Anda di halaman 1dari 4

Penuntun Praktikum Analisa Cairan Sendi

Pendahuluan

Cairan sendi adalah cairan pelumas yang terdapat dalam sendi. Cairan sendi merupakan
ultrafiltrat plasma yang mengandung asam hialuronat yang disekresikan oleh lapisan sinovial
sendi. Asam hialuronat ini menyebabkan cairan sendi bersifat kental sehingga cairan itu dapat
berfungsi sebagai pelumas. Pemeriksaan analisa cairan sendi dilakukan pada keadaan artritis
yang disertai joint effusion

Tujuan

Pemeriksaan analisa cairan sendi digunakan untuk menentukan etiologi artritis.

Alat dan Bahan

• Cairan Sendi segar (< 1 jam) : dalam tabung EDTA atau heparin
• Syringe 2 ml
• Kamar hitung Improved NeuBauer
• Kaca objek
• Imersi Oil
• Mikroskop
• Pewarnaan Giemsa
• Tabung reaksi
• Batang Pengaduk
• Asm asetat glasial 7 N
• Aquadest

Cara kerja

I. Pemeriksaan makroskopis
1. Volume cairan
Laporkan jumlah cairan sendi yang diterima dalam ml
2. Pemeriksaan bekuan
Laporkan ada atau tidaknya bekuan pada saat sampel tanpa antikoagulan
diterima. Cairan sendi normal tidak membeku karena tidak mengandung
fibrinogen
3. Pemeriksaan kejernihan
Penilaian kejernihan dilakukan dengan membandingkan kejernihan cairan sendi
dengan aquadest dan latar belakang hitam. Laporkan kejernihan sebagai jernih,
agak keruh, keruh dan sangat keruh. Dalam keadaan normal cairan sendi bersifat
jernih.
4. Pemeriksaan warna
Laporkan warna cairan sendi sebagai tidak berwarna, kuning muda, kemerahan,
kecoklatan, merah, putih seperti susu dan lain-lain. Dalam keadaan normal
cairan sendi tidak berwarna atau berwarna kekuning-kuningan yang sangat
muda.
5. Pemeriksaan viskositas
a. Tes jatuh
Untuk menguji viskositas isaplah cairan sendi ke dalam semprit/syringe
2 ml, kemudiaan biarkan cairan itu mengalir keluar dari semprit tanpa
jarum dan perhatikan panjangnya benang lendir yang dapat dibentuk
sampai saat cairan jatuh. Laporkan hasil tes jatuh dengan melaporkan
panjang benang lendir yang terbentuk dalam cm. Dalam keadaan
normal panjangnya paling sedikit 5 cm. Makin pendek berarti makin
abnormal. Kalau viskositas sangat rendah maka cairan sendi dapat
menetes seperti air.
b. Mucin clot test
Tes bekuan mucin untuk menguji kualitas mucin yang ada dalam cairan
sendi. Mucin adalah kompleks yang tersusun dari asam hialorunat dan
protein
Prinsip pemeriksaan : mucin akan membeku/membentuk gumpalan
apabila diberikan asam asetat
Tes bekuan mucin : baik (good)/sedang (moderate/buruk(poor)

Cara : kedalam tabung reaksi : masukkan 4 ml aquadest +1 ml cairan


sendi + 1 tetes (0,14 ml) asam asetat 7N . Aduk kuat dengan batang
pengaduk. Segera baca hasil (1 menit setelah di aduk).
Asam asetat 7 N (40,8 ml asam asetat glasial + 100 mL air).

Interpretasi

 Tes mucin baik (good) → bekuan kenyal dalam cairan jernih


 Tes mucin sedang → Bekuan tidak berbatas tegas : inflamasi, non
inflamasi
 Tes mucin jelek → bekuan berkeping-keping dalam cairan keruh : pada
artritis infeksi dan inflamasi

II. Pemeriksaan mikroskopis


• Jumlah sel leukosit

Jumlah leukosit dihitung dari cairan yang sebelumnya dihomogenkan dan


tanpa diputar. Pengencer yang digunakan adalah NaCl 0.9%. Tidak boleh
menggunakan Turk. Hitung jumlah leukosit dalam kamar hitung leukosit
dan laporkan dalam jumlah sel/ul.

• Hitung jenis leukosit


Hitung jenis leukosit dilakukan pada sediaan hapus cairan sendi yang
diwarnai dengan Giemsa. Dihitung 100 sel leukosit dan ditentukan jumlah
leukosit MN dan PMN. Leukosit MN terdiri dari N.segmen. Leukosit MN
terdiri dari limfosit dan monosit.
• Identifikasi kristal
Pemeriksaan kristal dilakukan pada bagian sedimen cairan sendi.
Pemeriksaan paling baik dilakukan dengan sediaan langsung menggunakan
mikroskop polarisasi. Pemeriksaan kristal dalam cairan sendi menggunakan
mikroskop cahaya biasa harus dilakukan dengan hati agar tidak terjdi hasil
negatif palsu atau positif palsu.
Cara pemeriksaan : teteskan 1-2 tetes sedimen diatas kaca objek lalu tutup
dengan cover glass. Segera lakukan pemeriksaan untuk melihat adanya
kristal baik dalam cairan ataupun di dalam leukosit..
Kristal utama yang sering ditemukan dlam cairan sendi adalah monosodium
urat pada kasus gout dan kristal calcium phyrophosphate (CPPD) pada
pseudogout.

III. Pemeriksaan kimia


Pemeriksaan kimia dilakukan pada cairan supernatan cairan sendi yang didapatkan
dengan memutar 3 ml cairan pada kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah :
• Kadar protein total : dalam g/dl
• Kadar glukosa cairan : dalam mg/dl
• Kadar asam urat cairan : dalam mg/d

IV. Pemeriksaan mikrobiologi


a. Pewarnan Gram
Bagian sedimen cairan sendi dibuat sediaan di atas objek glass dan dilakukan
pewarnaan Gram untuk melihat adanya kuman/jamur penyebab radang sendi

Hasil Praktikum

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai