Anda di halaman 1dari 7

AKTUALISASI BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

( Actualization of defending the country in the face of the Co-19 pandemic )

Oleh:

Visca Anisa Mareta

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Insan Kamil Bogor

e-mai: viscaanisamareta@stitinsankamil.ac.id

Abstrak

Pendidikan kewarganegaraan dan bela Negara dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk
menciptakan sikap warga Negara agar mampu mengembangkan diri terhadap apa-apa yang
menjadi hak dan kewajiban sebagai warga Negara dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan,
loyalitas terhadap bangsa dan negara. Saat ini, pandemic Covid-19 menjadi isu ancaman global
lintas-batas Negara. Ancaman Covid-19 membutuhkan penguatan pendidikan kewarganegaraan
dan bela Negara untuk diaktualisasikan dalam menghadapi kepanikan di tengah masyarakat.

Kata kunci: bela Negara, aktualisasi bela negara

ACTUALIZATION OF DEFENDING THE COUNTRY IN THE FACE OF THE Co-19


PANDEMIC

Abstract

Citizenship education and national defense can be defined as an effort to create citizens attitudes
so that they are able to develop themselves as right and obligations as citizens in developing
love, faithfull. And loyalty to the nation and state. At present, the Covid-19 pandemic is a global
threat across national borders. The threat of Covid-19 requires strengthening civic education and
defending the country to be actualized in the face of panic in the community.

Keywords: defended country, actualization of defending the country

PENDAHULUAN

Pendidikan kewarganegaraan dan bela Negara merupakan suatu Instrument penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kasus-kasus sosial di lingkungan masyarakat dan
global, pendidikan kewarganegaraan dan bela Negara menjadi acuan dan atau menjadi tolak ukur
dalam menghadapi kasus-kasus sosial dalam berbangsa dan bernegara salah satunya yang sedang
terjadi adalah pandemic Covid-19. Lalu bagaimana menyikapi isu sosial yang sedang terjadi saat
ini? Bagaimana aktualisasi bela Negara dalam menghadapi pandemic Covid-19? Islam lebih

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
dulu telah mengajarkan hidup bersih, tidak berkerumun untuk hal-hal yang tidak penting, tidak
ketempat-tempat yang mudharat, dan menjaga jarak dengan yang bukan mahram. Saat ini kita
telah dihadapkan dengan issue pandemic Covid-19 yang merupakan wabah virus dengan
persebaran dan penularan yang sangat relative cepat. Maka, pemerintah berupaya untuk
menghimbau masyarakat untuk selalu berperilaku hidup bersih, tidak berkerumun, menjaga
jarak, dan diam dirumah untuk memutus mata rantai persebaran virus ini. Bagi seorang muslim,
kebiasaan ini telah menjadi kebiasaan yang sudah tertanam.

Namun, bukan berarti seorang muslim boleh keluyuran keluar rumah semaunya, tidak.
Sebagaimana hadits telah menyebutkan yang artinya “wahai orang-orang yang beriman, Taatlah
kalian kepada Allah dan Taatlah kalian kepada Rasul dan Ulil Amri kalian”. Dalam hadits ini
jelas bahwa kita harus taat kepada pemerintah untuk saat ini, karna untuk kebaikan bersama
dalam mencapai tujuan semua yaitu keselamatan Rakyat, bangsa, dan Negara. Karna sebelum
pemerintah menghimbau, banyak hadits Nabi yang menereangkan bagaimana aktualisasi bela
Negara kita saat sedang terjadi wabah, lalu para ulama meriwayatkan kembali pada saat wabah
Covid-19 yang sekarang ini sedang terjadi. Maka saat inilah waktunya untuk taat pada Allah,
Rosul dan Ulil Amri kita.

BELA NEGARA DAN AKTUALISASI DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

Bela Negara

Menurut Subagyo Agus (2018), Bela Negara dapat dipahami sebagai sikap dan perilaku warga
Negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan pancasila sebagai ideologi
Negara guna menghadapi ancaman , baik yang berasaal dari luar maupun dari dalam negri yang
membahayakan dan mengancam kedaulatan, baik kedaulatan di bidang ideology, politik,
ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan Negara.

Sedangkan dasar hukum bela Negara adalah pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “bahwa
tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara”. Selain itu, terdapat
pula pasal 30 Ayat (1) dan (2) UUD 1945 yang berbunyi “ bahwa tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara, dan usaha pertahanan dan
keamanan Negara dilaksanakan melalui Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta oleh
TNI dan Kepolisian sebagai komponen utama, rakyat sebagai komponen pendukung”.

Bela Negara harus menjadi perhatian dan komitmen kita semua. Bela Negara perlu disesuaikan
dengan kondisi kekinian masyarakat sebagai wujud aktualisasi, dan bersinergi agar terwujudnya
kepentingan bersama yaitu tidak ada lagi korban Covid-19. Saat ini kita dituntut untuk berubah
dan berinovasi Termasuk dalam merawat eksistensi dan keutuhan negri tercinta. Signifikan

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
faktornya tergantung pada kualitas dan kuantitas kesadaran bela negara warga negaranya, yang
tentu tidak hanya Menjiwai dan mencintai juga memiliki kemampuan awal bela negara.

Angga Minanda, S.IP, Alumni Hubungan Internasional FISIP Unri dan Pemerhati Sosial
mengatakan, “Kemampuan awal bela negara, diartikan sebagai potensi dan kesiapan untuk
melakukan aksi bela negara sesuai dengan profesi dan kemampuannya masing-masing. Idealnya
semua warga negara yang memiliki kemampuan bela negara diharapkan mau berperan sebagai
influencer, insan kreatif yang mampu mempengaruhi lingkungan masing-masing dalam upaya
bela Negara”.

Di tengah-tengah maraknya pandemic Covid-19, banyak pihak-pihak yang menanyakan


kesadaran bela Negara. Bela Negara merupakan perwujudan rasa cinta, nasionalisme kita
terhadap Negara yang harus ada dalam setiap warga Negara. Tanpa kesadaran bela Negara yang
tinggi, yang kuat, dan kokoh maka suatu Negara akan rapuh bahkan akan kalah dalam
menghadapi ancaman global.

Jelasnya, semakin tinggi bela Negara para warga Negara, semakin rendah konflik permasalahan
yang akan terjadi. Dan demikian pula sebaliknya, semakin rendah bela Negara di setiap warga
Negara maka semakin tinggi potensi konflik permasalahan yang akan terjadi. Masyarakat yang
bela Negara nya tinggi tidak akan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang melakukan konflik
permasalahan yang mengarah pada runtuhnya keutuhan Negara, karena masyarakat nya lebih
mementingkan kepentingan pribadi, kepentingan kelompok, dan kepentingan partai.

Saat ini, bela Negara bukan lagi tentang angkat senjata. Bela negara bukan hanya alat apabila
negara dan bangsa menghadapi ancaman, tapi juga bisa menjadi alat untuk mencapai tujuan
nasional bangsa. Prof. Dr. Hamdi Muluk, M.Si mengatakan “Di jaman sekarang ini Bela Negara
itu tidak hanya dilakukan dengan kekuatan fisik dan angkat senjata saja, namun harus dilakukan
melalui beragam upaya dan profesi. Seluruh komponen bangsa dan negara baik itu masyarakat
sipil maupun militer yang saat ini tengah berjuang melakukan tugasnya di seluruh penjuru
pelosok Tanah Air sesungguhnya juga sedang melakukan upaya Bela Negara”. Dirinya
menjelaskan dalam kacamata psikologi, untuk menumbuhkan semangat patriotisme, ikhlas dan
pantang menyerah dalam melakukan upaya bela negara maka seluruh komponen bangsa sudah
semestinya untuk belajar dan menghayati betul betul sejarah pembentukan bangsa Indonesia ini
yang tidak mudah. “Karena sesungguhnya secara fisik yang namanya tanah Indonesia itu
awalnya tidak ada. Indonesia ini dulu adalah komunitas ‘yang dibayangkan’ (imagined
community) yang secara sengaja dibentuk lewat proses sosial politik yang tidak mudah,”
ujarnya, Atas dasar kecintaan dan tanggung jawab terhadap Negara, maka tiap-tiap warga Negara
berhak dan wajib dalam ikut serta bela Negara. Mukhtadi dan R. Madha Komala (2018),
Menyatakan bahwa Kesadaran bela Negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada Negara dan
kesediaan berkorban membela Negara, yang disesuaikan dengan kondisi kekinian di masyarakat.

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
AKTUALISASI BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19

Bagi diplomasi Indonesia, kejadian pandemic Covid-19 menjadi ancaman global dalam
kesehatan. Mengingat persebaran Covid-19 tergantung pada kontak antar-individu, maka upaya
preventif mengurangi kontak langsung dengan individu yang terindikasi menjadi salah satu
kebijakan urgent dari pemerintah Negara. Sebagai ancaman global kesehatan, maka
diperlukannya peran aktif para warga Negara yang menganggap bahwa dirinya cinta tanah air.
Untuk itu, bela Negara butuh aktualisasi ditengah-tengah masyarakat yang mengalami panic dan
ketakutan. Bagaimana pengaktualisasian bela Negara dalam menghadapi pandemic Covid-19
saat ini?

Menurut Mahipal (2011), Usaha pembelaan Negara bertumpu pada kesadaran setiap warga
Negara akan hak dan kewajibannya. Kesadarannya demikian perlu ditumbuhkan melalui proses
motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara. Proses
motivasi untuk membela Negara dan Bangsa akan berhasil jika setiap Warga Negara memahami
keunggulan dan kelebihan Negara dan bangsanya. Disamping itu setiap warga Negara hendaknya
juga memahami kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan Negara
Indonesia.

Bagi orang yang merasa dirinya terpanggil untuk membantu dan terjun langsung dalam
meminimalisir korban, dia akan terjun langsung dan mengikuti protocol. Tidak hanya
memikirkan orang lain, tetapi diri sendiri juga dipikirkan jangan sampai orang lain terselamatkan
tapi diri sendiri menjadi korban. Pengaktualisasian bela Negara dalam menghadapi pandemic
Covid-19 tidak hanya diam diri dirumah saja, melainkan dengan tidak menyebarkan berita-berita
yang tidak valid (hoax) itu menjadi salah satu contoh bela Negara. Karena dengan berita yang
tidak valid itu menjadikan orang-orang yang menerimanya terkecoh dan mudah percaya, apalagi
dalam berita tersebut menebarkan ketakutan dan kekhawatiran bagi penerimanya.

Lanjut Angga Minanda, S.IP., menyatakan Kemampuan awal bela negara, diartikan sebagai
potensi dan kesiapan untuk melakukan aksi bela negara sesuai dengan profesi dan
kemampuannya masing-masing. Idealnya semua warga negara yang memiliki kemampuan bela
negara diharapkan mau berperan sebagai influencer, insan kreatif yang mampu mempengaruhi
lingkungan masing-masing dalam upaya bela negara. Warga negara yang berperan sebagai
influencer diperlukan, agar aksi bela negara dapat terwujud secara sistimatis, terstruktur,
terstandarisasi dan massif.

Secara fungsional, influencer bela negara hakikatnya adalah seorang pendidik yaitu seorang
human transformer yang diharapkan mampu mempengaruhi dan merubah insan Indonesia untuk
memiliki komitmen kebangsaan terbaik, mau dan mampu menjadi insan Indonesia yang siap
menyebar virus bela negara bagi keutuhan dan kejayaan bangsa Indonesia ke depan. Disini kita
tahu, bahwa bela Negara adalah suatu hal yang tidak akan pernah berhenti. Dalam kondisi yang
sekarang, para influencer dapat mengajak followers nya untuk mengaktualisasikan bela Negara

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
nya dalam bentuk patuh terhadap himbauan pemerintah untuk tetap berdiam dirumah,
penggalangan dana, dan yang terpenting tetap menjaga kebersihan dalam memutus mata rantai
penyebaran Covid-19.

Sebagai suatu masyarakat pluralistik, muatan lokal dalam program pendidikan haruslah
dilakukan sedemikian rupa sehingga melengkapi dan memperkuat muatan nasional dalam
memilih dan memilah pengaruh global. Disisi lain dan serentak dengan perlengkapan dan
perkuatan muatan nasional, maka penyertaan aspek budaya dunia juga harus dimunculkan
sehingga mencapai keselarasan dengan adanya kebutuhan akan perkembangan zaman, Mahipal
(2011).

Selain itu, Pendidikan Kewarganegaraan diperlukan terutama di perguruan tinggi. Lanjut


Mahipal (2011), Pendidikan Kewarganegaraan yang diberikan kepada mahasiswa di lingkungan
perguruan tinggi memang didesain sebagai bagian dari mata kuliah kepribadian. Dimana, tujuan
pengajarannya adalah memberikan pemahaman terhadap rasa kecintaan terhadap tanah air,
mengenal nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an, serta penumbuhan raga kebanggaan atas segenap
khasanah sosial, ekonomi, budaya, politik dan sistem pertahanan dan keamanan yang telah turun
temurun berlaku dan melembaga dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat di
Indonesia. Dan pada akhirnya, mahasiswa tersebut dapat dicetak menjadi ilmuwan yang
Professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban,
serta menjadi warga Negara yang memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

Saat ini, diam di rumah menjadi salah satu bentuk bela Negara. Dimana saat kita mematuhi
himbauan pemerintah disitu juga peran kita bela Negara untuk mengurangi beban pemerintah.
Dikaitkan dengan Covid-19 ini, aktualisasi bela Negara kita tidak keras seperti hal nya para
medis yang setiap hari semalaman suntuk menangani korban Covid-19. Kita hanya dihimbau
untuk memutus persebaran virus ini, dengan himbauan-himbauan pemerintah, disini juga kita
dapat mengaktualisasikan peran kita sebagai warga Negara yang baik dengan turut bela Negara
tanpa harus angkat senjata. Seperti yang telah diuraikan diatas, bela Negara disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan masyarakat yang kekinian contoh nya di tengah situasi pandemic Covid-19.

Ketentuan bela Negara diatur dalam UU 1955 Pasal 30 ayat 1-5. Bela Negara rakyat melawan
Covid-19 ini sangat sederhana, dengan mengikuti seruan pemerintah agar laju penyebaran virus
dapat secepatnya distop. Imbauan pemerintah dimaksud untuk diikuti dengan sementara waktu
tetap dirumah saja, menerapkan menjaga jarak antara-individu minimal satu meter, tidak
berkerumun, tidak membuat acara yang mengumpulkan banyak massa, makan makanan sehat
dan bergizi, rajin cuci tangan, dan menjaga pola hidup bersih.

Nabi Muhammad Saw., pernah menganjurkan, ketika disuatu daerah terjadi wabah penyakit,
masyarakat setempat agar berdiam diri dirumah dengan tidak berpergian ke luar daerah, dan
tidak memasuki wilayah yang disitu sedang terjadi wabah penyakit. Anjuran pemerintah untuk

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
sementara waktu berdiam dirumah penting dipatuhi, seperti apa yang pernah disampaikan nabi.
Patuh terhadap seruan pemerintah juga diajarkan dalam Agama, wajib dipatuhi, patuh imbauan
pemerintah adalah bagian dari mencintai Negara dan bentuk aktualisasi bela Negara.

Aktualisasi bela Negara saat ini bukan hanya diam dirumah saja, tetapi tetap produktif dengan
aktifitas kita seperti biasanya dengan system work from home. Berbagai kebijakan telah
dikeluarkan oleh pemerintah diantaranya, belajar dirumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di
rumah betul-betul bisa dijalankan seefektif mungkin. Dan kita harus tahu juga, bahwa yang tidak
bekerja dirumah tentu bekerja dilapangan dan di kantor dengan tetap mengikuti protokol
pencegahan Covid-19 dengan saling menjaga jarak. Dan jangan sampai, kegiatan belajar
dirumah, bekerja dari rumah, serta beribadah di rumah dilihat sebagai sebuah kesempatan untuk
liburan.

Pemerintah tidak boleh dibiarkan sendiri menghadapi “perang” melawan wabah ini, rakyat harus
bersatu padu mendukung pemerintah yang berada di garda depan medan perang melawan Covid-
19. Ini saatnya untuk mengaktualisasikan bela Negara kita sebagai warga Negara yang cinta
terhadap negaranya, patuhi himbauan pemerintah agar penyebaran virus ini dapat secepatnya
distop. Mematuhi himbauan pemerintah juga merupakan salah satu kewajiban kita sebagai umat
muslim, seperti yang telah diperintahkan Allah dalam firman nya.

Sikap hati-hati, waspada menjadi penting, terutama menghindari paparan langsung dengan
penderita Covid-19. Sekarang bukan saatnya untuk mencari “mana yang bela Negara” tetapi,
mulai dari kita, kesadaran diri untuk bela Negara menghadapi pandemic ini. Tinggal bagaimana
kita mengubah perilaku di masa darurat ini, dan memanfaatkan waktu dirumah untuk hal-hal
yang produktif dalam bekerja serta berkualitas bersama keluarga.

PENUTUP

Bela Negara dapat dilakukan dengan segala tindakan yang positif, yang mengandung nilai-nilai
dasar bela Negara. Bela Negara dilakukan sesuai dengan keadaan kondisi di masyarakat yang
sedang kekinian, jangan sampai salah menempatkan. Bela Negara juga bukan hanya angkat
senjata saja, patuh terhadap himbauan pemerintah dan tidak menyebarkan berita hoax juga
merupakan contoh bela Negara. Bela Negara juga harus dibarengi dengan pengetahun tentang
pendidikan kewarganegaraan yang didasarkan pada kecintaan terhadap bangsa dan Negara.
Dalam bela Negara, tidak dapat dilakukan satu orang melainkan menjadi satuan terpadu orang-
orang yang ingin mencapai suatu tujuan utama yang sama.

Daftar pustaka

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467
Subagyo, Agus. 2018. Bela Negara: peluang dan tantangan di era globalisasi

Subagyo, Agus. “Bela Negara di bela: Mengapa Negara Perlu Dibela?”, dalam jurnal jipolis
FISIP UNJANI, Vol. V, No. 14, tahun 2006.

Mahipal, The Relevance of Civil Education in the Era of Globalization in Indonesia (January 1,
2011). Wawasan Tridharma: Majalah Ilmiah Kopertis Wilayah IV Jawa Barat, Nomor 6, Tahun
XXIII Januari 2011. Available at SSRN: https://ssrn.com/abstract=1793060 or
http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1793060

Mukhtadi dan R. Madha Komala, 2018. Membangun kesadaran Bela Negara, manajemen
pertahanan, Vol.4 No.2 Desember 2018.

Buku Pendidikan Kewarganegaraan, Jilid I 2016

https://m.halloriau.com/read-127679-2020-03-27-semangat-bela-negara-hadapi-pandemi-
covid19.html

https://jambi-independent.co.id/read/2020/03/24/49025/bertahan-di-rumah-bagian-bela-negara

https://lampung.antaranews.com/amp/berita/403558/bela-negara-melawan-corona

This preprint research paper has not been peer reviewed. Electronic copy available at: https://ssrn.com/abstract=3575467

Anda mungkin juga menyukai