Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Imajinasi Vol. XIII No.

2 - Juli 2019

Jurnal Imajinasi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

PENGGUNAAN HANDPHONE DALAM BERKARYA POSTER


BERBASIS FOTOGRAFIS BAGI SISWA SMK
Sri Verayanti 1
1
SMK Negeri 3 Semarang

Info Artikel Abstrak


Guru berkewajiban dan bertanggung jawab penuh mengembangkan dan
Sejarah Artikel: mengasah potensi peserta didik berupa knowledge, skill, dan attitude.
Diterima Mei 2018 Ketiga hal inilah, diharapkan mampu menjadi bekal peserta didik
Disetujui Juni 2018 dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Di tengah laju globalisasi,
Dipublikasikan Juli 2019 teknologi komunikasi dan informasi ini memiliki fenomena tersendiri
dalam dunia pendidikan. Pesona IT yang menawarkan kecanggihan
dapat diakses dengan mudah, cepat dan murah dengan segala plus
Keywords: minus yang ditawarkan handphone (HP). Kepekaan guru dibutuhkan
poster, handphone, fotografis
untuk melahirkan sisi positif yang dimilki HP dalam menggali potensi
peserta didik. Salah satunyanya adalah menjadikan HP sebagai alat
untuk meransang kreativitas peserta didik dalam pembelajaran
poster di SMK Negeri 3 Semarang. Tujuan penelitian tindakan
kelas ini adalah untuk: (1) mengetahui dan menjelaskan rancangan
pembelajaran berkarya poster teknik fotografis dengan pemanfaatan
HP bagi peserta didik kelas XI Gambar 1 SMK Negeri 3 Semarang, (2)
mengetahui pelaksanaan pembelajaran poster teknik fotografis dengan
pemanfaatan HP bagi peserta didik kelas XI Gambar 1 SMK Negeri
3 Semarang, (3) mengetahui dan menjelaskan hasil pembelajaran
berkarya poster teknik fotografis dengan pemanfaatan HP bagi peserta
didik kelas XI Gambar 1 SMK Negeri 3 Semarang. Pembelajaran poster
teknik fotografis yang dirancang dan dilaksanakan secara baik dengan
mengembangkan metode, media dan teknik pembelajaran mampu
meningkatkan nilai akedemik peserta didik. Perolehan nilai akademik
peserta didik, sebelum tindakan dan setelah tindakan, mengalami
kenaikan signifikan. Signifikasi pra-siklus nilai akedemik peserta didik
hanya 44 dari skor maksimun 100 (4.00). Pada siklus I, skor rata-rata
capaian akdemik pembelajaran menjadi 59 setelah dilakukan upaya
perbaikan pada aspek yang lemah, maka secara signifikan capaian
akademik peserta didik kelas XI Gambar meningkat dengan skor rata-
rata menjadi 86, ketuntasan 100% pada siklus II.

PENDAHULUAN tugas mulia untuk mencetak generasi emas


Bangsa besar dan hebat adalah bangsa Indonesia.
yang menyiapkan generasinya dengan Sekolah sebagai wadah pendidikan
kesungguhan hati yang dilakukan dengan memiliki tugas dan tanggung jawab besar
tindakan nyata. Sekolah adalah lembaga menyiapkan output-nya dengan pengelolaan
pendidikan yang memiliki peran yang yang baik. Mead (1972) menegaskan bahwa
sangat strategis dalam menyiapkan generasi tugas dan tanggung jawab sekolah adalah (1)
unggul yang mampu berdaya saing di era mengembangkan nilai-nilai, pengetahuan,
kompetitif. Guru sebagai komponen sekolah dan keyakinan sesuai dengan kebutuhan
merupakan ruh pendidikan yang memiliki individu, sosial dan budaya yang tercermin
© 2019 Semarang State University. All rights reserved

Corresponding author :
UNNES JOURNALS
Address: Guru SMK Negeri 3 Semarang
email : sriverayanti@yahoo.com
16 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

dalam cara berpikir, bersikap dan bertindak dalam dunia pendidikan.


peserta didik, dan (2) memobilisasi sumber- Pesona IT yang menawarkan
sumber persekitaran untuk mengakomodasi kecanggihan untuk dapat mengakses
keperluan pendidikan. segala informasi dengan mudah, cepat dan
Sejalan dengan hal tersebut, murah melahirkan rangsangan bagi peserta
pemerintah melalui “revolusi mental” didik untuk memilikinya. Dengan segala
menegaskan semangat kebersamaan untuk plus minus yang ditawarkan handphone
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang HP, kepekaan guru dibutuhkan untuk
berarti berani melakukan perubahan, mulai melahirkan sisi positif yang dimilki HP
dari cara pikir dan bertindak, agar selaras dalam menggali potensi peserta didik.
dengan nilai kejuangan dan berorientasi Untuk menangkal dampak buruk HP maka
kemajuan. Revolusi mental ini hadir di setiap perlu ditanamkan nilai-nilai karakter dalam
lini kehidupan, termasuk dalam pendidikan. pembelajaran. Hamani dan Hariyanto,
Pemerintah menggariskan 7 (tujuh) ikhtiar (2012: 107) mengemukakan bahwa
revolusi mental bidang pendidikan (1) nilai karakter yang dapat dikembangkan
mengubah paradigma pendidikan “berdaya dalam pembelajaran adalah:(1) creativity
saing” menjadi pendidikan “mandiri dan (kreativitas), (2) enthusiasm (antusias),
berkepribadian”;( 2) merancang kurikulum (3) initiative (inisiatif), (4) joyfulness
berbasis karakter dari kearifan lokal (keriangan), (5) orderliness (kerapian), (6)
serta vokasi yang beragam berdasarkan functuality (ketepatan waktu), (7) responsi-
kebutuhan geografis daerah dan bakat bility (pertanggungjawaban), (8) sensitivity
anak; (3) menciptakan proses belajar (kepekaan), (9) tolerance (toleran), dan (10)
yang menumbuhkan kemauan belajar dari truthufulness (kejujuran). Pembelajaran
dalam diri anak; (4) memberi kepercayaan poster teknik fotograpi dengan meman-
penuh pada guru untuk mengelola faatkan HP memiliki muatan nilai-nilai
suasana dan proses belajar pada anak; (5) karakter. Hal ini sejalan dengan visi dan misi
memberdayakan orang tua untuk terlibat SMK Negeri 3 Semarang, di mana visinya
pada proses tumbuh kembang anak; (6) adalah “Unggul dalam Prestasi, tanggap
membantu kepala sekolah untuk menjadi Terhadap Inovasi dan Berbudaya Luhur”,
pemimpin yang melayani warga sekolah; dan adapun misinya yaitu: (1) mengembangkan
(7) menyederhanakan birokrasi dan regulasi pendidikan yang berdasarkan iman dan
pendidikan diimbangi pendampingan dan takwa serta berwawasan kebangsaan, (2)
pengawasan. mengembangkan suasana belajar dan jiwa
Sebagai garda terdepan dalam kewirausahaan dan berkarakter luhur,
menyiapkan generasi emas Indonesia, guru disiplin, bertanggung jawab serta peduli
berkewajiban dan bertanggung jawab secara lingkungan, (3) mewujudkan pelayanan
maksimal senantiasa mengembangkan dan prima kepada pelanggan dan pemangku
mengasah potensi peserta didik berupa; (1) kepentingan, (4) menghasilkan peserta
knowledge, (2) skill, dan (3) attitude. Ketiga didik yang berprestasi, kreatif, dan inovatif
hal inilah, diharapkan mampu menjadi dalam bidang akademik dan non akademik
bekal peserta didik (peserta didik) dalam dan mampu berwirausaha, dan (5)
menghadapi tantangan era globalisasi. Tak menghasilkan lulusan yang berdaya juang
dapat dipungkiri, salah satu dampak dari tinggi yang dipercaya dunia industri dan
era globalisasi adalah kuatnya arus serbuan perguruan tinggi.
Informasi Teknologi (IT) yang hampir Ferry (2009) dalam temuan penelitian-
merajai kehidupan manusia. Di tengah nya mengemukakan bahwa handphone (HP)
laju globalisasi, teknologi komunikasi dan dapat dijadikan sebagai salah satu media
informasi ini memiliki fenomena tersendiri pembelajaran otentik dalam kelas, di mana

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2- Juli 2019 17

HP dapat menjadi media pembelajaran yang sarana edukasi, komunikasi, psikologis,


dapat meningkatkan kognitif, skill peserta eksplorasi, imajinasi, psikologis dan
didik dan profesionalisme guru. Selain itu HP sosial bagi peserta didik. Namun dalam
dapat diterapkan secara efektif dalam belajar, pembelajaran poster peserta didik kelas
mengajar, dan membantu peserta didik XI Gambar 1 SMKN 3 Semarang, capaian
dalam kegiatan eksplorasi estetik. Salah satu hasil yang ditunjukkan oleh kemampuan
aplikasi yang disediakan HP adalah kamera. peserta didik dalam menghasilkan karya
Melalui fitur kamera, peserta didik dapat poster belum maksimal. Rendahnya minat
menjelajah lingkungannya melalui aesthetic dan kemampuan peserta didik dalam
angel yang menggali keberanian peserta menggarap poster masih kurang baik. Hal
didik untuk bercerita atau menyampaikan ini ditunjukkan oleh hasil kemampuan
gagasan idenya kepada publik lewat gambar akademik peserta didik kelas XI Gambar 1
yang dihasilkan dari kamera HP. Kegiatan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
ini tentunya menjadi jembatan pemenuhan (KKM). Nilai KKM mata pelajaran seni
kebutuhan berekspresi, berapresiasi, budaya di SMK Negeri 3 Semarang adalah 70.
berkreasi, kesadaran terhadap warisan Ini berarti jika peserta didik mendapatkan
artistik, dan mengembangkan kesadaran nilai 70 ke atas maka peserta didik tersebut
sosial peserta didik sebagai arah tujuan dianggap telah tuntas dalam pembelajaran
pendidikan seni yang bermuara pada seni budaya. Namun data empirik nilai
tercapainya tujuan pendidikan nasional peserta didik kelas XI Gambar 1, hanya 4
(Sobandi, 2008: 25). orang yang memiliki nilai KKM, selebihnya
Dalam konteks pendidikan seni 32 masih di bawah KKM. Berdasarkan hasil
karya fotografi yang dihasilkan peserta wawancara yang penulis lakukan pada
didik merupakan hasil proses kreatif peserta didik kelas XI Gambar 1 mengenai
dan ekspresif. Kegiatan pembelajaran ini kesulitan dalam pembuatan poster, dari 36
dapat mengembangkan cara berpikir, cara peserta didik, 20 peserta didik merasakan
kesulitan pada penemuan ide, kemampuan
memahami serta keterampilan dalam
menggambar, kreativitas, tipografi, estetika,
merasa, melihat dan memecahkan persoalan
dan totalitas penyelesaian karya (finishing
tentang diri dan lingkungan sesuai dengan
karya). 6 peserta didik tidak merasakan
kondisi yang dihadapi peserta didik. Dengan
kesulitan dalam berkarya poster baik pada
kata lain pembelajaran fotograpi merupakan
ide, kemampuan menggambar, kreativitas,
sarana pendorong pemenuhan personal
estetika, tipograpi dan finishing karya,
dengan membantu peserta didik memiliki
sedang 10 orang hanya merasakan kesulitan
kepekaan sosial, dan artistik melalui kegitan
pada kemampuan menggambar, estetika dan
ekspresif (Chapman, 1978: 19).
tipograpi. Hal ini tentu saja berdampak pada
Pembelajaran poster merupakan salah
rendahnya nilai rata-rata kelas kemampuan
satu materi dalam pembelajaran seni budaya
peserta didik dalam pelajaran berkarya
(seni rupa) di Sekolah Menengah Kejuruan
poster.
(SMK). Feldman (1967), mengemukan
Menyadari besarnya manfaat pembe-
bahwa penciptaan seni rupa berfungsi
untuk memenuhi kebutuhan estetika dan lajaran poster bagi peserta didik, dan untuk
praktis manusia, juga memiliki manfaat lain meningkatkan pencapaian nilai peserta
yaitu sebagai sarana edukasi, komunikasi, didik dalam pembelajaran poster maka
religius, ekspresi personal, psikologis dan perlu diterapkan inovasi pembelajaran yang
sosial. dapat meningkatkan kemampuan peserta
Pembelajaran poster di SMK Negeri didik baik dalam ide, kreativitas, estetika,
3 kelas XI Gambar 1, merupakan sarana tipografi, dan totalitas penyelesaian karya.
ekspresi estetik yang berfungsi sebagai Untuk memudahkan peserta didik dalam
UNNES JOURNALS
18 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

menggambar, meningkatkan kreativitas, untuk menyiapkan peserta didik melaui


merangsang ide dan estetika, dan kegiatan yang diolah agar peserta didik
mampu menyelesaikan tugas tepat waktu menguasai kemampuan berkesenian sesuai
(finishing karya) maka dirancang tindakan dengan peran yang dimainkannya yaitu;
pembelajaran untuk mengatasi masalah (1) menularkan keterampilan seni, dan (2)
tersebut, yaitu berkarya poster teknik memfungsikan pendidikan seni (Soehardjo,
fotografis dengan pemanfaatan handphone 2012: 13).
(HP). Pembelajaran poster teknik fotografi Pembelajaran poster dengan teknik
dirancang untuk menantang peserta fotografis berbasis HP bertujuan untuk
didik dalam menjelajah ruang estetik memberikan pembelajaran pada peserta
di lingkungan sekolah melalui kegiatan didik untuk mengubah fakta visual hasil
eksplorastif, imajinatif dan kreatif. penginderaan menjadi bayangan yang akan
Pembelajaran merupakan kegiatan berfungsi sebagai ide seni. Tindakan yang
sistematis dan sistemik yang dilakukan dilakukan peserta didik untuk fakta visual
untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan yang berasal dari lingkungan terdekat,
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar misalnya menangkap sudut estetik di sekitar
pada diri peserta didik (Wiranataputra, lingkungan sekolah ke dalam ruang publik,
dkk. 2007: 1.18). Pembelajaran harus dimana ungkapan visual yang ditangkap
menghasilkan perubahan yang dapat lewat aktivitas kelana fisik dan mental
diamati berupa pengetahuan (knowledge), peserta didik akan melahirkan karya yang
keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). bisa memberi pengaruh pada penikmatnya.
Pembelajaran mengacu pada segala kegiatan Aktivitas mental dan fisik dalam
yang berpengaruh langsung terhadap pembelajaran poster dengan teknik fotografis
proses belajar peserta didik. Kegiatan dengan menggunakan HP mengandung
pembelajaran mengacu pada penggunaan kadar tinggi belajar aktif. Belajar aktif
pendekatan, strategi. Metode, teknik, dan indikatornya antara lain: (1) keinginan dan
media dalam rangka mengkontruksi proses keberanian menampilkan minat, kebutuhan;
belajar yang memberikan pengalaman (2) keinginan dan kebutuhan untuk
sehingga tujuan pembelajaran dapat efektif berpartispasi (3) kemandirian belajar. Oleh
dan efisien. Tujuan utama pembelajaran karena itu guru harus berusaha mendorong
adalah meningkatkan kemampuan gairah belajar dan partisipasi peserta
peserta didik setelah mengikuti suatu didik secara aktif, guru bertindak sebagai
pembelajaran tertentu. Dalam merumuskan motivator, dan memberi kesempatan pada
tujuan pembelajaran, guru menjabarkan peserta didik untuk belajar menurut cara
standar kompetensi dan kompetensi dan keadaannya masing-masing (Soehardjo,
dasar (SK/KD) menjadi indikator hasil 2011: 271).
belajar. Indikator belajar pada dasarnya Pembelajaran poster teknik fotografis
merupakan pernyataan perilaku yang bagi peserta didik adalah salah satu
memiliki dua syarat utama yaitu ober-vable pembelajaran seni rupa dua dimensi yang
dan berorientasi pada hasil belajar. Terdapat secara teknik lebih cepat dan praktis dalam
beberapa faktor yang mempengaruhi sistem proses menghasilkan karya serta memiliki
pembelajaran diantaranya: guru, pesertra nilai akurasi reproduksi yang tinggi.
didik, sarana prasarana, lingkungan, dan Fotograpi sebagai salah satu domain seni
lain-lain. visual tidak terlepas dari nilai dan kaidah
Memahami konsep pendidikan seni estetika yang berlaku, di mana setiap genre
merupakan suatu keharusan yang dilakukan memiliki nilai dan kosa estetika maka
oleh setiap pendidik seni. Hakikatnya fotografi dengan parsial genrenya juga
pendidikan seni merupakan usaha sadar tidak terlepas juga dengan kosa estetikanya.

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2- Juli 2019 19

Setiap bentuk karya yang dihasilkan dari Adapun tujuan dari pembelajaran fotografis
fotografi memiliki tujuan dan konsep bagi peserta didik adalah agar peserta
penciptaan yang dimulai dari ide dasar yang didik memiliki kepekaan estetik dalam
berkembang menjadi implementasi praksis menangkap objek visual, mengabarkan atau
dengan dukungan peralatan dan teknik menceritakan sesuatu melalui karya visual
ungkap melalui bahasa visual. Melalui dan, menggugah rasa kepedulian terhadap
eksperimen dan eksplorasi terhadap target sesuatu khususnya kepedulian terhadap
bidik (expose) serta proses penghadirannya lingkungan termasuk lingkungan sekolah.
hingga menjadi subjek (subject matter)
sebagai sebuah karya fotograpi. METODE PENELITIAN
Metode yang dapat digunakan dalam Penelitian ini merupakan Penelitian
pengambilan objek visual dalam kegiatan Tindakan Kelas (PTK) dengan 2 siklus.
pembelajaran fotograpi ini adalah metode Setiap siklus dibagi dalam 2 kali pertemuan,
EDFAT suatu metode yang dikenalkan oleh dimana setiap pertemuan dilaksanakan
Walter Cronkie School of Journalism and selama 2 jam pelajaran (2x45 menit).
Telecomunication Arizona State Univercity. Setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu;
EDFAT, suatu metode pemotretan yang perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/
melatih cara pandang supaya dapat observasi, dan refleksi. Adapun tahapan
melihat sesuatu dengan detail dan tajam. penelitian melalui dua siklus.
EDFAT merupakan akronim dari E (Entire), Tindakan Siklus I
adalah Established Shot, merupakan suatu Pelaksanaan tindakan siklus I
keseluruhan pemotretan yang dilakukan difokuskan untuk mengetahui hasil belajar
begitu melihat suatu peristiwa atau bentuk peserta didik dalam pembelajaran poster
penugasan lain untuk mengincar atau teknik fotografis dengan menggunakan
mengintai bagian-bagian untuk dipilih media handphone dalam proses
sebagai objek; D (Detail), suatu pilihan atas pembelajaran yang berlangsung.
bagian tertentu dari keseluruhan pandangan Perencanaan
terdahulu (entire). Tahap ini adalah tahap Pada tahap perencanaan tindakan
pengambilan keputusan atas sesuatu peneliti membuat rencana pembelajaran
yang dinilai paling tepat sebagai “point of poster teknik fotografis yang memuat
interest”; F (Frame), suatu tahapan dimana tentang tujuan yang ingin dicapai, materi
peserta didik mulai membingkai detail yang pelajaran yang akan disampaikan, metode
dipilih. Pada tahap ini rasa estetik dimainkan yang akan digunakan, bahan ajar, alat, dan
dengan mempertimbangkan komposisi, evaluasi.
tekstur dan bentuk subjek secara akurat; A Implementasi Tindakan
(Angle), yaitu tahap dimana sudut pandang Pelaksanaan tindakan dalam peneli-
menjadi dominan, ketinggian. Kerendahan, tian ini didasarkan pada rencana yang
level mata, kiri, kanan, dan cara melihat. telah disusun, yaitu menerapkan media
Fase ini penting mengkonsepsikan visul handphone dalam proses pembelajaran
yang diinginkan peserta didik; dan T (Time), dengan tujuan untuk mengetahui seberapa
yaitu tahap penentuan penyinaran dengan tinggi hasil belajar peserta didik dalam
kombinasi yang tepat antara diafragma pemanfaatan HP sebagai media belajar dan
dan kecepatan atas keempat tingkat yang berkarya poster.
disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis Observasi
atas keinginan membekukan gerakan atau Observasi yang dilakukan bertujuan
memilih ketajaman ruang adalah salah satu untuk mengetahui keaktifan belajar peserta
prasyarat dasar yang sangat diperlukan dan didik, baik dalam perilaku, motivasi,
bisa juga diartikan timing saat memotret. penerimaan materi, suasana pembelajaran
UNNES JOURNALS
20 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

serta aktivitas peserta didik terhadap yang digunakan dalam proses pembelajaran.
penerapan media berkarya poster dalam Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat
proses pembelajaran. proses pembelajaran berlangsung.
Refleksi dan Evaluasi Refleksi dan Evaluasi
Setelah melakukan kegiatan observasi Setelah melakukan kegiatan observasi
selama proses pembelajaran, kemudian selama proses pembelajaran, kemudian
dilakukan refleksi untuk menganalisis hasil dilakukan refleksi untuk mengingat dan
tindakan yang sudah dilaksanakan. Refleksi merenungkan kembali hasil tindakan yang
bertujuan menemukan dasar upaya dalam sudah dilaksanakan. Refleksi bertujuan
perbaikan hasil pembelajaran selanjutnya untuk memperoleh dasar dari upaya
baik dari sisi sumber daya, metode dan dalam perbaikan dari hasil pembelajaran
kegiatan belajar mengajar. Adapun evaluasi selanjutnya. Adapun evaluasi dilakukan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dengan tujuan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan peserta didik tingkat kemampuan peserta didik dalam
dalam penguasaan materi pembelajaran penguasaan materi pembelajaran poster
yang diberikan. teknik fotografis dengan media HP.
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan
Tindakan Siklus II kelas ini, peneliti menggunakan model
Pelaksanaan tindakan siklus II ini Kemmis dan Mc Taggart yang dirancang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam 2 siklus tindakan, masing¬-masing
dan hasil belajar peserta didik dalam terdiri dari 4 tahap, yaitu: (1) perencanaan,
belajar poster teknik fotografi. Siklus ini (2) implementasi, (3) observasi, dan (4)
dilaksanakan untuk mencermati aktivitas refleksi.
dan hasil unjuk kerja peserta didik dalam
pembelajaran. Teknik Pengumpulan Data
Perencanaan Pengumpulan data dalam PTK
Pelaksanaan siklus II merupakan (Penelitian Tindakan Kelas) ini dilakukan
refleksi dari perlakuan tindakan di siklus I, dengan observasi, angket, dan wawancara.
yaitu upaya dalam meningkatkan perbaikan. Alat Pengumpulan Data
Tujuan pada siklus II ini menekankan pada Adapun alat yang digunakan dalam
peningkatan hasil belajar poster teknik penelitian sebagai proses pengumpulan
fotografis dengan kembali menerapkan data selain pengumpulan angket peserta
media HP pada pembelajaran. didik, yaitu alat bantu seperti alat rekam,
Implementasi Tindakan antara lain handphone yang ada fasilitas
Pelaksanaan implementasi tindakan untuk rekam dan foto, kamera digital, serta
dalam penelitian ini didasarkan pada alat tulis untuk mencatat hasil wawancara
rencana yang telah disusun, yaitu penerapan dan data tertulis berupa jurnal harian yang
media HP sebagai upaya peningkatan hasil merupakan catatan lapnagan (field notes),
belajar poster bagi peserta didik dengan hasil belajar peserta didik (nilai), dan foto
perbaikan-perbaikan untuk mengatasi saat peserta didik melakukan kegiatan
masalah yang ditemukan pada siklus I. belajar berkarya poster teknik fotografis
Observasi dengan media HP.
Observasi yang dilakukan dalam Instrumen Penelitian
penelitian ini untuk mengamati keaktifan Instrumen penelitian merupakan alat
belajar peserta didik, baik dalam perilaku, yang digunakan peneliti untuk memudahkan
motivasi, penerimaan materi, suasana pekerjaan dalam mengumpulkan data
pembelajaran serta aktivitas peserta didik penelitian (Muhadi, 2011:112). Untuk
terhadap penerapan media pembelajaran memperoleh data dalam penelitian ini,

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2- Juli 2019 21

instrumen yang digunakan adalah dengan berkarya poster. Penilaian karya poster
melakukan pembagian selebaran angket didasarkan pada empat item penilaian
kepada peserta didik kelas XI Gambar I, yaitu: ide/konsep, kreativitas, estetika, dan
kemudian melakukan wawancara yang typograpy. Setiap item unsur penilaian diberi
berkaitan dengan peningkatan hasil belajar skor nilai dan rentang nilai berdasarkan
peserta didik dalam pembelajaran poster kategori Sangat baik (90-100), Baik (80-89),
teknik fotografis dengan menggunakan Cukup (70-79), dan Tidak Baik ( < 70).
media HP. Wawancara dilakukan berdasar- Tes prasiklus ini diikuti 36 peserta
kan daftar pertanyaan yang telah dipersiap- didik yang bertujuan untuk mengetahui
kan sebelumnya. Daftar pertanyaan kondisi awal peserta didik kelas XI Gambar
yang sudah dipersiapkan, disusun dan I SMKN 3 Semarang pada pembelajaran
disesuaikan dengan sumber data yang akan poster. Hasil dari tabel 1 menunjukkan
menjadi pendukung dalam menentukan bahwa dari 36 peserta didik hanya 4 peserta
hasil penelitian terhadap objek yang akan didik yang tuntas pada pelajaran poster
menjadi dasar dilakukannya penelitian, (12%), sedangkan yang tidak tuntas ada 32
yaitu peserta didik kelas XI Gambar I. orang (89%).
Analisis Data Dari keempat aspek penilaian pada
Analisis data dalam penelitian pembelajaran poster hanya empat peserta
ini menggunaka analisis kualitatif dan didik yang memenuhi kriteria ketuntasan
kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan minimal, artinya pembelajaran poster teknik
untuk menganalisis hasil wawancara dengan manual secara keseluruhan masih sulit bagi
deskriptif interaktif, sedangkan analisis peserta didik, yang tentunya berdampak
kuantitatif digunakan untuk menganalisis pada turunnya prestasi belajar peserta didik
angket dengan diskripsi persentase. kelas XI gambar I.
Berdasarkan hasil capaian belajar yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar
Penelitian ini dilakukan di kelas XI tersebut, maka peneliti mencoba mengganti
Gambar I, SMK Negeri 3 Semarang, yang teknik pembuatan poster dari teknik
beralamat di Jl. Atmodirono Raya Nomor manual diganti dengan membuat poster
7 A Semarang. SMK Negeri 3 Semarang. teknik fotografis, yang mana peserta didik
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dirangsang untuk memanfaatkan handphone
pada bulan Agustus dan September 2017 (HP) sebagai solusi terhadap permasalahan
yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan yang dihadapi dalam menggambar poster,
tindakan. Pelaksanaan tindakan disesuaikan mengingat sebagian besar peserta didik
dengan jadwal pembelajaran Seni Budaya memiliki HP.
di kelas XI Gambar I, yaitu pada hari Kamis
jam ke-1 s/d 2 (07.00 -8.30). Alokasi waktu Siklus I
pembelajaran Seni Budaya kelas XI Gambar Perencanaan
I sebanyak 2 jam pelajaran (2 x45 menit). (1) Menyiapkan materi yang berkaitan
Prasiklus dengan pembelajaran poster bagi peserta
Hasil tes prasiklus adalah kemampuan didik, (2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan
peserta didik dalam membuat poster secara Pembelajaran (RPP), (3) menyiapkan
manual yaitu peserta didik menggunakan media pembelajaran yang akan digunakan,
alat dan bahan yang mereka miliki. Baik (4) persiapan sarana pembelajaran (LCD,
berupa pensil, pensil warna, spidol, oil Laptop, dan pendukung lainnya), (5)
pastel, krayon, dan lain-lain. Tema gambar persiapan alat pengumpul data penelitian,
bebas agar mempermudah peserta didik seperti catatan lapangan, format observasi,
menemukan gagasan, ide/konsep dalam dan kamera.

UNNES JOURNALS
22 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

Pelaksanaan Temuan hasil penelitian pada siklus I,


Implementasi tindakan pada siklus didapati bahwa kemampuan peserta didik
I dengan mengajarkan materi poster, dalam pembelajaran poster teknik manual
memanfaatkan media handphone dalam hanya mencapai skor rata-rata 59 dari nilai
kegiatan pembelajaran. Aplikasi kamera tertinggi 100 atau 4,0. Pada aspek Entire
yang ada pada handphone digunakan sebagai diperoleh rata-rata skor 76 atau 3,0. Pada
media utama. Media penunjang lainnya aspek Detail dengan rata-rata skor 38 atau
pada aplikasi handphone adalah tipograpi. 1,5. Adapun aspek Frame ditemukan skor
Aplikasi ini dapat digunakan peserta didik rata-rata 79 atau 3,2 dan aspek Angle 83
dalam menentukan karakter huruf yang atau 3,3. Sedangkan pada aspek Time skor
akan digunakan dalam pembuatan poster. rata-rata 44 atau 1,8. Adapun skor rata-rata
Observasi pada aspek penilaian Typography yaitu 36
Berdasarkan rencana tindakan yang atau 1,4. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dilaksanakan pada pertemuan pertama tindakan pada siklus I memberikan dampak
siklus I yaitu pembelajaran poster teknik positif terhadap kemampuan belajar poster
fotografis, guru menggunakan metode karya teknik fotografis. Akan tetapi, peningkatan
cipta dan eksprimen. Metode ini melalui tersebut masih belum memenuhi Kriteria
tiga tahapan: proses eksplorasi terhadap Ketuntasan Minimal (KKM) dan juga belum
objek estetik, dilanjutkan dengan eksprimen memenuhi target yang diinginkan peneliti,
berupa menata objek secara artistik dan yaitu lebih atau sama dengan 70. Peserta
merekam objek dengan mempertimbangkan didik yang dapat mencapai ketuntasan
estetika dengan menerapkan metode EDFAT belajar hanya 7 peserta didik. Kelemahan
(Entire, Detail, Frame, Angle dan Time) . peserta didik yaitu pada aspek Detail. Time,
Tes siklus I ini, juga diikuti oleh dan Typography. Oleh karena itu, dalam
36 peserta didik yang bertujuan untuk tindakan siklus I ini masih harus diadakan
mengetahui kondisi awal peserta didik upaya lagi pada tindakan siklus II untuk
kelas XI Gambar I SMKN 3 Semarang. Hasil meningkatkan ketiga aspek yang masih
tes menunjukkan bahwa dari 36 peserta lemah.
didik ada 7 peserta didik yang tuntas pada
Refleksi dan Evaluasi
pelajaran poster (20%), sedang yang belum
Pada tahap refleksi ini, peneliti dan
tuntas ada 29 orang (80%). Perolehan nilai
hasil karya poster kelas XI gambar I, dapat evaluator yaitu dosen berdiskusi dan
dilihat pada gambar 1. mengevaluasi hasil pembelajaran poster
fotografis yang dilakukan pada siklus I. Hal-
hal positif pada siklus I akan dipertahankan
pada siklus II, sedang yang masih kurang
maksimal akan menjadi pedoman peneliti
dan kolaborator dalam tindakan siklus II.
Hal positif pada siklus I yaitu, peserta didik
lebih aktif dalam belajar poster fotografis
dan tingkat penguasaan handphone dengan
pemanfaatan fitur kamera dan Typography
menjadi lebih baik. Sedang hal negatif
pada siklus I adalah kemampuan secara
maksimal metode EDFAT masih minim,
khususnya pada Detail (D), yang mana
Gambar 1. Diagram Capaian Hasil Belajar peserta didik masih belum fokus pada obyek
Peserta Didik Siklus I pada Pembelajaran Poster estetik dan membidik secara luas, belum
Teknik Fotografis mempertimbangkan “point of interest”.

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2- Juli 2019 23

Kelemahan lainnya berada pada Time pada sistem EDFAT. Peserta didik diajarkan
(T), dimana peserta didik belum mampu teknik pengambilan gambar dengan
menggunakan cahaya sebagai alat bantu mempertimbangkan unsur-unsur estetika
pengambilan gelap terang pada obyek dalam membidik obyek yang berada
estetik. Kelemahan lainnya adalah belum di lingkungan sekolah, dan guru juga
meratanya kemampuan peserta didik dalam memberikan solusi terhadap kelemahan
mengatur komposisi tipograpi pada bidang pada Time (T), berupa kelemahan pada
poster pendukung obyek visual. Kendala penyinaran dengan kombinasi yang
yang dihadapi adalah minimnya waktu tepat antara diafragma dan kecepatan,
pembimbingan atau layanan konsultasi. dimana peserta didik diarahkan untuk
Berdasarkan kelemahan-kelemahan pada memanfaatkan dengan baik fitur yang telah
siklus I terrsebut maka dipandang perlu disediakan HP dan atau menggunakan
untuk memperbaiki kelamahan di siklus cahaya matahari secara langsung. Selain itu,
II agar prestasi akademik dan kompetensi guru mengingatkan dan menugasi peserta
peserta didik lebih meningkat. didik agar hasil fotografinya dilengkapi
dengan kata-kata motivasi dengan menerap-
Siklus 2 kan unsur komposisi, gelap terang dan
Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus pemilihan karakter huruf. Hasil karya
II, dilakukan dua kali pertemuan yaitu pada peserta didik bisa dikonsultasikan lewat
hari Kamis 7 September dan 14 September WhatsApp (WA) selama 1 minggu (sebelum
2017. Pada siklus II ini, tindakan yang pertemuan berikutnya yaitu 14 September
dilakukan hampir sama dengan tindakan 2018 Jam 1 dan ke 2. Hasil karya peserta
pada siklus I, yaitu dengan menerapkan didik yang terpilih diprint dengan ukuran 40
handphone sebagai media membuat poster x 50 cm setelah mendapat persetujuan dari
fotografis. Rencana tindakanPada siklus II guru.
ini, dilakukan berdasarkan refleksi pada Karya-karya hasil eksplorasi peserta
siklus I yang sebelumnya didahului dengan didik diperlihatkan ke hadapan peserta
diskusi antara peneliti dan dosen. Adapun didik yang lain untuk diapresiasi bersama-
hasil dari siklus II sebagai berikut: deskripsi sama. Hasil karya peserta didik selanjutnya
implementasi tindakan siklus II pada setiap akan dipajang pada Apreciation Wall di
pertemuan adalah sebagai berikut. sekolah dan dishare di sosial media melalui
Perencanaan Facebook dan Instgram. Hal ini dimaksudkan
(1) Menyiapkan materi yang berkait- agar peserta didik dapat memiliki dan
an dengan pembelajaran poster yang menjadikan: (1) rasa bangga terhadap
akan disampaikan pada peserta didik, karya yang dihasilkan, (2) sosmed sebagai
(2) menyiapkan Rencana Pelaksanaan media publikasi karya mereka untuk dapat
Pembelajaran (RPP), (3) Menyiapkan dinikmati oleh masyarakat umum, (3) media
media pembelajaran yang akan digunakan edukasi dan rekreasi digital.
(4) Persiapan sarana pembelajaran (LCD, Observasi
Laptop, dan pendukung lainnya), dan (5) Observasi pada tindakan siklus II,
Persiapan alat pengumpul data penelitian, kegitannya hampir sama dengan tindakan
seperti catatan lapangan, format observasi, siklus I, dimana peneliti melakukan
dan kamera. pengamatan yang dideskripsikan dalam
Pelaksanaan pedoman pengamatan dan catatan
Implementasi tindakan pada siklus II lapangan. Pelaksanaan pengamatan ini
ini, fokus pada penyelesaian masalah pad adalah merupakan tindakan terhadap
siklus I, yaitu ketidakmampuan peserta pelaksanaan proses pembelajaran dan
didik dalam penerapan unsur Detail (D) hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

UNNES JOURNALS
24 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

Observasi proses pada pertemuan pertama tindakan-tindakan mulai dari pratindakan,


siklus II ini, proses pembelajaran lebih baik siklus I sampai siklus II menunjukkan
dibandingkan siklus I, yaitu peserta didik adanya peningkatan yang cukup signifikan.
terlihat lebih menguasai penggunaan media Nilai capaian peserta didik pada materi dua
(kamera HP dan fiturnya). Perolehan nilai dimensi berupa pembelajaran poster teknik
hasil karya poster kelas XI Gambar I, dapat fotografismengalami peningkatan. Hal ini
dilihat pada gambar 2. terlihat pada saat proses pembelajaran
poster fotografis dengan menggunakan
media handphone. Skor dan nilai rata-rata
yang diperoleh peserta didik pada akhir
siklus I sebesar 44, dan nilai skor rata-rata
keseluruhan pada siklus II sebesar 86. Jadi,
terjadi peningkatan skor rata-rata peserta
didik. sebelum tindakan dan setelah tindakan
mengalami kenaikan yang signifikan yaitu
pada prasiklus nilai capaian akedemik
peserta didik hanya 44 dari skor maksimun
100 (4.00), pada siklus I terjadi skor rata-
rata capaian akdemik pembelajaran poster
teknik fotografis menjadi 59. Setelah
Gambar 2. Diagram Hasil Capaian Peserta Didik peneliti melakukan upaya perbaikan pada
pada Siklus II
aspek yang lemah pada siklus I, maka secara
signifikan skor rata-rata akademik peserta
Pada siklus II, berdasarkan diagram
didik kelas XI Gambar I meningkat skor rata-
batang pada gambar 2, nilai akademik
ratanya menjadi 86, dengan ketuntasan
peserta didik mengalami peningkatan,
100% pada siklus II. Hal tersebut dapat
diketahui bahwa jumlah skor rata-rata
dilihat pada sajian gambar 3 berikut.
pembelajaran poster fotografis siklus II
berada pada skor 86 dari skor maksimun
100 (4,0). Pada aspek (Entire), skor rata-
ratanya adalah 90 atau 3,6. Aspek (Detail)
skor rata-rata capaian peserta didik adalah
81, atau 3,2. Pada aspek (Frame), mencapai
skor rata-rata 85 atau 3,4. Sedangkan
aspek (Angle), rata-rata skor peserta didik
90 atau 3,6. Adapun aspek pada aspek Time
skor rata-rata capaian peserta didik yaitu
85 atau 3,4. Pada Aspek Typography skor
rata-rata skor capaian peserta didik adalah
86 atau 3,4. Ini menunjukkan dari jumlah
peserta didik yang mengikuti pembelajaran
Gambar 3. Diagram Nilai Sebelum dan Sesudah
poster teknik fotografis pada siklus II Tindakan
yaitu sebanyak 36 orang menunjukkan
ketuntasan belajar 100%. Tindakan siklus II Hasil Nontes
ini memberi dampak yang positif terhadap Hasil non tes pada pembelajaran
peningkatan hasil belajar peserta didik. poster teknik fotografis diperoleh dari hasil
Refleksi obeservasi, wawancara dan dokumentasi
Pada tahap refleksi ini, hasil diskusi foto. Hasil Observasi Siklus I dan II.
peneliti dan kolaborator setelah adanya

UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2- Juli 2019 25

Dokumentasi capaian akedemik peserta didik hanya 44


dari skor maksimun 100 (4.00), pada siklus
I terjadi skor rata-rata capaian akdemik
pembelajaran poster teknik fotografis
menjadi 59 setelah peneliti melakukan
upaya perbaikan pada aspek yang lemah
pada siklus I, maka secara signifikan capaian
akademik peserta didik kelas XI Gambar I
meningkat skor rata-ratanya menjadi 86,
dengan ketuntasan 100% pada siklus II.
Gambar 4. Foto Suasan Berkarya Poster Teknik
Manual DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas untuk Guru SMP, SMA SMK.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2015. Penelitian
Tindakan Kelas. Edisi Revisi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Chapman, L.H. 1978. Aproach to Art. New
York: Harcout Brace Jovanovich,
Publisher.
Gambar 5. Foto Pembelajaran Poster Teknik
Fotografis Siklus I dan II Kelas XI Gambar I SMK Ferry, Brian. 2009. Research Online: Using
Negeri 3 Semarang Mobile Phones to Enhance Teacher
Learning in Environmental Education.
University of Wollongong.
Fieldman, Edmund B. 1967. Arts as Image
and Idea. The University of Georgia,
Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs,
New Jersey.
Haryono. 2015. Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Yogyakarta: Amara Books.
Lusi, S.S, Nggili R.A. 2013. Asyiknya Penelitian
Gambar 6. Hasil Karya Peserta Didik Sebelum Ilmiah dan Penelitian Tindakan Kelas:
Tindakan dan Setelah Tindakan Panduan Praktis dengan Pendekatan
Ilmiah untuk Melakukan Transformasi
SIMPULAN Pembelajaran. Yogyakarta: Andi
Pembelajaran poster teknik fotografis Yogyakarta.
yang dirancang dan dilaksanakan secara Mead, M. 1972. Culture and Commitmen:
baik dengan mengembangkan metode, A. Study the Generation Gap. London:
media dan teknik pembelajaran akan Panther Books Ltd.
mampu meningkatkan nilai akedemik
peserta didik. Perolehan nilai capaian Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan
akademik peserta didik kelas XI Gambar 1 Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja
SMK Negeri 3 Semarang sebelum tindakan Rosdakarya.
dan setelah tindakan mengalami kenaikan Puspitosari, S. Yuni. 2008. “Peningkatan
yang signifikan. Signifikasi prasiklus nilai Kreativitas Peserta Didik Kelas VII SMP
UNNES JOURNALS
26 Sri Verayanti, Penggunaan Handphone dalam Berkarya Poster Berbasis Fotografis bagi Siswa SMK

Negeri Ngronggot, Kabupaten Nganjuk,


Jawa Timur dalam Pembelajaran Seni
Tari Melalui Pendekatan Apresiatif”.
Skripsi Pendidikan Seni Tari FBS UNY.
Samani M & Harianto. 2012. Konsep dan
Model Pendidikan Karakter. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan
Pembelajaran: Teori dan Praktik
Pengembangan KTSP. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sobandi, Bandi. 2008. Model Pembelajaran
Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo:
Maulana Offset.
Soehardjo A. J. 2011. Pendidikan Seni:
Startgi Penataan dan Pelaksanaan
Pembelajaran Seni. Malang: Bayumedia
Publishing
Suwandi, Sarwaji. 2011. Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2008. Profesi Kependidikan:
Problema, Solusi dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Utami, Nindi. 2014. “Peningkatan Motivasi
Belajar Seni Tari Melalui Media Video
bagi peserta didik Kelas VIII-C SMP
Negeri Sidareja, Cilacap”. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Seni Tari FBS
Universitas Negeri Yogyakarta.
Wiranataputra U, dkk. 2007. Teori Belajar
dan Pembelajaran. Modul. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Yamin, Martinis. 2013. Sertifikasi Profesi
Keguruan di Indonesia. Ciputat:
Refrensi (GP Press Group).

UNNES JOURNALS

Anda mungkin juga menyukai