Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KOHESI DAN KOHERENSI PADA TEKS CERPEN, TEKS PROSEDUR,

TEKS LINGKUNGAN DAN KEMUNGKINAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH

Dosen Mata Kuliah: Prof.Dr. Syahrul Ramadhan, M.Pd.

16. NOVIA MAULI PUTRI


NIM 17016067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN
DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Analisis Kohesi dan Koherensi pada Teks
Cerpen, Teks Prosedur, Teks Lingkungan dan Kemungkinan Pembelajaran di Sekolah”
dengan baik meskipun banyak terdapat kekurangan didalamnya. Kami berterimakasih kepada
Prof.Dr. Syahrul Ramadhan, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Wacana Bahasa Indonesia yang
telah memberikan tugas ini.
Saya sangat berharap makalah ini sangat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai analisis kohesi dan koherensi pada teks cerpen, teks prosedur,
teks lingkungan dan kemungkinan pembelajaran di sekolah. Saya sangat menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Saya
berharap adanya kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun dapat berguna bagi penulis sendiri mau pun orang
yang membacanya. Sebelumnya, mohon maaf apabila terjadi kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kiritik mau pun saran dari pembaca untuk perbaikan
makalah ini diwaktu yang akan datang.

Padang, Mei 2020

Novia Mauli Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................2
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Analisis Teks Cerpen “Riwayat Seorang Guru” karya A Warits Rovi berdasarkan Kohesi
dan Koherensi............................................................................................................................3
B. Analisis Teks Prosedur “Cara Membuat Pos dari Botol Bekas” berdasarkan Kohesi dan
Koherensi..................................................................................................................................4
C. Analisis Teks Wacana Lingkungan “ Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia dan
Penyebabnya” berdasarkan Kohesi dan Koherensi............................................................................4
D. Deskripsi Kemungkinan Pembelajaran Ketiga Wacana tersebut di Sekolah.....................5
BAB IV PENUTUP..................................................................................................................6
A. Simpulan............................................................................................................................6
B. Saran...................................................................................................................................6
KEPUSTAKAAN.....................................................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam
A. Latar Belakang
bahasa sanskerta kemudian masuk dalam bahasa Jawa
Kuno dan bahasa Jawa Baru yaitu wacana atau ‘bicara,
kata, ucapan’. Menurut Poerwadarminta (dalam Baryadi,
2002:1) kata wacana dalam bahasa Jawa Baru diserap
kedalam bahasa Indonesia menjadi wacana ‘ucapan,
percakapan, kuliah’. Wacana memiliki hubungan antar
bagian wacana. Menurut Baryadi (2002:17), hubungan
antar bagian wacana ada dua jenis, yaitu (1) hubungan
bentuk yang disebut dengan kohesi (cohesion) dan
hubungan makna atau hubungan semantis yang disebut
koherensi (coherence).
Pada hubungan antar bagian wacana telah dilakukan
beberapa penelitian dengan guna mengetahui apa saja
kohesi dan koherensi yang terdapat dalam sebuah wacana.
Menurut Hidayat, et.al, (2016), pada penelitiannya
terdapat empat kohesi gramatikal, yaitu referensi,
subtitusi, elipsis, dan konjungsi, sedangkan lima kohesi
leksikal yang terdiri dari, repetisi, sinonim, antonimi,
hiponimi, dan kolokasi. Lain halnya dengan Lestari
(2019), pada hasil penelitiannya menjelaskan kohesi yang
sering digunakan pada karangan narasi adalah referensi,
katafora, sinonim, konjungsi, subtitusi, dan elipsis. Selain
itu Aisyah (2019), pada hasil penelitiannya masih terdapat
banyak kesalahan mengenai kohesi dan koherensi dalam
wacana pada LKS dan yang paling menonjol adalah
ketidaktepatan penggunaan konjungsi. Purwitasari (2017),
pada penelitiannya terdapat penggunaan kohesi
gramatikal yang sering muncul, yaitu referensi,
penggantian, dan kohesi leksikal berupa repetisi dan
kolokasi. Selanjutnya Amin (2016), pada penelitiannya
menemukan kohesi dan koherensi terdapat pada bentuk

1
konstruksi satuan ikan analisis kohesi dan koherensi dalam teks
cerpen.
lingual dan
3. Untuk mendeskripsikan analisis kohesi dan
hubungan
koherensi dalam teks lingkungan.
semantis antar
4. Untuk mendeskripsikan kemungkinan pembelajaran
kalimat di dalam ketiga wacana tersebut di sekolah.
wacana.

