Tentang
Ada empat macam kondisi manusia yang memiliki kaitan dengan ilmu yaitu :.
(3) Kondisi seseorang di mana ia sudah merenungkan dan menikmati ilmu yang
sudah dicapainya.
Dari empat kondisi tersebut kondisi yang terbaik adalah kondisi yang ke
empat. Perilaku terbaik dari seorang guru adalah dikatakan :
“ Siapa yang mempelajari suatu ilmu, kemudian mengamalkannya dan setelah itu
mengajarkannya kepada orang lain, maka ia termasuk kelompok yang disebut
sebagai pembesar pada kerajaan langi.”
Orang yang mengajarkan ilmu biasanya disebut guru. Adapun adab bagi
seorang guru dalam mengajarkan ilmu kepada orang lain sebagai berikut :
1
Seorang guru dalam mengajarkan ilmu juga harus memiliki niat dan
tujuan guna menyelamatkan para muridnya di akhirat kelak.
(2) Seorang guru hendaknya mengikuti teladan dan contoh dari akhlak Rasulullah
dengan kata lain, seorang guru tidak di perkenankan mengharap imbalan dari
murid yang diajarnya. selain mengharapkan keridhoan Allah swt. Sebab Allah
sendiri yang telah mengajarkan kepada kita untuk berkata, sebagaimana telah
diterangkan dalam Al-qur’an :
“ Katakanlah : “ Aku tidak menginginkan upah darimu untuk seruanku ini. Upah
yang aku harapka hanyalah di sisi Allah.” (QS. Hud ayat 29).
(3) Seorang guru tidak diperbolehkan menyembunyikan nasihat atau ajaran untuk
di berikan kepada murid-muridnya. ketika seorang guru telah selesai dalam
menyampaikan ilmu yang berkaitan dengan lahiriah, maka ia harus
menyampaikan ilmu yang berkaitan dengan batiniah kepada murid-muridnya.
(4) Seorang guru harus berusaha mencegah murid-muridnya agar tidak memiliki
watak serata peringai yang buruk dengan cara yang lembut dan penuh kehati—
hatian. karena. jika seorang guru mencegah muridnya dengan cara yang kasar,
maka seorang sama dengan menciptakan rasa ketidakpatuhan kepada muridnya.
(6) Seorang guru dalam mengajarkan ilmu haruslah mencapai batas kemampuan
pemahaman dari para muridnya. agar ilmu yang diajarkan bisa diterapkan sebaik
mungkin . Dan seorang guru tidak diperkenankan menyampaikan materi di luar
batas kemampuan para muridnya. hendaklah pelajaran yang disampaikan yang
mudah di mengerti oleh muridnya.
2
(7) Seorang guru apabila mengajarkan ilmu kepada murid yang berkemampuan
terbatas hanya sesuatu yang jelas, lugas, dan sesuai dengan tingkat
pemahamannya yang terbatas.
(8) Seorang guru haruslah terlebeih dahulu mengetahui dan menerapkan ilmu
yang ingin diajarkannya, dan tidak boleh berbohong dengan apa yang
disampaikannya. Ilmu dapat diserap dengan mata batin, dan amal dapat disaksikan
melalui pandangan mata lahir. Banyak yang memilki mata lahir, namun sedikit
sekali yang memiliki atau mau memanfaatkan mata batin.
Guru dan murid adalah sumber kebenaran dan pelita bagi masyarakat. Jika
karakter guru jelek dan tidak mencerminkan prikemanusian maka ini adalah salah
satu sebab kebencian murid atas gurnya yang pada akhirnya akan menjauhi segala
intruksi mereka.
3
Adapun etika guru menurut Ibn Jama’ah adalah sebagai berikut :
(1) Seorang pendidik harus senantiasa dekat dengan Allah swt, saat sedang
sendirian atau saat sedang bersama orang lain, dalam segenap gerakan diam,
perkataan dan perbuatan. Menurut Ibn Jama’ah seorang guru sebagai mikro
cosmos manusia dan secara umum dapat dijadikan sebagai tipologi makhluk
terbaik (khairul Barriyah). Seperti yang telah difirmankan oleh Allah dalam Al-
qur’an sebagai berikut :
(2)Seorang pendidik mesti hidup sederhana atau mesti bersifat zuhud dengan
menghindari kekayaan materi yang berlebihan. Segala yang diperlukannya itu
harus sesuai dengan kebutuhan dan kecukupannya. Seorang pendidik hanya
diperbolehkan mengambil upah sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok saja.
Memang benar terkadang manusia ini cenderung memiliki sifat rasa tidak cukup.
Maka dalam hal ini Ibn Jama’ah memberi solusi bagi pendidik guna mengadopsi
karakter zuhud. Mencari nafkah hanya untuk sekedar menutupi kebutuhan bukan
untuk bermegah-megahan, apalagi harga yang akan memberatkan beban pendidik,
sebab ia merupakan fitnah yang besar.
(3) Seorang pendidik hendaknya menghindari perilaku buruk atau kurang pantas,
baik segi agama ataupun adat. Dan seorang pendidik harus menghindar dari
tempat yang dianggap mengurangi citranya sehingga tidak muncul prasangka
buruk dari orang lain. Untuk kepentingan tertentu, maka pendidik mesti
menjelaskan kepada orang yang ia jumpai guna untuk menghindari munculnya
praduga yang salah.
4
(4) Seorang pendidik selayaknya mentradisikan budaya menulis dalam bidang
yang sesuai dengan konsetrasinya. Karakter terakhir ini termasuk dalam bagian
karakteristik profesi guru. Ibn memandang bahwa seorang guru harus memiliki
keahlian dalam bidang menulis, karena tidak mungkin proses belajar mengajar
akan berjalan maksimal, jika guru belum memiliki keahlian tersebut.
Adapun etika guru menurut Kh Hasyim Asy’ari dibagi menjadi 3 bagian pokok
yaitu sebagai berikut :
Adab tidak hanya di miliki oleh seorang penuntut ilmu, pendidik yang baik
seharusnya dapat menjadi teladan bagi muridnya. Jika seorang pendidik tidak
mempunyai adab yang terpuji, maka sia-sia menerapkan ilmu yang akan
disampaikannya. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
sebagai berikut :
(4) Memiliki sikap yang meninggalkan sesuatu yang mubah atau halal agar
terhindar dari jatuh ke sesuatu yang haram.
5
(5) Bersikap Rendah hati.
(9) Tidak pilih kasih atau mengistimewakan salah satu dari muridnya.
(11) Menjauhkan diri dari perbuatan buruk dan tempat yang penuh maksiat.
(12) Menjaga diri dengan melakukan perbuatan yang baik dan memperhatikan
syiar islam, dan hukum zahir.
(18) Mengambil setiap hikmah dari kejadian yang terjadi pada siapapun.
(19) Membiasakan diri untuk menyusun atau merangkum materi yang sesuai
dengan bidangnya.
6
(5) Membiasakan diri untuk menambah ilmu.
(6) Berdoa dan mendoakan orang yang berilmu serta orang yang diajarkan ilmu
(8) Saat mengajar biasakan fokus dan jangan banyak bercanda ataupun tertawa.
(9) Saat mengajar jangan dilakukan ketika sedang marah, lapar, ataupun
mengantuk dan lain sebagainya.
(11) Saat mengajar sampaikanlah ilmu dengan tegas dan lugas tanpa disertai rasa
sombong pada diri.
(17) Mengulangi materi jika ada murid yang tertinggal materi yang disampaikan.
(18) Memberi kesempatan bertanya kepada murid yang belum paham dengan
materi yang disampaikan.
(1) Mendidik muridnya dengan hanya mengharapkan Ridho dari Allah swt
menyebarkan ilmu, melaksanakan syariat, mempertahankan kebenaran,
melestarikan kebaikan umat dengan memperbanyak ahli ilmu, serta
mengharapkan pahala dari orang.
(2) Apabila ada murid yang malas-malasan saat diajar atau merasa tidak ikhlas,
seorang guru harus tetap mengajar.
(3) Mencintai ilmu dan mencari ilmu atau mencari para ahli ilmu untuk belajar.
(4) Memyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para murid.
7
(5) Bersungguh-sungguh dalam mendidik, serta memotivasi muridnya tanpa
membuat mereka merasa malu atau tertekan.
(7) Memberi nasihat yang lemah lembut apabila murid melakukan kesalahan.
(9) Menggali tentang muridnya dan mengarahkan muridnya pada perbuatan yang
baik.
(10) Mengajari muridnya untuk mengucapkan salam dan perkataan atau berbuatan
yang baik.
(11) Memberi perhatian dan pengajaran yang baik kepada murid untuk
memperbaiki keadaan muridnya.
(12) Jika terdapat yang tidak hadir lebih dari batas normal, hendaklah tanyakan
keadaanya kepada murid lain atau meminta teman muridnya untuk melihat atau
menjenguk murid yang tidak hadir.
(13) Bersikap rendah hati dihadapan murid dan orang yang mengikutinya tanpa
meninggikan suara.
(14) Memanggil murid dengan nama panggilan yang baik, bersikap sopan dan
bijaksana kepada murid.