupan
sosial dengan masyarakat di sekitarnya.

Melihat perkembangan tersebut, para pakar manajemen mencoba menggali


dan mencari referensi-referensi konsep dan ide manajemen berdasarkan nilai-nilai
yang terkandung dalam sumber-sumber Islam menurut Ali yafie, dalam Islam
manajemen dipandang sebagai perwujudan amal sholeh yang harus bertitik tolak
dari niat baik. Niat baik tersebut akan memunculkan motivasi aktivitas untuk
mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.

Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan


Islam, yaitu kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang Manager
harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya
mendapatkan hasil yang maksimal. Hal yang paling penting dalam manajemen
berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada sifat ri’ayah atau jiwa
kepemimpin. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam
konsep manajemen.

Manajemen menurut pandangan Islam merupakan manajemen yang adil. Batas


adil adalah pemimpin tak menganiaya bawahan dan bawahan tak merugikan

iii
perusahaan. Bentuk penganiyaan yang dimaksud adalah tidak mengurangi atau tak
memberikan hak bawahan dan memaksa bawahan untuk bekerja lebih ketentuan.
Jika seorang manajer mengharuskan bawahannya bekerja melampaui waktu yang
ditentukan maka sebenarnya manajemen itu telah mendzalimi bawahannya.

Bisnis Islam menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam


manajemen Islam Nabi Muhammad saw. Adalah seorang yang sangat terpercaya
dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi
Muhammad saw. beliau mendapatkan manusia sebagai postulat nya atau sebagai
pokoknya bukan hanya sebagai faktor produksi yang diperas tenaganya untuk
mengajarkan target produksi.

Nabi Muhammad mengelola dan mempertahankan kerjasama dengan stafnya


dalam waktu yang lama dan bukan hanya hubungan sesaat salah satu kebiasaan
Nabi adalah memberikan dan kreativitas dan prestasi yang ditunjukkan stafnya,
manajemen Islam pun tak mengenal perbedaan perilakuan (diskriminasi)
berdasarkan suku agama ataupun ras.

Untuk itu ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang
dicontohkan Nabi Muhammad saw. pertama, tauhid yang berarti memandang
bahwa segala asid dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah
Swt. Manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya yang kedua adil
artinya Segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis ataupun
kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setia dengan sistem profit
and lost sharing. Ketiga adalah kehendak bebas manajemen Islam
mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan
transaksi bisnis nya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam yaitu halal.
keempat adalah pertanggungjawaban semua keputusan seorang pemimpin harus
dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.

Melihat ciri manajer Islami adalah amanah jabatan merupakan amanah yang harus
dipertanggungjawabkan kepada allah swt. Sehingga seorang manajer selanjutnya
harus memberikan hak hak orang lain baik Mitra bisnisnya ataupun karyawannya

iv
Pemimpin harus memberikan hak untuk beristirahat dan hak untuk berkumpul
dengan keluarganya kepada bawahannya ini merupakan nilai-nilai yang diajarkan
manajemen Islam.

Ciri lain manajemen Islam yang membedakannya dari manajemen ala


barat adalah seorang pemimpin dalam manajemen Islam harus bersikap lemah
lembut terhadap bawahan seorang manajer yang menerapkan kelembutan dalam
hubungan kerja adalah salah satu memberikan senyum ketika berpapasan dengan
karyawan dan mengucapkan terima kasih ketika pekerjaannya sudah selesai
Bukankah memberikan senyum itu salah Salah satu bentuk ibadah dalam Islam
namun demikian kelembutan tersebut tak lantas menghilangkan ketegasan dan
disiplin jika karyawan tersebut melakukan kesalahan tegakkanlah aturan
menegakkan aturan harus konsisten dan tak pilih kasih.

Selain itu, setiap pekerjaan harus dilandasi dengan niat yang baik. Karena,
niat baik akan menuntut kita melakukan pekerjaan dengan baik untuk hasil yang
baik pula. Islam mengajarkan sesuatu harus diawali dengan niat baik. Sebagai
contoh, Bila seorang manajer menerapkan manajemen Islam adalah selalu
memberikan senyuman ketika berpapasan dengan karyawan dan mengucapkan
Terimakasih ketika pekerjaan yang ditugaskan kepada karyawannya sudah selesai.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Itu Manajemen Bisnis?
b. Bagaimana Tujuan Bisnis?
c. Apa Hubungannya Bisnis, Masyarakat, Dan Alternatif?
d. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Islam?
e. Apa Itu Paradigma Manajemen Islam?
f. Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Bisnis Islam?
g. Apa Saja Paradigma Manusia Sebagai Pengelola Bisnis Menurut Islam?
h. Bagaimana Peradaban Islam Dan Bisnis?
i. Mengapa Bisnis Syariah Memerlukan Manajemen?
j. Mengapa Manajemen Bagian Dari Syariah Islam?
k. Apa Saja Budaya Manajemen Bisnis Syariah?

v
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui Apa Itu Manajemen Bisnis
b. Untuk Mengetahui Bagaimana Tujuan Bisnis
c. Untuk Mengetahui Apa Hubungannya Bisnis, Masyarakat, Dan Alternatif
d. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Islam
e. Untuk Mengetahui Apa Itu Paradigma Manajemen Islam
f. Untuk Mengetahui Apa Yang Dimaksud Dengan Manajemen Bisnis
Islam
g. Untuk Mengetahui Apa Saja Paradigma Manusia Sebagai Pengelola
Bisnis Menurut Islam
h. Untuk Mengetahui Bagaimana Peradaban Islam Dan Bisnis
i. Untuk Mengetahui Mengapa Bisnis Syariah Memerlukan Manajemen
j. Untuk Mengetahui Mengapa Manajemen Bagian Dari Syariah Islam
k. Untuk Mengetahui Apa Saja Budaya Manajemen Bisnis Syariah

vi
BAB II

PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN BISNIS
a. Menejer

Kemajuan semua perusahaan bergantung pada kinerja manejer. Manejer


perusahaan yang besar dan manajer perusahaan yang kcil mempunyai fungsi dan
tanggung jawab yang sama. Fungsi dan tanggung jawab ini meliputi menganalisis
lingkungan dan perencanaan per saingnya, mengorganisasi, memimpin
(directing), dan mengendalikan pengoperasian bisnis dari hari ke hari. Manajer
juga bartanggung jawab atas kinerja dan efektivitas tim, divisi, atau perusahaan
yang ia pimpin. Manaier yang dibahas dl sini adalah manejer di lembaga-Iembaga
bisnis. Namun demikian. manajer dapat juga bekerja di lembaga lembaga
nonbisnis, seperti misalnya yayasan sosial, Iembaga-lembaga keagamaan (masjid,
gereja , dan lain-lain), organisasi sosial, institusi pendidikan, dan lembaga-
lembaga pemerintahan.

b. Proses Manajemen

Manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorgaanisasian


(organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling) keuangan,
fisik, sumber daya manusia dan sumber daya informasi perusahaan dengan tujuan
untuk mencapai tujuan perusahaan (Eben dan Griffin, 201! him, 89).

1. perencanaan

Menentukan apa yang dibutuhkan organisasi untuk menentukan tindakan


yang terbaik untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan komponen mana
perencanaan adalah:1

1
Sunardi dan Anita Primaswiti, Pengantar Bisnis (Konsep, Strategi, & Kasus), (Yogyakarta:
CAPS, 2015), 77-78
- Menentukan tujuan (goals). Mengembangkan strategi untuk mencapai tuiuan
tersebu 59m

- komprehensif. Mendesain rencana taktikal dan rencana operasional umuk


mengimplementasikan strategi tersebut.

2. Pengorganisasian

Para manajer juga harus mengelola karyawan dan sumber daya yang ada.
Beberapa perusahaan membuat grafik yang menggambarkan hubungan antara
berbagai macam pekerjaan (jobs) yang ada di perusahaan. Began organisasi
(organization charts) ini membantu setiap orang untuk memahami peran mereka
di dalam perusahaan. Beberapa organisasi bisnis bahkan memasang began
orgamsasinya di dinding kantor. Untuk organisasi bisnis yang besar, aturan dan
hubungannya biasanya akan sangak sulit untuk menggambarkan bagan
organisasinya dalam diagram yang sederhana.

3. Kepemimpinan

Menejar mempunyai kekuasaan untuk memberikan perintah dan meminta hasilya


(result) ketika memimpin seorang menajer juga bekerja untuk memberikan
petunjuk dan mutivasi karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan. Menejar
harus mampu membuat karyawan menghargainya, mempercayainya dan merasa
yakin bahwa dengan bekerja sama, baik perusahaan dan karyawan akan sama
sama mendafat manfaat

4. Pengendalian

Pengendalian adalah peroses memonitoran kerja perusahaan untuk


menyakinkan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Hal penting yang harus
mendapatkan perhatian lebih top menajer (chiep executive office/CEO) adalah
biaya dan kenerjanya, pengendalian juga dapat menunjukkan kenerja bagian mana
yang berjalan lebih baik dari pada yang telah direncanakan dan digunakan sebagai
dasar untuk memberikan imbalan atau mengurangi biaya2
2
Ibid., hal 78-79

2
B. TUJUAN BISNIS

Bisnis sebagai sebuah kegiatan memiliki tujuan yang luas, karena


kegiatannya adalah usaha untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup
manusia yang tidak terbatas yang menggunakan sumber-sumber yang terbatas
pula serta saling berkompetisi. Namun jika ditinjau dari penegertian bisnis sebagai
kegiatan komersial secara sempit tujuan bisnis dan dipahami untuk memeroleh
keuntungan secara pinansial. Tan Tjong Sian (1985) menggambarkan secara luas
tentang tujuan bisnis yang disebut dengan perniagaan adalah untuk “menambah”.
Yaitu antara lain menambah keuntungan, menambah saham dalam pasaran
(marketshare), menambah penjualan menambah produksi dan seterusnya.3

C. BISNIS, MASYARAKAT DAN ATERNATIF

Ilustrasi

Batik Indonesia pasca 2 oktober 2009

Ketika batik diakui oleh malaysia sebagai karya bangsa malaysia,


masyarakat indonesia terbakar jenggotnya. Kenapa? Bangsa Indonesia terbiasa
santai dan merasa dirinya memiliki segalanya. Ketika malaysia mendaptarkan
batik untuk dipantenkan, pemangku kepentingan indonesia baru terbangun untuk
menklaim batik sebagai milik bangsa indnesia. Beruntung UNESCO secara
objektif memustuskn bahwa batik merupakan warisan budaya non-benda
indonesia setelah mempelajari dengan seksama proposal Indonesia, menurut
UNESCO proposal batik indinesia terbaik diantara proposal batik yang diajukan
oleh beberapa negara untuk diakui sebagai warisan budaya non-benda oleh
UNESCO. Proposal Indonesia memuat jumlah motif abtik Indonesia yang sudah
terdaptar, 4sekitar 2.500 yang tersebar di 23 provinsi, dan 18 provinsi di antaranya
memiliki motif yang khas. Proposal Batik Indonesia disusun oleh para pemangku
kepentingan yang memiliki kaitan dengan batik, diantaranya pemerintah,
pengrajin, pengusaha, asosiasi, pemerhati, pakar maupun masyarakat.
3
Poerwanto dan Zakaria Lantang Sukirno, Komunikasi Bisnis (Perspektif Konseptual dan
Kultural), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), hal. 13
4
Ibid., hal 3

3
Menurut keterangan resmi di web UNESCO menyatakan bahwa batik
Indonesia memiliki teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas bangsa
Indonesia. Hal yang membuat nilai budaya batik sangat tinggi adalah keterlibatan
masyarakat baik dalam proses maupun penggunaan. Batik oleh masyarakart
Indonesia digunakan mulai kelahiran seorang sampai meninggal. Bayi digendong
dengan batik bercorak simbol keberuntungan dan yang meninggal ditutup dengan
batik pula.

Batik merupakan seni yang telah menjadi sebuah kmunitas. Kini, kehidupan
seni batik di Indonesia menjadi dinamis, terlebih setelah pemerintah
mengeluarkan himbauan bagi masyarakat Indonesia agar hari kamis dan jumat
menggunakan atau pakaian yang berbahan tradisi masyarakat Indonesia. Sejak itu,
kreativitas dari komunitas perbatikan Indonesia seperti pengusaha, pengrajin,
pedagang atau desaigner menjadi basis munculnya motif-motif terbarukan yang
menjadikan batik Indonesia semakin diminati oleh masyarkat abtik ditingkat
lokal, nasinal, maupun dunia. Seni batik Indonesia telah menjadi bisnis yang
melibatkan banyak pihak.

Sebagai industri, produksi abtik melibatkan berbagai unsur, mulai dari


kepemilikan, manajemen, design, motif, bahan baku, proses pembatikan sampai
pada pemasaran. Proses produksi batik menciptakan komunikasi sosial yang
mampu menciptakan lapangan usaha dan kerja baru bagi seluruh lapisan
masyarakat. Bisnis batik adalah komunikasi antar pemangku kepentingan dan
merupakan fenomena sosial.

Ketika mengejar seorang mahasiswa bertanya “apa yang harus dikerjakan jika
seorang, akan memulai bisnis. Mecari peluang, memilih target pasar, atau
memproduksi sesuai dengan selera pasar lalu menjualnya?”5 “wirsausaha adalah
seorang yang mencari dan memanfaatkan peluang, serta tantangan untuk
memproduksi barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.” Jawab saya.
Jadi, wirausahawan atau pebisnis mempunyai ciri-ciri; (1) mengubah tantangan
menjafdi peluang, (2) beranin mengambil resiko, (3) percaya diri dan, (4)
5
Ibid. Hal. 4

4
keberanian untuk berhasil dalam memenuhi kebutuhan orang lain. Memulai bisnis
adalah kesiapan untuk melayani sebagian dari kebutuhan dan keinginan
masyarkat sesuai dengan kemampuannadalah kesiapan untuk melayani sebagian
dari kebutuhan dan keinginan masyarkat sesuai dengan kemampuannya.
Mendiskripsikan kemampuan diri untuk memproduksi adlah tindakan pertama,
yang dilanjutkan dengan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan melalui kegiatan
segmentasi pasar, memproduksi dan mengmunikasikan produk tersebut kepada
khalayak sasaran. Bisnis adalah bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat,
khususnya khalayak sasarannya.

Di era dunia tanpa batas bisnis telah men jadi salah satu institusi yang
memiliki kekuatan dan memberi inspirasi kepada masyarakat dalam upaya
mengembangkan serta meningkatkan kualitas kehidupan. Istilah bisnis menunjuk
pada semua organisasi yang membuat produk atau jasa untuk memperoleh
keuntungan. Dalam istilah bisnis, masyarkat adalah selkumpulan orang yang
berada atau sebagai anggota dari komunitas tertentu, atau bangsa, atau keompok
kepentingan. Sebagai sebuah organisasi yang dibentuk oleh manusia, bisnis
adalah bagian dari kata kehidupan masyarakat. Kegiatan bisnis meliputi
pertukaran antara orang-orang atau organisasi yang mempunyai kebutuhan setelah
terus meneru, dinamis. Kegiatan bisnis melibatkan tenaga kerja, tenaga jual beli,
peredaran uang, mengejar waktu, dan membayar pajak. Bisnis adalah proses
kehidupan dalam masyarakat yang antara satu kelompok dan kelompok lainnya
mempunyai ketergantungan, baik pada tingkat lokal, regional maupun global,
melalui komunikasi yang intens-bisnis dan komunikasi adalah fenomena sosial.6

Bisnis menurut lawrence; weber, dan post dalam bukunya business and
society (2005) menunjuk pada berbagai organisasi yang berusaha untuk membuat
produk atau menyediakan jasa untuk memperoleh keuntungan. Bisnis merupakan
sistem sosial yang terbuka yang menciptakan kolektivitas antara masyarakat
sebgai pelanggan dengan produsen atau perusahaan yang menyediakan berupa
produk atau jasa yang dibutuhkan oleh jasa masyarakat. Kolektivitas sosial

6
Ibid, hal. 5

5
menurut lawrence, weber, dan post selaras dengan teori distem yang
menggambarkan bahwa bisnis dan masyarakat berjalan bersama dan membentuk
interaktif sosial sistem/bisnis dan masyarakat berjalan bersama. Ditinjau dari
persepektif sistem, bisnis adalah bagian dari masyarakat, dan masyarakat
menebuh jauh kedalam memngaruhi pengambilan keputusan bisnis. Dalam
pengembangannya dimana komunikasi global tumbuh dengan cepat hubungan
antar manusia lebih dekat.

Globalisasi itu sendiri di awali pada sekitar 600 tahun yang lalu, tahun 1400-
an dimana armada raksasa dari dinastiming dipimpin oelh sesorang yang terlahir
bernama MA HE yang kemudian dikenal dengan Ceng HO meninggalkan ibu
kota Nanjing berlayar ke laut selatan singgah dipesisir beberapa pulau di
nusantara termasuk pulau jawa sampai cirebon, pekalongan, tuban, surabaya,
pulau sumatra, dan seterusnya mencapai afrika sampai satu abad sebelum
Christhoper Columbus menjejakkankakinya di daratan Amerika, dan vasco da
Gama di India. Tujuan armada ChengHo adalah mencari wilayah baru guna
menyebarkan pengaruh China serta menjajagi kemungkinan adanya sumber daya-
sumber daya yang dapat di manfaatkan untuk kepentingan mereka.

Ekspansi ke daerah lain juga di lakukan oleh berbagai bangsa seperti spanyol,
Prancis, Belanda, Gujarat dan Arab yang semua bangsa tersebut mampu mendarat
di kepulauan Nusantara. Semua bangsa asing yang mendarat di kepulauan
Nusantara memiliki tujuan yang sama yaitu mencari kesempatan untuk
menemukan sumber-sumber kehidupan yang bisa di manfaatkan untuk
kepentingan mereka.7 Proses pencarian sumber daya kehidupan pada akhirnya
menjadi salah satu jalan dalam proses asimilasi sosial-ekonomi-budaya dan
pertukaran pengetahuan diantara bangsa-bangsa dunia yang mendarat di
nusantara.

