Anda di halaman 1dari 6

D.

Pengukuran
Pengukuran memainkan peranan penting pada fisika, tetapi hasil pengukuran
tidak akan pernah tepat secara sempurna. Adalah penting untuk menentukan
ketidakpastian suatu pengukuran, baik dengan menyatakan langsung dengan±, dan atau
dengan memakai angka signifikan yang tepat.
Fisika maupun disiplinilmu lain seperti ilmu kesehatan, pengukuran kuantitas
merupakan dasar utama guna mencari korelasi atau interprestasi dan juga untuk
membandingkan hasil pengukuran dengan prediksi teoritis.
Pengukuran adalah tindakan yang bertujuan untuk menentukan kuantitas dimensi
suatu besaran pada suatu sistem, dengan cara membandingkan dengan satu satuan
dimensi besaran tersebut menggunakan alat ukur yang terkalibrasi dengan baik.
Tapi, pada kenyataannya nilai pembandingnya tidak pernah diperoleh secara
pasti, sehingga nilai sebenarnya tidak dapat diketahui. Pengukuran berulang-ulang
hasilnya selalu berbeda, meskipun selisihnya sangat kecil. Jadi dalam pengukuran selalu
terdapat kesalahan. Usaha yang harus dilakukan adalah mengusahakan kesalahan itu
sekecil-kecilnya.
Untuk menyatakan seseorang sakit atau tidak, perlu dilakukan pengukuran
terhadap besaran-besaran fisis tubuh seperti suhu badan, tekanan darah, frekuensi detak
jantung dan sebagainya. Dari hasil pengukuran, belum dapat memberikan informasi
apapun tanpa membandingkan dengan suatu nilai yang ada. Nilai yang diperoleh
selanjutnya dibandingkan dengan suatu nilai yang dianggap sebagai standar normal untuk
menyatakan keadaan tubuh yang sehat. Nilai standar yang digunakan merupakan hasil
pendekatan secara empiris dari hasil pengukuran terhadap banyak sampel yang kemudian
nilai terbaik/ rata-ratanya dianggap sebagai nilai standar normal atau sehat, sehingga
sedikit batas penyimpangan atau variasi baik di atas maupun di bawah dari nilai standar
tersebut masih dianggap sehat.
Kesalahan dari proses pengukuran baik disebabkan karena faktor alat, metode
maupun pelaku pengukuran, tentunya akan mengakibatkan kesalahan informasi yang
diperoleh sehingga menimbulkan kesalahan kesimpulan dan akhirnya kesalahan tindakan
yang akan merugikan pasien. Dalam hal penentuan ini dapat terjadi false positif atau false
negative.
False positif adalah merupakan suatu error (penyimpangan) yang terjadi di mana
penderita dinyatakan menderita suatu penyakit, padahal sama sekali tidak menderita
penyakit tersebut. Sedangkan false negative merupakan suatu error yang terjadi di mana
penderita dinyatakan tidak sakit, padahal menderita suatu penyakit. Hal ini tentunya akan
sangat merugikan pasien. Untuk memperkecil kesalahan-kesalahan dalam pengukuran,
maka perlu memahami faktor-faktor penyebab timbulnya kesalahan/ ralat dan cara
memperkecil kesalahan-kesalahan dalam pengukuran.
1. Jenis & Faktor Penyebab Timbulnya Kesalahan atau Ralat.
a. Ralat sistematik, ralat kelompok ini bersifat tetap adanya, penyebabnya:
1) Alat, kalibrasi, harga skala, kondisi alat yang berubah, pengaruh alat
terhadap besaran yang diukur, dan sebagainya.
2) Pengamat, misal karena ketidak cermatan pengamat dalam membaca.
3) Kondisi fisis pengamatan, misal karena kondisi pada saat pengamatan
tidak sama dengan kondisi fisis pada saat penerapan alat.
4) Metode pengamatan, ketidaktetapan dalam pemilihan metode akan
berpengaruh terhadap hasil pengamatan. Misalnya sering terjadi
kebocoran pada besaran fisis seperti panas, cahaya, dan sebagainya.
b. Ralat kebetulan, kesalahan yang terjadi pada pengamatan yang dilakukan secara
berulang-ulang terhadap besaran fisis yang dianggap tetap. Penyebabnya adalah :
1) Salah menaksir, misal kesalahan penaksiran terhadap nilai skala terkecil.
2) Kondisi fisis yang berubah (berfluktuasi), misal karena perubahan
temperature atau perubahan listrik ruang yang tidak stabil.
3) Gangguan, misal adanya medan magnet yang kuat, dapat mempengaruhi
penunjukkan jarum penunjuk alat ukur listrik.
4) Definisi, misal karena penampang pipa tidak bulat betul maka penentuan
diameternya pun akan menimbulkan kesalahan.
c. Ralat kekeliruan tindakan, bagi pengamat dapat terjadi dalam bentuk :
1) Salah berbuat, misalnya salah membaca, pengaturan situasi/ kondisi.
2) Salah anggapan, misal terjadi pada pembulatan angka perhitungan.
Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran dapat diperkecil dengan cara lebih
banyak berlatih, pemilihan metode yang tepat serta menggunakan alat ukur yang
terkalibrasi dan memiliki tingkat ketetapan (akurasi) dan kebenaran (presisi) yang tinggi.

2. Perhitungan Ralat
Kesalahan dalam pengukuran tidak dapat dihindari sehingga nilai sebenarnya tidak
akan pernah dapat ditentukan. Usaha yang dapat dilakukan hanyalah dengan
memperkecil kesalahan tersebut sampai sekecil-kecilnya. Ralat berdasarkan
bagaimana data diperoleh dibedakan menjadi 2, yaitu :
a. Ralat dari hasil pengamatan (pengukuran secara langsung)
1) Untuk satu kali pengukuran, nilai ralatnya adalah 0,5 skala terkecil dari
alat ukur yang digunakan.
2) Untuk pengukuran berulang, nilai terbaik besaran terukur adalah nilai rata-
ratanya. Misalnya suatu besaran x diukur sebanyak n kali dengan nilai
terukur : x 1, x 2, x 3, …, x n. Nilai terbaik untuk besaran tersebut adalah :
n

∑ xi x 1 , + x 2 + x 3+ …+ x n
x́= i=I = (1.1)
n n

Selisih atau penyimpangan dari nilai terukur terhadap nilai terbaiknya


disebut deviasi, dilambangkan dengan δ x . Jadi
δ x =x i− x́ (1.2)
Informasi selisih kumulatif seluruh data harus ditampilkan secara efisien &
ringkas dalam bentuk standar deviasi (ukuran penyimpangan nilai pendekatan terbaik
terhadap nilai sebenarnya yang tetap misterius), yaitu :


2
∑ ( δ xi )
S x́ = ❑
(1.3)
n ( n−1 )
Nilai hasil pengukuran dituliskan dalam bentuk :
x=( x́ ± s x́ ) (1.4)
Sedangkan deviasi standart nilai rata-rata relatifnya dapat ditulis :
s x́
S x́ = x 100 % (1.5 )
x
Dengan keseksamaan atau kecermatan (akurasi) yaitu :

100 %− ( Sx́ x 100 %)(1.6)


n Nilai terukur : x i (cm) Deviasi (cm): δ x i=( xi −x́ ) 2


Kuadrat deviasi ( δ x i ) ( cm )
2

1 47,51 +0,02 0,0004


2 47,49 0,00 0,0000
3 47,48 0,01 0,0001
4 47,50 +0,01 0,0001
5 47,47 0,02 0,0004
6 47,49 0,00 0,0000
7 47,48 0,01 0,0001
8 47,46 0,03 0,0009
9 47,53 +0,04 0,0016
10 47,49 0,00 0,0000

Jadi nilai terbaiknya,


∑ xi ......
x́= i=I =¿
n
Sedangkan deviasi standarnya,


2
∑ ( δ xi )
S x́ = ❑
=…..
n ( n−1 )
Kemudian nilai x diinformasikan dalam format :
x =( x́ ± S x́ )=¿
b. Ralat dari hasil perhitungan (pengukuran tidak langsung atau ralat rambatan)
Adalah ralat yang timbul sebagai hasil perhitungan, berlaku pada besaran-besaran
yang tidak dapat diukur secara langsung. Misal pada penentuan luas suatu meja
melalui pengukuran panjang dan lebar (tak ditentukan pengukuran masing-masing
satu kali atau lebih). Pengukuran panjang akan menghasilkan ketidakpastian yang
sebanding dengan kesalahan pengukuran, demikian pula pada penentuan lebar
meja. Ketidakpastian pengukuran panjang dan lebar meja pasti akan memberi
konstribusi pada penentuan luas meja.

Panjang meja p = ( ṕ ±∂ p ) m
Lebar meja I =( Í ± ∂ I ) m
Luas meja L = ṕ x ĺ dan hasilnya dinyatakan dalam :
L = ( L ±∂ L ) m2
Ketidakpastian ∂ p , ∂l serta proses p x l akan berkontribusi dalam penentuan ∂ L .

∂L 2 ∂L 2
∂ l=
√( ∂p )( ∂ p ) 2+( )
∂l
( ∂ l )2 (1.7)

Marilah kita interprestasikan secara sederhana arti persamaan (1.7).

∂L
.Lambang adalah simbol operasi diferensial (turunan) parsial, yaitu turunan L
∂p
terhadap salah satu variabelnya, p. kita tentu tahu bahwa operasi diferensial
tersebut menyatakan bagaimana perubahan pada p akan mempengaruhi L, anggap
saja seperti pengaruh p dalam penentuan L. Jelas bahwa persamaan (1.7) adalah
cara menentukan ketidakpastian L dari ketidakpastian masing-masing variabel
dan dari proses interaksinya.

3. Accuracy, Precision, Error dan Uncertainty


Penting sekali untuk membedakan beberapa istilah yang sering dijumpai dari hasil
pengukuran.
Accuracy (akurasi-ketepatan), adalah suatu ukuran seberapa dekat hasil
pengukuran dengan nilai sebenarnya. Jadi nilai ini sebanding dengan ketetapan hasil.
Precision (presisi-ketelitian), adalah ukuran seberapa baik hasil pengukuran telah
ditentukan tanpa mengacu pada nilai sebenarnya. Ketelitian lebih mengarah pada
pengertian seperti kekonsistenan hasil. Alat yang menghasilkan data seperti angka
sebelumnya dikatakan alat yang teliti, tidak peduli apakah hasil tersebut tepat atau
tidak dengan nilai sebenarnya.
Error (ralat-kesalahan), adalah perbedaan antara hasil observasi atau pengukuran
dengan nilai sebenarnya.
Uncertainty (ketidakpastian), berkaitan dengan fluktuasi simpangan data x i
terhadap nilai pendekatan terbaik x́, sebagai gambaran kualitas hasil pengukuran atau
perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai