Anda di halaman 1dari 12

Interferensi Cahaya

MUHAMMAD NOR,S.Si, M.T


 Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua
gelombang cahaya.
 Cahaya yang memiliki frekuensi dan aplitudo
hampir sama/ sama serta memiliki beda fase yang
tetap maka kedua gelombang itu bersifat koheren.
 Apabila kedua gelombang cahaya berinteferensi
saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka
akan menghasilkan garis terang yang teramati
pada layar.
 Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi
saling memperlemah (bersifat destruktif), maka
akan menghasilkan garis gelap yang teramati
pada layar.
 Interferensi konstruktif terjadi jika kedua
gelombang mempunyai fasa yang sama.
 sedangkan interferensi destruktif terjadi
jika kedua gelombang mempunyai beda
fasa sebesar π

X = mƛ Konstruktif
X = (m+1/2)ƛ destruktif
Interferensi celah ganda (percobaan
Young)
 Untuk menghasilkan dua
gelombang yang sefasa (koheren),
digunakan satu sumber cahaya
monokromatik yang dilewatkan
pada dua celah sempit
Beda Lintasan
Jarak tempuh cahaya yang melalui
dua celah sempit mempunyai
perbedaan (beda lintasan), hal ini
yang menghasilkan pola
interferensi.
Syarat Interferensi Maksimum
 Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang
memiliki fase yang sama (sefase), yaitu jika selisih
lintasannya sama dengan nol atau bilangan bulat kali
panjang gelombang λ
d sin θ = m λ; m = 0, 1, 2 ……….
Bilangan m disebut orde terang . Untuk m = 0 disebut
terang pusat, m = 1 disebut terang ke-1 dst.

 Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak


kedua celah d (l >> d), maka sudut θ sangat kecil, sehingga
sin θ = tan θ = p/l, dengan demikian :
pd/l = m λ
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Syarat interferensi minimum
 Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua
gelombang 180 derajad, yaitu jika selisih lintasannya
sama dengan bilangan bulat kali setengah panjang
gelombang λ.
d sin θ = (m – ½ )λ; m = 1, 2, 3 …………
Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke 0.
Untuk m = 1 disebut gelap ke-1 dst.
Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka
pd/l = (m – ½ )λ
Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
 Jarak antara dua garis terang yang berurutan sama
dengan jarak dua garis gelap berurutan. Jika jarak itu
disebut Δp, maka :
Δp d = λ l
Interferensi lapisan tipis
 Cahaya monokromatik yang dikenakan pada suatu
permukaan lapisan tipis dapat menunjukkan
fenomena interferensi. Hal ini terjadi karena ada
beda fasa antara berkas cahaya yang langsung
dipantulkan (berkas s1) dengan cahaya yang
mengalami pembiasan lebih dulu (berkas s2)
 Ketika cahaya dipantulkan dari buih sabun atau dari layar
tipis dari minyak yang mengambang dalam air terlihat
bermacam-macam warna.

 Hal ini akibat pengaruh inteferensi antara dua gelombang


cahaya yang dipantulkan pada permukaan yang
berlawanan dari lapisan tipis larutan sabun atau minyak
Sinar 1 dan sinar 2 akan sefase,
interferensi maksimum jika:


2d  ( m  1
2 ) , m = 0, 1, 2,….
n

Jika sinar 1 dan sinar 2 berlawanan fase,


terjadi interferensi minimum pada :

, m = 0, 1, 2, ……

2d  m
n
• Cincin newton merupakan pola
interverensi berupa lingkaran-lingkaran
Cincin newton
gelap dan terang secara berurutan.
• Pola ini terjadi jika cahaya yang panjang
gelombangnya ƛ dating dalam arah tegak
lurus pada system optic yang terdiri dari
sebuah lensa cembung datar dengan R
sebagai jari-jarinya.
Sekian

Anda mungkin juga menyukai