A. PENGKAJIAN
Pengkajian asuhan keperawatan komunitas bertempat di Banjar Batan Poh,
Desa Sanur Kaja.
1. Data Inti
Pada Banjar Batan Poh terdapat 162 KK sedangkan kurang lebih
terdapat 35 lansia aktif.
a. Usia
1. Lansia awal (45—55 tahun) : 8 orang
2. Lansia Akhir (56—60 tahun) : 18 orang
3. Manula (65—ke atas) : 9 orang
b. Pekerjaan
Sebagian besar lansia pada Banjar Batan Poh memiliki aktivitas
rutin seperti senam lansia ataupun kegiatan sederhana di ladang
bersama hewan peliharaannya.
c. Agama
Lansia di Banjar Batan Poh mayoritas beragama Hindu.
d. Data Statistik
Berdasarkan informasi dari kader setempat, bahwa sejak tahun
2012 dibentuknya posyandu lansia di Banjar Bartan Poh terdapat
20 lansia mengalami hipertensi, dan 21 orang lansia yang tidak
mengalami hipertensi. Terdapat pula 5 orang lansia yang
mengalami penurunan berjalan (tertatih) sehingga resiko tinggi
jatuh. Disamping penyakit hipertensi, terdapat penyakit asam urat
dengan jumlah lansia yang melapor sebanyak 3 orang.
2. Data Sub Sistem
a. Lingkungan Fisik
1. Perumahan dan lingkungan
Rumah antar lansia satu dengan yang lainnya berdekatan, tipe
rumah permanen, dengan terdapat pembuangan air di gorong-
gorong milik pemerintah. Rata-rata rumah lansia berada
dipinggir jalan Batan Poh. Pada area balai banjar masih banyak
pijakan tangga kecil tanpa gagang ramah lansia, sehingga
dikhawatirkan lansia akan jatuh.
2. Lingkungan Terbuka
Mayoritas lansia memiliki kebun kecil pada pekarangan
rumahnya.
3. Kebiasaan
Rata-rata kebiasaan lansia pada Banjar Batan Poh ini adalah
membeli makanan tinggi akan kolesterol seperti sate babi,
lawar secara diam-diam sehingga keluarga sulit mengontrol
asupan makanan tinggi kolesterol.
4. Transportasi
Sebagian besar lansia yang mengunjungi posyandu datang
dengan berjalan kaki sendirian. Ada beberapa lansia juga yang
datang ke posyandu menggunakan sepeda motor dan diantar
oleh keluarganya.
5. Pusat Pelayanan
Terdapat 1 posyandu pada Banjar Batan Poh, 3 Puskesmas
Pembantu yakni Pustu Renon, Pustu Sanur Kaja, Pustu Sanur
Kauh dan 1 Puskesmas induk yaitu pada Puskesmas II
Denpasar Selatan.
6. Tempat Belanja
Lansia biasa berbelanja pada warung makan dekat rumah
mereka, pasar tradisional dan mini market.
7. Tempat Ibadah
Terdapat Pura pada wilayah banjar Batan Poh sebagai tempat
beribadah.
8. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan terdapat 1 posyandu pada Banjar Batan
Poh, 3 Puskesmas Pembantu yakni Pustu Renon, Pustu Sanur
Kauh, Pustu Sanur Kaja dan 1 Puskesmas induk yaitu pada
Puskesmas 2 Denpasar Selatan.
9. Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara, rata-rata lansia tidak memiliki
penghasilan tetap. Sebagian besar lansia disediakan
kebutuhannya oleh keluarga termasuk pemberian bekal setiap
lansia meminta kepada keluarga mereka (anak).
10. Keamanan dan Transportasi
Bila terjadi suatu kerusuhan atau kejadian yang tidak
diinginkan maka garda terdepan adalah petugas keamanan dari
Banjar, para pecalang Banjar. Pos Polisi yang dekat dengan
banjar Batan Poh juga memudahkan pengamanan kejadian
oleh polisi. Sedangkan alat transportasi terbanyak yang
digunakan lansia adalah jalan kaki, sepeda gayung dan sepeda
motor.
11. Pemerintahan dan Politik
Posyandu Banjar Batan Poh merupakan posyandu yang
terletak di Banjar Batan Poh, Desa Sanur Kaja serta memiliki
kader kurang lebih 10 orang. Pemerintah melalui puskesmas
telah memberikan arahan dan edukasi kepada kader, untuk
dapat mengajarkan kepada lansia agar memperbaiki pola
makan, mengurangi stres dan mengatur aktivitas fisik agar
tidak berlebihan.
12. Komunikasi
Komunikasi yang dilakukan pada lansia dengan komunikasi
verbal, maupun informasi melalui kelian banjar yang dilakukan
pada saat pengarahan kepada kader.
13. Pendidikan
Tingkat pendidikan lansia rata-rata lulusan SMP dan SMA
serta beberapa lansia merupakan tamatan perguruan tinggi.
14. Rekreasi
Dari hasil wawancara, lansia biasa melakukan kegiatan
menghibur seperti adanya tontonan pada balai banjar (acara
tari-tarian), menonton tv bersama keluarga, ataupun bertemu
dan bercengkrama dengan lansia yang lainnya.
3. Analisa Data
B. DIAGNOSA KEPERWATAN
MasalahKeperawata A B C D E F G H Total
n
Resiko Perfusi 3 4 4 2 3 3 2 3 24
Miokard Tidak Efektif
Keterangan : Pembobotan :
A. Risiko keparahan 1. Sangat rendah
B. Minat masyarakat 2. Rendah
C. Kemungkinan diatasi 3. Cukup
D. Waktu 4. Tinggi
E. Dana 5. Sangat tinggi
F. Fasilitas
G. Sumber daya
H. Tempat
Berdasarkan skor masalah keperawatan menurut Depkes (2003) maka prioritas
masalah keperawatan komunitas pada Banjar Batan Poh adalah:
1. Resiko Perfusi Miokard Tidak Efektif berhubungan dengan kurangnya
terpapar informasi tentang faktor resiko hipertensi yang dapat diubah.
2. Resiko Jatuh pada Lansia berhubungan dengan adanya penurunan fungsi
eksteremitas pada usia lanjut.
C. RENCANA KEPERAWATAN
2. Resiko Jatuh Setelah dilakukan 1 x a) Identifikasi faktor a) Untuk dapat memonitoring lebih
pada Lansia kunjungan diharapkan lingkungan yang dapat khusus kelompok yang
kelompok lansia mampu meningkatkan resikojatuh mendapatkan skor resiko lebih
menurunkan resiko jatuh b) Pemasangan alat pengaman tinggi.
dengan kriteria hasil : sesuai kebutuhan. b) Untuk memudahkan kelompok
a) Terpasangnya pegangan c) Kolaborasi lintas sektoral berpindah dengan resiko jatuh yang
ramah lansia pada balai modifikasi lingkungan yang minimal.
Banjar. ramah lansia. c) Untuk membangun lingkungan
b) Adanya pendamping saat yang aman dan nyaman bagi
lansia melakukan aktivias. kelompok lansia
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN