Anda di halaman 1dari 11

CURRENT ISSUE AKK

REVIEW JURNAL

DISUSUN OLEH :

RIMA EKA JULIARTI (K011171306)

DEPARTEMEN ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
REVIEW JURNAL 1

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul Jurnal :
A Study on the Implementation of Universal Health Coverage Improvement
in Coastal Communities in Selayar Islands Regency, South Sulawesi,
Indonesia.
2. Volume/Issue/Tahun Jurnal :
Volume 24/Issue 7/2020
3. Penulis :
Amran Razak, Muhammad Alwy Arifin, Sukri Palutturi, Zuardin, Alfiah
Ramadhani Amran, Ahmad Yani.
4. Nama Jurnal :
International Journal of Psychosocial Rehabilitation
B. HASIL REVIEW
1. Latar Belakang :
Di beberapa kabupaten / kota, kepesertaan Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN/KIS) atau National Health Insurance System (NHIS) sudah
mencakup 100% termasuk Kabupaten Kepulauan Selayar yang telah
mendapatkan UHC Award 2018 karena berhasil meng-cover 100% jaminan
kesehatan penduduk melalui kepesertaan JKN/KIS yang dikelola oleh
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau Social Security Agent
of Health (SSAH). Cakupan 100% penduduk dalam partisipasi SSAH
sangat menggembirakan, namun tidak dapat diartikan bahwa mereka telah
memenuhi hak dasarnya dalam mengakses dan menikmati pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terlindungi secara finansial. Menurut WHO,
ada 3 dimensi UHC yang harus dipenuhi yaitu cakupan penduduk, cakupan
layanan, dan perlindungan finansial. Artinya, reward UHC hanya memenuhi
satu dimensi, yaitu cakupan penduduk.
2. Tujuan :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi
Universal Health Coverage (UHC) pada komunitas nelayan di Kabupaten
Kepulauan Selayar berdasarkan 3 dimensi UHC yaitu keanggotaan,
pelayanan dan perlindungan finansial yang difokuskan pada nelayan
penerima bantuan iuran (PBI) – JKN/KIS.
3. Metode :
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain
deskriptif-eksploratif. Desain dipilih sesuai dengan tujuan penelitian ini
yaitu tidak hanya mendeskripsikan pelaksanaan UHC di komunitas
nelayan tetapi juga mendalami dimensi cakupan UHC dimana setiap
orang mendapatkan kualitas.
b. Informan Penelitian
Informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah mereka yang
terkait dengan kebijakan Universal Health Coverage (UHC) yang terdiri
dari 4 informan kunci dan 10 informan lainnya (n = 14).
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui Diskusi Kelompok Terfokus
atau Focus Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam. FGD
dipilih berdasarkan kelompok keanggotaan JKN/KIS pada masyarakat
nelayan di Kabupaten Kepulauan Selayar yang dibagi menjadi 2
kelompok FGD yaitu kelompok nelayan / istri nelayan yang tinggal di
pesisir kota dan yang tinggal di pulau, setiap FGD terdiri dari 12 peserta
(n = 24).
d. Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis isi (content analysis) untuk
menganalisis fenomena yang ditemukan dalam penelitian ini.
4. Hasil :
a. Cakupan Penduduk
Cakupan penduduk meliputi seberapa besar penduduk memiliki
akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkeadilan dimana setiap
warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan medisnya.
Berdasarkan hasil diskusi kelompok terarah (FGD) terungkap bahwa
masih terdapat peserta yang belum memiliki kartu JKN/KIS. Mereka
menyatakan alasannya adalah karena mereka tidak tahu bagaimana
memproses atau mendapatkan kartu tersebut.
Di samping itu, juga dinyatakan bahwa penggunaan kartu JKN/KIS
tidak merata karena sejak awal ada yang salah sasaran, sejak awal
kepemilikan kartu JKN/KIS, sehingga ada masyarakat yang sejatinya
stabil secara finansial akhirnya termasuk dalam kelompok keluarga tidak
mampu, sebagai Penerima Iuran Bantuan (PBI). Hal ini perlu diatasi
dengan pendataan ulang.
Selain itu, dinyatakan bahwa kepemilikan kartu JKN/KIS terkadang
dijadikan sebagai nilai jual politik untuk pemungutan suara, mulai dari
pemilihan kepala desa, pemilihan kepala daerah, pemilihan umum,
hingga pemilihan presiden.
b. Cakupan Layanan
Cakupan pelayanan meliputi seberapa lengkap kualitas manfaat
pelayanan kesehatan yang diterima penduduk sesuai dengan medisnya
seperti kemudahan mengakses pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga
kesehatan dan fasilitas / alat kesehatan serta ketersediaan obat-obatan.
Berdasarkan hasil FGD, kelompok 1 mengusulkan ketersediaan
fasilitas “ambulans laut” untuk pasien gawat darurat. Beberapa informan
kunci mengakui adanya beberapa “kapal puskesmas” yang tersedia,
namun dinilai tidak efisien dan efektif, terutama melayani pasien gawat
darurat dari berbagai pulau kecil di perairan Selayar.
Hasil FGD kedua kelompok secara umum tidak mempersoalkan
kemampuan dokter dan paramedis, sarana kesehatan, dan kecukupan
obat. Salah satu alasannya karena mereka diberikan pelayanan kesehatan
gratis. Hal ini juga didukung oleh besarnya anggaran pemerintah daerah
(APBD) untuk pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) bagi
pasien yang tidak mampu atau membutuhkan. Rumah sakit tidak
terganggu dengan keterlambatan klaim pelayanan kesehatannya ke Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
c. Perlindungan Finansial
Perlindungan finansial berupa seberapa besar perlindungan finansial
yang diukur dari proporsi biaya kesehatan yang dibayarkan oleh rumah
tangga (out of pocket). Dalam studi ini, tiga masalah diangkat: klaim atas
layanan ambulans darat, tindakan medis mendesak, dan biaya obat.
Berdasarkan hasil FGD, diketahui bahwa karena mahalnya biaya
layanan ambulans, terkadang keluarga pasien menemui anggota DPRD
untuk meminta bantuan terkait biaya layanan ambulans. Mereka
menawarkan jaminan bahwa mereka akan dibayar kembali setelah ada
pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan.
Keprihatinan peserta FGD tersebut terungkap saat membahas
munculnya masalah pasien ketika harus dirujuk ke rumah sakit yang
lebih besar di ibu kota provinsi, di mana pasien harus menjalani operasi.
Terkadang dokter atau rumah sakit memberikan informasi awal atau
persetujuan prosedur medis pada saat akan menjalani operasi, sehingga
cukup membingungkan bagi pasien dan keluarganya. Salah seorang
peserta FGD di desa pesisir juga mengaku pernah membayar separuh
biaya pengobatan saat anaknya dirawat di rumah sakit swasta di
Makassar. Ia menilai hal ini bisa meringankan biaya obat, namun karena
besarnya biayanya yang cukup besar hingga jutaan rupiah maka dirasa
cukup memberatkan.
5. Kelebihan :
a. Penulis memaparkan dengan jelas tentang latar belakang dari
permasalahan diadakannya penelitian ini.
b. Metode dijelaskan secara rinci beserta alasan memilih metode tersebut.
c. Hasil wawancara selama penelitian berlangsung dilampirkan secara rinci.
d. Dilengkapi dengan perbandingan dari hasil penelitian lain.
6. Kekurangan :
Hasil penelitian tidak dibahas per-point, melainkan langsung berbentuk
paragraf yang tidak dilengkapi dengan sub-judul pembahasan.
REVIEW JURNAL 2

A. IDENTITAS JURNAL
1. Judul Jurnal :
Studying Cases of Handling Stunts in Enrekang District: Political
Commitments and Policy of Becoming SDGs.
2. Volume/Issue/Tahun Jurnal :
Volume 5/Issue 7/Juli, 2020
3. Penulis :
Sri Harpina, Amran Razak, Syamsuddin, Muhammad Alwy Arifin, Sukri
Palutturi, Arifin Seweng.
4. Nama Jurnal :
International Journal of Innovative Science and Research Technology
B. HASIL REVIEW
1. Latar Belakang :
a. Di Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan menempati urutan keempat
dalam jumlah penderita stunting, dan Kabupaten Enrekang memiliki
penderita stunting tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan.
b. Indonesia berada di peringkat 10 dari 45 negara terkait Hunger and
Nutrition Commitment Index (HANCI). Indonesia menempati peringkat
ke-10 dalam hal komitmen untuk mengatasi masalah gizi / Nutrition
Commitment Index (NCI) dan peringkat ke-17 untuk komitmen
mengurangi kelaparan atau Hunger Reduction Commitment Index
(HRCI). Dari hasil survei tersebut, Indonesia dikategorikan sebagai
negara dengan tinggi persentase balita stunting (30-39%) tetapi hanya
memiliki komitmen politik tingkat menengah yang sama dengan Mali.
2. Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komitmen politik Pemerintah
Kabupaten. Enrekang dalam mengatasi masalah stunting untuk mencapai
target SDG.
3. Metode :
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis
penelitian studi kasus.
b. Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini sebanyak 11 orang yang dipilih
dengan teknik purposive sampling.
c. Pengumpulan dan Validasi Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, telaah
dokumen dan pengumpulan, serta validasi data menggunakan metode
triangulasi.
4. Hasil :
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah
Kabupaten Enrekang mengenai kebijakan dan anggaran dalam
penanggulangan stunting sudah cukup baik. Indikator prevalensi stunting
merupakan indikator kinerja utama dalam RPJMD Kabupaten Enrekang
dengan target tahun 2023 sebesar 19,5%. Anggaran kegiatan akan
meningkat 74% pada tahun 2020. Komitmen anggaran dan anggaran cukup
baik pada komitmen anggaran dan kerjasama lintas sektor. Pemerintah
Kabupaten Enrekang diharapkan meningkatkan komitmen terkait
penganggaran dan kerja sama lintas sektor.
5. Kelebihan :
a. Penulis memaparkan dengan jelas dan lengkap tentang latar belakang
dari permasalahan diadakannya penelitian ini.
b. Hasil wawancara selama penelitian berlangsung dilampirkan secara rinci.
c. Hasil penelitian dibahas secara jelas lengkap.
d. Dilengkapi dengan perbandingan dari hasil penelitian lain.
6. Kekurangan :
Penulis tidak menjelaskan secara rinci terkait alasan memilih metode
yang digunakan.
REVIEW 3
A. IDENTITAS PENELITIAN
1. Judul :
Komitmen Politik Pemerintah Daerah Kabupaten Enrekang Mengatasi
Masalah Stunting Mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
2. Tahun :
2020
3. Tim Peneliti :
Amran Razak, Sukri Palutturi, Muh. Alwy Arifin

B. REVIEW
1. Latar Belakang
a. Tujuan SDGs mencakup penanggulangan stunting akhiri kelaparan,
mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi, dan memajukan
pertanian berkelanjutan.
b. Sasaran SDGs yaitu pada tahun 2030 mengakhiri segala bentuk
kekurangan gizi, pada 2025 mencapai target yang disepakati untuk anak
pendek dan kurus di bawah usia 5 tahun.
c. Indonesia pada tahun 2030 akan mengalami bonus demografi, dimana
angka produktif (15-64 tahun) mencapai 68% total populasi dan angkatan
tua (65 tahun) 9%. Sehingga stunting menjadi ancaman serius.
d. Rakerkesnas 2020 membahas fokus masalah kesehatan meliputi
AKI/AKB, pengendalian stunting, pencegahan dan penanggulangan
penyakit, GERMAS.
e. Sulsel urutan ke-4 prevalensi stunting tinggi di Indonesia, dimana baduta
capai 29,9% dengan kategori 17,1% pendek dan 12,8% sangat pendek,
balita 30,1%. Kasus stunting tertinggi Kabupaten Enrekang 26,7%,
termasuk salah satu dari 100 Kab/Kota prioritas penanggulangan
stunting.
f. Sejauhmana peran Pemda Kabupaten Enrekang dan komitmen politik
lokal berupa ketersediaan aturan dan perencanaan program, alokasi
anggaran, implementasi program dan sinergitas lintas sektor yang
mendukung penurunan stunting.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengkaji komitmen politik Pemda Kab. Enrekang dalam
mengatasi masalah stunting untuk mewujudkan SDG
b. Tujuan Khusus
1) Mengkaji ketersediaan aturan dan perencanaan program
2) Mengkaji alokasi anggaran
3) Mengkaji implementasi program
4) Mengkaji sinergitas lintas sektor
Dalam menanggulangi masalah stunting di Kab. Enrekang mewujudkan
SDGs.
3. Metode Penelitian
a. Waktu dan Lokasi
Mei-Juli, 2020 di Kab. Enrekang
b. Pendekatan, desain dan pengumpulan data
1) Penelitian kualitatif
2) Desain studi kasus
3) Pengumpulan data: wawancara mendalam, FGD, pengamatan dan
dokumenter.
c. Sumber data dan instrument
1) Laporan pemerintah : Data stunting Kab. Enrekang
2) Buku referensi
3) Jurnal ilmiah
4) Peneliti sebagai instrumen utama
d. Informan : Rumah tangga/keluarga stunting
e. Informan Kunci : Bupati/wakil bupati, Ketua DPRD/wakil ketua, Ketua
Komisi terkait/anggaran, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Pertanian,
NGO terkait.
f. FGD : Tim Gerak Cepat (TGC) Kabupaten (lintas sektor) – gizi buruk &
stunting.
g. Variabel
1) Ketersediaan aturan dan perencanaan program
2) Implementasi program
3) Alokasi anggaran (APBN/APBD)
4) Sinergitas lintas sektor
4. Target Output
a. Publikasi Journal Internasional terindeks scopus dan tercatat di Scimago
b. Prosiding Seminar Internasional/nasional
c. Invited speaker seminar/internasional
d. Buku ajar

Anda mungkin juga menyukai