PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik
anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya
sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam
folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui
dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan laboratorium. Secara
fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara laboratorik didapatkan
penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga normal. Anemia
bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik, dan konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik
di seluruh dunia, dimana insidennya 30% pada setiap individu di seluruh
dunia. masyarakat indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya
zat gizi, karena itu prevalensi anemia di di Indonesia sekarang ini masih
cukup tinggi, terutama anemia defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau
vitamin B12.
Bahaya anemia yang sangat parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung,
otak, dan organ tubuh lain bahkan dapat menyebabkan kematian. Sel darah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru – paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Maka dari
itu dalam makalah ini kami akan menjelaskan dan menjabarkan tentang
konsep teori penyakit anemia dan asuhan keperawatan pada pasien anemia.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
anemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian anemia
b. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab anemia
c. Mahasiswa mampu mengetahui diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien anemia
d. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan
anemia
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi Mahasiswa
Dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk mengetahui konsep
dan aplikasi asuhan keperawatan pada pasien Anemia.
2. Bagi Institusi Kesehatan
Dapat digunakan sebagai acuan dan sebagai sumber informasi
tambahan di institusi dalam mengembangkan pendidikan terkait asuhan
keperawatan pada pasien Anemia.
3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan
Dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah ilmu pengetahuan
dalam keperawatan dan dapat mengatahui cara mengatasi Anemia.
4. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai acuan dan sebagai sumber informasi
tambahan di pelayanan kesehatan dalam mengembangkan asuhan
keperawatan pada pasien Anemia.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar
hemoglobin sampai dibawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat
(Behrman E Richard, IKA Nelson;1680). Anemia adalah berkurangnya
hingga dibawah nilai normal jumlah SDM, kualitas hemoglobin, dan volume
packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah. (Sylvia A.Price. 2006).
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah
merah dan kadar hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
(gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia bukan merupakan satu kesatuan, tetapi merupakan akibat dari
berbagai proses patologik yang mendasari (Smeltzer C Suzane, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth; 935)
E. Pathway
Resistensi aliran darah perifer Pertahanan sekunder tidak adekuat Defisit nutrisi
Intoleransi aktivitas
Defisit perawatan diri
Pusing
Nyeri akut
F. Pemeriksaan Diagnostik
G. Penatalaksanaan Klinis
a. Medis
Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal di setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini bisa dipastikan adanya anemia dan
bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi
pengkajian pada komponen-komponen berikut : kadar hemoglobin,
Index eritrosit, (MCV,MCV dan MCHC),Apusan darah tepi.
Pemeriksaan darah seri anemia : hitung eritrosit, leukosit, Laju endap
darah (LED) dan hitung retikulosit
Pemeriksaan Sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi
mengenai keadaan sistem hemetopoesis.
Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk
mengkonfirmasi dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen
berikut :
Anemia Defiesiensi Besi : serum iron,TIBC,Saturasi trasferin
dan Feritin serum.
Anemia Megaloblastik : Asam folat darah/eritrosit , vitamin
B12
Anemia Hemolitik : hitung retikulosit, tes Coombs dan
elekroforesis Hb.
Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
Sitokimia.
a. Pemeriksaan NonLaboratorium nonhematoligis : Faal ginjal ,Faal
endokrin,asam urat, Faal hati, biakan kuman
b. Radiologi : torak,bone survey,USG,limfangiografi
c. Pemeriksaan Sitogenetik
d. Pemeriksaan Biologi Mokuler ( PCR=Polymerase Chain Ration,FISH=
Flourenscence in situ hybridization)
b. Keperawatan
H. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini
c. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
1) Klien pernah mendapatkan atau menggunakan obat-obatan yang
mempengaruhi sumsum tulang dan metabolisme asam folat
2) Riwayat kehilangan darah kronis misalnya : perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan)
3) Riwayat endokarditis infektif kronis.
4) Riwayat pielonefritis, gagal ginjal.
5) Riwayat TB, abses paru.
6) Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, misalnya:
benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalen.
7) Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau
kecelakaan.
8) Riwayat kanker, terapi kanker.
9) Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit
malabsorbsi, seperti : enteritis regional, manifestasi cacing pita,
10) Poli endokrinopati, masalah autoimun.
11) Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen
kemoterapi, aspirin, obat anti inflamasi, atau anti koagulan.
12) Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB)
13) Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian
katup prostetik, eksisi bedah duodenum.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kecendrungan keluarga untuk anemia.
- Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia
kongenital
- Keluarga adalah vegetarian berat.
- Sosial ekonomi keluarga yang rendah.
- Riwayat penyakit-penyakit seperti : kanker, jantung, hepatitis, DM,
asma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan
e. Riwayat Psikososialspritual
Kaji orang terdekat klien. Kebersihan di daerah tempat tinggal, orang
yang terdekat dengan klien. Keadaan lingkungan, pekarangan,
pembuangan sampah.
f. Pemfis Persistem
1) Keadaan umum : keadaan tampak lemah sampai sakit berat
2) Kesadaran : compos mentis kooperatif sampai terjadi
penurunan tingkat kesadaran apatis, samnolen-sopor-koma
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah: tekanan darah menurun (nilai normal: 90-
110/60-70mmHg)
b) Nadi : frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (frekuensi
normal: 60-100 kali/menit)
c) Suhu: bisa meningkat atau menurun (suhu normal: 36,5-37,2 0C)
d) Pernapasan : meningkat (ritme pernafasan normal: 18-20
kali/menit)
4) Tinggi Badan dan Berat Badan
5) Kulit
Kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
6) Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal
7) Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
terdapat perdarahan sub konjungtiva, keadaan pupil, palpebra, reflex
cahaya biasanya tidak ada kelainan.
8) Hidung
Keadaan atau bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung, fungsi penciuman biasa tidak ada kelainan.
9) Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
10) Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-
pecah atau perdarahan.
11) Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid lidah membesar.
12) Thoraks
Pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama tidak
teratur.Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara nafas bisa
vaskuler atau ronki, whezzing. Frekuensi napas 18-20x/ menit
13) Abdomen
Cekung, pembesaran hati, nyeri, bising usus normal dan bisa juga
dibawah normal dan bisa juga meningkat.
14) Genitalia
15) Ekstremitas
Terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang, akral
dingin, CRT >3 detik, sianosis.
g. Pemeriksaan penunjang
Kadar hemoglobin menurun, pemeriksaan darah : eritrosit dan
berdasarkan penyebab.
h. Kebutuhan dasar
1) Meliputi kebutuhan nutrisi klien sehubungan dengan anoreksia,
2) diet yang harus dijalani, pasang NGT,
3) cairan IVFD yang digunakan jika ada.
4) Pola tidur bisa terganggu
5) Mandi dan aktivitas : dapat terganggu berhubungan dengan
kelemahan fisik
6) Eliminasi : biasanya terjadi perubahan frekuensi, konsistensi,diare
atau konstipasi
I. Analisa Data
6. Lelah perifer
7. Lunglai
Penurunan transport O2
Hipoksis
Defisit nutrisi
3 DO: Penurunan sel darah merah dan Hb Intoleransi Aktivitas
1. Tekanan darah menurun
2. Sianosis Resistensi aliran darah perifer
DS:
Penurunan transport O2
1. Lelah
2. Lesu
3. Lunglai
Hipoksis
4. Letih
5. lemah
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
Intoleransi aktivitas
4 DO: Penurunan sel darah merah dan Hb Defisit perawatan diri
1. Tidak mampu
mandi/mengenakan Resistensi aliran darah perifer
pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara mandiri Penurunan transport O2
2. Minat melakukan perawatan
diri kurang
Hipoksis
DS:
1. Menolak melakukan
perawatan diri karena merasa
letih, lesu, lemah, lunglai
lemas
Intoleransi aktivitas
No Data Etiologi Masalah Keperawatan
Risiko Infeksi
J. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama yang
mencakup berikut ini :
a. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah,
suplai oksigen berkurang d.d CRT >3 detik, nadi perifer menurun atau
tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, konjungtiva anemis, parestesia, pusing, penglihatan kabur
(kunang-kunang), letih, lesu, lelah, lunglai.
b. Defisit nutrisi b.d gangguan absorbsi nutrisi di GIT akibat penurunan
Hb d.d BB menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, lemah,
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah,
membran mukosa pucat, nafsu makan menurun
c. Intoleransi aktivitas b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang d.d tekanan darah menurun, sianosi, lelah, lesu,
lunglai, letih, lemah.
d. Defisit perawatan diri b.d intoleransi aktivitas d.d tidak mampu
mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara mandiri,
minat melakukan perawatan diri kurang dan menolak melakukan
perawatan diri karena merasa lemas.
e. Risiko infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh sekunder akibat
penurunan konsentrasi Hb
K. Perencanaan Keperawatan
TINJAUAN KASUS
A. Ilustrasi
Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar keluarga ke poliklinik penyakit
dalam dengan keluhan mudah lelah dan sering kesemutan di kedua tungkai
sejak 2 bulan yang lalu dan bertambah berat sejak 1 minggu terakhir. Menurut
keluarga, nafsu makan pasien seperti biasa yaitu hanya makan nasi dan sayur-
sayuran. Pasien selama 1 tahun terakhir tidak pernah makan makanan yang
bersumber dari hewan. Satu bulan yang lalu pasien pernah dibawa berobat ke
dokter praktik umum dan dikatakan mengalami kurang darah sehingga ia
diberi vitamin. Pasien tinggal bersama anaknya yang bekerja sebagai buruh
harian lepas.
Pemeriksaan fisik: Keadaan Umum : Tampak pucat, TD 100/60 mmHg, Nadi
100x/menit, Suhu 36,8 C, TB 160cm, BB 42 kg.Keadaan Khusus :- Kepala :
konjungtiva pucat, glositis (+)- Leher : JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB
(-)- Thorax : Jantung dan paru normal- Abdomen : Datar, lemas, bising usus
normal, hepar dan lien tidak teraba- Ekstremitas: Telapak tangan dan kaki
pucat, koilonikia (-)
Pemeriksaan labotarorium darah Hb: 8,1 g/dL, RBC: 3.800.000/mm3,
Leukosit: 8000/mm3, LED:10mm/jam, Ht: 30 vol% GDS: 100mg/dl, MCV:
110fl, MCH: 35%, MCHC 39% dan gambaran darah tepi: Hiperkrom
Makrositer.
Pemeriksaan Lanjutan: Fe serum: 90 μgram, Iron Banding Cappacity:
300μgram/dL, kadar serum B12:80pg/ml.
B. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny E
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : Anemia xxxxx
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
a) Keluhan saat datang
Seorang perempuan berusia 35 tahun diantar keluarga ke
poliklinik penyakit dalam dengan keluhan mudah lelah dan
sering kesemutan di kedua tungkai sejak 2 bulan yang lalu
dan bertambah berat sejak 1 minggu terakhir.
b) Saat Pengkajian
Pasien mengeluh mudah lelah
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mnegeluh mudah Lelah, dan sering kesemutan saat
beraktivitas. Pasien tampak pucat, konjungtiva pucat, Telapak
tangan dan kaki pucat, Hb 8,1 g/dL , RBC 3.800.000/mm3
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Keluarga mengatakan nafsu makan pasien seperti biasa yaitu
hanya makan nasi dan sayur-sayuran. Pasien selama 1 tahun
terakhir tidak pernah makan makanan yang bersumber dari
hewan. Satu bulan yang lalu pasien pernah dibawa berobat ke
dokter praktik umum dan dikatakan mengalami kurang darah
sehingga ia diberi vitamin. Pasien tinggal bersama anaknya yang
bekerja sebagai buruh harian lepas.
c. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum : Lemah, gizi kesan kurang
b) Kesadaran : Composmentis GCS 15
c) Orientasi : Baik
d) Tanda-tanda vital
(1) Temperatur : 36,8 °C
(2) Frekuensi Nadi : 100x/menit
(3) Respirasi Rate : tidak diketahui
(4) Tekanan Darah : 100/60 mmhg
e) Pemeriksaan Fisik
(1) Wajah
Pasien nampak lemah dan pucat.
(2) Mata
Nampak konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik.
(3) Mulut
glositis (+)
(4) Leher
JVP (5-2) cm H2O, pembesaran KGB (-)- Abdomen
(5) Dada
Jantung dan paru normal
(6) Perut
Perut Datar, lemas, bising usus normal, hepar dan lien tidak
teraba
(7) Ekstremitas atas dan bawah
Telapak tangan dan kaki pucat, koilonikia (-)
d. Data Penunjang
C. Analisa Data
Penurunan transport O2
Hipoksis
Defisit nutrisi
3 DS: Penurunan sel darah merah Intoleransi
1) Pasien mengatakan dan Hb Aktivitas
mudah lelah saat
berakyivitas
DO: Resistensi aliran darah
1) Pasien ta,mpak perifer
lemah
Penurunan transport O2
Hipoksis
letih, lesu, lemah, lunglai
Intoleransi aktivitas
4 DS:
DO:
D. Diagnosa Keperawatan
Dari data yang telah kami analisa, maka telah kami tegakkan diagnosa
keperawatan yang terdiri dari:
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi Hb dalam darah
d.d Klien mengatakan lemas yang dirasakan seperti mudah capai saat
beraktifitas. Klien nampak lemah, pucat dan konjungtiva anemis.
Konsentrasi Hb 8,1 g/Dl, RBC 3.800.000/mm3
2. Defisit nutrisi b.d gangguan absorbsi nutrisi di GIT akibat penurunan Hb
d.d Gizi kesan kurang
3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan konsentrasi Hb d.d klien mengatakan
lemas yang dirasakan seperti mudah capai saat beraktifitas dan klien
nampak lemah.
E. Perencanaan
NO Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1 Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan Setelah diberikan 1. Pantau 1. Pencegahan
konsentrasi Hb dalam darah d.d Klien tindakan keperawatan kosentrasi Hb terjadinya syok
mengatakan lemas yang dirasakan seperti selama 1x30 menit, hipovolemia
mudah capai saat beraktifitas. Klien perfusi ke perifer 2. Pantau tanda- 2. Tanda vital dan
nampak lemah, pucat dan konjungtiva kembali efektif, tanda vital CRT normal
anemis. Konsentrasi Hb 8,1 g/Dl, RBC dengan K.H: menandakan
3.800.000/mm3 1. Warna kulit perfusi jaringan
3. Pantau CRT
normal ke perifer
4. Berikan
2. Konjungtiva efektif
edukasi tentang
ananemis
meningkatkan Meningkatkan kadar
3. Gejala 5 L
nutrisi ti nggi Fe dalam tubuh untuk
berkurang atau
zat besi bagi pembenukan sel darah
hilang
penderita merah dan Hb
Konsentrasi Hb dalam Anemia seperti
rentang normal (pria: daging merah,
14 gr/dl – 18 gr/dl) ikan dan
sayuran
berdaun hijau
Edukasi pemberian
obat Fe oral
2 Defisit nutrisi b.d gangguan absorbsi nutrisi Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Agar klien lebih
di GIT akibat penurunan Hb d.d Gizi kesan tindakan keperawatan makanan bersemangat
kurang, papil lidah atrofi, terdapat selama 1x30 menit, kesukaan untuk makan
splenomegali dan hepatomegali nutrisi dapat terpenuhi, 2. Meningkatkan
dengan K.H: 2. Berikan kadar Fe dalam
1. BB dalam rentang edukasi tentang tubuh untuk
normal meningkatkan pembenukan sel
2. Klien tidak nutrisi tinggi darah merah dan
merasa lemah zat besi bagi Hb
penderita 3. Mengurangi rasa
Tidak terdapat
Anemia seperti mual muntah
splenomegali dan
daging
hepatomegali
berwarna
merah, ikan dan
sayuran
berdaun hijau
3. Anjurkan
makan sedikit
tapi sering
F. IMPLEMENTASI
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses
yang sistematis dalam dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data
untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi,
2012).
Penulis melakukan pendekatan dengan komunikasi kepada pasien dengan
cara membina hubungan saling percaya, menjelaskan maksud dan tujuan.
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui observasi secara langsung
pada klien yaitu dengan orang tua klien, pemeriksaan fisik, serta
mendapatkan data dari perawat ruangan dan status klien. Dari hasil
pengumpulan data, penulis tidak menemukan hambatan karena adanya
keterbukaan dari pihak keluarga.
Dalam tahap pengkajian keperawatan, menurut penulis keluhan utama dan
alasan masuk rumah sakit sudah sama dengan yang tertera di tinjauan teori
sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan
kasus. Namun pada ilustrasi kasus, kami kurang mendapatkan data yang
dapat menunjang untuk proses penganalisaan data mengenai riwayat
kesehatan yang lalu dan riwayat kesehatan keluarga.
Pada hasil pemeriksaan TTV terjadi kesenjangan, pada tinjauan kasus tidak
diketahui nilai tekanan darah dan ritme pernafasan yang dapat menjadi data
objektif untuk membantu menguatkan penegakkan diagnosa pada tahap
keperawatan selanjutnya sedangkan pada teori menurut Nurarif dan Kusuma
(2015), penderita anemia selain merasakan kelelahan, lemas, lesu, lunglai
juga mengalami penurunan tekanan darah dari rentang normal.
Hasil pemeriksaan fisik pada tinjauan kasus adalah klien nampak pucat, gizi
kesan kurang, suhu 38°C, nadi 108x/menit, konjungtiva anemis, papil lidah
atrofi, tidak ditemukan pembengakakan gusi, terdapat limpadenopati leher,
ada splenomegali dan hepatomegali. Hasil pemeriksaan fisik tersebut
ditunjang oleh teori yang dikemukakan oleh Nurarif & Kusuma (2015), pada
penderita anemia akan mengalami konjungtiva yang anemis, gangguan
saluran pencernaan seperti lidah atrofi hingga pembengkakan di hepar atau
splen juga terjadi pembengkakan pada kelenjar limpa di leher.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons manusia
terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan, atau kerentanan respons
dari seorang individu, keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman, 2015).
Diagnosa yang mungkin muncul pada penderita anemia, yaitu:
1. Perfusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah,
suplai oksigen berkurang d.d CRT >3 detik, nadi perifer menurun atau
tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, konjungtiva anemis, parestesia, pusing, penglihatan kabur
(kunang-kunang), letih, lesu, lelah, lunglai.
2. Defisit nutrisi b.d gangguan absorbsi nutrisi di GIT akibat penurunan
Hb d.d BB menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, lemah,
bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot menelan lemah,
membran mukosa pucat, nafsu makan menurun.
3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang d.d tekanan darah menurun, sianosi, lelah, lesu,
lunglai, letih, lemah.
A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit,melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
(gangguan) fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia bukan merupakan satu kesatuan, tetapi merupakan akibat dari
berbagai proses patologik yang mendasari (smeltzer C Suzane, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth; 935).
Karena sistem organ dapat terkena, maka pada anemia dapat menimbulkan
manifestasi klinis yang luas tergantung pada kecepatan timbulnya anemia,
usia, mekanisme kempensasi, tingkat aktifitasnya, keadaan penyakit yang
mendasarinya dan beratnya anemia.
Diagnosa keperawatan penyakit anemia yang ditemukan diantaranya adalah :
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
(SDM) normal.
c. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh
sekunder leucopenia, penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
Intervensi dari diagnosa keperawatan diatas diantaranya adalah :
a. Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa, dasar kuku.]
b. Observasi keluhan nyeri dada, palpitasi.
c. Berikan makanan sedikit dan frekuensi sering.
d. Tempatkan anak di ruang isolasi bila memungkinkan dan beri tahu
keluarga supaya menggunakan masker saat berkunjung.
e. Pertahankan teknik aseptik pada setiap prosedur perawatan.
Dalam proses keperawatan berdasarkan permasalahan yang muncul maka hal-
hal yang diharapkan pada evaluasi adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan perfusi adekuat.
b. Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan stabil dengan
nilai laboratorium normal dan mengembalikan pola normal dari fungsi
usus.
c. Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas.Infeksi tidak terjadi.
Jika tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan evaluasi maka
tindakan tersebut berhasil dan apabila terjadi sebaliknya maka tindakan serta
asuhan keperawatan akan dilakukan perubahan maupun perbaikan.
B. Saran
Diperlukannya penanganan yang tepat terhadap faktor lingkungan (fisik,
biologis dan sosial ekonomi). Kondisi sosial berupa dukungan dari keluarga
dan komunitas akan mempengaruhi kejadian anemia. Jika keluarga
mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat untuk menghindarkan klien
mengalami anemia kembali. Perawat sebagai konselor diharapkan bisa
memberikan konseling kepada klien maupun keluarga klien agar selalu
menjaga keseimbangan nutrisi dan gaya hidup yang baik.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Ekawati,Asih.2014.”Anemia”.4 September
2015.http://www.academia.edu/9871777/anemia
http://www.referensisehat.com/2014/12/anemia-mikrositik-
hipokromik.html
http://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan-anemia-43534264