Yang dimaksud dengan teratur adalah bahwa bisnis dilakukan dengan sebuah
sistem dan organisasi, sedangkan yang dimaksud dengan kontinu adalah bahwa
pekerjaan tersebut dilakukan secara terus menerus, dan yang dimaksud dengan
7
Ibiid., hal. 5-8

6
menciptakan kepuasan adalah bahwa produk yang dihasilkan mampu memenuhi
kebutuhan dan keinginanpihak-pihak berkepentingan yaitu produsen,
pelangan,serta masyarakat luas. Kepuasan bagi pelangan adalah kesesuaian antara
harapan dan pengorbanan yang telah dikeluarkan, sedngkan kepuasan bagi
produsen adalah mendapatkan keuntungan guna melangsungkan kehidupan usaha,
termasuk pengembangan lebih lanjut. Kepentingan masyarakat luas adalah
pemenuhan kebutuhan serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses
produksi dengan memberi pekerjaan dan kesempatan atau berusaha sebagai mitra
baik menjadi pemasok atau distributor.

Dalam konteks pembangunan sebuah negara, bisnis merupakan salah satu


pilihan dari berbagai alternatif yang muncul dalam upaya menyejahterakan bangsa
baik dalam konteks nasional, regional, maupun internasional yang memberi
peluang bagi setiap warga nya untuk berperan sebagai pelaku ekonomi. Untuk
memilih berbagai alternatif dari peluang tersebut menjadi sebuah kegiatan yang
menguntungkan, bisnis dapat dilakukan oleh individu-individu maupun organisasi
selaras dengan kapasitasnya untuk memproduksi barang atau jasa yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat tertentu. Jadi, kegiatan bisnis
merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia
secara komersial, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, serta memberi
kesempatan kerja bagi masyarakat luas.

Bisnis merupakan ruang yang bisa menumbuhkan kemandirian bagi setiap


orang. Bisnis mendorong kreativitas, pendidikan dan tanggung jawab bagi pihak-
pihak berkepentingan atau pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus dan meningkatkan kesejahteraan. Dalam
kaitan dengan kegiatan bisnis, istilah pihak-pihak berkepentingan atau yang
sekarang disebut pemangku kepentingan berawal dari kata stakeholder.8

D. MANAJEMEN ISLAM

8
Ibid., hal-8-13

7
Manajemen merupakan hal yang penting dapat mempengaruhi hampir seluruh
aspek kehidupan. Selain itu dengan manajemen manusia mampu mengenali
kemampuannya baik itu kelebihannya maupun kekurangannya sendiri manajemen
juga berfungsi mengurangi hambatan hambatan dalam mencapai suatu tujuan.

Manajemen Islam sangat berpengaruh bagi masyarakat, melalui produk-


produk Syariah Islam, masyarakat akan merasakan lebih aman dan nyaman,
karena manajemen Syariah merupakan sektor riil, bukan pasar uang baik
pembiayaan bagi hasil patungan atau penyertaan modal maupun jual beli semua
terkait dengan struktur riil. Bank syariah memberikan pembiayaan sesuai dengan
nilai Sariah dalam arti bank syariah tidak menarik bunga dan tidak ada transaksi
yang dimiliki resiko tinggi karena perbankan syariah beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil yang memberikan alternatif Sistem perbankan saling
menguntungkan antara masyarakat dan bank.

Manajemen Islam mengalami perkembangan yang pesat di Indonesia dalam


beberapa tahun ini karena hal ini bisa menunjukkan bahwa masyarakat
membutuhkan sistem ekonomi yang lebih terpercaya dan berdasarkan prinsip-
prinsip Islam.

1. pengertian manajemen
Manajemen dalam perspektif Islam memiliki dua pengertian yaitu (1) sebagai
ilmu, (2) sebagai aktivitas, yang mana sebagai manajemen dipandang sebagai
salah satu ilmu umum yang tidak berkaitan dengan nilai peradaban sehingga
hukum mempelajari adalah fardhu kifayah sedangkan sebagai aktivitas ia terikat
pada aturan sara, nilai atau hadlarah islam. Sedangkan pengertian dari sisi Bisnis
Islam yaitu sendiri adalah suatu bentuk bisnis yang mengikuti ketentuan-
ketentuan Syariah Islam. oleh karena itu, praktiknya dalam syariah Islam ini
bersifat universal artinya, negara manapun dapat melakukan atau mengadopsi
sistem Bisnis Islam dalam hal sebagai berikut.

a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan masyarakat sehubungan dengan


pemberian jasa yang di percaya kepadanya.

8
b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan
jasa kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan baik untuk keperluan
investasi maupun modal kerja.
c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang
lazim dilakukan oleh bisnis Islami.
Bisnis Islam adalah unit usaha yang menjalankan usahanya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah Islam dengan mengacu kepada al-quran dan al-hadits
prinsip Islam dimaksudkan di sini adalah beroperasi mengikuti ketentuan-
ketentuan Syariah Islam khusus secara muamalah secara Islam misalnya dengan
menjauhi titik yang mengandung riba dan melakukan investasi atas dasar bagi
hasil pembiayaan perdagangan sebagai contoh khusus pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah Islam adalah penyedia uang dan tagihan dan persamaan
berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan pihak yang lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang dan tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Berkaitan dengan kajian Syariah ada tiga hal yang digunakan sebagai
pisau untuk menganalisis praktis manajemen modern yaitu yang pertama aspek
normatif/ ajaran dengan rujukan al-qur'an kedua kaidah-kaidah hukum dan tiga
pandangan-pandangan fiqih.

2. Manajemen berorientasi Syariah Islam


Tolak ukur Syariah Islam adalah meluruskan orientasi manajemen yang berisi
sekuler agar sejalan dengan visi misi penciptaan manusia orientasi Syariah Ini
mengandung empat komponen sebagai berikut.

a. target hasil: profit materi dan nonmateri tujuan perusahaan atau


organisasi harus tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai
materi) setinggi-tingginya. namun juga harus dapat memperoleh dan memberikan
benefit kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan). Islam
memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada
qimah madiyah masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah,(nilai

9
kemanusiaan), qimah khuluqiyah (nilai akhlak) dan qimah ruhiyah (nilai ruhiyah).
dengan orientasi qimah insaniyah berarti pengelola sebuah perusahaan atau
organisasi juga dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan baik
melalui kesepakatan kerja maupun bantuan sosial dan lain-lain. qimah khuluqiyah
mengandung pengertian bahwa akhlakul karimah menjadi kemestian yang harus
muncul dari setiap aktivitas para pengelola organisasi sementara qimah ruhiyah
berarti perbuatan tersebut dimaksud untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

b. pertumbuhan : jika profit materi dan nonmateri telah diraih sesuai target
maka perusahaan atau organisasi akan mengupayakan pertumbuhan profit dan
benefit nya target hasil perusahaan akan terus diupayakan agar tumbuh meningkat
setiap tahunnya upaya penumbuhan dijalankan dalam koridor Syariah misalnya
dalam meningkatkan jumlah produksi.

c. Keberlangsungan : belum sempurna orientasi manajemen suatu


perusahaan bila hanya berhenti pada pencapaian target hasil dan pertumbuhan
karena itu perlu diupayakan terus agar pertumbuhan target hasil yang diraih dapat
dijaga berlangsungnya setiap aktivitas untuk menjadi keberlangsungan
pertumbuhan dalam koridor Syariah

d. Keberkahan : faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridho


Allah swt. Merupakan puncak kebahagiaan hidup manusia bila ini tercapai maka
berarti menandakan terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia yakin
adanya elemen niat ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntunan Syariah
management juga memiliki 4 fungsi standar diantara lainnya.

1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (actuating), dan
4. pengawasan (controlling).
e. fenomena manajemen Islam : pandangan para ekonomi Barat tentang
sistem keuangan Islam kini makin berkembang seiring dengan terjadinya krisis
keuangan Global. Ketika keuangan konvensional tumbang kena krisis keuangan

10
Islam tetap bisa bertahan dan berkembang karena itu banyak ahli ekonomi barat
yang mempelajari keuangan Islam bahkan sejumlah negara maju seperti Inggris
dan Amerika serikat yang mulai mendirikan unit-unit ekonomi Islam.

Keunggulan sistem ekonomi Islam, termasuk Bank Islam tidak hanya


diakui oleh para tokoh di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim.
Ketahanan sistem ekonomi Islam terhadap hantaman krisis keuangan Global telah
membuka mata para ahli ekonomi dunia.

Beberapa layanan yang diberikan perbankan Islam, yaitu untuk peminjam


dan penyimpan dana. Bagi peminjam dana, produk yang ditawarkan adalah bagi
hasil, jual beli, usaha patungan, dan asuransi. Sedangkan bagi penyimpan dana
tersebut berbagai produk yang ditawarkan seperti jasa penitipan dana dan
deposito.

Perbankan Islam merupakan alternatif sistem perbankan yang memiliki beragam


produk perbankan didukung oleh skema keuangan yang lebih bervariasi dan
menguntungkan masyarakat bisa memakai jasa perbankan Islam untuk berbagai
kebutuhan finansial nya seperti biaya pemilikan rumah kendaraan bermotor
investasi tabungan biaya sekolah kesehatan pernikahan dan pembiayaan untuk
mengembangkan bisnis.