B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
analisis
kohesi dan
koherensi
dalam teks
cerpen ?
2. Bagaimana
analisis
kohesi dan
koherensi
dalam teks
prosedur?
3. Bagaimana
kohesi dan
koherensi
dalam teks
lingkungan ?
4. Bagaimana
kemungkina
n
pembelajara
n ketigas
wacana
tersebut di
sekolah?

C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mendeskrips
ikan analisis
kohesi dan
koherensi
dalam teks
prosedur.
2. Untuk
mendeskrips
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Analisis wacana mempunyai peranan penting terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di


sekolah terutama pada keterampilan berbahasa (Andayani, 2015). Pembelajaran Bahasa
Indonesia menjadi dasar untuk menyampaikan mata pelajaran lainnya ketika berada di dalam
kelas. (Syofiani, et.al, 2018). Salah satu keterampilan yang paling berperan penting dalam
kehidupan , yaitu keterampilan menulis ( Arviyana, et.al, 2017).

Menulis merupakan sebuah kegiatan yang menyusun hasil pikiran, ide, atau gagasan
dengan menggunakan rangkaian kata-kata terpadu dalam bahasa tulis (Jaya, et.al, 2013).
Kerampilan menulis ialah keterampilan yang paling penting dipelajari segala bahasa
(Yantama, et.al, 2013). Kegiatan menulis dapat meningkatkan keterampilan berbahasa (Putri,
et.al, 2018). Oleh karena itu, keterampilan menulis harus dimiliki siswa mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (Amelia, et.al, 2015). Menurut Siswatini ( dalam Fitrianita, et.al, 2017),
menulis adalah menyusun kata-kata menjadi kalimat dengan memperhatikan kaidah tata
bahasa untuk menyampaikan pengetahuan atau mengimformasikan sesuatu. Keterampilan
menulis sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam pembelajaran (Sukma, et.al,
2017). Kegiatan menulis membuat siswa dapat mengembangkan gagasan, mengungkapkan
sesuatu, dan membiasakan bernalar (Rahmatina & Sukma, 2015). Maybury (dalam Sukma,
2007) dengan adanya kegiatan menulis teks siswa dapat menuangkan semua gagasan,
perasaan, harapan, dan imajinasi yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis memiliki hubungan yang erat dengan teks. Teks selama ini sering
diartikan sebagai wacana tertulis (Imawati, 2017). Dalam pembelajaran bahasa Indonesia teks
bukanlah suatu hal yang baru. Teks sudah menjadi bagian dari komponen pembelajaran
bahasa secara terintegrasi di sekolah . Bahasa tidak akan lepas dari konteks dan teks
(Agustina, 2017). Pada kurikulum 2013 ciri utama dari pembelajaran bahasa Indonesia
ialah pembelajaran berbasis teks (Isodarus, 2017). Penentu sesuatu dapat dikategorikan
sebuah teks atau tidak ialah dengan kohesi. Kohesi yang mengikat sesuatu menjadi sebuah
teks atau wacana dan koherensi yang mewujudkan terjadinya kohesi (Hanafiah, 2014).
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Teks Cerpen “Riwayat Seorang Guru” karya A Warits Rovi berdasarkan
Kohesi dan Koherensi
1. Kohesi Gramatikal Penggantian
Penggantian konstituen tertentu dengan konstituen yang lain melibatkan unsur
pengganti dan terganti. Seperti: dia, ia, beliau. Bukti:
a. Seperti biasa, setiba di sekolah ia memarkir sepeda motor tuanya di samping
kantornya yang kecil dan rapuh.
b. Mereka berebut mencium tangannya, sedangkan beberapa siswa yang lain ogah
untuk bersalaman.
2. Kohesi Gramatikal Penunjukan Anaforis
Kohesi gramatikal penunjukan anaforis , yaitu konstituen menunjukkan konstituen
sebelah kiri. Bukti:
a. Guru seperti Mas Muni tak ada yang peduli. Honornya sedikit. Kalau ada bantuan,
persyaratan administrasinya menumpuk. Itu pun belum tentu Mas lolos.
3. Kohesi Gramatikal Penunjukan Kataforis
Kohesi gramatikal penunjukan kataforis yaitu konstituen menunjukkan konstituen
sebelah kanan. Bukti:
a. Mendidik anak-anak adalah pekerjaan mulia. Meski para tetangga kita kaya, itu
tidak ada artinya jika anak-anak mereka bodoh. Makanya, aku mengajari anak-anak
mereka,mas.
4. Kohesi Leksikal Hiponimi
Kohesi Leksikal Hiponimi merupakan relasi makna yang hierarkis antara konstituen
satu dengan yang lain. Hal tersebut ditandai dengan hubungan makna umum dan
khusus. Bukti:
a. Sebagai penebus kekecewaan istrinya yang kadang marah-marah karena uang
belanja kurang, sepulang mengajar, ia akan keliling kampung menawarkan jasa sebagai
pemetik buah kelapa, melawan cuaca, menakhlukkan ketinggian dengan tubuh gemetar,
dan menempuh kulit kasar pohon yang siap menggiris betis.
5. Koherensi Eksposisi Kausalitas
Bukti:
“Ia terus memacu sepeda motornya sambil mengenang guru-gurunya dulu semasa
dirinya bersekolah. Ia baru sadar, betapa banyak tantangan seorang guru hingga harus
menyiapkan dada yang lebih kuat melebihi karang. Tak terasa air matanya menetes.
Isaknya menyaingi derai gerimis.”
"Ma! Saya mengajar tidak semata mengharap harta. Mendidik anak-anak adalah
pekerjaan mulia. Meski para tetangga kita kaya, itu tidak ada artinya jika anak-anak
mereka bodoh. Makanya, aku mengajari anak-anak mereka, Ma."

B. Analisis Teks Prosedur “Cara Membuat Pos dari Botol Bekas” berdasarkan Kohesi
dan Koherensi
1. Kohesi Gramatikal Penunjukan Anaforis
Penunjukan anaforis, yaitu konstituen penunjukan konstituen sebelah kiri. Bukti:
a. Botol bekas ini biasanya akan langsung kita buang ke tempat sampah, kalau ada
pemulung pasti dipungut, tetapi kalau tidak ada? Bagaimana?
2. Kohesi Gramatikal Penunjukan Kataforis
Penunjukan kataforis, yaitu konstituen penunjukan konstituen sebelah kanan. Bukti:
a. Adapun cara membuat pot bunga dari botol plastik bekas akan dijabarkan berikut
ini.
3. Kohesi Leksikal Hiponimi
Kohesi leksikal hopinimi merupakan relasi makna yang hierarkis antara konstituen
satu dengan yang lain yang ditandai dengan hubungan makna umum dan khusus. Bukti:
a. Siapkan pola gambar yang akan Anda tempatkan pada botol plastik. Misalnya
pola gambar beruang, kelinci atau hewan-hewan favorit Anda.
4. Koherensi Prosedural
Koherensi Prosedural ialah koherensi yang berupa tahap terjadinya peristiwa. Bukti:

1. Siapkan 1 botol plastik bekas, setelah itu potong tengah yang bagian samping
menggunakan gunting / cutter.
2. Setelah itu, buat lubang dengan menggunakan paku disekitar potongan botol
plastik itu.
3. Selanjutnya buat gantungan di atas potongan botol itu.
4. Tearkhir tinggal isi tanah dan tanaman. Jadilah pot bunga dari botol plastik bekas.

C. Analisis Teks Wacana Lingkungan “ Kerusakan Lingkungan Hidup di Indonesia


dan Penyebabnya” berdasarkan Kohesi dan Koherensi
1. Kohesi gramatikal Penunjukan Anaforis
Penunjukan anaforis yaitu, konstituen penunjukan konstituenya sebelah kiri.
Bukti:
a. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi
tersebut secara langsung telah mengancam kehidupan manusia.
2. Kohesi Leksikal Hiponimi
Kohesi leksikal hopinimi merupakan relasi makna yang hierarkis antara konstituen
satu dengan lainnya yang ditandai adanya hubungan makna umum dan khusus. Bukti:
a. Kerusakan ini umumya disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak ramah
lingkungan, seperti perusakan hutan dan alih fungsi hutan, pertambangan,
pencermaran udara, air, dan tanah dan lain sebagainya.
3. Koherensi Eksposisi Kausalitas
Koherensi yang ditandai dengan adanya hubungan semantis dengan konjungsi
kausal. Bukti:
a. Kerusakan lingkungan hidup di Indonesia semakin hari kian parah. Kondisi itu
secara langsung telah mengancam kehidupan manusia. Tingkat kerusakan alam pun
meningkatkan risiko bencana alam. Pernyebab terjadinya kerusakan alam dapat
disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat ulah manusia.

D. Deskripsi Kemungkinan Pembelajaran Ketiga Wacana tersebut di Sekolah


Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks ialah proses belajar berbahasa
Indonesia yang dilakukan oleh siswa yang berawal dari pemahaman teks hingga mampu
membuat teks. Pembelajaran berbasis teks merupakan ciri khas dari pembelajaran bahasa
Indonesia yang tertera pada kurikulum 2013 (Isodarus, 2017). Pada mata pelajaran bahasa
Indonesia teks bukanlah suatu hal asing. Teks sudah menjadi bagian dari komponen
pembelajaran di sekolah. Dalam pembelajaran berbahasa tentunya tidak terlepas dari teks
(Agustina, 2017). Teks cerpen, teks prosedur dan teks lingkungan memungkinkan untuk
dijadikan materi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Hal tersebut dikarenakan selain
ketiga teks telah memiliki kohesi dan koherensi, ketiga teks tersebut dapat menjadi media
untuk mengembangkan pola pikir siswa yang berbeda satu sama lain. Semakin siswa
menguasai banyak teks dalam pembelajaran maka semakin bertambahlah ilmu pengetahuan
dan pola berpikir siswa semakin berkembang. Oleh karena itu, teks tersebut memiliki
kemungkinan yang besar untuk digunakan pada pembelajaran.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kata wacana berasal dari kata vacana ‘bacaan’ dalam bahasa sanskerta yang kemudian
masuk dalam bahasa Jawa Kuno dan bahasa Jawa Baru yaitu wacana atau ‘bicara, kata,
ucapan’. Wacana memiliki hubungan antarbagian wacana. Hubungan antarbagian wacana ada
dua jenis, yaitu (1) hubungan bentuk yang disebut dengan kohesi (cohesion) dan hubungan
makna atau hubungan semantis yang disebut koherensi (coherence).
Pada teks cerpen yang berjudul “Riwayat Seorang Guru” karya A Warits Rovi terdapat
kohesi gramatikal di antaranya penggantian, penunjukan anaforis, penunjukan kataforis. Pada
teks cerpen tersebut juga terdapat kohesi leksikal, yaitu hiponimi. Koherensi yang terdapat
pada teks cerpen yang berjudul “Riwayat Seorang Guru” karya A Warits Rovi ,yaitu
eksposisi kausalitas.
Pada teks prosedur yang berjudul “Cara Membuat Pot dari Botol Bekas” terdapat
kohesi gramatikal penunjukan anaforis, kataforis. Selain itu teks prosedur ini terdapat kohesi
leksikan hiponimi. Pada teks tersebut memiliki koherensi prosedural.
Pada teks Wacana Lingkungan yang berjudul “ Kerusakan Lingkungan Hidup di
Indonesia dan Penyebabnya” terdapat kohesi gramatikal penunjukan anaforis. Selain itu
dalam teks wacana tersebut terdapat kohesi leksikan hiponimi. Pada teks wacana lingkungan
tersebut terdapat koherensi eksposisi kausalitas.
Ketiga teks tersebut memungkinkan untuk dijadikan materi pembelajaran di sekolah.
Hal tersebut dikarenakan masing-masing teks telah memiliki kohesi dan koherensi yang
berbeda-beda. Ketiga teks tersebut bisa membantu pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.

