Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR

( UNIT 1 PERALATAN LABORATORIUM DAN STERILISASI )

Nama : WULANDARI

NIM : 1814040018

Kelas : PEND. BIOLOGI C

Kelompok : 3 ( TIGA )

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan


Alam

Universitas Negeri Makassar

Tahun 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Mikrobiologi Dasar dengan judul


“Pengenalan Alat dan Sterilisasi” disusun oleh:
nama : Wulandari
NIM : 1814040018
kelas : Pendidikan Biologi C
kelompok : III (Tiga)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh asisten dan koordinator asisten, maka laporan
ini dinyatakan diterima.

Makassar, 29 September 2020


Koordinator Asisten . Asisten

Djumarirmanto., S.Pd  Warida Hafni


NIM: 1614140002

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Prof. Dr. Ir. Hj. Yusminah Hala, Ms


NIP : 1961 1212 198601 2 002
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan tempat dimana mahasiswa, dosen dan peneliti
melakukan sebuah percobaan. Dalam elakukan percobaan di laboratorium tak
akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis
bahan dan alat yang digunakan. Hal ini akan terjadi, jika kita tidak memahami
jenis alat dan bahan, cara penggunaan dan fungsinya. Ada berbagai jenis
laboratorium, salah satu contohnya yakni laboratorium mikrobiologi.
Praktikan harus kenal dengan alat-alat yang nantinya akan
dipergunakan dalam laboratorium hal ini sangat penting guna kelancaran
percobaan yang dilaksanakan. Kelancaran tersebut untuk menghindari
kecelakaan kerja dan juga gagalnya percobaan praktikum. Alat-alat dalam
laboratorium juga biasanya dapat rusak bahkan berbahaya digunakan jika
tidak sesuai dengan prosedur pemakaian .Oleh karena itu, pemahaman fungsi
dan cara kerja peralatan tersebut harus benar-benar dikuasai sebelum
digunakan. Penggunaan beberapa alat gelas dengan tepat penting untuk
diketahui agar pmeminimalisir terjadinya kesalahan serta praktikum berjalan
dengan lancar.
Alat yang digunakan pada laboratorium memiliki 2 bentuk bahan dasar
dalam pembuatannya. Bahan yang digunakan ada yang terbuat dari bahan
kaca dan sebaliknya. Bahan yang terbuat dari kaca atau akrabnya disebut
peralatan glass, alat ini biasanya ditemukan dalam warna yang bening, atau
berwarna gelap. Peralatan non glass biasanya dalam bentuk plastic, kayu,
stainless dan bahan logam lainnya. Pada dasarnya setiap alat memiliki nama
yang menunjukkan kegunaan dari alat tersebut. Pengenalan alat-alat di dalam
laboratorium yang akan digunakan sangat penting untuk kelancara percobaan
yang dilakukan seperti menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan.
Praktikum ini bertujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
nama alatalat yang digunakan dalam dalam praktikum mikrobiologi, untuk
membedakan bahan dasar dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi, untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja serta bagian-bagian
dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dan untuk
mengetahui teknik atau cara sterilisasi alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi. Pada praktikum ini kita harus mengetahui nama-
nama alat dan fungsi setiap alat serta apa saja metode dari sterilisasi.
B. Tujuan Praktikum
Adapun beberapa tujuan diadakannya praktikum pengenalan alat dan
sterilisasi sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui nama alat-alat yang digunakan dalam praktikum
mikrobiologi
2. Untuk membedakan bahan dasar dan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi
3. Untuk mengetahui fungsi dan prinsip kerja serta bagian-bagian dari alat-
alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
4. Untuk mengetahui teknik atau cara sterilisasi alat-alat yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Fitriyani, dkk (2018), mikrobiologi merupakan cabang biologi


yang menilik mikroorganisme. Praktikum biologi diberikan buat mendukung
pribadi materi pembelajaran pada perkuliahan & menaruh pengalaman &
keterampilan dasar bagi anak didik mengenai teknik dasar yang poly dipakai pada
mikrobiologi. Keberadaan laboratorium mikrobiologi pada proses pembelajaran
sains sangat krusial. Laboratorium merupakan fasilitas pada mana anak didik bisa
mengasah keterampilan mereka pada melakukan latihan, demonstrasi, percobaan,
penelitian & pengembangan sains.
Laboratorium adalah unit penunjang aktivitas belajar mengajar pada
perguruan tinggi yang mempunyai peranan krusial. laboratorium adalah indera
krusial buat menerima data mengenai kuantitas juga kualitas menurut, bahan
murni, bahan berguna yang masih ada pada obat (sintetik juga tradisional),
makanan, minuman & lainnya. Ada persyaratan minimal yang wajib dipenuhi
suatu laboratorium supaya bisa menjalankan kegunaannya antara lain merupakan
bangunan, rapikan ruang, indera keselamatan, fasilitas indera & bahan yang
memadai, asal daya insan yang sesuai, metode pengujian & sistem dokumentasi
yang baik. Pengenalan jenis bahan kimia misalnya padat, cair, & gas, & dari
kualitasnya misalnya teknis atau pro analisis wajib diketahui. Prinsip bekerja
misalnya merogoh & memindahkan bahan kimia, teknik pemanasan jua wajib
dipelajari. Pengetahuan mengenai kode bahan kimia & jenis-jenis indera
laboratorium wajib diketahui sang seluruh praktikan (Wardiyah, 2016)
Manajemen lab yang baik mempunyai sistem organisasi yang baik, uraian
kerja (job description) yang jelas, pemanfaatan fasilitas yang efektif, efisien,
disiplin, & administrasi lab yang baik pula. Bagaimana mengelola Lab
menggunakan baik, merupakan sebagai tujuan utama, sebagai akibatnya seluruh
pekerjaanyang dilakukan bisa berjalan menggunakan lancar. Dalam penyimpanan
& penataan indera yang perlu diperhatikan jenis bahan dasar penyusun indera
tersebut. Dengan diketahuinya bahan dasar menurut suatu indera kita bisa
memilih cara penyimpanannya, Alat yang terbuat menurut logam tentunya
wajibdipisahkan menurut indera yang terbuat menurut gelas atau porselen, Dalam
penyimpanan & penataan indera aspek bobot benda perlu jua diperhatikan,
Janganlah menyimpan indera-indera yang berat pada loka yang lebih tinggi,
supaya gampang diambildan disimpan kembali (Gunawan, 2018).
Pengaplikasian ilmu teori yang didaptkan sang perserta didik bisa
dilakukan menggunakan melaksanakan praktikum. praktikum memiliki posis
ipenting pada mewujudkan ke bermaknaan belajar sains. Kegiatan ini dilandasi
sang empat alasan utama diantaranya membangkitkan semangat belajar peserta
didik. Kedua ke 2 praktikum bisa berbagi keterampilan dasar buat melakukan
eksperimen. Alasan ketiga praktikum bisa menjadi sarana belajar pendekatan
ilmiah & bisa menunjang materi pelajaran. Dalam melakukan praktikum
hambatan yang umumnya ditemui merupakan keterbatasan indera dilaboratorium,
atau kadang minimnya pengetahuan pengguna laboratorium pada mengguanakan
indera-indera yang tersedia didalam (Supriyadi & Lismawati, 2018).
Kelancaran pada melakukan praktikum dan menerima output yang
dibutuhkan jua sangat bergantung dalam proses sterilisasi suatu indera. Sterilisasi
bisa dilakukan menggunakan mennyesuaikan jenis, bahan, sifat, bentuk,
berukuran indera yang sejalan menggunakan metode yang cocok. Dengan taraf
kebersihan yang sangat tinggi / sterilnya suatu indera dilihat menurut basmih
tidaknya seluruh mikroba. Metode yang dipakai mampu melalui cara sterilisasi
fisik, kimia, mekanik & tyndilisasi. Sterilisasi secara fisik dilakukan
menggunakan menaruh suhu & tekanan yang tinggi. Penggunaan bahan kimia
dilakukan buat metode sterilisasi secara kimia umumnya biasanya dipakai sebagi
disinsinfektan ( Ali dkk, 2013).
Sterilisasi pada pengertian medis adalah proses menggunakan metode
eksklusif bisa menaruh output akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang nir bisa
ditunjukkan lagi adanya mikroorganisme strerilisasi relatif poly. Metode sterilisasi
relatif poly, tetapi cara lain yang dipilih sangat bergantuk dalam keadaan dan
kebutuhan setempat.Apapun pilihan metodenya, hendaknya permanen menjaga
kualitas output sterilisasi (Raudah, 2017).
Menurut Ma’at (2009), terdapat beberapa macam cara proses sterilisasi,
yaitu :
1. Sterilisasi menggunakan pemanasan melalui pemgeringan.
2. Sterilisasi menggunakan pemanasan secara basah.
3. Sterilisasi menggunakan penambahan zat eksklusif
4. Sterilisasi menggunakan gas
5. Sterilisasi menggunakan penyinaran
6. Sterilisasi menggunakan menggunakan penyaring bakteri
Sterilisasi merupakan suatu proses pemusnahan seluruh bentuk
mikroorganisme, baik yang berbentuk vegetatif juga yang berbentuk spora.
Mikroorganisme yang dimaksud bisa berupa kuman, virus, rickettsia juga jamur.
Jadi produk steril sudah bebas menurut seluruh jenis mikroorganisme hidup.
Istilah “hidup” disini perlu padaperhatikan lantaran terdapat produk steril yang
masih mengandung mikroorganisme namun sudah mati. Misalnya output
sterilisasi menggunakan pemanasan, penyinaran ataupun menggunakan
menggunakan gas, sama sekali nir masih ada mikroorganisme kontaminan
lantaran sudah dipisahkan secara disika & tertinggal pada pada filter (Ma’at,
2009)
Beberapa indera yang dipakai pada praktikum mikrobiologi pada laboratorium
dibagi sebagai tiga yaitu indera elektrik, gelas & non glass. Pengerjaan praktikum
mikrobiologi diharapkan ruangan & loka kerja yang steril. Ruang yang steril
adalah suatu keadaan ruang yang bebas menurut seluruh bentuk kehidupan
mikroba yang patogen juga yang non patogen. Agar ruangan praktikum permanen
steril dilakukan sterilisasi rutin terhadap indera-indera & loka kerja. Jika terdapat
caian yang tumpah maka harus pribadi pada bersihkan supaya ruangan kerja
permanen steril (Andriani. 2016).
Proses sterilisasi dipakai buat menghilangkan atau mengurangi mikrob yang
nir diinginkan dalam bahan pembawa. Teknik sterilisasi media yang biasanya
dipakai merupakan sterilisasi autoklaf & radiasi sinar Gamma. Sterilisasi autoklaf
memiliki kelemahan yaitu sanggup menaikkan kelarutan logam Mn dalam bahan
pembawa. Radiasi sinar Gamma mempunyai efektivitas yang tidak sama pada
mematikan mikrob tergantung dalam besaran takaran yang diberikan pada pada
media pembawa. Semakin akbar takaran yang diberikan, maka daya mematikan
akan semakin akbar (Ishak dkk, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari / tanggal : Selasa, 21 September 2020
Waktu : 14.15 – 17.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai 2 Barat FMIPA
UNM.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Peralatan Glass
a) Erlenmeyer
b) Gelas beaker
c) Labu ukur
d) Cawan petri
e) Deck glass
f) Objek glass
g) Batang pengaduk
h) Bunsen
i) Tabung reaksi
j) Kaca pembesar
k) Mortar dan Pistillum
l) Ose bulat dan ose lurus
m) Batang penyebar
n) Corong kaca
o) Kaca arloji
b. Peralatan non glass
a) Enkas
b) Oven
c) Kulkas medium
d) Mikroskop
e) Shaker
f) Inkubator
g) Rak tabung reaksi
h) Vortex
i) LAF
j) Timbangan analitik
k) Centrifuge
l) Waterbath
m) gunting
n) Skalpel
o) Bisturi
p) Pinset
q) Sikat tabung
r) Coloni counter
s) Spektrofotometer
t) Magnet stirrer