3. Manajemen Islam Ditinjau Dari Hukum Islam


Manajemen Islam ditinjau dari hukum Islam adalah memberikan pembiayaan
sesuai dengan nilai Islam. Karena dengan sistem Islam, bank tidak menarik bunga
dan tidak ada transaksi yang memiliki resiko tinggi. Misalnya, seorang pembeli
rumah seharga Rp 500 juta dan kembali menjual seharga Rp 550 juta atau bahkan
Rp 700 juta, jika terjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli, maka rumah
tersebut dijual secara cicilan sesuai kesepakatan bersama sampai tiba waktu yang
telah ditentukan tapi harus disertai beberapa saksi, sehingga tidak terjadi salah
satu pihak ada yang lupa, masih ada saksi-saksi. sebagai firman Allah swt.dalam
surah al baqarah ayat 282:

11
ِ ِ ِ َّ
‫ب أَ ْن‬ َ ‫ب بِال َْع ْد ِل ۚ َواَل يَأ‬
ٌ ‫ْب َكات‬ ٌ ‫ب َب ْينَ ُك ْم َكات‬ َ ‫َج ٍل ُم‬
ْ ُ‫س ًّمى فَا ْكتُبُوهُ ۚ َولْيَكْت‬ ٰ ‫آمنُوا إِذَا تَ َد َاي ْنتُ ْم بِ َديْ ٍن إِل‬
َ ‫َى أ‬ َ ‫ين‬
َ ‫يَا أ َُّي َها الذ‬
‫س ِم ْنهُ َش ْيئًا ۚ فَِإ ْن َكا َن الَّ ِذي َعلَْي ِه‬ َّ
ْ ‫ْح ُّق َولْيَت َِّق اللهَ َربَّهُ َواَل َي ْب َخ‬
ِ ِ ِ
َ ‫ب َولْيُ ْمل ِل الَّذي َعلَْيه ال‬
ْ ُ‫ب َك َما َعلَّ َمهُ اللَّهُ ۚ َفلْيَكْت‬
َ ُ‫يَكْت‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ َ ‫الْح ُّق س ِفيها أَو‬
‫َم‬ ْ ‫يع أَ ْن يُ ِم َّل ُه َو َفلْيُ ْمل ْل َوليُّهُ بِال َْع ْد ِل ۚ َو‬
ْ ‫استَ ْش ِه ُدوا َش ِهي َديْ ِن م ْن ِر َجال ُك ْم ۖ فَِإ ْن ل‬ ُ ‫ضعي ًفا أ َْو اَل يَ ْستَط‬ ْ ً َ َ

ُ ‫اه َما َفتُ َذ ِّك َر إِ ْح َد‬ ِ َ‫الش َه َد ِاء أَ ْن ت‬


ُ ‫ض َّل إِ ْح َد‬ ُّ ‫ض ْو َن ِم َن‬
َ ‫ان ِم َّم ْن َت ْر‬
ِ َ‫ي ُكونَا رجلَْي ِن َفرجل و ْامرأَت‬
َ ‫اه َما اأْل ُ ْخ َر ٰى ۚ َواَل يَأ‬
‫ْب‬ َ ٌََُ َُ َ

‫اد ِة‬ َّ ِ‫ط ِع ْن َد اللَّ ِه َوأَق َْو ُم ل‬


َ ‫لش َه‬ ِ ٰ ِ ِ ‫َى أ‬
َ ‫َجله ۚ َذل ُك ْم أَق‬
ُ ‫ْس‬ ِ ُ‫الشه َداء إِذَا ما ُدعُوا ۚ واَل تَسأَموا أَ ْن تَكْتُبوه‬
َ ٰ ‫صغ ًيرا أ َْو َكبِ ًيرا إِل‬
َ ُ ُْ َ َ ُ َ ُّ

‫وها ۗ َوأَ ْش ِه ُدوا إِ َذا‬ ِ ِ ِ ‫ِاَّل‬


َ ُ‫اح أَاَّل تَكْتُب‬ ‫اَّل‬
َ ‫َوأَ ْدنَ ٰى أَ َت ْرتَابُوا ۖ إ أَ ْن تَ ُكو َن ت َج َارةً َحاض َرةً تُد ُيرو َن َها َب ْينَ ُك ْم َفلَْي‬
ٌ َ‫س َعلَْي ُك ْم ُجن‬

‫سو ٌق بِ ُك ْم ۗ َو َّات ُقوا اللَّهَ ۖ َو ُي َعلِّ ُم ُك ُم اللَّهُ ۗ َواللَّهُ بِ ُك ِّل َش ْي ٍء‬ ِ ِ


ُ ُ‫ب َواَل َش ِهي ٌد ۚ َوإ ْن َت ْف َعلُوا فَإنَّهُ ف‬
ِ
ٌ ‫ض َّار َكات‬
َ ُ‫َتبَ َاي ْعتُ ْم ۚ َواَل ي‬

‫يم‬ ِ
ٌ ‫َعل‬

Terjemah Arti: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah


tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada
Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.
Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau
dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki
(di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua
orang perempuan darisaksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah

12
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Hukum islam menyatakan, bahwa uang tidak dapat tumbuh dengan


sendirinya melalui bunga yang berlipat ganda. Transaksi dagang dapat diterima
selama harga yang ditawarkan sesuai dengan komoditas yang diperdagangkan,
karena nilai-nilai islam melarang transaksi perbankan syariah dari hal-hal berbau
ribawa, perjudian, maksiat, dan ketidakpastian. 9

4. PARADIGMA MANAJEMEN ISLAM

Menurut Stonner dalam management (2007),misalnya, manajemen adalah


proses perencanaan, perorganisasian, memimpin, dan mengawasi usaha-usaha dari
anggota organisasi dan dari sumber-sumber organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Organisasi adalah suatu sistem yang bersifat sosial ekonomi teknik Sistem
adalah suatu keseluruhan dinamis yang terdiri atas bagian bagian yang
berhubungan dinamis berartinya bergerak berkembang ke arah suatu tujuan sosial
berarti yang bergerak didalam dan yang menggerakkan sistem itu yaitu manusia
ekonomi berarti kegiatan dalam sistem yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan manusia teknik berarti dalam kegiatan dipakai harta, alat-alat, dan cara-
cara tertentu.

perspektif Islam meluruskan dan sekaligus menyempurnakan


pendengaran di atas. Islam memandang, bahwa keberadaan manajemen sebagai
suatu kebutuhan yang tak terelakkan dalam memudahkan implementasi Islam
pada kehidupan, pribadi, keluarga, dan masyarakat. Imlementasi nilai-nilai Islam
berwujud pada Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal dalam kehidupan.
Sebagai kaidah berpikir Syariah difungsikan sebagai asas dan landasan pola pikir.

9
Veithzal Rivai, dkk., Islamic Business And Economic Ethics, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012),
hal. 182 – 192

13
Sedangkan sebagai kaidah amal Syariah berfungsi sebagai tolak ukur perbuatan
manajemen diperlukan untuk mengelola berbagai sumber daya seperti sarana dan
prasarana, waktu, sumber daya manusia, metode, dan lainnya dalam rangka
pencapaian tujuan implementasi nilai-nilai Islam secara efektif dan efisien.

5. MANAJEMEN BISNIS ISLAM

Allah swt. menjadikan dan menyediakan bumi seisinya untuk dikelola


sebagai investasi umat manusia. Allah swt. tidak membedakan aqidah, warga
negara maupun jenis kelamin untuk memberikan tingkat kemajuan bagi semua
manusia yang mempunyai semangat kuat untuk berusaha dan bekerja. Firman
Allah swt. dalam surah al-a'raf (7:10): bahwa sesungguhnya kami telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan kami adakan bagimu di muka
bumi penghidupan.

Kehidupan umat manusia ditandai dengan gerak untuk selalu berubah.


Aktivitas ekonomi adalah Gerak dinamis yang tiada henti, sumber daya ekonomi
akan berkembang karena dikelola dan diputar. Kondisi ini memicu manusia untuk
merumuskan manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan agar semua dapat berjalan dengan baik dan teratur.

Dalam sebuah hadis atau perkataan sahabat, kita sangat hafal, bahwa:
menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki maupun perempuan walau sampai ke
negeri Cina. makna yang lebih cocok tentang hal tersebut adalah bahwa menuntut
ilmu yang sangat baik atau terkenal dari bangsa Cina adalah ilmu belajar bisnis
atau berdagang.

Pada zaman Rasulullah, Nabi dan para sahabat telah melakukan


perniagaan ke luar negeri, seperti Mesir, Syria, Irak, Yaman, Turki, dan Spanyol.
Umar Bin Khattab pernah memperingatkan pada kaumnya: Bila Saja umat Islam
tidak aktif dalam perniagaan kaum non-muslim lokal, maupun internasional
tentunya akan mendominasi ekonomi umat Islam. Kondisi tersebut benar-benar
terwujud saat ini dimana umat non-muslim mendominasi ekonomi dunia dalam
Islam penjelasan tentang pasar dan pemasaran dapat kita jumpai dalam beberapa

14
ayat Alquran Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam surah al-furqan ayat
20:

‫ون يِف‬
َ ‫ام َو مَيْ ُش‬ َ ُ‫ِني إِاَّل إِنَّ ُه ْم لَ يَ أْ ُك ل‬
َ ‫ون الطَّ َع‬ َ ‫ك ِم َن الْ ُم ْر َس ل‬
َ َ‫َو َم ا أ َْر َس ْل نَ ا َق ْب ل‬

‫ص ًري ا‬
ِ َ‫ك ب‬
َ ُّ‫ان َر ب‬ َ ُ ‫ص رِب‬
َ ‫ َو َك‬Mۗ ‫ون‬ ٍ ‫ض ُك ْم ل َِب ْع‬
ْ َ‫ض ف ِْت نَ ةً أَت‬ َ ‫ َو َج َع ْل نَ ا َب ْع‬Mۗ ‫اق‬
ِ ‫ا أْل َ ْس َو‬
dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh
memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian
kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah
Tuhanmu Maha melihat.
Ayat di atas menegaskan bahwa, walaupun seorang rasul, tetapi tetap
melakukan aktivitas ekonomi khususnya perniagaan di pasar dan dalam Surah Al-
Baqarah (2: 275) Allah swt. menjelaskan bahwa :

ِّ ‫َح َّل اللَّ هُ الْ َب ْي َع َو َح َّر َم‬


‫الر بَ ا‬ َ ‫َو أ‬
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
Ayat tersebut menegaskan, bahwa perniagaan atau jual beli dihalalkan
sedangkan riba diharamkan. Pada ayat lain menegaskan tentang cara melakukan
perniagaan yaitu tidak boleh dengan cara yang batil dan harus didasarkan atas
dasar suka sama suka, sebagaimana dalam Firman-Nya dalam Surah An-Nisa ayat
29:

‫ون جِت َ َار ًة َع ْن‬ ْ ‫ِل إِاَّل أ‬


َ ‫َن تَ ُك‬ ِ ‫آم نُ وا اَل تَ أْ ُك لُ وا أ َْم َو الَ ُك ْم َب ْي نَ ُك ْم بِالْ بَ اط‬ َّ
َ ‫يَ ا أَ يُّ َه ا ال ذ‬
َ ‫ِين‬
‫يم ا‬
ً ‫ِك ْم َر ِح‬ َ ‫ِن اللَّ هَ َك‬
ُ ‫ان ب‬ ٍ ‫َت َر‬
َّ ‫ إ‬Mۚ ‫ َو اَل َت ْق ُت لُ وا أَ ْن ُف َس ُك ْم‬Mۚ ‫اض ِم ْن ُك ْم‬

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta


sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
Dalam perniagaan Islam memperbolehkan khiyar yaitu pilihan untuk
meneruskan atau membatalkan transaksi dengan khiyar didapatkan jaminan

15
bahwa transaksi benar-benar memperoleh kepuasan baik harga maupun kualitas
produk

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pasar persaingan sempurna yang
membebaskan masing-masing individu untuk berkreasi sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya masing-masing sehingga tingkat Efisiensi dan
efektivitas secara teoritik dapat terwujud dalam aplikasinya persaingan sempurna
tidak muncul tetapi yang terjadi adalah persaingan tidak Fair di mana yang
mempunyai akses lebih banyak akan lebih mudah mendapatkan kemenangan dan
kadang merugikan secara signifikan pihak yang lemah untuk itu pemasaran
Global dengan falsafah persaingan sempurna tetap diperlukan aturan-aturan agar
terjadi mekanisme persaingan yang tidak merugikan pihak lain.

Selanjutnya secara garis besar kegiatan ekonomi meliputi proses produksi


distribusi dan konsumsi kegiatan produksi melibatkan beberapa faktor produksi
yaitu modal tenaga kerja sumber daya alam dan kewirausahaan Setiap kegiatan
ekonomi yang sifatnya menaikkan nilai disebut kegiatan produksi kegiatan
produksi adalah mengorganisasi faktor-faktor produksi yang sudah tersedia semua
faktor tersedia harus dikelola dengan baik agar menghasilkan kualitas terbaik.

Dalam Islam yang dimaksud dengan kualitas adalah upaya menghasilkan


segala sesuatu yang terbaik sekaligus meningkatkan serta menjamin
keberlangsungan dan kemajuannya sebagaimana firman Allah dalam Surah Al
Mulk ayat 2:

‫ور‬
ُ ‫ِيز الْ غَ ُف‬
ُ ‫ َو ُه َو الْ َع ز‬Mۚ ‫َح َس ُن َع َم اًل‬
ْ ‫اة لِيَ ْب لُ َو ُك ْم أَيُّ ُك ْم أ‬ َ ‫الَّ ذِي َخ لَ َق الْ َم ْو‬
َ َ‫ت َو ا حْلَ ي‬
yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara
kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Maksud dari amal pada ayat diatas adalah kegiatan dengan penuh kualitas,
manusia diminta untuk selalu meneliti ulang produk yang dihasilkan hingga
diyakini tidak terjadi lagi kesalahan, seperti yang disebutkan Al-qur'an dalam
firman Allah dalam surah al-mulk ayat 3-4:

16
ٍ ‫الر مْح ٰ نِ ِم ن َت َف او‬ ٍ
ِ‫ فَ ْار ِج ع‬Mۖ ‫ت‬ ُ ْ َ َّ ‫ َم ا َت َر ٰى يِف َخ ْل ِق‬Mۖ ‫الَّ ذِي َخ لَ َق َس ْب َع مَسَ َاو ات طِبَ اقً ا‬
ٍ‫ص ر َه ل َت ر ٰى ِم ْن فُ طُ ور‬
َ ْ َ َ َ‫الْ ب‬

ٌ‫اس ئً ا َو ُه َو َح ِس ري‬
ِ ‫ص ُر َخ‬
َ َ‫ك الْ ب‬
َ ‫ِب إِلَ ْي‬
ْ ‫ص َر َك َّر َت نْي ِ َي ْن َق ل‬
َ َ‫مُثَّ ْار ِج ِع الْ ب‬
yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang?
kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun
dalam Keadaan payah.
Ajaran Islam sangat tegas, bahwa tingkat kualitas tidak hanya melihat
kualitas output saja, tetapi sangat diperhatikan juga kualitas proses. Proses operasi
harus dilakukan secara tepat, terarah, jelas, dan tuntas atau dengan istilah lain
harus professional. “Sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang jika
melakukan sesuatu pekerjaan di lakukan secara Itqan (tepat, terarah, jelas, dan
tuntas)”. (H.R. Thabrani)

Adapun untuk sarana, prasarana, dan teknis kerja secara umum diserahkan
sepenuhnya kepada manusia. Hal inilah yang dimaksudkan nabi dengan ucapan
"kamu lebih tahu tentang urusan duniamu". Dalam hal ini, Islam tidak campur
tangan dengan memberikan kebebasan setiap manusia untuk membuat aturan
main sesuai dengan kreativitas, keahlian, situasi, dan kondisi masing-masing.
Islam memberikan banyak petunjuk dalam hal pemanfaatan sumber daya dalam
rangka kelestarian dan keseimbangan. Allah SWT menganugerahkan kepada
manusia berbagai sumber daya untuk dikelola dan diberdayakan sebaik-baiknya.
Dalam Al-qur'an berbagai penjelasan tentang sumber daya dan pemanfaatannya di
depan pada banyak ayat yang dapat dijadikan sebagai rujukan sebagaimana firman
Allah SWT dalam Surah Ibrahim ayat 32-34:

17
ِ ‫السم ِاء ماء فَأَ ْخرج بِ ِه ِمن الثَّمر‬
‫ات ِر ْزقًا لَ ُك ْم‬ ِ َ ‫ات واألرض وأ‬
ِ َّ ‫اللَّهُ الَّ ِذي َخلَ َق‬
ََ َ َ َ ً َ َ َّ ‫َنزل م َن‬ َ َ ْ َ ‫الس َم َاو‬
ِ ِ ِ ‫ْك لِتَج ِر‬
‫س‬ َّ ‫َّر لَ ُك ُم‬
َ ‫الش ْم‬ َ ‫ي في الْبَ ْح ِر بأ َْم ِره َو َسخ‬
َ ‫) َو َسخ‬32( ‫َّر لَ ُك ُم األ ْن َه َار‬ َ ْ َ ‫َّر لَ ُك ُم الْ ُفل‬
َ ‫َو َسخ‬

َ‫) َوآتَا ُك ْم ِم ْن ُك ِّل َما َسأَلْتُ ُموهُ َوإِ ْن َتعُدُّوا نِ ْع َمة‬33( ‫َّه َار‬
َ ‫َّر لَ ُك ُم اللَّْي َل َوالن‬ ِ
َ ‫َوالْ َق َم َر َدائَب ْي ِن َو َسخ‬
ِ
ٌ ُ‫وها إِ َّن اإلنْ َسا َن لَظَل‬
ٌ ‫وم َك َّف‬
(34( ‫ار‬ َ ‫ص‬ُ ‫اللَّه اَل تُ ْح‬
Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan
dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-
buahan menjadi rezki untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu
supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah
menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus
menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan
siang.
dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu
mohonkan kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat
kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).
Dalam hal pemanfaatan tentang hewan atau binatang tenak, terdapat
beberapa ayat dalam Al-Qur’an yang secara jelas menerangkan berikut.
Firman Allah swt. dalam surah An-Nahl ayat 5:

َ ُ‫ِع َو ِم ْن َه ا تَ أْ ُك ل‬
‫ون‬ ُ ‫ِف ءٌ َو َم نَ اف‬
ْ ‫ِيه ا د‬
َ ‫ لَ ُك ْم ف‬Mۗ ‫ام َخ لَ َق َه ا‬
َ ‫َو ا أْل َ ْن َع‬
dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu)
yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu
makan.

Pada ayat lain Al-Qur’an menjelaskan tentang pemanfaatan tumbuh-


tumbuhan, sebagaiman firman-Nya dalam Surah An-Nahl ayat 10-11:

‫ون‬
َ ‫يم‬
ُ ‫اب َو ِم ْن هُ َش َج ٌر فِيهِ تُ ِس‬ َّ ‫ُه َو الَّ ذِي أَ ْن َز َل ِم َن‬
ٌ ‫ لَ ُك ْم ِم ْن هُ َش َر‬Mۖ ً‫الس َم اءِ َم اء‬

18
‫ِن يِف‬
َّ ‫ إ‬Mۗ ‫ات‬
ِ ‫َّم َر‬
َ ‫اب َو ِم ْن ُك ِّل الث‬
َ َ‫ون َو النَّ ِخ ي َل َو ا أْل َ ْع ن‬
َ ُ‫الز ْي ت‬
َّ ‫ع َو‬
َ ‫ِت لَ ُك ْم بِهِ ال َّز ْر‬
ُ ‫يُ ْن ب‬

َ ‫ِق ْو ٍم َي َت َف َّك ُر‬


‫ون‬ َ ‫ٰذَ ل‬
َ ‫ِك آَل يَ ةً ل‬
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya
menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang
pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun,
korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan.
Masih dalam surah An-Nahl ayat 14 Allah swt. menjelaskan pula
pemanfaatan sumber daya laut:

ُ ‫َو ُه َو الَّ ذِي َس َّخ َر الْ بَ ْح َر لِتَ أْ ُك لُ وا ِم ْن هُ حَلْ ًم ا طَ رِيًّ ا َو تَ ْس تَ ْخ ر‬


ً‫ِج وا ِم ْن هُ ِح ْل يَ ة‬

َ ‫ض لِهِ َو لَ َع لَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُر‬


‫ون‬ ْ َ‫اخ َر فِيهِ َو لِتَ ْب َت غُ وا ِم ْن ف‬
ِ ‫ك َم َو‬
َ ‫َت ْل بَ ُس و َن َه ا َو َت َر ى الْ ُف ْل‬
dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
kamu bersyukur.
Pada ayat yang lain (Surah Al-Hadid ayat 25) dijelaskan juga tentang
pemanfaatan kekayaan tambang dalam perut bumi :

‫اس‬
ُ َّ‫وم الن‬
َ ‫ان ل َِي ُق‬ َ َ‫ات َو أَ ْن َز لْ نَ ا َم َع ُه ُم الْ كِت‬
َ ‫اب َو الْ ِم َيز‬ ِ َ‫لَ َق ْد أ َْر َس ْل نَ ا ُر ُس لَ نَ ا بِالْ َب ِّي ن‬

ُ ‫اس َو ل َِي ْع لَ َم اللَّ هُ َم ْن َي ْن‬


ُ‫ص ُر ه‬ ِ َّ‫ِع لِلن‬
ُ ‫ِيد َو َم نَ اف‬ ٌ ْ‫ِيد فِيهِ بَ أ‬
ٌ ‫س َش د‬ َ ‫ َو أَ ْن َز لْ نَ ا ا حْلَ د‬Mۖ ‫ِس ِط‬
ْ ‫بِالْ ق‬
‫ِيز‬ ٌّ ‫ِن اللَّ هَ قَ و‬
ٌ ‫ِي َع ز‬ َّ ‫ إ‬Mۚ ‫ب‬
ِ ‫َو ُر ُس لَ هُ بِالْ غَ ْي‬
Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan

19
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa.
Insan (Manusia) merupakan makhluk sosial yang hidup berinteraksi dalam
suatu komunitas sosial dengan cara yang teratur. Manusia menggunakan
manajemen untuk mengatur diri sendiri dan kelompok agar terjadi Interaksi yang
harmonis. Manusia mempunyai ciri khas yang disebutkan dalam Al-Qur'an
seperti: suka bekerja sama, suka beramal atau bekerja, suka kebaikan serta Suka
berusaha. Pengembangan sumber daya manusia tidak boleh terlepas pada hakikat
manusia yang diciptakan Allah SWT sebagai pemimpin di muka bumi,
sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-baqarah ayat 30:

َ ‫ قَ الُ وا أَ جَتْ َع ُل ف‬Mۖ ً‫ِيف ة‬


‫ِيه ا َم ْن‬ ِ ‫ِل يِف ا أْل َ ْر‬
َ ‫ض َخ ل‬ ٌ ‫ِك ةِ إِيِّن َج اع‬
َ ‫ك ل ِْل َم اَل ئ‬
َ ُّ‫ال َر ب‬
َ َ‫ِذ ق‬
ْ ‫َو إ‬

‫َع لَ ُم َم ا‬
ْ ‫ال إِيِّن أ‬
َ َ‫ ق‬Mۖ ‫ك‬
َ َ‫س ل‬ َ ‫الد َم اءَ َو حَنْ ُن نُ َس بِّ ُح حِب َ ْم د‬
ُ ‫ِك َو نُ َق ِّد‬ ِّ ‫ِك‬
ُ ‫ِيه ا َو يَ ْس ف‬
َ ‫يُ ْف ِس ُد ف‬
‫ون‬
َ ‫اَل َت ْع لَ ُم‬
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Suatu Bangsa wajib mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan
untuk menyiapkan sumber daya manusia dalam berbagai bidang agar dapat
melaksanakan kehidupan ini dengan baik. Apabila ada permasalahan keduniaan
ini dan tidak ada yang mau mendalami atau mempelajari maka akan terjadi
kerusakan atau kerugian, seperti yang tersebut dalam sabda Nabi Muhammad
saw.: "Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka
tunggulah masa kehancurannya".

20
Aktivitas ekonomi merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,
dan ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup para praktisi bisnis dituntut
untuk mempunyai visi dan misi yang dapat memajukan perusahaan, sekaligus
meningkatkan kesejahteraan karyawan, bahkan lingkungan sekitar, atau sering
disebut oleh pihak terkait. Dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 44 ditegaskan
bahwa:

‫ون‬
َ ُ‫ أَفَ اَل َت ْع قِل‬Mۚ ‫اب‬ َ ُ‫اس بِالْ رِب ِّ َو َت ْن َس ْو َن أَ ْن ُف َس ُك ْم َو أَ ْن تُ ْم َت ْت ل‬
َ َ‫ون الْ كِت‬ َ ‫أَتَ أْ ُم ُر‬
َ َّ‫ون الن‬
mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu
melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab
(Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?
Nabi Muhammad saw. menyatakan bahwa, "Upah seorang pekerja harus
dibayarkan sebelum keringat di badannya kering". Dalam hal lain Rasulullah
menegaskan, bahwa "Pendapatan terbaik adalah pendapatan seorang pekerja
yang melakukan pekerjaan dengan hati-hati dan hormat kepada majikannya."

6. PARADIGMA MANUSIA SEBAGAI PENGELOLA BISNIS


MENURUT ISLAM
Firman Allah swt. dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56:

ِ ‫ْج َّن واإْلِ نْس إِاَّل لِي ْعب ُد‬


‫ون‬ ِ ُ ‫وما َخلَ ْق‬
ُ َ َ َ ‫ت ال‬ ََ
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.
Dalam pandangan Islam, manusia diciptakan Allah swt. untuk beribadah
kepada-Nya. Makna ibadah secara bahasa disebutkan Imam Al Fairuz Abadi
dalam kamus Al muhith sebagai taat, dalam arti menjalankan segala perintah dan
menjauhi segala larangan sedangkan menurut istilah ada dua pengertian yang
khusus dan umum Muhammad Husain Abdullah dalam kitab di Dirasaat Fil Fikri
al-Islamy memberikan pengertian khusus ibadah sebagai menaati perintah dan
larangan Allah yang mengatur hubungan antara Allah dengan hambanya misalnya

21
salat puasa doa doa dan lain-lain dalam pengertian umum ibadah bermakna
mengikatkan diri dengan seluruh hukum-hukum Allah swt.

Mengingat sifatnya yang sangat mendasar dan sekaligus sangat substantif,


pertanyaan tersebut disebut pula sebagai al-Uqdatu al-kubra atau simpul yang
sangat besar. Disebut demikian, karena mengandung Penjelasan bahwa bila
pertanyaan ini telah terjawab maka dengan sendirinya akan terurai lah pertanyaan
atau permasalahan cabang berikutnya yang dihadapi manusia dalam kehidupan di
dunia.

Persoalan mendasar tersebut adalah berupa pertanyaan sebagai berikut:

 Min aina ataytu?


Dari manakah asal manusia dan kehidupan ini?
 Limadza ji'tu?
Untuk apa manusia dan kehidupan ini ada?
 Ila ayna al-mashir?
Mau kemana manusia dan kehidupan setelah di dunia ini?

Jawaban yang memuaskan akal, menentramkan jiwa yang berarti sesuai


dengan fitrah penciptaan manusia atas ketiga pertanyaan di atas akan jadi landasan
dan pemahaman manusia terhadap berbagai persoalan kehidupan berikutnya.

Dilihat dari sumbernya, jawaban terhadap tiga pertanyaan tersebut dapat


dibagi dua jenis. Jawaban pertama adalah jawaban yang bersifat sekuler karena
bersumber dari hasil pemikiran spekulatif manusia, yakni sebagai berikut.

 manusia diciptakan Tuhan.


 hidup untuk mencari kepuasan jasmani.
 setelah mati akan ada hidup yang abadi di alam lain, (karena ragu-ragu) l,
atau pasti di surga karena sudah diampuni.

Kesimpulannya, alam nanti tidak ada hubungannya dengan sekarang. Jawaban


kedua adalah jawaban Islam, karena bersumber dari wahyu ilahi, yakni bahwa:

22
 Manusia diciptakan Allah.
 Hidup untuk beribadah kepada-Nya, dan
 Setelah mati akan hidup abadi di alam akhirat: di surga atau neraka.

Kesimpulannya, keberadaannya di akhirat tergantung hidupnya di dunia;beriman


atau tidak; bila beriman, taat atau tidak. Jawaban pertama yang spekulatif akan
membawa konsekuensi terbentuknya perilaku dan gaya hidup yang sekuler juga.
Diantaranya sebagai berikut.

 Hidup untuk mencari kesenangan jasmani.


 Tolak ukur perbuatan: manfaat.
 Orientasi hidup dunia Semata. perilaku dan gaya hidup yang Islami pula.
Diantaranya sebagai berikut.
 Hidup untuk beribadah dengan landasan Iman.
 Tolak ukur perbuatan aturan Islam (Halal Dan Haram).
 Orientasi hidup akhirat dan dunia.
 Hidup untuk kemulian dari, keluarga, umat, dan perjuangan agama
(dakwah)
 Makna kebahagiaan: ridha allah swt.

Agar jawaban yang diberikan atas tiga pertanyaan tersebut memuaskan akal,
sekaligus dapat menenteramkan jiwa yang berarti sesuai dengan fitrah manusia,
maka jawaban itu harus pasti benar. Yang bersumber dari sesuatu yang pasti benar
itulah al-qur’an yang otentik merupakan wahyu allah swt.

Ketika menciptakan manusia, Allah swt. Melengkapinya dengan potensi-potensi


kehidupan ( thaqatunhayawiyatun) yang secara fitrah akan mendorongnya untuk
beraktivitas mewujudkan misi penciptaanya sebagai hamba Allah swt. Dan
khalifah nya.10

I. PERADABAN ISLAM DAN BISNIS


10
Ibid., hal. 193 – 203

23
1. Karakteristik peradaban bisnis islam
Esensi dari peradaban bisnis islam adalah bahwa, semua unsur-unsurnya tidak
bertentangan dengan syariah islam, tetapi selaras dengan prinsip-prinsip ini dan
memperhitungkan nilai-nilai layak di luar. Hal ini sangat jelas dalam kebutuhan
untuk menghindari tabu kaalghemar, berbaring dan penipuan dalam trangsasi
komersial. Islam mencegah pemborosan sumber daya alam dan energi melalui
penghapusan tertentu produktif nonkegiatan dan berbahaya kaalghemar dan
alkohol, yang berkontribusi dalam lokasi sumber daya terhadap kegiatan
produktif dan produktif yang baik bagi masyarakat. Untuk semua itu, penerapan
rasional prinsip-prinsip islam dalam bisnis adalah untuk kepentingan fasilitas ini
dan mendukung kemakmuran stabilitas, dan mencapai lebih banyak keuntungan.
2. Menetapkan tujuan dan pemetaan strategi
Budaya bisnis islam harus tercermin pada tingkat perusahaan, baik melalui
penunjukan salah satu tujuan yang tinggi dan substrategi, ataupun menggambar
umum dan khusus. Strategi akan dapat diakses untuk sebuah penyataan kerangka
kerja atau ruang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut adalah
perjanjian untuk memotong harga dan untuk memaksimalkan promosi selama
jangka pendik untuk memperoleh monopoli dalam jangka menengah atau jangka
panjang.
3. Penyusunan Rencana dan Program
Penyusunan rencana dan program di tingkat yang lebih rinci, sebagai strategi
yang diturunkan dari tujuan, rencana dan program detail cara-cara yang berada di
dalam perjalanan pelaksanan strategi. Pada tingkat domestik, tredapat transaksi
yang dijiwai semangat islam dalam banyak cara, termasuk asli konsultasi antara
individu dan ketepatan dalam menyelesaian pekerjaan dan berhati-hati untuk tidak
membuang-buang waktu dan upaya yang tidak kenal lelah untuk mengendalikan
dan mencegah kerusakan limbah dan menentukan upah dan gaji secara adil.
4. Pengembangan kegiatan Usaha dalam kerangka islam
Bisnis latihan beberapa kegiatan inti dalam rangka mencapai tujuan yang
tinggi dan mencapai tujuan mereka.

24
a. Produksi: yang pertama dari kegiatan atau fungsi-fungsi ini adalah sebuah
kegiatan produktif. Apakah bisnis ini membuat baik atau diekstrak dari
tanah bahan baku atau mineral tertentu, atau jika perusahaan atau operator
selular yang melakukan hal komersial.
b. Marketing: ada dua kegiatan utama, yaitu pemsaran yang meliputi cara-
cara ilmiah untuk beberapa faktor, terutama harga, penyimpanan,
distribusi, riset pasar, bekerja di adaptasi barang dibawah keinginan
pelanggan, iklan dan metode promosi lainnya.
c. Pendanaan: sebaliknya riba, hukum islam telah melegalkan beberapa cara
yang efektif, termasuk prinsip partisipasi, yang berarti bahwa partisipasi
sekelumpuk orang atau lembaga untuk penciptaan modal yang diperlukan
dari perusahaan secara keseluruhan.
d. Personil: ada juga cara leasing, yang berarti bahwa uang bisa membeli
produk kemudian dibawah harga sewa dan kondisi sepakat untuk fasilitas
yang mereka butuhkan.

Oleh karena itu, kita dapat memahami minat yang kuat dalam islam dan
sisi manusai yang dikenal perhatiannya untuk memperoleh kesetiaan
pekerja dan memotivasi mereka menuju performa yang lebih baik.

e. Fungsi lain: pos manapun fitur kuat sebagai suatu kegiatan terutama
disebabkan oleh sifat bisnis dan lingkungan sekitarnya harus dipilih bagian
yang terpisah untuk membawa mereka keluar.
f. Bidang keuangan: tapi di sisi lain, pengembangan kinerja yang didirikan
islam harus bertahap, dan bahwa pencarian selama jangka pendek dan
menerangkan harus fokus pada pengurangan unsur tak bertuan ke tingkat
terendah mungkin.
g. Bidang produksi dan pemasaran: semua ini, salah satu tugas utama dalam
hal ini adalah pengembangan dan perluasan pilar keuangan berdasarkan
prinsip-prinsip islam dalam rangka untuk mengimbangi secara bertahap
dasar-dasar dan lembaga-lembaga nonmuslim.

25
h. Lain-lain: di bidang pemasaran, menyatakan bahwa perlunya upaya
pemasaran yang sama tetap kuat dan aktif dalam semua cabang-
cabangnya, karena peran sentral yang dimainkan oleh pemasaran yang
efektif dalam keberhasilan usaha dan kemakmuran.

Masa depan islam: disatu sisi, memerlukan hubungan perdagangan dan kerja sama
dengan perusahaan dari nonmuslim, terutama yang mendominasi pengadaan tak
bertuan. Di sisi lain, kita harus bekerja untuk memajukan dan mengembangkan
hubungan kerja sama dalam perusahaan dalam rangka untuk membentuk fondasi
yang kuat secara bertahap.11

J. BISNIS SYARIAH MEMERLUKAN MANAJEMEN

Apapun bentuk nama, dan ukuran (besar dan kecilnya) organisasi itu, sudah
dapat dipastikan ia memerlukan manajemen, karena manajemen merupakan
pengetahuan terapan yang dapat dipergunakan oleh siapa saja, dan dalam bidang
apa saja untuk memanaj pekerjaan yang meliputi aktivitas merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan aktivitas organisasi

Sebaliknya apabila suatu organisasi manajemennya tidak dilaksanakan


dengan baik dan benar, dapat dipastikan organisasi tidak akan berjalan seperti
yang diharapkan. Dan bahkan seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib “apabila suatu
organisasi tidak dimanaj dengan baik akan dapat dikalahkan oleh kebatilan yang
diorganisir karena kuatnya kemungkaran itu, akan tetapi karena tidak rapinya
kekuatan yang hak”.12

K. MANAJEMEN BAGIAN DARI SYARIAT ISLAM

Dalam pandangan Islam segala sesuatu yang menjadi pekerjaan itu harus
dimanaj (dikerjakan) dengan benar, tertib, teratur, sistematis, tuntas, dan
bertanggung jawab. Tidak boleh dilakukan asal-asalan. Apa yang diatur dalam

11
Ibid., Hal, 204 – 214
12
M. Ma’ruf Abdullah, Manajemen Bisnis Syariah, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2014), hal. 5-
6

26
Islam ini telah menjadi indikator pelaksanaan manajemen yang bersumber dari
Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW.

Diantara ayat Al-Qur’an yang dapat dijadikan acuan pekerjaan manajemen


antara lain:

‫وص‬
ٌ ‫ص‬ُ ‫ان َم ْر‬ َ ِ‫ون يِف َس بِيلِه‬
ٌ َ‫ص ًّف ا َك أَ نَّ ُه ْم بُ ْن ي‬ َ ُ‫ِين يُ َق اتِل‬ َّ ُّ ِ‫ِن اللَّ هَ حُي‬
َّ ‫إ‬
َ ‫ب ال ذ‬

“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam


barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu yang tersusun kokoh”
(QS. Ash-Shaff: 4).

Dan dalam hadits Nabi Muhammad SAW disebutkan:

“sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu


pekerjaan, dilakukan secara itqan atau tepat, terarah, jelas, dan tuntas”. (HR.
Thabrani).

Dan bahkan dalam hadits yang lain Nabi Muhammad SAW lebih tegas lagi
mengatakan

“Allah SWT mewajibkan kepada kita untuk berlaku ihsan dalam segala sesuatu”
(HR. Muslim).

Ihsan disini maksudnya melakuakn atau memanaj pekerjaan secara maksimal


dan optimal. Dengan demikian jelaslah bahwa manajemen itu bagian dari syariah
Islam.13

L. BUDAYA MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

Sebagai konsekwensi logis dari pentingnya manajeman bisnis bagi para


pebisnis dalam melakukan kegiatan bisnis, maka perlu dibangun budaya
manajemen bisnis syariah, agar pebisnis betul-betul menjadi pebisnis yang
berbudaya dalam melaksanakan bisnisnya, seperti:

13
Ibid., hal. 6-7

27
a. Mengutamakan Akhlak
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Muhammad SAW dalam
karier bisnis yang dijalaninya adalah mengutamakan akhlak dalam setiap
aktivitasnya. Bahkan akhlak ini merupakan sifat utama yang memayungi sifat-
sifat Rasul yang lain. Diantara akhlak Rasul dalam berbisnis adalah:
(1) Memegang teguh kebenaran
(2) Penyabar
(3) Penyantun
(4) Penyayang
(5) Pemaaf
Dalam konteks kekinian yang disebut akhlak itu ialah emotional quotient
(EC) atau kecerdasan emotional. Dalam berbisnis, EQ menjadi sumber utama
keberhasilan seorang pebisnis syariah sebagaimana dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW. banyak orang yang gagal berbisnis, setelah ditelusuri ternyata
orang tersebut kurang memperhatikan akhlak sebagaimana dicontohkan oleh Nabi
Muhammad SAW.
Hal tersebur dapat disimpulkan dari makna hadits Nabi Muhammad SAW
berikut ini:
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan dari pada akhlak yang
baik” (HR. Ahmad dan Abu Daud).
“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku
pada hari kiamat adalah orang yang baik akhlaknya” (HR. Bukhari)
Setiap orang sebenarnya dibekali potensi akhlak oleh Allah SWT, dan
manusia dapat mengembangkannya sehingga dapat meraih kesuksesan dalam
bidang kehidupan yang dijalaninya. Dan diantara tanda-tanda orang yang
berakhlak baik itu antara lain:
(a) Banyak malu
(b) Banyak berbuat baik
(c) Tdak mengagungkan diri sendiri
(d) Sabar
(e) Jujur dalam perkataan dan perbuatan

28
(f) Menghormati orang lain
(g) Menepati janji
(h) Tidak memfitnah atau mencela
(i) Tidak mengadu domba
(j) Tidak dengki
(k) Murah senyum
b. Mengutamakan pembelajaran
Rasulullah SAW dalam segala bidang kehidupan yang dijalani beliau selalu
mengajarkan tentang pentingnya pembelajaran. Hal tersebut dapat dipahami dari
makna salah satu hadits beliau yang sangat popular “Belajarlah walau sampai ke
negeri Cina”. Hal ini juga menunjukkan bahwa pada zaman Rasulullah SAW
masih hidup peradaban bangsa Cina sudah maju, sehingga pantaslah kaum
muslimin itu belajar hingga kesana.
Mengutamakan pembelajaran bagi seorang pemimpin tidak dapat dinaifkan,
karena problema kehidupan dalam suatu organisasi seperti bisnis memerlukan
solusi yang sesuai dengan perkembangan zaman. Hal itu diakui oleh pacara CEO
perusahaan besar dan terkemuka yang berhasil maju, salah satu indikatornya
adalah menjadikan perusahaan (bisnis) sebagai organisasi pembelajaran (learning
organization)
c. Mengutamakan pelayanan
Dalam menjalankan tugas kepemimpinan dibidang bisnis Rasulullah SAW
menjadikan contoh perlunya mengutamakan pelayanan (costumer service) yang
menjadi naluri akhlaknya. Pola-pola pelayanan yang diajarkan dan dicontohkan
Muhammad SAW dalam berbisnis, diantaranya:
(1) Murah senyum
(2) Ramah
(3) Menepati janji
(4) Adil
d. Mengutamakan silaturrahim-kemitraan (networking)
Dengan ini maka hubungan kerja akan terbangun lebih hangat dan masing-
masing pihak akan bertanggung jawab untuk memberikan partisipasinya dalam

29
mencapai keberhasilan bisnis sesuai peran dan porsinya masing-masing. Nabi
Muhammad SAW dalam praktik kepemimpinan bisnisnya selalu mengajarkan
dengan mengutamakan silaturrahim-kemitraan (networking). Diantara sifat-
sifatnya ialah:
(1) Rendah hati
(2) Dermawan
(3) Tak mau bergunjing
(4) Menghargai pendapat mitra kerja

Sifat-sifat diatas akan membangun kredibilitas dan kapabilitas seorang


pemimpin bisnis.

Beliau juga mengajarkan tentang sifat yang harus dihindari, karena dapat
membahayakan/merusak hubungan baik dengan mitra kerja, seperti:

(1) Menjelek-jelekkan orang lain (black campaign)


(2) Membeda-bedakan pelayanan (QS. Ali Imran : 159)
(3) Berburuk sangka (QS. Al-Hujurat : 12)
(4) Curang dan manipulasi (QS. An-Nisa : 29)
(5) Membudayakan sogok atau riswah (QS. Al-Baqarah : 188)14
e. Internalisasi agama dalam kehidupan sehari-hari
Internalisasi adalah proses penghayatan (pemberian makna) bagi motivasi,
pola pikir, pola hidup atau tindakan. Dalam konteks agama internalisasi dapat
dipahami sebagai proses pemahaman agama dalam kehidupan seseorang, seperti
misalnya pola pikir atau tindakan seseorang dalam kaitannya dengan kehidupan
pribadim interaksinya dengan orang-orang yang dipimpinnya, dan dengan yang
Maha Kuasa (Allah SWT). Proses internalisasi ini dapat dilakukan dengan tiga
cara:
(1) Pendidikan
Fungsi pendidikan adalah untuk menanamkan fondasi keagamaan yang
kuat, paling tidak menanamkan keyakian dalam diri kita bahwa hidup ini
bukan percuma, tugas kita mengabdi kepada Allah melalui amal ibadah,
14
Ibid., hal. 17-22

30
bekerja pada bidang yang kita pilih dengan sebaik-baiknya, betanggung
jawab, dan turut berpartisipasi dalam amaliah sosial untuk kemaslahatan umat
melalui infaq dan sadaqah.
(2) Pelatihan
Fungsinya adalah mempersiapkan diri agar kita terampil bekerja dan hasil
pekerjaan kita berkualitas.
(3) Pengembangan
Proses selanjutnya dari pelatihan untuk menyiapkan SDM yang bekerja
menjadi berkemampuan untuk mengemban tugas yang berhubungan dengan
karier.
4. Prilaku Pebisnis Syariah
Prilaku orang-orang yang menjalankan kegiatan manajemen bisnis syariah
yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhida. Apabila setiap orang yang
menjalankan bisnisnya yang didasari manajemen bisnis syariah sudah meyakini
dan menyadari tanggung jawab dan konsekwensi logisnya dikemudian hari, maka
tidak akan terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) yang berdampak buruk
pada kehidupan bisnisnya. Amal saleh yang bernilai ibadah yang dimaksud ini
adalah perbuatan baik yang dilandasi oleh:
a) Niat yang ikhlas karena Allah
b) Tata cara pelaksanaannya sesuai syariah
c) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.15

BAB III

PENUTUP

15
Ibid., hal. 22-24

31
SIMPULAN

Manajemen Bisnis Islam adalah suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil


optimal pada pencaharian yang di Ridhai Allah. Oleh Karena itu maka segala
sesuatu langkah dan aturan Allah harus di taati dan dilakukan atau diterapkan
kepada atasan ataupun pada bawahan. Aturan-aturan tersebut sudah adalah dalam
Al-Qur’an, Sunnah, Hadits, para sahabat dan para ulama yang sudah
mencontohkan kepada kita.

Secara umum dapat dilakukan bahwa bisnis Islam ini menghendaki segala
kegiatan yang halan, baik produk yang menjadi objek, cara pendapatannya,
maupun cara penggunaannya. Selain itu, bisnis islam juga memegang teguh
akhlak yang di emban Rasulullah seperti amanah, jujur, dan berprilaku yang baik,
agar pelanggan akan tetap setia kepada kita.

DAFTAR PUSTAKA

32
Abdullah, M. Ma’ruf. 2014. Manajemen Bisnis Syariah. Yogyakarta:

Aswaja Pressindo.

Sunardi dan Anita Primaswiti. 2015.Pengantar Bisnis (Konsep, Strategi, &

Kasus). Yogyakarta: CAPS.

Poerwanto dan Zakaria Lantang Sukirno. 2014. Komunikasi Bisnis

(Perspektif Konseptual dan Kultural). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rivai, Veithzal dkk., 2012. Islamic Business And Economic Ethics. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

33

Anda mungkin juga menyukai