B. Saran
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan oleh karena itu kritik yang
sifatnya membangun sangat kami harapkan.
KEPUSTAKAAN
Aisyah, N. (2019). Analisis Kohesi dan Koherensi Wacana pada Lembar Kerja Siswa Bahasa
Indonesia untuk SMA/ MA/ SMK. MAK Kelas XI. Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, 4(3), p 151-160.
Agustina, E. S. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks: Representasi
Kurikulum 2013. AKSARA Jurnal Bahasa dan Sastra, 18(1), p 84-99.
Amelia, R., Sukma, E., dan Asma, N. (2015). Pembelajaran Menulis Laporan Percobaan
dengan Pendekatan Saintifik di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional Jurusan
PGSD FIP UNP, 1(1), p 1-8.
Amin, M., Syamsudin., dan Zulianto, S. (2016). Kohesi dan Koherensi dalam Artikel Ilmiah
Populer Radar Sulteng. Bahasantodea, 4(3), p 48-56.
Andayani. (2015). Problematika dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Deepublish.
Arviyana, M., Syahrul., dan Tressyalina. (2017). Pengaruh Model Discovery Learning
Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis Teks Prosedur Siswa
Kelas VII SMP Negeri 12 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Vol 6.(2), p 183-191.
Baryadi, P. (2002). Dasar-dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Jogjakarta:
Pustaka Gondho Suli.
Calvin. (2012). Cara Membuat Pot dari Botol Bekas. Online. https://bibitbunga.com/cara-
membuat-pot-bunga-dari-botol-bekas/. Diunduh 20 Mei 2020.
Fitrianita, D., Syahrul. R., dan Tressyalina. (2017). Korelasi Keterampilan Memahami Teks
Deskripsi dengan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri
15 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 6(2), p 102-108.
Hanafiah, W. (2014). Analisis Kohesi dan Koherensi pada Wacana Buletin Jumat. Epigram,
11(2), p 135-152.
Hidayat, N. W., Wuryaningrum, R., dan Andianto, M. R. (2016). Kohesi dan Koherensi
dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII A SMP Islam Bustanul Pakusari Jember.
Jurnal Edukasi, 3(1), p 33-35.
Imawati, I. (2017). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Teks terhadap Kemampuan Menulis
Teks Deskriptif. E-jurnal Literasi, 1(1), p 53-63.
Isodarus, P. B. (2017). Pembelajaran Indonesia Berbasis Teks’. Jurnal Ilmiah Kebudayaan
SINTESIS, 11(1), p 1-11.
Jaya, S., Syahrul, R., dan Ermanto. (2013). Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Melalui
Media Gambar Siswa Kelas X.1 SMA Negeri 2 Kota Sungai Penuh. Jurnal Bahasa,
Sastra dan Pembelajaran, 1 (2), p 88-95.
Lestari, F. R. (2019). Kohesi dan Koherensi Paragraf dalam Karangan Narasi Mahasiswa
Teknik Angkatan 2017 Universitas PGRI Banyuwangi. Jurnal Kredo, 3(1), p73-82.
Purwitasari, E. D. (2017). Analisis Kohesi dan Koherensi Rubrik Boleh Tahu pada Majalah
Bobo Online serta Relevansinya Terhadap Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Siswa SD/MI. Al-Ibtida’, 5(1), p 1-25.
Putri, N., Syahrul, R., dan Afnita. (2018). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning
Berbantuan Media Audiovisual terhadap Keterampilan Menulis Teks Biografi Siswa
Kelas X SMA Negeri 12 Padang. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
7(3), p 192-198.
Rahmatina., dan Sukma, E. (2015). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi dengan
Menggunakan Strategi Mind Map di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional
Jurusan PGSD FIP UNP, 1 (1), p 1-8.
Rovi, W. A. (2020). Riwayat Seorang Guru. Online.
https://www.google.co.id/amp/s/lokanhidup.com/2020/01/05/riwayat-seorang-
guru/amp. Diunduh 25 Mei 2020.
Sukma, E. (2007). Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri
Sumbersari III Malang dengan Strategi Pemetaan Pikiran. Diksi, 14(1), p 38-47.
Sukma, E., Mahjuddin, R., Amelia, R. (2017). Literacy Media Development in Improving
Reading and Writing Skill of Early Class Students in Elementary School Padang Utara
Padang. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 118(9), p
145-150.
Suryanita, A. (2015). Wacana Lingkungan dan Kerusakan Lingkungan di Indonesi dan
Penyebabnya.http://wacanalingkungan.blogspot.com/2015/08/kerusakan-lingkungan-
hidup.html?m=1. Diunduh 26 Mei 2020.
Syofiani,. Zaim, M., Syahrul, R., dan Agustina. (2018). Peningkatan Keterampilan Berbahasa
Siswa melalui Pemanfaatan Media Teka-Teki Silang: Menciptakan Kelas yang
Menyenangkan. Jurnal Ta’dib, 21(2), p 87-97.
Yantama, S. P., Syahrul, R., dan Afnita. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam Pembelajaran Teks Puis untuk Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Sungai Penuh.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 1(3), p 104-114.

Anda mungkin juga menyukai