Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Ergonomi dan K3

Kecelakaan Kerja

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

13
Teknik Teknik Industri Popy Yuliarty,ST,MT

Abstract Kompetensi
Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak Mahasiswa mampu
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta mengenali potensi bahaya
benda “Permenaker No. 03/MEN/1998”. Pengertian lain kecelakaan kerja dalam pekerjaan serta dapat
adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang menyebabkan atau mencari solusi yg baik.
berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakaan atau kerugian
lainnya “Standar AS/NZS 4801:2001”. Sedangkan definisi kecelakaan
kerja menurut OHSAS 18001:2007 adalah kejadian yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan
“tergantung dari keparahannya” kejadian kematian atau kejadian yang
dapat menyebabkan kematian.
Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja ialah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda “Permenaker No.
03/MEN/1998”. Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semua kejadian yang tidak
direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan,
kerusakaan atau kerugian lainnya “Standar AS/NZS 4801:2001”. Sedangkan definisi
kecelakaan kerja menurut OHSAS 18001:2007 adalah kejadian yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan “tergantung dari keparahannya”
kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
Dalam Undang-undang Nomer 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan, pasal 23
tentang kesehatan kerja dijelaskan kalau usaha kesehatan kerja harus diadakan pada setiap
tempat kerja, terutama tempat kerja yang memiliki kemungkinan bahaya kesehatan yang
besar untuk pekerja agar dapat bekerja dengan cara sehat tanpa ada membahayakan
sendiri dan orang-orang seputarnya, untuk peroleh produktivitas kerja yang maksimal,
searah dengan program perlindungan tenaga kerja. 
Penambahan produktivitas dalam perusahaan yaitu mempunyai tujuan salah satunya
untuk meraih maksud dalam perusahaan, selain itu produktivitas akan tingkatkan
pendapatan. Pentingnya arti produktivitas dalam tingkatkan kesejahteraan sudah diakui
dengan cara universal, tak ada type aktivitas manusia yg tidak memperoleh keuntungan dari
produktivitas yang ditingkatkan sebagai kemampuan untuk membuahkan lebih banyak
beberapa barang ataupun layanan, penambahan produktivitas juga membuahkan
penambahan segera pada standard hidup yang berada di bawah keadaan distribusi yang
sama dari perolehan produktivitas yang sesuai sama input tenaga kerja. 
Salah satu bentuk dari berikan rasa nyaman pada karyawan yaitu dengan memberi
jaminan pada karyawan perusahaan yang diantaranya yaitu : jaminan mengenai
penyembuhan dan perawatan karena pekerjaan, mengenai upah selama sakit, tunjangan
kecelakaan kerja dan sebagainya yakni : asuransi dan tunjangan berbentuk uang, termasuk
dengan memberi program-program pendidikan dan kursus. Selain itu perusahaan dapat juga

2019 Ergonomi & K3


2 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
memberi peralatan dan perlengkapan yang diinginkan dapat tingkatkan produktivitas kerja
karyawan. Dengan hal tersebut dapatkah di ketahui kalau keselamatan dan kesehatan kerja
memiliki fungsi yang sangat penting didalam usaha tingkatkan produktivitas kerja dan untuk
untuk meraih tujuan yang diinginkan perusahaan. 

Prinsip Utama K3
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) ialah salah satu sarana atau instrumen yang
bisa memberikan proteksi pada pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat
sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan itu adalah hak asasi yang wajib
dipenuhi oleh perusahaan. Terdapat 3 (tiga) hal utama sebagai prinsip dasar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) yang perlu untuk di perhatikan yakni : 
1. Usaha Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Usaha K3 ialah sebuah usaha
penyerasian pada kemampuan kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja dengan cara sehat tanpa ada membahayakan dianya ataupun
orang-orang seputarnya agar didapat produktivitas kerja yang maksimal. Untuk lebih
detilnya dapat diliat pada ilustrasi berikut ini : 
Kapasitas Kerja. Kapasitas kerja ialah kemampuan fisik dan mental seorang untuk
melakukan pekerjaan dengn beban tertentu dengan cara maksimal, di mana
kemampuan kerja seorang di pengaruhi oleh kesehatan umum dan status gizi
pekerja, pendidikan dan kursus. perlu di ketahui kalau tingkat kesehatan dan
kekuatan seorang pekerja adalah modal awal utuk melakukan sebuah pekerjaan. 

Beban Kerja. Beban kerja mencakup beban kerja fisik dan mental yang dirasa oleh
pekerja dalam melakukan pekerjaannya. beban kerja yang tidak cocok dengan
kekuatan pekerja dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang dapat juga
berpengaruh pada tingkah laku dan hasil kerjanya. 

Lingkungan Kerja . Lingkungan Pekerja yaitu lingkungan ditempat kerja dan


lingkungan pekerja sebagai individu atau lingkungan diluar tempat kerja. Pengertian
yang lain dari lingkungan kerja yaitu beberapa aspek di lingkungan tempat kerja itu
yang bisa menyebabkan masalah kesehatan pekerja. Aspek-faktor itu antara lain :
 Aspek fisika (kebisingan, getaran, suhu, dll),
 Aspek Kimia (semua bahan kimia yang digunakan dalam sistem kerja)
 Aspek Biologi (Bakteri, virus, mikrobiologi yang lain)
 Aspek Faal ergonomi

2019 Ergonomi & K3


3 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Aspek Psikososial (Stress kerja) 
1.
2. Status Kesehatan Pekerja. Status kesehatan seseorang pekerja di pengaruhi oleh 4
(empat) aspek terpenting yakni : 
a. Lingkungan Kerja.
b.  Tingkah laku Pekerja.
c. Service Kesehatan Kerja.
d. Aspek Herediter (Genetik) 
3. Pengkajian Bahaya Potensial Lingkungan kerja. Yang disebut dengan lingkungan
kerja di sini yaitu lingkungan tempat melakukan pekerjaan, misalnya bangunan,
perlengkapan, bahan, orang/pekerja lain, dan lain sebagainya. Lingkungan kerja juga
adalah beberapa aspek di lingkungan tempat kerja yang bisa menyebabkan masalah
kesehatan pekerja. Aspek-faktor yang memengaruhi kesehatan seseorang pekerja
yakni : 
Aspek Fisik diantaranya : Nada (Kebisingan), Radiasi, Suhu (Panas/dingin), Vibrasi
(Getaran), Desakan Hawa (Hiperbarik/Hipobarik), Pencahayaan. Bahaya atau
masalah kesehatan yang bisa muncul dari aspek lingkungan ini : 
 Tuli permanen akibat kebisingan (misalnya ruang Generator, bengkel reparasi
alat, dan lain-lain).
 Heat stress, (misalnya ruang Generator, dapur, laundry, dan lain-lain).
 Raynaud’s syndrom karena getaran (Generator, bengkel dan lain-lain.
 Terpleset atau tergelincir disarankan menggunakan sepatu safety terbaru.
 Leukemi akibat radiasi (X-ray, Radioterapi dan lain-lain).
 Kelelahan mata karena pencahayaan yang kurang,.
 Kecelakaan misalnya : boiler meledak, jatuh ditangga, tersekap di lift, dll 

Aspek Kimia. Yang termasuk dalam lingkup kerja kimiawi yaitu semua bahan kimia
yang dipakai dalam sistem kerja di lingkungan kerja yang berupa : 
 Debu (asbes, berilium, biji timah putih, dan lain-lain)
 Uap (Uap logam)
 Gas (Sianida, gas asam sulfida, CO, dan lain-lain)
 Larutan (asam kuat atau basa kuat 
Bahaya bahan kimia dapat datang dari : 
 Desinfektans pensuci hama (misalnya ruang Bedah, Obsgyn, dan lain-lain)
dapat mengakibatkan masalah pernapasan, dermatitis
 Uap zat anaestesi (misalnya ruang Operasi) dapat menyebabkan
gangguanpernafasan

2019 Ergonomi & K3


4 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Mercuri (Tensimeter pecah, termometer dan lain-lain) dapat mengakibatkan
kecelakaan misalnya luka.
 Debu zat kimia (Gudang obat, desinfektan dan lain-lain) dapat mengakibatkan
Masalah Pernapasan yang bisa jadi Kanker paru-paru dalam periode panjang
 Keracunan (zat desinfektan, Insektisida).
 Ledakan/kebakaran oleh zat kimia/gas O2, dan lain-lain. 

Aspek Biologi 
 BAKTERI. Penyakit yang bisa dikarenakan oleh bakteri, misalnya : penyakit
antraks, Penyakit TBC, dll 
 VIRUS. Penyakit yang dpt dikarenakan oleh virus, misalnya : Hepatitis (nakes di
RS), Rabies (petugas laboratorium), dll
 JAMUR, misalnya : Dermatofitosis terdapat pada pemulung, tukang bersihkan,
dan lain-lain. 
 PARASIT, misalnya : Ankilostomiasis, tripanosomiasis yang biasanya terkena
oleh pekerja diperkebunan, pertanian, kehutanan, dll 

Aspek Faal ergonomic biasanya dikarenakan oleh perlengkapan kerja yang tidak


cocok dengan ukuran badan atau anggota tubuh (tidak ergonomik). Hal semacam
ini dapat menyebabkan kelelahan dengan cara fisik dan ada keluhan-keluhan dan
masalah kesehatan, misalnya : Carpal tunnel syndrome, tendinitis, tenosynovitis,
dan lain sebagainya.

Aspek Psikologi yakni suasana kerja yg tidak serasi misalnya pekerjaan monoton,
gaji yg kurang, jalinan atasan-bawahan yg kurang baik, dan lain-lain. Hal itu Dapat
menyebabkan stres kerja dengan tanda-tanda psikosomatis berbentuk mual,
muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati, jantung berdebar-debar, dan lain-lain. 
4. Perilaku Pekerja . Dipengaruhi antara lain oleh pendidikan, pengetahuan, kebiasaan-
kebiasaan&fasilitas yang tersedia. Jadi erat hubungannya dengan beberapa aspek
ekonomi, sosial &budaya. Perilaku kerja akan memengaruhi kemampuan kerja,
beban kerja dan cara melakukan pekerjaan. 
5. Pelayanan Kesehatan Kerja .Program Service Kesehatan Kerja, mencakup : 
 Service promotif 
 Service preventif 
 Service kuratif
 Service rehabilitatif.

2019 Ergonomi & K3


5 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Aspek Genetik (Herediter).
Dibanding dengan ketiga aspek yang lain aspek genetik ini sangat kecil peranannya pada
status kesehatan seseorang pekerja. Tetapi aspek genetik seorang dpt mengakibatkan
seseorang pekerja lebih rawan terserang suatu penyakit

Jenis-Jenis Kecelakaan Kerja


Menurut Bird dan Germain “1990” terdapat tiga jenis kecelakaan kerja yaitu:
1. Accident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Berdasarkan tingkatan akibat yang ditimbulkan, kecelakaan kerja dibagi menjadi tiga jenis
yaitu “Suma’mur, 1981”:
1. Kecelakaan Kerja Ringan, yaitu kecalakan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu
dan bisa melakukan pekerjaannya kembali atau istirahat<2 hari. Contoh terpeleset,
tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
2. Kecelakaan Kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan
perlu istirahat selama >2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan Kerja Berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.

Penyebab Kecelakaan Kerja


Sedangkan menurut Ridley “2008”, penyebab terjadinya kecelakaan kerja adalah sebagai
berikut:
Situasi Kerja
 Pengendalian manajemen yang kurang.
 Standar kerja yang minim.
 Tidak memenuhi standar.
 Perlengakap yang gagal atau tempat kerja yang tidak mencukupi.
Kesalahan Orang
 Keterampilan dan pengetahuan yang minim.
 Masalah fisik atau mental.
 Motivasi yang minim atau salah penempatan.
 Perhatian yang kurang.

2019 Ergonomi & K3


6 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tindakan Tidak Aman
 Tidak mengikuti metode kerja yang telah disetujui.
 Mengambil jalan pintas.
 Menyingkirkan atau tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja.
Kecelakaan
 Kejadian yang tidak terduga.
 Akibat kontak dengan mesin atau listrik yang berbahaya.
 Terjatuh.
 Terhantam mesin atau material yang jatuh dan sebagainya.

Pencegahan Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain
sebagai berikut “Suma”mur, 2009” :
Faktor Lingkungan
Lingkungan kerja yang memenuhi persyaratan pencegahan kecelakaan kerja yaitu:
 Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,
pencahayaan dan penerangan ditempat kerja dan pengaturan suhu udara dari ruang
kerja.
 Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat
menjamin keselamatan.
 Memenuhi penyelenggaraan ketata rumah tanggaan meliputi pengaturan
penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat
dan ruangan.
Faktor Mesin Dan Peralatan Kerja
 Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya
pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak
antara lain bagian yang berputar.
 Bila pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif
tidaknya pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya
yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan
pekerja dilindungi.
Faktor Perlengkapan Kerja
 Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja.
Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang

2019 Ergonomi & K3


7 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam
penggunaannya.
Faktor Manusia
 Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,
mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-hal
yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari
perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya
ketidakcocokan fisik dan mental.

Aspek-faktor penyebabnya terjadinya kecelakaan kerja, baik dari segi penyakit akibat kerja
ataupun kecelakaan kerja, di pengaruhi beberapa aspek, salah satunya : 
1. Aspek fisik, yang mencakup penerangan, suhu hawa, kelembapan, cepat rambat
hawa, nada, vibrasi mekanis, radiasi, desakan hawa, dan sebagainya ;
2. Aspek kimia, yakni berbentuk gas, uap, debu, kabut, fume, awan, cairan, dan benda-
benda padat ;
3. Aspek biologi, baik dari kelompok hewan ataupun dari tumbuhtumbuhan ;
4. Aspek fisiologis, seperti konstruksi mesin, sikap, dan cara kerja ;
5. Aspek mental-psikologis, yakni susunan kerja, jalinan diantara pekerja atau mungkin
dengan entrepreneur, pemeliharaan kerja, dsb. 
Untuk menghindar masalah kesehatan dan daya kerja, ada beberapa usaha yang bisa
dilakukan agar beberapa buruh/karyawan tetaplah produktif dan memperoleh jaminan
perlindungan keselamatan kerja, yakni ; 
1. Kontrol kesehatan sebelumnya bekerja. Lalu kontrol kesehatan calon pekerja untuk
tahu, apakah calon itu cocok dengan pekerjaan yang akan diberikan padanya, baik
fisik, ataupun mentalnya ;
2. Kontrol kesehatan berkala/ulangan, yakni untuk pelajari. Apakah beberapa aspek
penyebabnya itu sudah menyebabkan gangguan gangguan atau kelainan-kelainan
pada badan pekerja atau tidak ;
3. Pendidikan mengenai kesehatan dan keselamatan pada beberapa buruh dengan
cara kontinu. Itu penting agar mereka tetaplah siaga dalam menggerakkan
pekerjaannya.
4. Penerangan sebelumnya bekerja, agar mereka tahu dan mentaati beberapa
ketentuan, dan lebih waspada ;
5. Baju pelindung, misalnya ; masker, kaca mata, sarung tangan, sepatu safety, topi
baju, dsb ;

2019 Ergonomi & K3


8 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
6. Isolasi, yakni mengisolasi operasi atau sistem dalam perusahaan yang
membahayakan, misalnya isolasi mesin yang sangat hiruk agar tidak jadi masalah.
Contoh lain, adalah isolasi pencampuran bensin dengan tetra-etil-timah hitam ;
7. Ventilasi setempat (local exhauster), adalah alat untuk mengisap hawa di suatu
tempat kerja tertentu, agar beberapa bahan dari suatu tempat dihisap dan dialirkan
keluar.
8. Substitusi, yakni ganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan yang kurang bahaya
atau tidak beresiko sekalipun, misalnya Carbontetrachlorida ditukar dengan trichlor
etilen, dan
9. Ventilasi umum, yakni mengalirkan hawa sejumlah menurut perhitungan dalam ruang
kerja. Itu mempunyai tujuan, agar kandungan dari beberapa bahan yang beresiko
oleh pemasukan hawa ini dapat lebih rendah meraih Nilai Ambang Batas (NAB). 

Aplikasi kesehatan dan keselamatan kerja, bukan sekedar pada perusahaan yang


beroperasi di sektor produksi/pabrik atau yang terkait segera dengan mesin atau alat-alat
berat, namun juga untuk perusahaan layanan atau perkantoran. Perusahaan percetakan
selain bersentuhan dengan mesin-mesin bikin, juga memiliki divisi pracetak dan customer
service (kantor service) atau perkantoran.

Akibat Kecelakaan Kerja


Beberapa akibat yang dirasa oleh pegawai yang alami kecelakaan kerja salah satunya :
 Kematian bila memang kecelakaan yang terjadi masuk kelompok super berat
 Cacat bila sampai kecelakaan itu bikin anggota atau organ badan tertentu jadi tidak
berperan dengan cara normal.
 Cedera bila type kecelakaan kerja yang terjadi masuk ketegori tengah atau enteng.
Tetapi pada akibat ini tidaklah sampai menyebabkan terjadinya cacat fisik. 
 Menyebabkan stres, trauma, atau permasalahan kejiwaan. Segi psikologis karyawan
jadi tertekan setelah alami kecelakaan kerja.
 Produktivitas karyawan pun jadi terhalang selama sistem pemulihan. Atau bila
sampai alami cacat fisik, bermakna karyawan itu tidak dapat lagi bekerja dengan cara
normal seperti sebelumnya. 

Bagi Keluarga Karyawan


Keluarga karyawan pun jadi pihak yang terserang efek segera dari terjadinya
kecelakaan kerja. Terang semua keluarga ingin agar hal semacam ini tidak sampai terjadi.

2019 Ergonomi & K3


9 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Terlebih bila anggota keluarga ini jadi hanya satu tulang punggung keluarga. Efek ekonomi
akan segera dirasa keluarga itu.
Bila sampai terjadi kecelakaan, maka akibat yang perlu dijamin keluarga karyawan,
salah satunya mencakup :
 Rasa sedih yang mendalam karena kecelakaan yang menimpa anggota keluarga
 Berkurangnya pendapatan yang didapat keluarga
 Turunnya standard hidup keluarga
 Punya potensi menyebabkan terjadinya keretakan rumah tangga dan bikin suasana
yg tidak serasi.

Bagi Perusahaan.
Perusahaan pun turut merasakan dampak dari terjadinya kecelakaan kerja. Walau
mungkin perusahaan dapat mencari karyawan pengganti, namun tetap harus efek
kecelakaan kerja itu harus dirasa lebih dahulu. Beberapa akibat yang dirasa perusahaan bila
terjadi kecelakaan kerja, di antaranya :
 Turunnya produktivitas perusahaan atau jadi lambatnya produksi
 Perusahaan harus keluarkan biaya penyembuhan untuk karyawan
 Perusahaan harus juga keluarkan ubah rugi
 Bila kecelakaan kerja termasuk berat, dapat menyebabkan rusaknya perlengkapan
atau bangunan yang disebut aset perusahaan. Terang, perusahaan harus memikul
biaya perbaikannya.
 Kecelakaan kerja itu juga mungkin bikin rusaknya product dan bahan-bahan
 Ada gaji yang perlu dibayarkan perusahaan selama karyawan belum dapat bekerja
lagi.
 Punya potensi menyebabkan turunnya kekuatan karyawan setelah kembali dapat
bekerja. Dapat karena keadaan fisik yg tidak senormal sebelumnya ataupun turunnya
semagat kerja karyawan. Dengan kata lain, hal semacam ini berpengaruh pada
produktivitas pabrik.
 Bila ingin merekrut pekerja atau karyawan baru, perusahaan pun perlu keluarkan
biaya lagi. Baik untuk biaya rekrutmen ataupun biaya untuk melatih pekerja baru. 

Bagi Masyarakat :
Otomatis, masyarakat juga turut terserang efek negatif dari kecelakaan kerja.
Walaupun kecelakaan yang terjadi dalam taraf kecil, namun sedikit banyak orang-orang
turut rasakan pengaruhnya. Akibat yang dirasa orang-orang itu dapat berbentuk :
 Munculnya korban jiwa/cacat/cidera yang nanti dengan cara segera dapat
mempengaruhi pada orang-orang tempat korban tinggal.

2019 Ergonomi & K3


10 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Karena produktivitas perusahaan yang terhambatnya, maka keperluan orang-orang
akan product dari perusahaan itu juga turut terhalang. 

Ergonomi: Untuk Keselamatan, Kesehatan dan


Produktivitas Kerja
Ergonomi atau dikenal juga dengan Human Factors Engineering merupakan sebuah
disiplin keilmuan yang selalu menempatkan manusia pada titik pusat perhatian (human
centered design) secara holistic dan integratif dalam sebuah sistem kerja dimana manusia
terlibat didalamnya.
Salah satu output dari penerapan ergonomi adalah terwujudnya efisiensi,
kenyamanan, dan keselamatan bagi pengguna suatu desain produk. Dengan demikian
suatu desain dikatakan kompatibel dengan manusia pemakainya. Kaitannya dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), ergonomi selalu konsen dan berusaha
meningkatkan derajat keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap pekerja. Melalui
pendekatan ergonomi secara sistemik, holistik, interdisipliner dan partisipatoris, maka angka
sakit dan angka kecelakaan di tempat kerja dapat diminimalkan. Dengan demikian
penghematan biaya operasional, biaya perawatan dan biaya klaim kecelakaan dan
kesehatan dapat ditekan sekecil-kecilnya. Pada akhirnya melalui peningkatan efisiensi dan
efektivitas kerja, produktivitas akan semakin besar dan dengan sendirinya keuntungan juga
meningkat, maka kesejahteraan pekerja secara keseluruhan akan lebih baik.

Daftar Pustaka
Lippo, Edwin. 1995. Manajemen personalia. Jakarta: Erlangga.
Widodo, Suparmo. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Pustaka pelajar.
Mathis, R.L dan Jackson, J.H, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Salemba Empat.
Dainur. 1993. Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika.
Hadiningrum, Kunlestiowati. 2003. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Bandung:
Politeknik Negeri Bandung.
Moekijat. 2004. Manajemen Lingkungan Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Suma’mur, P.K. 1992. Higine Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Haji Mas
Agung.

2019 Ergonomi & K3


11 Popy Yuliarty,ST,MT
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai