Anda di halaman 1dari 33

25

LAPORAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG MINA
RSI FATIMAH BANYUANGI

Disusun Oleh :

Ardhika Pramana C (2020.04.030) Aprilinda Safitri (2020.04.0052)

Dila Ramadhani B (2020.04.030) Arfian Viona A.I (2020.04037)

Mufida (2020.04.011) I Ketut Anggas D. A (2020.04.023)

Ni Ketut Ledi W (2020.04.047) Mega Pusitasari (2020.04.043)

Norma Inayatulloh (2020.04.031) Sabrina Ayu Indah I (2020.04.008)

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2020-2021
26

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan syukur kehadiran Allah SWT atas rahmat, taufik

dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat

melaksakan tugas kelompok membuat “Laporan Manajemen Keperawatan di

Ruang Mina RSI Fatimah Banyuwangi”.

Tujuan membuat laporan ini guna melengkapi salah satu tugas

Departemen Manajemen Keperawatan Program Profesi Ners Stikes Banyuwangi

yang dibimbing oleh Diana Kusumawati, S. Kep., M. Kes.

Kami yakin bahwa dengan menyusun Laporan Manajemen Keperawatan

ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan. Maka dari itu kami sangat

mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca semua.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Banyuwangi, 6 Oktober 2020

Penulis

BAB 1
27

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara

suatu lingkungan dimana orang-orang yang bekerja sama didalam

suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan

seefisien mungkin (Suarli dan Bahtiar, 2012) 1. Manajemen keperawatan

adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan secara profesional (Nursalam, 2013) 2.

Kuntoro (2010)3 bahwa manajemen keperawatan diartikan sebagai proses

pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan untuk

memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada

pasien/ keluarga serta masyarakat. Fungsi manajemen keperawatan

sejalan dengan fungsi manajemen secara umum yaitu

pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli

dan Bahtiar, 2012).

Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh

masyarakatumum merupakan salah satu factor yang harus dicermati

dan diperhatikan olehtenaga perawat. Dengan demikian, perawat harus

mampu berkiprah secara nyatadan diterima dalam memberikan

sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai denganilmu dan kiat serta

kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi

1
Suarli, S dan Bahtiar. (2012). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:
Erlangga

2
Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan professional.
(Edisi 3). Jakarta: Salemba Medika

3
Kuntoro, A. (2010). Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
28

untukmengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan

keperawatan adalahpembenahan dalam manajemen keperawatan dengan

harapan adanya faktorkelola yang optimal, sehingga mampu menjadi

wahana peningkatan keefektifanpembagian pelayanan keperawatan

sekaligus lebih menjamin kepuasan klienterhadap pelayanan

keperawatan(Nursalam, 2011).

Sistem model asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah

suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur yakni standar,

proses keperawatan, pendidikan keperawatan, sistem MAKP. Perawat

profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan di masa depan

adalah harus dapat berkomunikasi secara lengkap, adekuat dan cepat

(Nursalam, 2012). Pelayanan keperawatan akan lebih memuaskan tentunya

dengan penerapan model asuhan keperawatan professional atau MAKP

karena kepuasan pasien ditentukan salah satunya dengan pelayanan

keperawatan yang optimal (Fisbach, 1991 dalam jurnal Nur Hidayah,

2014)4.

Ada beberapa metode sistem asuhan keperawatan kepada pasien ada 8

model asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah

sakit adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan

primer. Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu

mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan

(Nursalam 2016). Dasar utama penentuan model asuhan keperawatan

harus didasarkan sesuai dengan visi dan misi rumah sakit yang tidak
4
Hidayah, N. (2014). Manajemen Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim Dalam
Peningkatan Kepuasan Pasien di rumah Sakit. Jurnal Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makasar. Diakses Pada Tanggal 26 September 2016.
29

terlepas dari proses manajemen , hal itu merupakan satu pendekatan

dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.

Didalam organisasi keperawatan , pelaksanaan manajemen dikenal sebagai

manajemen keperawatan. (Nursalam, 2016).

Rumah Sakit Islam Banyuwangi adalah salah satu rumah sakit di

Banyuwangi yang menerima pasien dari berbagai daerah sekitarnya baik

yang berasal dari daerah Banyuwangi sendiri atau pun yang berasal dari

berbagai daerah perbatasan. Perlu menampilkan metode pemberian asuhan

keperawatan yang tepat sehingga dapat memberikan pelayanan yang

berkualitas.

Berdasarkan hasil pengkajian di Ruang Mina RSI FATIMAH

didapatkan bahwa di Ruang Mina RSI FATIMAH Model Praktik

Keperawatan Profesional (MPKP) yang dilaksanakan adalah Metode

Modular.

Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan

Profesi Ners Program Reguler Tahun 2020 melakukan pengkajian dan

menganalisis manajemen keperawatan yang ada di Ruang Mina RSI

FATIMAH.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan umum


30

Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan di Ruang

Mina RSI FATIMAH, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan

prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan menggunakan

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan metode

…..

1.2.2 Tujuan khusus

Dalam program profesi Manajemen Keperawatan diharapkan

mahasiswa mampu:

1. Melaksanakan pengkajian situasi di ruang Ruang Mina RSI

FATIMAH

2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT di

Ruang Mina RSI FATIMAH

3. Menentukan rumusan masalah di ruang Ruang Mina RSI

FATIMAH

4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan

hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP): Ketenagaan (M1), Sarana Prasarana (M2), Metode

(M3) yang terdiri dari: Timbang Terima, Penerimaan Pasien

Baru, Sentralisasi Obat, Supervisi Keperawatan, Discharge

Planning, Dokumentasi Keperawatan, Keuangan (M4), Mutu

(M5).

5. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan

hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional

(MAKP): (1) Timbang terima, (2) Ronde keperawatan, (3)


31

Sentralisasi obat, (4) Supervisi keperawatan, (5) Discharge

planning, (6) Dokumentasi keperawatan (7) Penerimaan pasien

baru.

6. Melakukan evaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional

ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP): (1) Timbang terima, (2)

Ronde keperawatan, (3) Sentralisasi obat, (4) Supervisi

keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi

keperawatan (7) Penerimaan pasien baru dan mutu layanan.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi pasien

Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang

optimal meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan

dalam pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko

infeksi nosokomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama dilakukan

perawatan.

1.3.2 Bagi rumah sakit

Dapat menerapkan model asuhan keperawatan profesional yang

mencakup timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat,


32

supervisi keperawatan, discharge planning, dan dokumentasi

keperawatan.

1.3.3 Bagi perawat

1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.

2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat

dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta

keluarga.

3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

BAB 2

PENGKAJIAN
33

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen

keperawatan yang meliputi data, analisis SWOT dan identifikasi masalah.

2.1 Orientasi ruangan RSI Fatimah

2.1.1 Visi RSI Fatimah

Menjadi rumah sakit dengan pelayanan prima dan sebagai srana

dakwah.

2.1.2 Misi RSI Fatimah

1. Memberikan layanan yang bermutu dan memuaskan.

2. Melaksanakan pengelolaan yang efektif dan efesien.

3. Meningkatkan kompetensi dan loyalitas sumber daya insani yang

berakhlaqulkarimah.

2.1.3 Motto RSI Fatimah

“Layananku Ibadahku”

2.1.4 Tata Nilai RSI Fatimah

Istiqomah, Terpercaya, Integritas, Modern, Empati dan Wathoniyah

(ISTIMEWA)

2.1.5 Tujuan RSI Fatimah

1. Terwujudnya kepuasaan stakeholders.

2. Terwujudnya RS wisata dengan budaya islami

3. Terwujudnya layanan yang terintegrasi

4. Terwujudnya RS dengan SDM yang berkualitas dan layanan prima

dengan memanfaatkan jejaring.

5. Terwujudnya pelayanan efektif dan efisien dengan daya saing tinggi.


34

6. Terwujudnya SIM RS yang handal dan terwujudnya sarana dan

prasarana pelayanan sesuai standar.

2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan tanggal 05 Oktober 2020 meliputi

ketenagaan, sarana dan prasarana, MAKP, dokumentasi keperawatan,

ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi, timbang terima dan

discharge planning. Data yang didapat dianalisis menggunakan analisis

SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian dipilih

satu sebagai prioritas masalah.

2.2.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)


1. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

Ns. Munawaroh S.Kep

PJ Shift I PJ Shift II PJ Shift III PJ Shift IV


Ns. M Ali Mansyur S.Kep Ns. Dian Purwanto S.Kep Ns. Mia Novita S.Kep Ratna Amd.Kep
Tita Amd. Kep Ns. Retno S.Kep Saipin Amd.Kep Ns. Vita S.Kep
Bu Sriyana (Adm) Isnafiyah (Adm) Ns. Etik S.Kep Ns. Tike S.Kep

Bagan 3.1 Struktur organisasi di Ruang MINA RSI Fatimah Banyuwangi


Ruang MINA RSI Fatimah dipimpin oleh 1 kepala ruangan, 4 PJ Shift, 8 perawat
pelaksana dan administrasi.

2. Jumlah Tenaga di Ruang MINA RSI Fatimah


a) Keperawatan
35

Tabel 3.1 Ketenagaan keperawatan di Ruang RPD II RSUD Genteng


NO NAMA LAMA PENDIDIKAN JABATAN PELATIHAN
KERJA
1. Ns. Munawaroh S1 Profesi Ners Kepala Ruang
S.Kep
2. Ns. M Ali Mansyur S1 Profesi Ners Ketua Tim
S.Kep
3. Ns. Dian Purwanto S1 Profesi Ners Ketua Tim
S.Kep
4. Ns. Mia Novita S1 Profesi Ners Ketua TIM
S.Kep
5. Ratna Amd.Kep D3 Ketua TIM
6. Tita Amd.Kep D3 Perawat
Pelaksana

7. Ns. Vita S.Kep S1 Profesi Ners Perawat


Pelaksana
8. Ns. Tike S.Kep S1 Profesi Ners Perawat
Pelaksana
9. Ns. Retno S.Kep S1 Profesi Ners Perawat
Pelaksana
10. Saipin Amd.Kep D3 Perawat
Pelaksana
11. Ns. Etik S.Kep S1 Profesi Ners Perawat
Pelaksana

3. Pengaturan Ketenagaan

Nursalam (2016) mengatakan bahwa tugas pokok dan fungsi dari Kepala

Ruangan, PJ Shift, dan Perawat Pelaksana adalah sebagai berikut:

1) Kepala Ruangan

Kepala ruangan adalah seorang tenaga keperawatan atau

kepetugasan yang diberi tanggung jawab dan wewenangan dalam

mengatur serta mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan atau

kepetugasan di ruang rawat inap. Kepala ruangan mempunyai beberapa

tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

 Perencanaan :

a) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.


36

b) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi

dan persiapan pulang, bersama ketua tim.

c) Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan

aktifitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/penjadwalan.

d) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

e) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,

tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan

mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan

dilakukan terhadap pasien.

f) Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk

kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan,

membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan

keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,

serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang

baru masuk.

g) Membantu pengembangan niat pendidikan dan latihan diri.

h) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

i) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah

sakit.

 Pengorganisasian :

a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.

c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
37

d) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi dua

ketua tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat.

e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat

proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.

f) Mengatur dan mengenalikan logistik ruangan.

g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.

h) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di

tempat pada ketua tim.

i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus

administrasi pasien.

j) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

 Pengarahan :

a) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

b) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas

dengan baik.

c) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap.

d) Menginformasikan hal-hal yangn di anggap penting dan

berhubungan dengan asuhan keperawatan kepada pasien.

e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir keperawatan.

f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

g) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain.

 Pengawasan :
38

a) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung

dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan

keperawatan yang diberikan kepada pasien.

b) Melalui Supervisi :

Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,

mengamati sendiri,atau melalui laporan langsung secara lisan,

dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada

saat itu juga.

Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua

tim, membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan

yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan

dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim

tentang pelaksanaan tugas.

c) Evaluasi

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan

rencana keperawatan yang telah disusun bersama perawat

pelaksana.

2) Katim

Penanggung Jawab Shift merupakan seorang perawat yang diberi

wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola satu tim pelayanan

keperawatan pada setiap shift jaga.

Uraian tugas:

a) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift jaga.

b) Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.