2 Bahan
a) Alkohol
b) Kertas
c) Aluminium foil

C. Prosedur praktikum
1. Pengenalan Alat-alat
a) Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi
disiapkan.
b) Tiap bagian dari alat tesebut diamati dan dicari tahu fungsinya
masing-masing
2. Sterilisasi
a) Semua alat yang akan disterilisasi dicuci terlebih dahulu
dibawah air mengalir menggunakan sabun.
b) Semua alat yang telah dicuci di lap hingga kering.
c) Cawan petri dibungkus menggunakan kertas bekas lalu
dimasukkan secara bersusun ke dalam plastic gula bening.

d) Mulut labu Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil.

e) Cawan petri dan labu Erlenmeyer yang akan disterilisasi


dimasukkan ke dalam autoklaf pada suhu 121°C selama 30
menit.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Alat-Alat Praktikum Mikrobiologi Non glass
No. Nama Alat Gamar Pengamatan Gambar Pembanding Keterangan

1 1. Tombol panel
1 2. Pintu
inkubat
3 or
Inkubator
3. Rak inkubator
2

2 1. Ruang kerja
2. Frame
1 penyangga
LAF 3. Alas
2 penyangga
3

3
1. Putar
2
klaping
2. Wadah
2 3. Tampilan
Shaker LCD
3

4 1. Kaca
1 pembesar
2. Piring
wolfugel
Colony Counter 2 3. Tampilan
dan
3 Pengaturan
5 1. Lampu TL
2. Pembuka
1
Enkes
3. 2 Lubang
Enkas 2 tangan

3
6 1. Penjepit
1 2. Baut
3. Gagang
2
Gegep
3

7 1. Lubang rak
tabung
1 2. Pegangan
rak tabung
Rak Tabung 2 3. Dasar
tabung
3

1. Monitor
2. Tombol
1 3. Sensor

Ph Meter 2

1. Tomb
ol
9 1 oven
2. Pintu
2 3. Dasar
dan
kaki
3 oven
Oven
1. Pintu
lemari
1 pendingin
2. Rak
10
Lemari Pendingin lemari
2 pendidngi
n
3 3. Dasar
lemari
pendingin

11
1
1. Batang
Magnet Stirrer magnet

1. Bath
chamber
12 1
2. LAD
display
Water Bath 2
3. Temperat
3 ur control

1. Pintu kaca
2. Lempenga
13 1 n penimbang
3. Tampilan dan
Neraca Analitik
panel
2 operasional

Mikroskop cahaya
1 1. Lensa Okuler
14
2.Lensa
Objekt
2 if
3. Meja Objek
43 4. Mikrometer
5.Penjepi
t
5 Prepara
t
6 6.Pengatu
r
7
Intensit
as
Cahaya
Cahaya;

7Sumber Cahaya
5 1. Lensa
okuler dan
1 objektif
2. Gagang
2 mikroskop
Mikroskop stereo dan Sekrup
pengarah
3 3. Wadah objek

16 1. Wada
1 h
sampel
Vortex 2 2. Panel
perasion
3 al
3. Kaki pemumpu
alat

17 Centrifuge 1. Penutup
2. wadah
sampel
3. panel
operasional
1

18 1. tampilan
1 2. panel
operasional
2 3. pengaturan
Spektrofotometer
3

19 1. rahang
1 jangka
sorong
Jangka Sorong 2 2. skala nonius
dan utama
3. tangkai ukur
3
kedalaman
1. pegangan
1 pinset
2. penjepit
20
Pinset 2

1. Pegangan
1 gunting
21
Gunting 2. Pemotong
2
gunting
3

Scalpet 1. Pemotong
scalpel
22 1
2. Gagang
pisau

23 1. pisau
1 scalpel

2
2. penghubu
Bisturi
ng bisturi
dengan
scalpel

24 1. alu mortar
1
2. lesung
Mortart
mortar
2

25 1. sikat

1 2. gagang
sikat

Sikat Tabung 2
Reaksi

26 Tabung Durham 1. mulut


tabung

2. durham
tabung

3. dasar
tabung

3
27 1. mulut
erlenmeye
1 r
2. pengukur
takaran
Erlemenyer 2 3. dasar
erlenmeye
r
3

28 1. mulut
gelas
1
2. skala
Gelas Beaker
2
3. dasar
3 gelas

29 1. penutup
cawan
1
2. cawan
2

Cawan Petri

30 Termometer 1. Skala
2. Tandon
2

31 1. Penutup
1 dan mulut
2. Tali
2
3. Isi dan
Bunsen dasar
bunsen
3

32 1. tangkai
kawat
1 bulat
Ose Bulat
2
2. gagang
ose

1. tangkai
kawat
33 1
lurus
Ose Lurus
2. gagang
ose
2

2
1. mulur
pengaduk
34
2. batang
Batang Pengaduk
pengaduk

1
35 1. daerah
konsentra
Pour Plate 1 si nutrisi
inisial

1. tuutp
desikator
36
1
2. wadah
Desikator
unutk zat
2

1. lensa
kembung
37 2. tanglai
2 lup
Kaca Pembesar

1. karet
pipet
38 1
2. mulur
Pipet Tetes pipet
1

Labu Ukur 1. mulut


labu
39
1 2. dasar labu

2
1. kaca
preparat
40
Objek Glass 1

1. penutup
preparat
41

Desk Glass 1

1. badan
kaca arloji
42
1
Kaca Arloji

43 1. mulut
1 corong
atas
Corong Kaca 2
2. mulut
corong
bawah
44 Tabung reaksi 1. mulut
1
tabung

2. badan
2 tabung

3. dasar
3 tabung
45 1. ujung
yang
berbentuk
segitiga
1 untuk
Batang penyebar menyebar
2 mikroba

2. tangkai
batang
penyebar
46 1. Pipet tip
2. Penghubung
1
tip

Labu semprot

47 1. mulut
1
gelas
2
2. skala
Gelas Ukur 3 3. badan
gelas
4
4. dasar
gelas

B. Pembahasan
Praktikum ini berjudul pengenalan alat dan sterilisasi. Dimana tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui nama alat-alat yang digunakan dalam
dalam praktikum mikrobiologi, untuk membedakan bahan dasar dari alat-alat
yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi, untuk mengetahui fungsi dan
prinsip kerja serta bagian-bagian dari alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi dan untuk mengetahui teknik atau cara sterilisasi
alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi. Pada praktikum ini
kita harus mengetahui apa saja nama alat serta fungsi alat-alat yang terdapat
di dalam laboratorium mikrobiologi, serta apa saja metode dari sterilisasi.
Alat-alat yang terdapat di dalam laboratorium terbagi atas 2 yaitu peralatan
glass dan non glass.
1. Inkubator
Inkubator merupakan alat yang digunakan untuk
menginkubasi mikroba pada suhu tertentu.
 Fungsi: Inkubator digunakan untuk menumbuhkan bakteri,
jamur, dan menyimpan biakan murni pada suhu rendah.
Inkubator memiliki sekat kaca antara bagian dalam
inkubator dan pintu yang fungsinya untuk melihat biakan
mikroba tanpa membuka sekat dalam, sehingga kondisi
dalam inkubator tetap terjaga.
 Prinsip Kerja : memasukkan atau menyimpan biakan murni
mikroorganisme, kemudian mengatur suhunya, biasanya
hanya dapat diatur diatas suhu tertentu.
2. LAF
 Fungsi: BSC atau dapat juga disebut Laminar Air Flow
(LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis
karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring
aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasi sinar UV
beberapa jam sebelum digunakan.
 Prinsip Kerja: bekerja mensterilkan dengan menggunakan
sinar UV dan dibantu oleh pola aliran udara sehingga
aseptis.
3. Shaker
 Fungsi: menghomogenkan suspense lebih dari satu dengan
suasana yang lebih steril.
 Prinsip Kerja: ketika motor/mesin berputar, secara otomatis
mekanik shaker bisa langsung menggerakkan plat
4. Colony Counter
Colony counter adalah alat yang digunakan untuk
menghitung jumlah koloni bakteri.
 Fungsi: Alat ini berguna untuk mempermudah penghitungan
koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan petri
karena adanya kaca pembesar.
 Prinsip Kerja: setelah dinyalakan, cawan petri yang berisi
bakteri atau jamur disimpan lalu dihitung, kemudian
mengatur alat penghitung pada posisi (000) dan memulai
penghitungan dengan menggunakan jarum penunjuk sambil
melihat jumlah pada layar hitung.
5. Enkas
 Fungsi: untuk penggunaan/pengerjaan secara aseptic, atau ruang
sterilisasi
 Prinsip Kerja: memasukkan sampel atau mikroba yang
sedang dikerjakan dalam ruangan kaca tertutup. Sebelum
digunakan terlebih dahulu disemprotkan dengan alkohol
70% atau fenol 5%.
6. Rak Tabung
 Fungsi: Menyimpan atau meletakkan tabung reaksi ketika
sedang atau tidak digunakan.
 Prinsip Kerja: tabung reaksi dimasukkan dalam lubang
tabung sesuai ukuran tabung.
7. pH Meter
 Fungsi: untuk mengukur pH larutan.
 Prinsip Kerja: terdapat sensor probe berupa electrode kaca
mengukur H3O+ dan terdapat electrode referensi yang
dialiri listrik. Hasil pengukuran pH akan ditampilkan dalam
bentuk digital.
8. Oven
 Fungsi: merupakan bagian dari alat yang digunakan untuk
sterilisasi dengan metode panas kering. Suhu sterilisasi
dengan oven kira-kira 1600 C selama 60 menit. Sterilasasi
dengan oven digunakan untuk alat, bahan atau media yang
tahan terhadap pemanasan tinggi.
 Prinsip Kerja: perpindahan kalor secara radiasi. Gelombang
mikro adalah salah satu bentuk gelombang elektromagnetik
yang memiliki sifat mudah diserap oleh molekul-molekul
air.
9. Lemari Pendingin
 Fungsi: Lemari pendingin adalah alat yang digunakan untuk
menyimpan media atau bahan/spesimen agar isi dan mutu
tidak berubah.
 Prinsip Kerja: memasukkan medium secara langsung ke
dalam lemari pendingin, kemudian mengatur suhu sesuai
dengan ketentuan.
10. Magnet Stirrer
 Fungsi Magnetic Stirrer merupakan suatu alat yang
digunakan untuk pengadukan cairan kimia yang
menggunakan putaran medan magnet untuk memutar stir
bars (juga disebut “flea”) sehingga membantu proses
homogenisasi.
 Prinsip Kerja: stir bar berkaitan erat dengan magnetic stirrer
karena gerak stir bar dipengaruhi oleh magnet lain yang
berputar atau perakitan electromagnet dalam sebuah
perangkat pengaduk.
11. Water Bath
 Fungsi: untuk menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk inkubasi pada analisa mikrobiologi.
 Prinsip Kerja: water bath biasanya digunakan dengan suhu
44,5-45,5°C prinsip dengan media dan air sebagai
penghantar panas.
12. Neraca Analitik
 Fungsi: digunakan untuk dapat mengetahui dengan cepat
dan akurat nilai berat suatu barang yang ditimbang.
 Prinsip Kerja: penggunaan sumber tegangan listrik yaitu
stavolt dan dilakukan peneraan dengan menaruh media
diatasnya maka akan tertera angka di layar yang
menunjukkan massa bahan tersebut.
13. Mikroskop Stereo
 Fungsi: Salah satu alat untuk melihat sel mikroba yang sangat
kecil.
 Prinsip kerja: meletakkan spesimen/preparat di stage plate,
jepit jika perlu, atur perbesaran dari perbesaran terkecil lalu
mencari fokusnya.
14. Mikroskop Cahaya
 Fungsi, digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang
sangat kecil ukurannya.
 Prinsip Kerja: meneruskan cahaya ke lensa objektif yang
menghasilkan bayangan maya, terbalik dan diperbesar
kemudian bayangan diteruskan menghasilkan bayangan
yang tegak, nyata, dan diperbesar.
15. Vortex
 Fungsi: untuk mengaduk atau menghomogenkan suspense atau
larutan.
 Prinsip Kerja: aliran listrik yang menimbulkan getaran
sehingga dapat menghomogenkan suspense.
16. Centrifuge
 Fungsi: Untuk memisahkan suatu larutan dengan berat
molekul yang berbeda berdasarkan gaya centrifungal. Dapat
juga digunakan untuk memisahkan serum dan darah beku.
 Prinsip Kerja: memutar tabung reaksi, dimana ukuran
tabung reaksi yang digunakan harus sama.
17. Spectrofotometer
 Fungsi: untuk menghitung kerapatan bakteri
 Prinsip Kerja: bila cahaya monokromatik melalui suatu
media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap,
sebagian dipantulkan, dan sebagian lagi dipancarkan.
18. Jangka Sorong
 Fungsi: untuk mengukur diameter suatu mikroba atau benda.
 Prinsip Kerja: jika kunci yang terdapat pada jangka sorong
dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan
sesuai keperluan.
19. Pinset
 Fungsi: berfungsi untuk menjepit atau memegang jaringan,
alat dan bahan medis lainnya.
 Prinsip Kerja: menjepit benda yang akan diambil atau
dipindahkan.
20. Gunting
Berfungsi untuk menggunting, memotong, membedah suatu
benda
21. Scalpet
Berfungsi sebagai alat melekatnya pisau bedah (bisturi)
yang digunakan dalam kegiatan pembedahan.
22. Bisturi
Berfungsi untuk membedah bahan atau objek praktikum
23. Mortar dan Pistillum
 Fungsi: Mortar dan penumbuk (pastle) digunakan untuk
menumbuk atau menghancurkan materi cuplikan, misal
daging, roti atau tanah sebelum diproses lebih lanjut.
 Prinsip Kerja: menggerus atau menumbuk yang akan
digunakan yang berbentuk padatan agar menjadi halus dan
berbentuk serbuk.
24. Sikat Tabung Reaksi
 Fungsi: untuk membersihkan tabung reaksi
 Prinsip Kerja: memasukkan secara langsung sikat ke dalam
tabung, kemudian memutar-mutar agar tabung reaksi benar-
benar bersih.
25. Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi,
namun ukurannya lebih kecil
 Fungsi, untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat
metabolisme pada bakteri yang diujikan.
 Prinsip Kerja: Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi
dan harus terendam sempurna dalam media (jangan sampai ada
sisa udara).
26. Erlenmeyer
 Fungsi: untuk menampung larutan, bahan, atau cairan. Labu
Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media,
menampung akuades, dan kultivasi mikroba dalam kultur
cair. Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan
yang dapat ditampungnya, yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250
ml, 300 ml, 500 ml, dan 1.000 ml.
 Prinsip Kerja: menuangkan larutan atau zat kimia secara
langsung atau menggunakan corong dengan hati-hati.
27. Gelas Beaker
 Fungsi: digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades, dan sebagainya
 Prinsip Kerja: menuangkan aquades maupun larutan
ataupun zat kimia secara langsung.
28. Cawan Petri
 Fungsi, untuk membiakkan (kultivasi) mikroba. Media
dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian
atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai
macam ukuran, diameter cawan yang biasa digunakan
berdiameter 15 cm dan dapat menampung media sebanyak
15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira
cukup diisi media sebanyak 10 ml.
 Prinsip Kerja, medium dapat dituangkan ke cawan bagian
bawah sebagai wadah dan bagian atas sebagai penutup.
29. Thermometer
 Fungsi: untuk mengukur suhu.
 Prinsip Kerja: ketika zat cair terkena panas maka zat cair
pada tendon akan mengembang atau memuai maka zat cair
akan masuk ke dalam kapiler. Selanjutnya zat tersebut
berhenti pada skala suhu tertentu.
30. Bunsen
 Fungsi, Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan
kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Api yang
menyala dapat membuat aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan diharapkan kontaminan ikut
terbakar dalam pola aliran udara tersebut. Bagian api yang
paling cocok untuk memijarkannya dalam sterilisasi jarum
ose atau yang lain adalah bagian api yang berwarna biru
(paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan
bahan bakar gas atau metanol.
 Prinsip Kerja: menyalakan dan membakar sumbunya.
31. Ose Bulat dan Ose Lurus
 Fungsi: Ose adalah alat untuk memindahkan kultur dari satu
media ke media lain. Jarum inokulum biasanya terbuat dari
kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika
terkena panas.
 Prinsip Kerja: sebelum digunakan, disterilkan terlebih
dahulu dengan membakar ujungnya sampai berpijar,
kemudian biarkan ujung jarum dingin sebelum digunakan
untuk mencegah matinya bakteri atau mikroba yang akan
dipindahkan atau tanam.
32. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus
dengan polietilen. Batang pengaduk mempunyai panjang sesuai
dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris tengah 2 –
4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 – 30 cm.
 Fungsi : Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi
yang umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau
tabung reaksi dan digunakan pula sebagai alat bantu untuk
memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain.
 Prinsip Kerja: Mengaduk larutan atau suspense dalam wadah.
33. Desikator
 Fungsi: menyerap uap air bebas dan mempertahankan kadar
air bahan percobaan.
 Prinsip Kerja: terdapat silica gel yang menyerap uap bebas dari
bahan.
34. Kaca Pembesar
 Fungsi: untuk memperbesar ukuran objek dari ukuran aslinya
 Prinsip Kerja: terdapat lensa cembung yang digunakan untuk
melihat benda kecil agar tampak lebih jelas atau lebih besar
dari ukuran sebenarnya.
35. Pipet Tetes
 Fungsi: Fungsinya sama dengan pipet ukur, namun volume
yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya
adalah dalam menambahkan HCl/NaOH saat mengatur pH
media dan pe-nambahan reagen dalam uji biokimia
 Prinsip Kerja: menekan bagian karet yang berada pada
pangkal pipet kemudian bagian ujungnya dimasukkan ke
dalam cairan atau larutan yang akan diambil dan
melepaskan tekanan pada karet tersebut.
36. Labu Ukur
 Fungsi: digunakan untuk mencampurkan larutan.
 Prinsip Kerja: labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga
sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.
37. Objek Glass
 Fungsi: Objek glass adalah lembaran kaca tipis untuk
meletakkan objek atau benda yang akan diperiksa di bawah
mikroskop.
 Prinsip Kerja: sebagai wadah untuk objek yang akan diamati.
38. Desk Glass
 Fungsi: untuk menutup objek glass dengan sudut kemiringan
45°.
 Prinsip Kerja: penutup sampel untuk memperjelas sampel saat
pengamatan.
39. Kaca Arloji
 Fungsi: wadah penimbang zat padat dan untuk menutup
labu pada proses pemanasan.
 Prinsip Kerja: wadah penimbang zat padat.
40. Corong Kaca
Terbuat dari jenis boroksiliat atau plastic. Corong
mempunyai garis tengah 35- 300 mm dan ada yang mempunyai
tangkai corong panjang, sedang dan pendek.
 Fungsi : digunakan untuk menyaring zat cair atau sampel
padat.
 Prinsip Kerja: membantu memasukkan cairan dalam suatu
wadah dengan ukuran mulut kecil.
Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan
semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Pempusnahan
segala jenis mikroorganisme yang terdapat pada alat-alat yang dipakai pada saat
praktikum. Upaya untuk memusnakan dapat dilakukan secara fisik atau kimia, dan
perlunya penyesuaian jenis, sifat bahan dari alat yang hendak disterilisasi. Karena
tujuan sterilisasi adalah membunuh mikroorganisme, maka caranya juga harus
dilakukan dengan benar. Sterilisasi sederhana kadang menggunakan alkohol dan
sterilisasi yang lebih umum digunakan di dalam laboratorium jika ingin
mensterilisasi alat atau medium yaitu menggunakan autoklaf.
Sterilisasi fisik dengan otoklaf dilakukan dengan pemberian uap panas
sehingga material berupa medium, air, atau bahan yang tidak tahan suhu tinggi
lainnya tetap terjaga selama sterilisasi dilakukan. Panas uap akkan mengumpalkan
enzim sehingga rusak , dan dari segi jenis mikrobanya yang mengandung
endosproa lebih baik disesuikan dengan waktu yang semistinya, cara ini lebih
efektif dari cara memanaskan meneringkan. Proses sterilisasi secara kimia dapat
dilakukan dengan menggunakan disinfektion berupa cairan kimia. Disinfektion
dengan maksud membunuh menghambat pertumbuhan mikroba di setiap
permukaan benda , tidak untuk mahluk hidup. Tetapi tidak bisa dikatakan sebagai
sterilisasi yang sudah aman 100% karna masih bisa terkontaminasi dengan
mikroorganisme yang ada di udara sekelilingnya, dan hanyaa untuk situasi
tertentu. Disinfektan mengandung gas klorin, ozone, iodin, dan C.sulfat.
penggunaan cara kimia juga bisa dilakukan dengan baham kimia cide yang bisa
mematikan mikroba , misalnya pada fungisida itu dapat membunuh jamur.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

1. Nama-nama alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yaitu


memiliki nama yang berbeda-beda contohnya, enkas, cawan petri,
pipet tetes dan masih banyak yang lainnya.
2. Berdasarkan bahan dasar dari alat-alat yang digunakan dalam
praktikum mikrobiologi maka dibedakan atas peralatan non glass
contohnya mikroskop, kulkas, gunting dan lain-lain. Dan peralatan
glass contohnya labu Erlenmeyer, gelas kimia, cawan petri dan lain-
lain.
3. Alat- alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi memiliki
fungsi dan prinsip kerja yang berbeda-beda.
4. Terdapat beberapa macam metode atau teknik dalam melakukan
sterilisasi seperti sterilisasi secara mekanik, sterilisasi secara fisik dan
sterilisasi secara kimiawi.
B. Saran
1. Praktikan
Untuk praktikan, sebaiknya agar lebih memahami apa yang akan
dipraktikumkan terlebih dahulu agar praktikum berjalan dengan lancar.
2. Laboratorium
Untuk laboratorium, sebaiknya alatnya lebih diperlengkap.
3. Asisten
Untuk asisten, sebaiknya agar lebih mengarahkan terlebih dahulu
sebelum melakukan praktikum agar praktikum berjalan lancar dan lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Alimuddin, A., Hala, Y., Jumadi, O., Junda, M. 2013. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Dasar. Makassar : FMIPA UNM.

Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi Vol. 1 (1).

Fitriyani, Desy., Aminuddin Prahatama Putra., Sri Amintarti. 2018. The Validity
of Flowchart-Based Microbiology Practicum Handbook for The Biology
Students of FKIP ULM. European Journal of Education Studies Vol. 5
(1).

Gunawan, I. 2018. Managemen Pengelolaanalatdan Bahandi Laboratorium


Mikrobiologi. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. Vol. 1(1).

Ishak. Yadi Setiadi. Iswandi Anas. Nurrobifahmi. 2017. Pengaruh Metode


Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma Co-60 dan Autoklaf terhadap Bahan
Pembawa, Viabilitas Spora Gigaspora margarita dan Ketersediaan Fe,
Mn, dan Zn. Jurnal Tanah dan Iklim. Vol. 41(1) : 1-2.

Ma’at, Suprapto. 2009. Sterilisasi dan Disinfeksi. Airlangga University Press :


Surabaya.

Raudah. Tien Zubaidah. Imam Santoso. 2017. Efektivitas Sterilisasi Metode


Panas Kering Pada Alat Medis Ruang Perawatan Luka Rumah Sakit Dr.
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol. 14 (1) : 426

Supriyadi., Lismawati, I. 2018. Prapraktikum :Pengembangan Ensiklopedia Alat-


Alat Laboratorium Biologi DiSMP/MTS. Journal of Biology Education
.Vol 1(1).

Wirdiyah. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi Praktikum Kimia Dasar.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai