Anda di halaman 1dari 2

 = d (jumlah hari kerja) = 500(250)

= 125.000

= 6.324,56 (1,414)
= 8.944,28 unit
b.

=1.118.035 + 1.118.033 = Rp. 2.236.068

c. Q = p tp

d. I = Q – dtp = ptp-dtp = (p-d) tp


I = (1.000 – 500) 8,944 = 4,472
e. EOQ dasar
Kuantitas pesanan lebih rendah bila tingkat produksi terbatas diabaikan. Anggap bahwa hasil-
hasil bagian (a) dan (b) adalah valid, biaya total nyata menggunakan EOQ dasar adalah:

= 790.570 + 1.581.138 = Rp 2.371.708

C. Analisis Persediaan Abc


Analisis ABC merupakan analisis Membagi persediaan kedalam tiga kelas : A, B, dan C,
berdasarkan atas nilai persediaan. Secara umum, identifikasi ke tiga kelompok atau kelas
persediaan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Kelas A : merupakan barang-barang dalam jumlah unit berkisar 15 sampai 20%, tetapi
mempunyai nilai rupiah 60 sampai 90% dari investasi tahunan total dalam persediaan.
Kelas B : merupakan barang-barang dengan jumlah phisik 30 sampai 40%, tetapi bernilai 10
sampai 30% dari investasi tahunan.
Kelas C : merupakan barang-barang dengan jumlah phisik 40 sampai 60%, tetapi bernilai 10
sampai 20% dari investasi tahunan.
Setelah perusahaan mengidentifikasi persediaan menjadi kelas A, B, dan C sistem
pengendalian persediaan yang berbeda dapat digunakan dalam klasifikasi yang berbeda .

No Kelas A Kelas B Kelas C


1 Pengendalian ketat Pengendalian moderat Pengendalian longgar
2 Pengecekan secara ketat revisi skedul Serangkain pengecekan perubahan-perubahan
kebutuhan Pengecekan sedikit dilakukan dengan membandingkan terhadap kebutuhan
3 Monitoring terus menerus Monitoringuntuk kemungkinan kekurangan persediaan Monitoring
tidak perlu atau sedikit dilakukan
Tabel : Pengendalian persediaan masing-masing kelas dalam analisis ABC

D. Masalah Penentuan Nilai Persediaan Bahan


Bila bahan-bahan dibuat menjadi berbagai produk, nilai uangnya dikurangkan dari rekening
bahan mentah dan ditambahkan ke rekening yang menunjukkan barang dalam proses.
Kemudian, investasi bahan diambil dari rekening barang dalam proses dan ditambahkan ke
rekening produk jadi.
Ini tampaknya sederhana, tetapi ada suatu masalah bagaimana menentukan nilai bahan yang
diambil dari persediaan. Sebagai contoh, anggap sebuah tempat penyimapanan penuh dengan
suatu macam barang - misal, 125 unit. Barang-barang tersebut diperoleh dengan cara sebagai
berikut: 25 unit pada harga Rp. 5000/unit, 50 uint pada harga Rp. 6000/unit, dan 50 unit pada
harga Rp. 7000/unit. Perbedaan-perbedaan ini ekstrim, tetapi akan menggambarkan secara
jelas permasalahan. Ada 100 unit yang telah digunakan dalam produksi. Berapa harga atau
nilai yang harus dican

Anda mungkin juga menyukai