2 - Juli 2019
Jurnal Imajinasi
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi
Purwanto, 1
1
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2 - Juli 2019 29
dan berinteraksi dalam konteks religi serta Selo kelas V dan VI SD, didasarkan
interaksi dalam kehidupan sosial budayanya. pada pertimbangan bahwa kemampuan
Keberadaan anak-anak di kawasan tersebut menggambar anak-anak pada usia ini telah
menjadi bagian yang integral pula dalam memasuki masa naturalistik semu yakni
tata kehidupan masyarakatnya. Perilaku mereka telah memiliki kemampuan teknik
kehidupan anak-anak tersebut niscaya dan cara mempersepsikan objek yang
akan mewarisi nilai-nilai para orang tua dilihatnya. Menurut Lowenfeld (1975),
mereka yang diikat dalam sebuah sistem Kamaril (2005), perkembangan gambar
budaya masyarakat. Ketika Gunung Merapi anak pada usia kelas V dan VI SD. (12-14 th),
menjadi faktor penting yang berpengaruh memasuki masa naturalistik semu (pseudo
bagi perilaku budaya masyarakat Lencoh naturalistic) . yang ciri-ciri karyanya telah
Kecamatan Selo Boyolali, maka dapat mendekati ciri-ciri karya orang dewasa.
diasumsikan hal tersebut akan berpengaruh Untuk memperoleh data penelitian
pula pada perilaku anak-anak, termasuk digunakan beberapa teknik yaitu: teknik
dalam pemenuhan kebutuhan estetisnya. observasi, wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini bertujuan menganalisis (Rohidi 2011). Teknik pengabsahan data
ungkapan gambar karya anak-anak Desa dilakukan dengan Teknik triangulasi. Teknik
Lencoh tersebut, untuk menjelaskan analisis data menggunakan langkah reduksi
relasi ungkapan gambar tersebut dengan data, sajian data, penarikan simpulan
kultur kehidupan masyarakatnya. Fokus dan Verifikasi (Miles & Hubberman dalam
permasaahan penelitian ini adalah: 1) Rohidi, 1992).
Bagaimanakah karakteristik ungkapan
gambar karya anak-anak Desa Lencoh HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali ? 2) Karakteristik Masyarakat Desa Lencoh
Bagaimanakah relasi ungkapan gambar Masyarakat Lencoh menunjukkan ciri
karya anak-anak Desa Lencoh Kecamatan masyarakat tradisional Jawa yang sangat
Selo Kabupaten Boyolali dengan nilai menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya.
kulturalnya ? Ciri-ciri kehidupan masyarakat tersebut
antara lain ditandai oleh mayoritas anggota
METODE masyarakatnya menggunakan bahasa ibu
Objek kajian dalam penelitihan ini bahasa Jawa dan menjunjung tinggi harmoni
adalah ungkapan gambar karya anak-anak kehidupan dengan mengedepankan sikap
siswa kelas, V, dan VI SD Negeri 2 Lencoh hidup serasi, selaras, dan seimbang. Hal
Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Agar tersebut terefleksi dalam hubungan antara
kajian penelitian ini memperlihatkan kebutuhan material dan spiritual, hubungan
kedalaman makna, serta menunjukkan pribadi dengan lingkungan sosialnya,
keterlibatan peneliti secara langsung di hubungan pribadi dengan lingkungan
lapangan, maka dipilih pendekatan kualitatif alamnya, dan hubungan pribadi dengan
dalam bentuk studi kasus. Lokasi penelitian Tuhannya. Manifestasi dari sikap tersebut
di SD Negeri 2 Lencoh Kecamatan Selo adalah dimilikinya rasa tepa selira, guyub,
Kabupaten Boyolali. Peneliti mengambil rukun dan saling menghargai satu dengan
lokasi di Sekolah tersebut dengan yang lain, serta memiliki sistem pengetahuan
pertimbangan untuk mendapatkan data nilai estetis dan etis, yang diidealkan dalam
tentang ungkapan gambar karya siswa yang kehidupan masyarakatnya didasarkan pada
benar-benar mewakili ekspresi kehidupan komposisi binnary, antara lain kiwa-tengen,
masyarakat yang berbudaya gunung. ngisor-ndhuwur, kasar-alus. Klasifikiasi
Pertimbangan dipilihnya gambar kelompok nilai kiwa, ngisor, kasar bermakna
karya anak-anak siwa SD Lencoh Kecamatan negatif, sedangkan klasifikasi kelompok
UNNES JOURNALS
30 Purwanto, Gambar Anak Pegunungan: Studi Kasus di SDN 2 Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
nilai tengen, ndhuwur, alus bermakna lingkungan alam, upacara, kesenian tradisi,
positif. Suseno (1996) menyatakan bahwa dan motif batik. Pilihan tema tersebut pada
pertimbangan alus dan kasar menjadi ciri dasarnya cenderung mengakomodasi obyek
estetis dan etik bagi masyarakat Jawa. Ciri yang ada di lingkungannya. Dari tujuh
lainnya mereka memiliki sikap hormat kelompok tersebut di bawah ini diambil
kepada orang yang lebih tua, orang tua, dan salah satu yang mewakili untuk dijelaskan
pemimpin yang dituakan dalam kelompok karaktristiknya.
masyarakatnya. Sikap religi masyarakat
memosisikan Gunung Merapi sebagai bagian Gambar Karya Siswa SDN 2 Lencoh
dari tata kosmologi mereka. Masyarakat Kecamatan Selo
percaya adanya hari baik, dan hari sial, serta Gambar 1, karya yang dibuat dengan
perhitungan-perhitungan waktu tertentu media krayon dengan teknik dusel, bertema
yang diyakini menjadi saat yang baik untuk pemandangan alam, dengan subjek sentral
melakukan aktivitas besar (menikah, sebuah gunung dengan subjek pendukung
membangun rumah, dan bepergian jauh). pepohonan dan sungai yang dikomposisi
Semangat melestarikan kesenian tradisional simetris. Menyusun unsur subjek secara
yang mereka miliki, yaitu Sorengan, Simetri menjadi ciri estetika Jawa dalam
Budi Tani, Lembu Seta, Turangga Mudha, upaya memperoleh harmoni.
Turangga Seta, Topeng Ireng, dan lain-lain
sangat kuat, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, maupun sekolah.
Dapat tegaskan bahwa karakteristik
budaya masyarakat Lencoh berorientasi
pada tradisi budaya Jawa. Mereka masih
mempertahankan tradisi ritual tertentu,
untuk mengokohkan eksistensi kehidupan
sosial mereka baik pada dimensi horizontal
maupun fertikal. Cita rasa estetis masyarakat
didasarkan pada nilai-nilai kebudayaanya,
Gambar 1. Karya Siswa SDN 2 Lencoh
yakni kosmologis, klasifikasi simbolis, dan Kecamatan Selo
orientasi kehidupan masyarakatnya.
Gambar 2, karya ini bertema
Variasi Ungkapan Gambar Siswa pemandangan alam, dengan dua gunung
Gambar karya siswa SDN 2 Lencoh sebagai subjek sentral, terdapat jalan besar
kelas V dan VI yang berhasil dikumpulkan di tengah yang membelah bidang bawah
sejumlah 86 gambar. Dari sejumlah gambar menjadi dua dengan beberapa pohon
tersebut kemudian diidentifikasi dan ditata pada belahan kanan dan kiri, sekilas
dikelompokkan menjadi 7 kelompok. Variasi komposisi gambar inipun tampak simetri
gambar dapat diidentifikasi yang pertama pula. Bidang atas dielaborasi dengan
pada pilihan media. Media yang digunakan bentuk awan dan burung-burung terbang
untuk menggambar antara lain, krayon, disela-sela awan tersebut. Kehadiran
marker, pensil, dan ballpoint. Pada proses subjek pendukung dalam gambar tersebut
menggambar tersebut diperoleh informasi mengisi seluruh permukaan bidang gambar,
bahwa guru cenderung tidak memberikan seperti motif yang ditata mengisi/menghias
ketentuan khusus dengan media apa anak permukaan bidang.
harus menggambar melainkan sesuai
dengan apa yang dimiliki. Kedua, pilihan
tema yang banyak digambar anak meliputi:
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2 - Juli 2019 31
UNNES JOURNALS
Jurnal Imajinasi Vol. XIII No. 2 - Juli 2019 33
UNNES JOURNALS
34 Purwanto, Gambar Anak Pegunungan: Studi Kasus di SDN 2 Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali
DAFTAR PUSTAKA
Budiharto, Dwi. 2002. “Sejarah Seni Rupa
Indonesia II”, Diktat Perkuliahan, FBS-
UNNES, Semarang. tidak diterbitkan