0216047872
Reguler Pagi – A
Hukum Persaingan Usaha
Kajian Hukum Persaingan Usaha Dalam Masyarakat
“Penguasaan Pasar dan Persekongkolan”
Hukum persaingan usaha (competition law) adalah instrumen hukum yang menentukan
tentang bagaimana persaingan itu harus dilakukan.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 merupakan sebagai tool of social control and a
tool of social engineering, yaitu sebagai “alat kontrol sosial”. Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 berusaha menjaga kepentingan umum dan mencegah praktek monopoli dan/atau
persaingan usaha tidak sehat, dan sebagai “alat rekayasa sosial”. Undang-undang Nomor 5
Tahun 1999 berusaha untuk meningkatkan efisiensi ekonomi nasional, mewujudkan iklim
usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat, dan berusaha
menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Artinya dengan adanya Undang-
undang Nomor 5 Tahun 1999 ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepastian hukum
dan perlindungan yang sama kepada setiap pelaku usaha dalam berusaha, dengan cara
mencegah timbulnya praktek-praktek monopoli dan/atau persaingan usaha yang tidak sehat
lainnya dengan harapan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, dimana setiap pelaku
usaha dapat bersaing secara wajar dan sehat.
Pengertian persaingan usaha secara implisit tidak dicantumkan dalam Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat
namun dalam Undang-undang ini hanya memberikan pengertian mengenai persaingan usaha
tidak sehat.
Pada umumnya hukum persaingan usaha berisikan beberapa hal berikut:
1. Ketentuan-ketentuan tentang perilaku yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas usaha.
2. Ketentuan-ketentuan struktural yang berkaitan dengan aktivitas usaha.
3. Ketentuan-ketentuan prosedural tentang pelaksanaan dan penegakan hukum persaingan
usaha.
C. Penguasaan Pasar
Pasal 22: “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur
dan/atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
persaingan usaha tidak sehat.”
Akhmad Fauzi
0216047872
Reguler Pagi – A
Pasal 23: “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mendapatkan
informasi kegiatan usaha pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia perusahaan
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat.”
Pasal 24: “Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk menghambat
produksi barang dan/atau pemasaran barang dan/atau jasa pelaku usaha pesaingnya
dengan maksud agar barang dan/atau jasa yang ditawarkan atau dipasok di pasar
bersangkutan menjadi berkurang, baik dari jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu
yang dipersyaratkan.”
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau
menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha
tidak sehat.
E. Kesimpulan
Dalam Persaingan usaha di zaman sekarang sangat rentan dalam melakukan metode yang
tidak sehat, yaitu metode Penguasaan Pasar dan Persekongkolan, karena metode ini
merugikan masyarakat dalam persaingan usaha karena para pesaing disingkirkan dengan cara
yang tidak sehat dan tidak sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.