39

c) Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.

d) Menyusun rencana asuhan keperawatan.

e) Mengikuti visite dokter.

f) Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota

tim.

g) Menjelaskan renpra yang telah ditetapkan pada perawat pelaksana.

h) Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan perawat

pelaksana.

i) Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana.

j) Melakukan tindakan keperawatan / kepetugasan yang tidak dapat

dilakukan oleh perawat pelaksana / petugas pelaksana.

k) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat.

l) Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga.

m) Memberi HE pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

n) Membuat rencana pasien pulang.

o) Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift

jaga.

p) Membuat laporan kerja.

q) Melaksanakan tugas limpah yang diberikan kepala ruangan.

3) Perawat Pelaksana

Perawat Pelaksana merupakan seorang tenaga keperawatan atau

kepetugasan yang diberi wewenang untuk memberikan pelayanan

perawatan langsung ke pasien.

Uraian tugas:
40

a) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan

proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.

 Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah pasien

 Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana

 Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan

 Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan

respon pasien pada catatan perawatan pasien.

b) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab

 Pemberian obat

 Pemeriksaan laboratorium

 Persiapan pasien yang akan dioperasi

c) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan

spiritual pada pasien.

 Memelihara kebersihan pasien dan lingkungan

 Mengurangi penderitaan pasien dengan memberikan rasa aman,

nyaman dan ketenangan.

 Pendekatan dan komunikasi terapiotik

d) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi

tindakan keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.

e) Melatih pasien menolong dirinya sendiri sesuai dengan

kemampuannya.

f) Memberikan pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul

maut.
41

g) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara

atministratif

 Menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal

 Sensus harian atau formulir

 Rujukan harian atau formulir

h) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada dirungan menurut

fungsinya supaya siap pakai

i) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan,

dan keindahan ruangan

j) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secara

bergantian sesuai jadwal tugas

k) Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya

(PKMRS)

l) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan passien baik secara

lisan maupun tulisan.

m) Membuat laporan harian pasien.

Dari penjelasan diatas penulis beranggapan bahwa tugas pokok dan

fungsi di Ruang MINA RSI Fatimah telah terlaksana secara maksimal.

Hal ini didukung dari hasil observasi yang dilakukan, Kepala Ruangan,

Katim, dan Perawat pelaksana melakukan tugas dan fungsinya maksimal

jika semua perawat paham dan mau melaksanakan tugas pokok dan

fungsi yang sudah ditentukan.

Berikut akan dipaparkan penghitungan kebutuhan tenaga

keperawatan di ruang rawat inap dengan menggunakan rumus


42

Departemen Kesehatan (Depkes), Metode Gillies, dan Metode Douglas

(1984).

(1) Perhitungan berdasarkan rumus Depkes (2011)

Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit

kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat

pengelompokan unit kerja di rumah sakit salah satunya adalah

ruang rawat inap. Cara penghitungan kebutuhan tenaga

keperawatan menurut Depkes (2011) berdasarkan: tingkat

ketergantungan pasien, jumlah perawatan yang diperlukan /hari

/pasien, jam perawatan yang diperlukan /ruangan /hari, dan jam

kerja efektif tiap perawat 7 jam /hari.

a) Penghitungan tenaga ruang RPD II

Berdasarkan data pada hari Senin, 5 Oktober 2020 pada

ruang MINA dengan jumlah pasien sebanyak 9 pasien.

Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga

keperawatan secara keseluruhan diruang MINA rata-rata

perbulan tahun 2020.

Klasifikasi Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat


Pasien Pasien Pagi Siang Malam
Minimal
care
Partial
care
Total care
Jumlah
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari total ….. orang

Total tenaga perawat :


43

Pagi : 4 Orang
Sore : 3 Orang
Malam : 2 Orang
Total : 9 Orang
Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari : 2 orang
86 x 9 = 2,6 dibulatkan menjadi 3
297

Jadi rata-rata jumlah perawat yang dibutuhkan untuk per hari

bertugas di Ruang MINA RSI Fatimah adalah 3 orang setiap

shiftnya.

Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas setiap hari di

Ruang MINA adalah 3 orang setiap shiftnya, ditambah 1 kepala

ruangan, ditambah tenaga lepas dinas 2 orang = 12 orang sedangkan

yang dinas di ruang MINA setiap harinya 10 orang perawat.

Klasifikasi klien berdasarkan tingkat ketergantungan menurut

Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) membagi klasifikasi klien

berdasarkan tingkat ketergantungan klien dengan menggunakan

standar sebagai berikut :

 Kategori I : Self care/ perawatan mandiri memerlukan waktu

1-2 jam/hari meliputi :

a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

b) Makanandan minum dilakukan sendiri

c) Ambulasi dengan pengawasan

d) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift

e) Minimal dengan status psikologi stabil


44

f) Perawatan luka sederhana

 Kategori II : intermediate care/peraatan partial, memerlukan

waktu 3-4 jam/hari meliputi :

a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

b) Ambulasi dibantu

c) Ambulasi dengan pengawasan

d) Observasi tanda-tanda vital setiap pergantian shift

e) Minimal dengan status psikologi stabil

f) Perawatan luka sederhana

 Kategori II : intermediate care/peraatan partial, memerlukan

waktu 3-4 jam/hari meliputi :

a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu

b) Ambulasi dibantu

c) Pengobatan dengan injeksi

d) Klien dengan kateter urine, pemasukan dan pengeluaran

dicatat

e) Klien dengan infus dan klien dengan pleura pungsi.

 Kategori III : Total care/intensif care, memerlukan waktu 5-6

jam/hari meliputi :

a) Semua kebutuhan klien dibantu

b) Perubahan posisi setiap 2 jam dengan bantuan

c) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

d) Makan dan minum melalui selang lambung

e) Pengobatan intravena “Perdrip”


45

f) Dilakukan suction

g) Gelisah/disorientasi

h) Perawatan luka kompleks

4. Penyakit terbanyak
Data diagnosis kasus terbanyak di Ruang MINA RSI Fatimah, antara lain:

1) Diabetes mellitus

2) Typhoid

3) DHF

Alur Pasien Masuk Ruang Mina RS Islam Fatimah

Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 05 di Ruang Mina RS

Islam Fatimah didapatkan alur pasien masuk dari IGD menuju ke

Ruang Mina RS Islam Fatimah sebagai berikut :

Pasien Masuk IGD


RSI FATIMAH
46

Keluarga melakukan pendaftaran

Pasien dilakukan pemeriksaan

Keluarga kembali keruang


Pasien disarankan rawat inap pendaftaran untuk memilih
kelas kamar untuk pasien
(RUANG MINA)
Menyelesaikan proses di IGD :
Perawat lapor ke DPJP (Dokter
Penanggung jawab )
Pasien mendapatkan terapi
Hasil
1. laborat keluar

Pasien diantar ke Ruang


Mina RSI Fatimah

BOR (Bed Occupacy Rate)

Berdasarkan hasil wawancara pada hari Senin tanggal 05 Oktober

2020, didapatkan kapasitas tempat tidur Ruang Mina RS Islam

Fatimah adalah 16 bed

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2–Material)


Penerapan proses praktika profesi manajemen keperawatan

mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Angkatan X di Ruang Mina RS

Islam Fatimah. Pengkajian data awal dilakukan tanggal 05 Oktober 2020.

Adapun data yang didapat adalah sebagai berikut:


47

1. Peralatan dan Fasilitas

No. Jenis alat Jumlah Baik Kurang Usulan


Baik
1 Meja Tulis 2 2 -
3 Komputer 1 1 -
4 Kursi Hall 7 7 - -
5 Meja komputer 1 1 - -
6 Kursi Tamu/tunggu 2 2 - -
7 Bedside cabinet 16 16 - -
8 Almari alumunium 1 1 - -
9 Lemari loker 8 1 1 - -
11 Lemari arsip kaca 1 1 - -
12 Lemari arsip alumunium 1 1 - -
13 Lemari arsip kayu 5 kotak 1 1 - -
15 Kipas hisap - - - -
16 Pemadam kebakaran 1 1 - -
17 Lemari es 1 1 - -
18 Telepone 2 2 - -
19 Laundry trolly 1 1 - -
21 Ac - - - -
22 Televisi - - - -
23 Troli injeksi 2 2 - -

Dari tabel diatas dapat disimpulkan Sarana dan Prasarana di Ruang

Mina RS Islam Fatimah dalam keadaan baik dan ada beberapa yang belum

terpenuhi untuk kenyamanan perawat di Nurse Station seperti Ac, Televisi

dan kipas hisap.

2.2.3 Metode (M3-Methode)

1) Penerapan model asuhan keperawatan professional di Ruang Mina

RS Islam Fatimah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat Ruang

Mina RS Islam Fatimah, model asuhan keperawatan yang diterapkan


48

di ruang Ruang Mina RS Islam Fatimah saat ini adalah metode

modular . Gillies (1994) dalam Arwani dkk (2006) menyatakan bahwa

metode modular menggunakan cara dua atau tiga orang perawat

bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak masuk dalam

perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu follow up

care.5 Metode moduler bisa disebut sebagai metode Tim-Primer.

Model MAKP Tim-Primer digunakan secara kombinasi dari kedua

sistem. Menurut Sitorus, (2002) penetapan model MAKP ini

didasarkan pada beberapa alasan berikut ini :

b. Keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena perawat

primer harus memiliki latar belakang pendidikan S1 Keperawatan

atau setara.

c. Keperawatan Tim tidak digunakan secara murni karena tanggung

jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim.

d. Melalui kombinasi kedua tim tersebut diharapkan komunitas asuhan

keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada

primer, karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagian

besar masih menyandang gelar D3 atau Diploma, bimbingan

tentang asuhan keperawatan diberikan oleh perawat tim atau ketua

tim.

Ruang Mina RS Islam Fatimah sebelumnya menggunakan

Metode Tim, namun sejak pandemi Covid-19, metode tim tidak

bisa dilaksanakan karena kendala kekurangan tenaga sehingga

5
Arwani; Supriyanto. 2006. Manajemen Bangsal keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. 144 halaman.
49

perawat perawat di Ruang Mina RS Islam Fatimah merasa

keberatan dan juga banyak rolingan perawat yang dijadikan tim

covid-19.

Sudarsono (2000) dalam Nursalam (2011) menyebutkan


bahwa Pada pelaksanaannya, perawat primer dan perawat
pelaksana akan bekerja sama dalam pengelolaan pasien setiap satu
kali shift. Pada masing-masing shift, terdapat perawat penanggung
jawab yang bertugas atas shift tersebut mulai dari timbang terima
sampai dengan tanggung jawab terhadap pasien.

2) Penerapan Timbang Terima

Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan

keadaan pasien. Timbang terima dilakukan oleh penanggung jawab

shift keperawatan kepada perawat pelaksana dinas sore/dinas malam

secara tertulis maupun lisan (Nursalam, 2016).

Berdasarkan hasil wawancara di Ruang Mina RS Islam Fatimah

didapatkan alur timbang terima yaitu, pertama dilakukan sesi berdoa,

timbang terima dilakukan di nurse station sesuai SOAP (subjektif,

objektif, asesmen, dan perencana), kemudian menuju ke kamar kamar

pasien yaitu melakukan perkenalan diri perawat sift selanjutnya dan

menyampaikan bahwa pasien bisa menyampaikan keluhan lain yang

dirasakan, untuk kondisi terkini pasien murni dilakukan di Nurse

Station.

Tujuan Timbang Terima Menurut Australian Health Care and

Hospitals Association/ AHHA (2009) tujuan timbang terima adalah


50

untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan meningkatkan timbang

terima klinis dalam berbagai pengaturan kesehatan. Menurut Nursalam

(2012) tujuan dilaksanakan timbang terima adalah :

1. Mengomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan informasi

yang penting.

2. Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).

3. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan

keperawatan kepada pasien.

4. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh

perawat dinas berikutnya.

5. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.

1. Bagi perawat

a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar

perawat.

c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang

berkesinambungan.

d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.

2. Bagi Pasien

Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada

yang belum terungkap.(Nursalam, 2012).

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan yang kompleks

sehingga aktivitas timbang terima dalam pelayanan memiliki


51

berbagai bentuk atau tipe yang saling berhubungan dengan tujuan

pelayanan yang akan diberikan pada pasien selama dalam

perawatan. Beberapa bentuk atau tipe timbang terima antara lain :

1. On call responsibility yang merupakan timbang terima dalam

bentuk pertanggung jawaban atas informasi melalui

telepon/informasi lisan

2. Critical report yaitu bentuk pencatatan atas informasi hasil

pemeriksaan penunjang, seperti catatan laboratorium.

3. Hospital to community handover yaitu bentuk timbang terima dari

fasilitas pelayanan rumah sakit ke rumah/fasilitas pelayanan

kesehatan di masyarakat.Perpindahan paien pada tingkat perawatan,

merupakan suatu bentuk timbang terima yang ditujukan pada

perpindahan pasien dari perawatan kritikal ke perawatan medical.

4. Nursing shift merupakan bentuk timbang terima yang berhubungan

dengan pergantian shift dalam pelayanan keperawatan seperti

pergantian dari dinas pagi ke dinas sore.

5. Other transition in care yang merupakan perpindahan dalam

kegiatan pelayanan yang bersifat sementara seperti ke pemeriksaan

radiologi, fisiotherapy atau ruang operasi dikutip dari penelitian

(Hidayaturrahman, 2016).

1. Persiapan

a. Operan (Handover) dilaksanakan setiap pergantian shif/operan.

b. Prinsip operan, terutama pada semua pasien baru masuk dan pasien

yang dilakukan operan khususnya pasien yang memiliki


52

permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang membutuhkan

observasi lebih lanjut.

c. PP menyampaikan operan pada PP berikutnya mengenai hal yang

perlu disampaikan dalam operan antara lain :

a) Jumlah pasien.

b) Identitas pasien dan diagnosa medis.

c) Data (keluhan/subjektif dan objektif).

d) Masalah keperawatan yang masih muncul. Intervensi

keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara

umum).

e) Intervensi kolaborasi dan independen.

f) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan

operasi, pemeriksaan penunjang, dan lain-lain).

2. Pelaksanaan

a. Kedua kelompok dinas sudah siap (shif jaga).

b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.

c. Kepala ruangan membuka acara operan.

d. Perawat yang melakukan acara operan dapat melakukan klarifikasi.

e. Tanya jawab dan melakukan validari terhadap hal-hal yang telah di

operkan dan berhak menanyakan mengenai di hal-hal yang kurang

jelas.

f. Kepala ruangan atau PP menanyakan kebutuhan dasar pasien.

g. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat.

h. Perawat yang melaksanakan operan mengkaji secara penuh


53

terhadap masalah keperawatan, kebutuhan dan tindakan yang

telah/belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya selama masa

perawatan.

i. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang

matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian

diserahterimakan kepada petugas berikutnya.

j. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari lima menit kecuali

pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit


54

3. Post Timbang Terima (handover)

a. Diskusi.

b. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format

operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang

jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang.

c. Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung pada format

operan yang ditanda tangani oleh pp yang jaga saat itu dan pp yang

jaga berikutnya diketahui oleh Kepala Ruang.

d. Ditutup oleh Karu (Nursalam, 2012)

3) Supervisi Ruang Keperawatan

Supervisi merupakan suatu bentuk dari kegiatan manajemen keperawatan yang

bertujuan pada pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang

berfokus pada kebutuhan, keterampilan, dan kemampuan perawat dalam

melaksanakan tugas (Nursalam, 2015). Menurut Pitman (2011) supervisi adalah

suatu kegiatan yang digunakan untuk memfasilitasi refleksi yang lebih mendalam

dari praktek yang sudah dilakukan, refleksi ini memungkinkan staf mencapai,

mempertahankan, dan kreatif dalam meningkatkan kualitas pemberian asuhan

keperawatan melalui sarana pendukung yang ada.

Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai misi di RSI Fatimah

Banyuwangi, maka dilakukan supervisi yang berkelanjutan terhadap berbagai kinerja

pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya sebagai karyawan untuk melayani pasien.

Berdasarkan pengkajian yang kami lakukan di Ruang Mina (belum dapat data). Dari
55

hasil wawancara terhadap perawat di Ruang Mina, supervisi

……………………………………..

4) Discharge Planning

Discharge Planning merupakan kolaborasi antara keperawatan, pasien dan

keluarga pasca rawat inap, yang bertujuan untuk menyiapkan kemandirian pasien dan

keluarga secara fisik, psikologis, social, pengetahuan, keterampilan perawatan dan

sistem rujukan berkelanjutan. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengurangi

kekambuhan, serta menukar informasi antara pasien ssebagai penerima layanan

dengan perawat selama rawat inap sampai keluar dari rumah sakit (Nursalam, 2016).

Discharge Planning di Ruang Mina RSI FATIMAH (belum menunggu link

GF diisi)

5) Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat di Ruang Mina sudah dilakukan. Sentralisasi obat di Ruang

Mina RSI FATIMAH pada saat kondisi pandemi ini, dimaksimalkan untuk

mengurangi terjadinya infeksius, resep dari dokter kemudian dilengkapi oleh

perawat, setelah itu diberikan ke apotik (diberikan dengan kantong khusus) kemudian

pihak apotik mengantar ke Ruang Mina yang kemudian pihak Ruang Mina

melakukan pengecekan.

6) Dokumentasi Keperawatan (kepetugasan)

Dokumentasi Keperawatan adalah suatu catatan yang memuat seluruh data

yang dibutuhkanuntuk menentukan diagnosis keperawatan, perencanaan

keperawatan, tindakan keperawatan, dan penilaian keperawatan yang disusun secara


56

sistematis, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum (Ali,

2009). Menurut Asmadi (2008) dokumentasi merupakan pernyataan tentang kejadian

atau aktifitas yang otentik dengan membuat catatan tertulis. Dokumentasi

keperawatan berisi hasil aktivitas keperawatan yang dilakukan perawat terhadap

klien, mulai dari pengkajian hingga evaluasi.

Berdasarkan hasil pengkajian…

7) Ronde Keperawatan

Ronde Keperatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien

untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus

dilakukan oleh perawat primer dan atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat

associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,

2011).

Dari hasil wawancara dengan Koordinator manajemen Ruang Mina RSI Fatimah

Banyuwangi merupakan pelayanan kesehatan tipe….. dimana dalam penyelesaian

masalah klien dilakukan bersama-sama dengan dengan melibatkan berbagai profesi.

Dalam keperawatan dikenal istilah ronde keperawatan yang mencari penyelesaian

dari suatu masalah keperawatan pada kasus-kasus kronis dan baru serta langka

maupun kasus yang sudah mendapatkan terapi namun belum terlaksana, agar dapat

diselesaikan dengan melibatkan berbagai profesi kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara di Ruang Mina RSI Fatimah Banyuwangi, ronde

keperawatan… (sudah dilaksanakan atau belum).


57

2.2.4 Keuangan (M4-Money)

Selama pandemi Covid-19 ruang mina di bagi menjadi 2 yaitu ruang VIP dan ruang

Kelas I. Alur pendanaan di RSI Fatimah menggunakan BPJS. Untuk pasien dengan BPJS,

jika pasien kelas 1 tidak ada tambhan biaya namun jika pasien kelas 1 naik ke VIP baru

ada tambahan biaya, selisih biaya dilihat dari diagnosanya dan pengobatan apa saja yang

diberikan. Alur jika pasien kelas 1 ke VIP yaitu dari pendaftaran dilakukan persetujuan,

tanda tangan, naik kelas, selanjutnya dari pendaftaran dibuat SEP (Surat Egibilitas

Pasien), tanda tangan surat pernyataan naik kelas kemudian syarat KTP fotocopy BPJS.

Berkas diberikan kebagian BPJS selanjutnya koordinasi dengan BPJS Rumah Sakit dan

koordinasi dengan BPJS pusat (coding) kemudian diberi tahu selisih biaya.

2.2.5 Mutu (M5-Marketing-Mutu)


Pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Ruang Mina, sebagian besar
berasal dari daerah kecamatan Banyuwangi, tetapi ada sebagian yang berasal dari luar
kecamatan Banyuwangi. (belum mendapatkan data tentang mutu…)

Anda mungkin juga menyukai